Anda di halaman 1dari 15

PRESENTASI KASUS

STASE K3 DAN ERGONOMI


MEGA ANDALAN KALASAN

ANDRI ADI ALFAHJRI .J


1610306032

PROFESI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ‘AISYIAH YOGYAKARTA
2017
Work environment hazard control program
Alat Pelindung Diri

Pengelasan
Painting
Assembling
 Sepatu boot
 Sarung tangan
 Kacamata
 Sarung tangan  Kacamata
 Masker khusus
 Pelindung bising
 Kacamata khusus
 Sarung
 Pelindung muka
 Masker
 Baju khusus tangan
Work environment Hazard
Gedung bagian Pengelasan, Penghalusan, Pengecatan, Assembling. MAK kalasan
memproduksi bed untuk home care, produk yang dihasilkan di ekspor ke jepang.
Setelah mengamati proses kerja dari 4 unit tersebut, kami mengidetifikasi potensi
bahaya di lingkungan kerja sebagai berikut :
• Pada bagian pengelasan pekerja menerima lingkungan kerja yang panas, yang
berpotensi pada dehidrasi, polusi suara, cipratan percikan api yang dapat
mengenai kulit dan mata, low back pain.
• Pada bagian pengecatan, pekerja terpapar dengan bahan kimia yang dapat
membahayakan kulit dan pernafasan baik dalam jangka pendek- jangka panjang.
• Pada bagian assembling, potensi terkena serpihan besi saat perakitan.
Antropometri
Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis
dalam suatu perancangan produk maupun sistem kerja yang akan
memerlukan interaksi manusia. Antropometri merupakan pengukuran
dimensi tubuh dengan sistem kerja
Nama : tn Wahid Setiawan
Umur : 27 tahun
Status Pekerjaan : Bekerja di MAK sudah 9 tahun dari tahun
2008

N Dimensi Tubuh : Dimensi Tempat cm


o Kerja
1 Tinggi siku : meja 107 :
80
2 Jangkauan tangan : lebar meja 71 :
111
3 Jangkauan tangan : panjang meja 71 :
226
Job Safety Analysis
Nama :tn Wahid Setiawan
Umur :27 tahun
Status Pekerjaan :Bekerja di MAK sudah 9 tahun dari tahun
2008

Metode analysis menggunakan REBA (Rapid Entire Body


Assesment), merupakan sebuah metode yang digunakan
untuk menilai tingkat resiko dari sebuah posture kerja.
REBA membagi bagian tubuh menjadi 6 bagian yaitu
thrunk, neck, legs, upper arms dan lower arms. Dalam
gambar tersebut, dapat kita ketahui tn wahid bekerja
dengan fleksi cervical rotasi sinistra dan fleksi lumbal
setelah menganalisis menggunakan REBA di peroleh skor
yaitu 7 (mungkin deperlukan adanya perbaikan).
Work Musculosceletal Disorders (WMSD’s)
pathomechanic & risk factors

WMSD’S yaitu kondisi gangguan musculosceletal pekerja yang diakibatkan oleh posture dan
gerakan tubuh yang buruk, berulang, oveuse dan terakumulasi. Untuk menganalisis kondisi
musculosceletal saat bekerja, kami menggunakan Questionnaire Nordic Body Map.
Nama : Hernawan
Bagian : Pengelasan
Lama bekerja : 1 tahun
Dari hasil kuesionaire yang diberikan diperoleh skor : 26 ( Mungkin diperlukan tindakan
perbaikan)
Sick Building Syndrome
Merupakan gangguan-gangguan tidak spesifik tetapi khas yang diderita
oleh individu selama berada di dalam gedung-gedung industri,
perkantoran, perdagangan dan rumah tinggi.
Proses Fisioterapi pada Biomekanik Kerja

Nama : tn Wahid Setiawan


Umur : 27 tahun
Bagian : Pengelasan Bekerja di MAK sudah 9 tahun dari tahun 2008
Dalam gambar tersebut, dapat kita ketahui tn wahid bekerja dengan fleksi
cervical rotasi sinistra dan fleksi lumbal, secara biomekanik tubuh terjadi
kerja statis pada otot cervical sedangkan pada lumbal terjadi kontraksi
eksentrik
pada otot lower back sehingga kerja otot cukup signifikan. Jika dalam posisi
tersebut dalam waktu lama, berpotensi perubahan postural vertebrae yaitu
flat back pada lower back, back pain dan spasme upper trapezius yang
berpotensi akan menurunnya daya tahan pekerja pada posisi tersebut.
EVALUASI
1. Kurangnya rambu-rambu larangan akan bahaya di lingkungan kerja (tegangan listrik tinggi, rambu pengingat untuk
selalu menggunakan APD, rambu pengingat bahaya, rambu tentang alat pekerja yang membahayakan)
2. Kurangnya rambu-rambu d lingkungan kerja akan pentingnya menggunakan alat pelindung diri untuk keselamatan
kerja pekerja.
3. Penyediaan mobil tanggap jika ada pekerja yang harus dilarikan ke RS segera
4. Terjadinya kecelakaan kerja pada bagian pengelasan tertimpa tabung dan dilarikan ke rumah sakit
5. Kurang ergonominya meja kerja pada unit pengelasan dimana posisi kerja lebih banyak membungkuk karena meja
kerja di rancang lebih rendah dari pada siku.
6. Kurangnya pengetahuan pekerja bagaimana cara mengangkat barang yang baik agar tidak membebani tubuh.
7. Menganalisis resiko yang timbul dari posture kerja menggunakan Rapid Entire Body Assesment (REBA) didapatkan
pada unit pengelasa diperoleh skor 7 ( Medium Risk).
8. Beban kerja pada unit pengelasan dan unit assembling dengan menggunakan skala granjean diperoleh angka 54
denyut/menit dan 60 denyut/menit yang dalam skala granjean termasuk Ringan.
9. Untuk menganalisis kondisi musculosceletal saat bekerja menggunakan Questionnaire Nordic Body Map, hasil di
dapatkan bahwa pekerja pada unit pengelasan dan assembling tidak mengalami gangguan berarti pada fungsi
musculosceletal.
10. Untuk menganalisis work fatigue, kami menggunakan Questionnaire 30 item of rating scale diperoleh hasil bahwa
tidak adanya kelelahan yang berarti pada pekerja sehingga belum diperlukan adanya tindakan perbaikan.
11. Di PT. MAK di dapatkan tidak adanya gejala terjadinya Sick Building Syndrome.
SARAN

1. Perlunya tambahan rambu-rambu larangan atau peringatan bahaya dan kesadaran


menggunakan APD
2. Untuk mengantisipasi kurang ergonominya meja kerja dengan pekerja pada unit
pengelasa disarankan pekerja menggunakan korset pinggang atau melakukan
peregangan otot sebelum dan sesudah kerja
3. Memberikan edukasi kepada pekerja bagaimana mengangkat barang yang baik.
4. Perlu pengkajian lebih lanjut tentang polusi udara pada unit pengecatan. Apakah
diperlukan alat penyalur udara untuk di alirkan keluar (Blower).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai