Anda di halaman 1dari 25

SKIZOFRENIA

PARANOID
Indah Irmawati
105101106120
dr. Irma Santy, Sp.KJ
STATUS PASIE

Nama : Nn Y
Jenis Kelamin : perempuan
Nn. Y Tanggal Lahir : Takalar, 12 Desember 2000
Status Perkawinan : belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Ballo II, Patallassang , Takalar
Dikirim Oleh : Tn. S (ayah kandung)
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Mengamuk, Gelisah

Riwayat Gangguan Sekarang


Seorang perempuan berusia 21 tahun dibawa ke Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi (RSKD
DADI) diantar oleh keluarga dengan keluhan mengamuk, dialami sejak ± 10 hari yang lalu dan
memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien melempar termos, piring dan merobek dinding kasur
serta merusak pintu WC tetangga. Pasien merasa tertekan bila berada dirumah dan pasien merasa
sering diceritai oleh orang-orang. Pasien mudah tersinggung dan sering marah-marah. Tidur baik
makan baik dan mandi jarang.
Awal perubahan perilaku ± 2 tahun yang lalu saat bapak pasien masuk RS karena hipertensi.
Setelah itu pasien muntah serta merasa sakit dada dan mulai melihat mahluk halus dan mendengar
suara bisikan, juga mencium bauh aneh yang sulit diinterpretasikan oleh dirinya sendiri. Riwayat
pasien dibawah ke tempat ruqyah. Riwayat berobat di poli jiwa RSUD Takalar tidak diketahui
keluarga
.
.
HENDAYA/STRESSOR

Hendaya Sosial Hendaya waktu


senggang
01 Ada
02
Tidak Ada

Hendaya Pekerjaan Stressor psikososial


03 Ada
04 Masalah keluarga (orangtua
bercerai)
RIWAYAT
Riwayat
Riwayat Penyakit Riwayat gangguan
Penggunaan Zat
Dulu Psikiatri Sebelumnya
Psikoaftif
Riwayat psikiatrik
Infeksi : tidak ada sebelumnya pasien mengaku
Narkoba/sabu: tidak ada
Kejang : tidak ada pernah berobat di poli jiwa
Alcohol : tidak ada
Trauma : tidak ada RSUD Takalar dan
Rokok : tidak ada
mendapatkan obat biru 3x1
dan putih 1x1 namun tidak
diketahui oleh orangtua
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Prenatal & Perinatal Masa Remaja


Lahir normal di rumah, dibantu
oleh dukun, cukup bulan, tumbuh
1 3 Pasien menempuh pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
selesai namun tidak melnajutkan
kembang baik pendidikan selanjutnya

Masa Kanak Masa Dewasa


Pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan usianya
2 4 Riwayat pendidikan pasien SD,
SMP, SMA di takalar. Tidak
berkeja. Belum menikah.
RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA

Riwayat
Riwayat Situasi
Keluarga
Sekarang
Pasien merupakan anak ke 1 dari 3 Pasien tinggal di Takalar bersama
bersaudara (♂,♀,♂) ayah, dan saat ini sedang dirawat
Orang tua bercerai 2 tahun yang lalu di bangsal cempaka RKSD Dadi
Ibu kandung juga mengalami
skizofrenia
Persepsi Pasien Tentang Diri & kehidupannya

Pasien menyadari dirinya sakit dan


membutuhkan pengobatan
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Seorang perempuan tampak wajah sesuai dengan usianya (21 tahun), perawakan sedang, perawatan
kurang, memakai jilbab, masker celana dan baju serba hitam, gizi pasien kesan cukup, cara berjalan
normal, kulit berwarna gelap. Kontak mata dan verbal ada.

Kesadaran
Kuantitas : Compos mentis
Kualitas :berubah ( hendaya berat dalam menilai realita)
1. Ada gannguan isi pikir (halusinasi auditorik, visual dan olfaktori)
2. Ada gangguan persepsi ( waham somatik, waham paranoid yaitu waham persekutorik dan
waham referensi)

Perilaku & Aktifitas Motorik


Dalam batas normal

Sikap Terhadap Pemeriksa


Kooperatif
STATUS MENTAL

Keadaan Afektif Kognitif


Konsentrasi dan perhatian : Baik
Mood : Eutimik
Afek : terbatas
Pikiran abstrak : Baik
Keserasian : appropriate Empati Bakat kreatif : main bulu tangkis
: tidak dapat dirabarasakan Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
Daya ingat Orientasi
Jangka Panjang : Baik Waktu : Baik
Jangka Sedang : Baik Tempat : Baik
Jangka Pendek : Baik Orang : Baik
Jangka Segeera : Baik
STATUS MENTAL
Gangguan Persepsi Daya Nilai & Tilikan
Halusinasi Auditorik ( pasien mengaku dapat
mendengar suara bisikan-bisikan), Visual (pasien
mengaku dapat melihat mahluk halus berupa Norma Sosial : Baik
bayangan perempuan dan bayangan yang
menyerupai ayahnya) Olfaktori (pasien mengau Uji Daya Nilai : Baik
sering mencium bau-bau aneh yang tidak dapat Tilikan : Derajat 6
diinterpretasikan)

Gangguan Pikiran Taraf Dapat


Arus pikiran irrelevan, Waham somatik (pasien
merasa ada jin di saraf kepalanya) Waham
Dipercaya
persekutorik ( paisen merasa dibicarakan oleh
orang lain) Dapat Dipercaya
Waham referensi (pasien merasa saat menonton
TV orang membicarakan tentang dirinya)
PEMERIKSAAN FISIK

Satus Internus
Status Neurologis

Keadaan Umum : Baik GCS : E4M6V5


Kesadaran : Composmentis
TTV : Dalam batas normal
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Skizofrenia
paranoid AXIS 1 1
Tidak ada ciri
Dari status
2 AXIS II gangguan
internus dan kepribadian khas
neurologi, sampai
saat ini pasien
AXIS III 3
Masalah psikososial
tidak mengalami gangguan saat ini
gangguan organik 4 AXIS IV adalah orangtua
bercerai dan pasien
GAF Scale 50-41
(Gejala berat,
AXIS V 5 tidak dapat menerima
kenyataan tersebut,
disabilitas berat) juga ibu juga memiliki
penyakit skizofrenia
Axis I
- Berdasarkan autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status mental, ditemukan adanya gejala
klinis yang bermakna yaitu mengamuk, pola perilaku gelisah, mendengar suara, melihat bayangan, dan
keyakinan yang salah pada dirinya. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien,
keluarga, dan masyarakat sekitar. Didapatkan juga hendaya (disability) pada fungsi
peerkerjaan/pendidikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan jiwa
- Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa waham
dan halusinasi sehingga pasien digolongkan dengan Gangguan Jiwa Psikotik
- pada pemriksaan status iternus dan nuerologik tidak ditemukan adanya kelainan, sehingga kemungkinan
adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan didiagnosis Gangguan Jiwa Non Organik
- Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didaptkan gangguan
persepsi berupa halusinasi auditorik, visual dan olfaktori serta gangguan isi pikir berupa waham
somatik, waham persekutorik, dan waham referensi. Dimana gejala dirasakan sejak 2 tahun, sehingga
memenuhi diagnosis Skizofrenia (ICD-10/PPDGJ III : F 20). Pada pasien ini sangat menonjol
halusinasi dan wahamnya, dan tidak didapatkan pembicaraan yang kacau, sehingga berdasarkan
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis dapat diarahkan pada
Skizofrenia Paranoid (ICD-10/PPDGJ III F 20)
Axis II

Ditujukan untuk melaporkan gangguan kepribadian dan retradasi mental: Tidak ada
gangguan kepribadian yang khas
Axis III

Melaporkan kondisi medis umum yang tengah terjadidan secara potensial relavan dengan pemahaman atau
penanganan gangguan mental seseorang :
Dari status internus dan neurologi, sampai saat ini pasien tidak mengalami gangguan organik
Axis IV

Ditujukan untuk melaporkan problem psikososial dan lingkungan yang mungkin mempengaruhi diagnosis,
pengobatan, dan prognosis gangguan mental :
Masalah psikososial gangguan saat ini adalah orangtua bercerai dan pasien tidak dapat menerima
kenyataan tersebut, juga ibu juga memiliki penyakit skizofrenia
Axis V

Penilaian fungsi secara global :


GAF Scale 50-41 (Gejala berat, disabilitas berat)
TERAPI

FARMAKOTERAPI Suportif dan Sosioterapi

- Suportif memberikan penjelasan dan


Quetiapin 200 mg/12 jam/oral pengertian kepada pasien sehingga dapat
Depacote 250 mg /12 jam/oral membantu pasien dalam memahami dan
Clozapin 25 mg/ 12 jam/ oral menghadapi penyakitnya, serta memotivasi
pasien agar mau minum obat secara teratur
- Sosioterapi Memberikan penjelasan
kepada orang-orang terdekat pasien
sehingga bisa memberikan dukungan moral
serta menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk membantu proses
penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
DISKUSI
Skizofrenia adalah gangguan yang berlangsung selama minimal 6 bulan dan mencakup setidaknya 1 bulan
gejala fase aktif. Sementara itu gangguan skizofrenia dikarakteristikan dengan gejala positif (delusi dan
halusinasi), gejala negatif (apatis, menarik diri, penurunan daya pikir, dan penurunan afek), dan gangguan
kognitif (memori, perhatian, pemecahan masalah, dan sosial). Terdapat beberapa tipe dari skizofrenia
(Paranoid, hiberfrenik, katatonik undifferentiated, dan Residual).

Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), skizofrenia paranoid dapat
ditegakkan apabila memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia, ditambah dengan :
1. Halusinasi atau waham harus menonjol, berupa suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah atau halusinasi auditroiktanpa bentuk verbal, atau halusinasi penciuman atau
pengecapan rasa atau bersifat seksual, halusinasi visual mungkin ada namun jarang menonjol dan
waham dapat berupa hampir setiap jenis tapi waham dikendalikan, dipengaruhi, passivity, atau kejar
yang paling khas.
2. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak
nyata/tidak menonjol
DISKUSI

Pada pemeriksaan yang dilakukan didapatkan pasien memiliki gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik (pasien
mengaku mendengar suara bisikan), halusinasi visual ( pasien mengaku melihat bayangangan perempuan dan
bayangan yang menyerupai ayahnya), halusinasi olfaktori (pasien sering mecium bau-bau aneh yang sulit
diinterpretasikan oleh dirinya sendiri). Gangguan isi pikir yaitu waham somatik (pasien merasa ada jin di saraf
kepalanya), waham persekutorik ( pasien merasa dibicarakan oleh orang lain), waham referensi ( pasien merasa sedang
dibicarakan pada saat menonton TV). Gejala-gejala ini telah berlangsung lebih dari satu bulan sehingga diagnosis
diarahkan ke skizofrenia paranoid.
Pada pasien ini diberikan terapi Quetapine dan Klozapin dimana kedua obat tersebut termasuk antipsikotik generasi
kedua (atypical) berkerja dengan memblok reseptor D2 di jalur mesolimbik dopamin pathways sehingga menurunkan
hiperaktivitas dopamin, selain itu memblok serotonin terutama dijalur mesokortikal, nigostriatal dan
tuberoinfundibular, sehingga efektif untuk gejala positif seperti halusinasi dan waham, namun rendah efek samping
dalam hal penurunan kognitif, gejala ekstrapiramidal, dan hiperprolaktinemia. Selain itu pasien diberikan terapi Mood
stabilizer yaitu Depacote, mengandung asam valproat dimana mekanisme kerjanya yaitu merubah ion kanal natrium
dengan menghambat kerja enzim yang mengatur masuknya ion natrium, sehingga ion natrium berkurang masuk
kedalam sel yang menyebabkan berkurangnya eksitasi glutamat ( efek antimania). Efek samping dapat berupa
gangguan pencernaan (mual, muntah, dan mengantuk), penambahan berat badan dan mengalami kerontokan. Pada
wanita sering didapatkan efek gangguan pada menstruasi, hiperandrogensim, obesitas dan resisten hormon insulinPada
pasien ini diberikan terapi Quetapine dan Klozapin dimana kedua obat tersebut termasuk antipsikotik generasi kedua
(atypical) berkerja dengan memblok reseptor D2 di jalur mesolimbik dopamin pathways sehingga menurunkan
hiperaktivitas dopamin, selain itu memblok serotonin terutama dijalur mesokortikal, nigostriatal dan
tuberoinfundibular, sehingga efektif untuk gejala positif seperti halusinasi dan waham, namun rendah efek samping
dalam hal penurunan kognitif, gejala ekstrapiramidal, dan hiperprolaktinemia.
Selain itu pasien diberikan terapi Mood stabilizer yaitu Depacote, mengandung asam valproat dimana mekanisme
kerjanya yaitu merubah ion kanal natrium dengan menghambat kerja enzim yang mengatur masuknya ion natrium,
sehingga ion natrium berkurang masuk kedalam sel yang menyebabkan berkurangnya eksitasi glutamat ( efek
antimania). Efek samping dapat berupa gangguan pencernaan (mual, muntah, dan mengantuk), penambahan berat
badan dan mengalami kerontokan. Pada wanita sering didapatkan efek gangguan pada menstruasi, hiperandrogensim,
obesitas dan resisten hormon insulin
Refferensi

1. Hendransyah F, 2016. Diagnosis and Management of the Paranoid Schizophrenia with Positive and Negative
Symptoms. Journal Medula Unila. Vol 4. No. 3
2. Rusdi Maslim. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran
Jiwa FK Unika Atma Jaya.
3. Muslim R. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Ed3. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika-Atma
Jaya Jakarta 2007.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai