Anda di halaman 1dari 14

NEGARA HUKUM

Oleh :
Agus Salim Syurah, S.Kep.,M.Si

SEMESTER IV
STIKes IBNU SINA
PENGERTIAN NEGARA
Berikut ini konsep Pengertian Negara modern yang dimukakan
oleh beberapa tokoh, antara lain :
 Roger H. Soltau (1961), mengemukakan bahwa Negara adalah
sebagai alat agency atau wewenang / authority yang mengatur
atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama
masyarakat.
 Harold J. Lasky (1947), bahwa negara adalah merupakan suatu
masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa dan yang merupakan bagian dari
masyarakat itu.
 Mariam Budiardjo (1985), bahwa negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah
pejabat dan berhasil menuntut dari warganya ketaatan pada
peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol)
monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh
berbagai filsuf tentang negara, maka dapat
disimpulkan bahwa semua negara memiliki unsur-
unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur negara
adalah meliputi :
 Wilayah atau daerah teritorial yang sah,
 Rakyat, yaitu suatu bangsa sebagai pendukung
pokok negara dan tidak terbatas hanya pada salah
satu etnis saja,
 Pemerintahan yang sah diakui dan berdaulat.
KONSTITUSI INDONESIA
 Pengantar
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian
ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang melontarkan ide untuk
melakukan amandemen terhadap UUD 1945.
Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut
didasarkan pada suatu kenyataan sejarah selama masa Orde
Lama dan Orde Baru, bahwa penerapan terhadap pasal-pasal
UUD memiliki sifat “multi interpretable” atau dengan kata lain
berwahyu arti, sehingga mengakibatkan adanya sentralisasi
kekuasaan terutama kepada presiden
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh
bangsa Indonesia sejak tahun 1999, dimana
amandemen pertama dilakukan dengan
memberikan tambahan dan perubahan terhadap
pasal 9 UUD 1945. kemudian amandemen
kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen
ketiga dilakukan pada tahun 2001, dan
amandemen terakhir dilakukan pada tahun
2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus
2002.
 Hukum Dasar Tertulis (Undang-undang Dasar)
Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa
pengertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu,
hukum dasar tertulis (Undang-undang Dasar) dan
hukum tidak tertulis (convensi). Oleh karena itu
sifatnya yang tertulis, maka Undang-undang Dasar itu
Rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
Undang-undang Dasar menurut sifat dan fungsinya
adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan
suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut.
 Hukum Dasar yang Tidak Tertulis (Convensi)
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
Convensi ini mempunyai sifat-sifat, sbb :
1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara.
2. Tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar dan
berjalan sejajar.
3. Diterima oleh seluruh rakyat
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan
sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam
Undang-undang Dasar.
 Konstitusi

Disamping pengertian Undang-undang Dasar,


dipergunakan juga istilah lain yaitu “Konstitusi”.
Istilah berasal dari bahasa Inggris “Contitution” atau
dari bahasa Belanda “Constitutie”. Terjemahan dari
istilah tersebut adalah Undang-undang Dasar.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari
pada pengertian Undang-undang Dasar, karena
pengertian Undang-undang Dasar hanya meliputi
kontitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat
kontitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam
Undang-undang Dasar.
 Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945
Hasil Amandemen 2002
Sistem pemerintahan negara Indonesia sebelum
dilakukan amandemen dijelaskan secara terinci dan
sistematis dalam penjelasan Undang-undang Dasar
1945. Sistem pemerintahan negara Indonesia ini
dibagi atas tujuh yang secara sistematis merupakan
pengejawantahan kedaulatan rakyat oleh karena itu
sistem pemerintahan negara ini dikenal dengan tujuh
kunci pokok sistem pemerintahan negara.
Walaupun tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara
menurut penjelasan tidak lagi merupakan dasar yuridis,
namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami perubahan.
Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut
adalah :
1. Indonesia ialah Negara Yang Berdasarkan Atas Hukum
(Rechtstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat.
4. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang
Tertinggi di samping MPR dan DPR.
5. Presiden Tidak bertanggungjawab Kepada DPR.
6. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak
Bertanggungjawab Kepada DPR.
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas.
 Negara Indonesia adalah Negara Hukum
Menurut Penjelasan UUD 1945, negara Indonesia adalah
negara Hukum, negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan
bukan berdasarkan atas kekuasaan.
Ciri-ciri suatu negara Hukum adalah :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh atau kekuatan lain
dan tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan
hukumnya dapat dipahami dapat dilaksanakan dan aman dalam
melaksanakannya.
RULE OF LAW DAN HAM
 Pengertian Rule Of Law dan Negara Hukum
Pengertian Rule Of Law dan negara Hukum pada
hakikatnya sulit dipisahkan. Ada sementara pakar
mendeskripsikan bahwa pengertian negara hukum dan
Rule Of Law itu hampir dapat dikatakan sama, namun
terdapat pula sementara pakar menjelaskan bahwa
meskipun antara negara hukum dan Rule Of Law tidak
dapat dipisahkan namun masing-masing memiliki
penekanan.
Menurut Philipus M. Hadjon bahwa negara hukum yang
menurut istilah Belanda rechtstaat lahir dari suatu perjuangan
menentang absolutisme, yaitu dari kekuasaan raja yang
sewenang-wenang untuk mewujudkan negara yang didasarkan
pada suatu peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu
dalam proses perkembangannya rechtstaat itu lebih memiliki
ciri yang revolusioner. Gerakan masyarakat yang
menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara
negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan
perundang-undangan, dan pelaksanaan dalam hubungannya
dengan segala peraturan perundang-undangan itulah yang
diistilahkan dengan Rule Of Law. Oleh karena itu menurut
Hadjon Rule Of Law lebih memiliki ciri yang evolusioner.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
TJ. UBAN, 16 NOVEMBER 2013

Anda mungkin juga menyukai