TINDAKAN
KELAS
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Muhammad Rizal Pahleviannur, S.Pd.
Saringatun Mudrikah, S.Pd., M.Pd.
Drs. Hari Mulyono, MT
Vidriana Oktoviana Bano, S.Si., M.Pd
Muhammad Rizqi, M.Pd.
Muhammad Syahrul,S.Pd.,M.Pd
Nashrudin Latif,S.Sos,MM
Ema Butsi Prihastari, M.Pd.
Khurotul Aini, S.Pd., M.Pd.I.
Zakaria, M.Pd.
Ns. Hidayati, SKM, M.Mkes
PRADINA PUSTAKA
Penelitian Tindakan Kelas
Penulis :
Muhammad Rizal Pahleviannur, S.Pd. | Saringatun Mudrikah, S.Pd., M.Pd.
Drs. Hari Mulyono, MT | Vidriana Oktoviana Bano, S.Si., M.Pd | Muhammad Rizqi, M.Pd.
Muhammad Syahrul,S.Pd.,M.Pd | Nashrudin Latif,S.Sos,MM
Ema Butsi Prihastari, M.Pd. | Khurotul Aini, S.Pd., M.Pd.I.
Zakaria, M.Pd. | Ns. Hidayati, SKM, M.Mkes
Editor :
Dr. Fatma Sukmawati, M.Pd
Dini Wahyu Mulyasari
Proofreader :
Pradina Pustaka
Desain Cover :
Tim Pradina Pustaka
Ukuran :
X, 162 Hlm
Uk : 15.5 x 23 cm
ISBN : 978-623-88036-5-1
IKAPI : 236/JTE/2022
Cetakan pertama :
September 2022
1. Wawancara Terstruktur
Wiriatmadja (2010: 118) berpendapat bahwa wawancara
terstruktur adalah suatu wawancara dimana pewawancara
tersebut sudah menyiapkan bahan wawancara terlebih
dahulu sebelum wawancara dimulai.
2. Wawancara Semiterstruktur
Wiriatmadja (2010: 81) menjelaskan bahwa wawancara
semi terstruktur merupakan bentuk wawancara yang sudah
dipersiapkan terlebih dahulu akan tetapi memberikan
keleluasaan untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak
langsung terfokus kepada pertanyaan atau bahasan, atau
mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama
wawancara berlangsung.
3. Wawancara Tak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas,
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara hanya
digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
dipertanyakan.
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka sering digunakan
dalam penelitian pendahuluan atau untuk penelitian yang
lebih mendalam tentang subjek yang diteliti. Pada penelitian
terdahulu peneliti berusaha mencari atau mendapatkan
informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan
tentang objek, sehingga peneliti mendapatkan gambaran
permasalahan yang lebih lengkap.
Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum
mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh
sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan setiap
jawaban dari responden tersebut, maka peneliti mengajukan
pertanyaan yang lebih terarah pada suatu tujuan, (Sugiono,
2014: 74).
1. Sebelum wawancara
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dipersiapkan
sebelum wawancara:
a. Kuasai terlebih dahulu tujuan dan hasil yang diharapkan
dari wawancara tersebut. Apa tujuan wawancara anda?
Mengapa perlu dilakukan wawancara? Dan apa hasil
yang diharapkan dari wawancara? Ini semua diperlukan
agar anda tidak salah dalam mengambil data, sehingga
terbuang percuma. Pahami maksud semula dari tujuan
agar wawancara anda bisa terstruktur dan sistematis
sehingga dapat membantu anda, terutama bila anda
adalah seorang pemula.
b. Susun pertanyaan dan kuasai pertanyaan wawancara
yang akan dibuat menjadi soal tujuan wawancara,
kemudian anda tentukan pertanyaan-pertanyaan secara
terstruktur dan sistematis. Buatlah pertanyaan terbuka
yang dapat membantu anda menggali jawaban lebih
dalam lagi. Dengan pertanyaan terbuka, bisa jadi anda
sudah menemukan kunci- kunci dari permasalahan atau
jawaban atas pertanyaan lain yang tidak perlu anda
tanyakan kembali. Contoh pertanyaan terbuka yakni,
“Apa pendapat bapak/ibu tentang kebijakan pemerintah
menaikkan harga BBM?’’, dibandingkan dengan anda
bertanya, “Apakah bapak/ibu setuju pemerintah
menaikkan harga BBM?”. Jika anda sudah menguasai
pertanyaan untuk kegiatan wawancara selanjutnya,
maka anda seperti sudah mengalir begitu saja dan hafal
dengan pertanyaan tersebut.
c. Tentukan pelaksanaan wawancara (waktu dan tempat)
yang disepakati antara interviewer dengan interviewee.
Buatlah kesepakatan bersama dengan orang yang akan
diwawancarai tersebut mengenai waktu dan tempat
untuk melakukan wawancara. Jika anda akan
mewawancarai public figure atau pejabat penting,
sebaiknya anda menentukan waktu untuk melakukan
wawancara jauh-jauh hari sehingga mereka dapat
mengatur jadwalnya. Perkenalkan diri anda terlebih
dahulu, maksud dan durasi wawancara. Tanyakan pula
prosedur untuk melakukan wawancara dengan beliau,
apakah perlu birokrasi surat menyurat atau cukup secara
personal?
d. Siapkan keperluan teknis wawancara, hal ini bisa
menyangkut peralatan yang akan anda gunakan agar
jangan sampai saat pelaksanaan wawancara
berlangsung, peralatan anda tidak dapat digunakan
hingga keperluan surat-menyurat untuk meminta
kesediaan bagi interviewer. Biasanya surat-menyurat
terjadi bila wawancara dilakukan kepada pejabat tinggi
harus sesuai dengan aturan dinas yang berlaku.
e. Lengkapi diri anda dengan identitas dan surat tugas
sebelum pelaksanaan wawancara, siapkan surat tugas
yang akan anda bawa dan tunjukkan pada saat
wawancara. Isi surat tugas meliputi: profil lembaga yang
mempekerjakan interviewer, profil anda sebagai
interviewer, maksud atau tujuan wawancara dan ucapan
terima kasih atas kesediaan waktu wawancara.
2. Selama Wawancara
a. Datang tepat waktu sesuai waktu yang telah disetujui.
b. Perkenalkan diri dan tunjukkan surat tugas anda.
Bukalah dengan pertanyaan informal sehingga tidak
terkesan kaku dan gugup.
c. Mintalah kesediaan interviewee untuk menggunakan alat
perekam dan dokumentasi foto bilamana diperlukan.
d. Siapkan peralatan penunjang seperti voice recorder,
buku catatan, pulpen, dan panduan pertanyaan. Semua
gaya dan teknis pewawancara dapat dilakukan oleh anda
sendiri agar terampil dan dapat menguasai kegiatan
wawancara.
e. Ajukan pertanyaan terbuka yang ringkas dan jelas
sehingga membiarkan interviewee lebih banyak
berbicara. Anda juga bisa mengklarifikasi jawaban bila
merasa tidak jelas.
3. Setelah Wawancara
a. Anda menyampaikan benang merah dari catatan yang
telah anda buat selama wawancara dan meminta
interviewer mengoreksi jika anda salah.
b. Anda juga bisa menyatakan bahwa hasil wawancara ini
masih akan diproses dan meminta kesediaan
interviewer bilamana diperlukan respons lebih dalam
atau klarifikasi untuk ditelefon atau ditanya kembali. Ini
tidak harus dilakukan bilamana anda percaya diri dengan
hasil wawancara.
c. Akhiri wawancara dengan apresiasi atas waktu dan
kesediaan interviewer telah menjadi narasumber.
d. Dokumentasikan interviewer bilamana diperlukan
dengan menggunakan kamera.
e. Bilamana ada reward atau kelengkapan administrasi
yang perlu dilakukan dapat diberikan ditahap paling
akhir wawancara, (Anonim, 2014).
Penelitian kualitatif:
- Fleksibilitas desain Penelitian kuantitatif:
penelitian - Penetapan lebih dulu
- Penekanan deskripsi desain penelitian
perubahan situasi PTK - Adanya kontrol/manipulasi
- Kesulitan mengontrol variabel
variabel - Pengolahan hasil dengan
- Ragam sudut pandang statistik
pada hasil interpretasi
Gambar 17. Posisi PTK ditinjau dari penelitian kualtitif dan kuantitatif
Penelitian tindakan kelas bersumberkan data kualitatif dan
kuantitatif. Penggunaan kedua sumber data dapat dilakukan
secara terpisah maupun bersamaan. Mengingat PTK tidak
membutuhkan analisis statistik inferensial secara mendalam
pada data kuantitatif, maka analisis data PTK lebih ditekankan
untuk menggunakan alat yang mudah dalam memberikan
makna atau prosesnya serta hasil PTK yang dijalankan.
selanjutnya, terkait teknik pengumpulan data di dalam
penelitian tindakan kelas dapat dilakukan melalui beberapa
cara.
2.
pemantauan dalam tindakan kelas adalah dapat
menemukan hal-hal sebagai berikut:
1. kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana
tindakan
2. ketercapaian tujuan tindakan berdasarkan tindakan
yang telah dilaksanakan. Jika terdapat bukti bahwa
pelaksanaan tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil,
pelaksanaan tindakan diteruskan sesuai dengan rencana.
3. Terjadinya dampak positif meskipun tidak terencana.
4. Terjadinya dampak tambahan yang negatif,
mengganggu atau merugikan. Jika ditemukan dampak
tambahan negatif dan merugikan, maka perlu ditindaklanjuti
dengan upaya mengurangi atau meniadakan sama sekali.
Sebaliknya, jika terjadi hal yang positif maka perlu diikuti
dengan upaya untuk lebih mengintensifkan.
2. Halaman Persetujuan
Sangat diperlukan dan harus diketahui dan ditandatangani
oleh pimpinan/kepala sekolah setempat.
3. Abstrak
Berisi judul, nama peneliti, uraian singkat PTK. Ditulis satu
spasi dengan jumlah kata 150-250. Biasa ukuran tulisan
lebih kecil dari isi secara keseluruhan. Disertai kata kunci
dan berapa jumlah literatur
4. Bab I: Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Pada latar belakang permasalahan hendaknya
menguraikan urgensi penanganan permasalahan yang
diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkan
fakta – fakta yang mendukung, baik yang berasal dari
pengamatan guru selama ini maupun dari kajian
pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian
terdahulu akan lebih mengokohkan argumentasi
mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang
akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu.
Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian
formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.
b. Perumusan Masalah
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui
PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini.
Masalah hendaknya benar – benar di angkat dari
masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan
perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya
permasalahan yang dimaksud baiknya bukan
permasalahan yang secara teknis metodologi di luar
jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada
hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang
dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan
refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang
perlu di tangani itu tampak menjadi perumusan masalah
tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan
masalah tersebut. Dalam bagian ini pun, sosok PTK
harus secara konsisten tertampilkan.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.
Paparkan sasaran antara dan akhir tindakan. Perumusan
tujuan harus konsisten dengan hakikat permasalahan
yang dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya.
Dengan sendirinya, artikulasi tujuan PTK berbeda dari
tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK
di bidang matematika yang bertujuan meningkatkan
prestasi siswa dalam mata pelajaran Matematika
melalaui penerapan model pembelajaran aktif course
review horay, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau
pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan
rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan
hendaknya dapat diverifikasi secara obyektif.
d. Manfaat Penelitian
Menjelaskan manfaat penelitian ini untuk
penambahan/pengembangan wawasan, manfaat aplikasi
hasil penelitian bagi keberhasilan pembelajaran siswa,
bagi guru, sekolah dan mungkin pihak lain yang relevan
dengan pemanfaatan hasil penelitian ini.
5. Bab II: Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis
a. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini diuraikan landasan substantif dalam arti
teoritis dan/atau metodologi yang dipergunakan peneliti
dalam menentukan alternatif, yang akan
diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian
ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelaku
PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku – pelaku PTK
lain di samping terhadap teori – teori yang lazim
termuat dalam berbagai kepustakaan.
b. Kerangka Pemikiran
c. Hipotesis Tindakan
6. Bab III: Metodologi Penelitian
a. Setting penelitian
Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut
dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik
dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan
wanita, latar belakang kemampuan akademik, kesulitan,
kendala dan halangan yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran, latar belakang sosial dan ekonomi yang
mungkin relevan dengan permasalahan dan sebagainya.
Aspek substantif kompetensi dan permasalahan yang
dihadapi siswa dalam mata pelajaran pada kelas yang
diteliti seperti IPA atau IPS atau Matematika kelas juga
harus dikemukakan pada bagian ini.
b. Subjek Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan jumlah dan deskripsi siswa
1) Variabel penelitian
Pada bagian ini ditentukan variabel – variabel
penelitian yang dijadikan titik – titik fokus untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel
tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait
dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar,
prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain
sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM
seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan
bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar
siswa, implementasi berbagai metode mengajar di
kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output
seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa
mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil
belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar
yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan
sebagainya.
2) Teknik pengumpulan data
Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data
yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan
baik proses maupun dampak tindakan yang akan
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
atau tidak berhasilnya tindakan perbaikan
pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat
bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi
keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan data
yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas
seperti melalui pengamatan partisipasi, pembuatan
jurnal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk
berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam
yang akan digunakan) penggambaran interaksi
dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil
belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan
sebagainya. Selanjutnya dalam prosedur
pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan
bahwa sebagai pelaku PTK, para guru juga harus
aktif sebagai pengumpul data, bukan semata – mata
sebagai sumber data. Akhirnya semua teknologi
pengumpulan data yang digunakan harus mendapat
penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK
yang khas itu.
3) Indikator kinerja
Pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan
perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga
memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan
melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan
konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria
keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah,
jenis dan atau tingkat kegawatan) missing yang
tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari
implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.
4) Analisis data
Pada bagian ini menjelaskan teknik, tata
cara/prosedur dalam menganalisis data, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Uji statistik yang
digunakan juga dijelaskan.
5) Prosedur penelitian
Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan
untuk meningkatkan pembelajaran, seperti : (1)
Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan
sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti
penetapan entri behavior. Pelancaran tes diagnostik
untuk menypesifikasi masalah. Pembuatan skenario
pembelajaran, pengadaan alat–alat dalam rangka
implementasi PTK dan lain–lain yang terkait dengan
pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga
diuraikan alternatif solusi yang akan dicobakan
dalam rangka perbaikan masalah, (2) Implementasi
Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di
gelar. Scenario kerja tindakan perbaikan dan
prosedur tindakan yang akan diterapkan, (3)
Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang
prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai
proses dan produk dari implementasi tindakan
perbaikan yang dirancang, dan (4) Analisis dan
Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis
terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan
dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang
akan digelar, jumlah personel yang akan dilibatkan
serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus/daur
berikutnya.
7. Bab IV: Hasil Penelitian
a. Siklus I
b. Siklus II
c. Siklus berikutnya (jika ada)
d. Pembahasan antar siklus
Uraian tiap siklus meliputi: (a) Perencanaan tindakan
(Skenario pembelajaran), (b) Pelaksanaan tindakan
(deskripsi proses pembelajaran), (c) Pelaksanaan observasi
(sajian hasil analisis data), dan (d) Refleksi (kajian terhadap
indikator kinerja terhadap hasil dan proses pembelajaran
dan analisis kritis hasil tiap siklus). Untuk lebih jelasnya
berikut ini siklus dalam PTK:
8. Penutup
a. Simpulan
b. Saran
Sutoyo, M. (2020). Teknik Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas
(Ptk) . Surakarta : UNISRI Press .
Sanjaya, W. M. (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Prenada Media.
Purwanti, E. (2019). Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Islam (PAI )dengan Penerapan Model Pembelajaran
Aktif Course Review Horay (CRH). Jurnal Pendidikan, 247.
Slameto. (2016). Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tindakan
Kelas. Scholaria, 6(1),54-73.
Penulis merupakan lulusan S1 Unand
tahun 2005 kemudian melanjutkan
pendidikan S2 di pasccsarjana Stie Indonesia
Malang.
Penulis saat ini aktif sebagai staf pengajar
di Jurusan Keperawatan Univesitas Negeri
Padang (UNP). Untuk mewujudkan karir
sebagai dosen profesional, penulis pun aktif mengikuti
perkembangan keilmuan melalui seminar dan workshop
termasuk sebagai peneliti serta melakukan pengabdian kepada
masyarakat. Beberapa penelitian dan pengabdian yang telah
dilakukan didanai oleh internal perguruan tinggi dan juga
Kemenristek DIKTI. Selain peneliti, penulis juga aktif menulis
buku dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif bagi
bangsa dan negara yang sangat tercinta ini.
Email Penulis: hidayati@fik.unp.ac.id
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk penelitian yang
berkembang dari action research yang pada awalnya banyak dilaksanakan di
Amerika dan Eropa pada akhir tahun 1990. Di Indonesia sendiri Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Tujuan dari PTK adalah upaya
perbaikan pembelajaran di kelas serta pengembangan keterampilan professional
guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Guru maupun praktisi pendidikan
sering menggunakan PTK dalam konteks pemecahan permasalahan pendidikan.
Buku “Penelitian Tindakan Kelas” berisi tentang hal-hal mendasar dan panduan
dalam melaksanakan PTK baik bagi guru, praktisi maupun seseorang yang sedang
mempelajari PTK. Pokok bahasan dalam buku ini mencakup hal mendasar hingga
refleksi dari hasil PTK, diantaranya: 1) Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas; 2)
Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas; 3) Metodologi Dan Model Penelitian
Tindakan Kelas; 4) Desain Dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas; 5) Metode
Pengumpulan Data; 6) Instrumen Pengumpulan Data; 7) Analisis Dan Penyajian
Data; 8) Validitas Dan Reliabilitas Penelitian Tindakan Kelas; 9) Pemantauan Dan
Hasil Evaluasi Penelitian Tindakan Kelas; 10) Format Proposal Penelitian Tindakan
Kelas; 11) Laporan Dan Teknik Penulisan PTK.