Anda di halaman 1dari 21

“ASUHAN

KEWATDARURA
TAN
PERSALINAN
K ALA I I ”
Dosen Pengampu :
DARA HIMALAYA, S.ST., M.Keb

1. Niken
2. Febtha Wariska
3. Ayu Sonia
4. Merli
5. Yunita Efrida
6. Asdiana Meliani
7. Lesinta Darayuma
8. Qonita Nabillah
A.Latar Belakang
Kasus kegawatdaruratan obstetri ialah kasus yang
apabila tidak segera ditangani akan berakibat kesakitan
yang berat, bahkan kematian ibu dan janinya. Kasus ini
menjadi penyebab utama kematian ibu, janin, dan bayi
baru lahir. Secara umum terdapat berbagai kasus yang
masuk dalam kategori kegawatdaruratan maternal masa
persalinan kala I dan II, dan manifestasi klinik kasus
kegawatdaruratan tersebut berbeda-beda dalam rentang
yang cukup luas.
1. Pengkajian Data subjektif,
Objektif dan Diagnosis
Persalinan Kala II
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY
C UMUR 33 TAHUN
G5P0A0 DENGAN PERSALINAN
KALA II

Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2021


Tempat : PMB
Pukul : 09.20 WIB
A. Data Subjektif
1) BIODATA

Ibu Suami
Nama : Ny C Nama : Tn F
Umur : 43 Tahun Umur : 47 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan: SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Padang bunga Alamat : Padang bunga
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa mulesnya semakin lama dan semakin sering dan Ibu merasa
ingin meneran seperti BAB. Ibu mengatakan rasa sakit semakin kuat pada perut
bagian bawah, ibu mengatakan seperti ada yang robek didalam perutnya dan terasa
nyeri bila ditekan
3)Riwayat Kesehatan
• Sekarang: Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit Jantung,
Hepatitis, TBC, DM maupun HIV.
• Dahulu : Ibu mengatakan tidak ada riwayat hepatitis sebelumnya,dan tekanan
darah sebelum hamil dalam batas normal,tidak ada riwayat penyakit asma, DM,
HIV/AIDS,jantung dan tidak memiliki riwayat makanan dan minuman dan obat-
obatan
• Keluarga : Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan memiliki anak kembar
dan penyakit menular dan menurun dalam keluarga seperti DM,HIV/AIDS,
Jantung dan Hepatitis.
B.Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah, Pucat
Kesadaran : Composmentis, Gelisah
TTV
TD : 80 /60 mmhg P : 30x/menit
N : 100 x/menit S : 37 ℃
His :5x/40”/10’menit
DJJ : 145x/ menit tidak teratur, lemah
Bb
Sebelum hamil : 46 kg
Selama hamil : 60 kg
TB : 165cm
LILA : 23, 5cm
2) Pemeriksaan Fisik
 Abdomen: His 5x/40”/10’menit
 Genetalia
 Inspeksi:Tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva
membuka, pengeluaran pervaginam lendir bercampur banyak
darah dengan tiba-tiba
 Palpasi: Bagian-bagian janin dapat diraba langsung dibawah
dinding rahim
 Pemeriksaan Dalam
 Porsio : Tidak teraba
 Ketuban: Jernih bercampur darah
 Pembukaan : 10cm
 Preskep : Kepala, bagian terendah mudah didorong
 : keatas tidak teraba di pap
 Penurunan : Hodge III
 Penunjuk: Uuk kanan depan

C) Analisa
G5P0A0, Janin Tunggal Hidup, Preskep dengan Ruptura Uteri inkomplit
D. Perencanaan
1) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa hasil pemeriksaan
pembukaan sudah lengkap 10 cm, tetapi terjadi komplikasi pada
persalinannya
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengerti
2) Atur posisi ibu senyaman mungkin
Evaluasi : Ibu bersedia, dan sudah dilakukan
3) Memberikan dukungan psikologi pada ibu
Evaluasi : Sudah dilakukan
4) Memperbaiki keadaan umum ibu, memasang infus
cairan IVFD 0,5%
Evaluasi : Sudah dilakukan
5) Tidak melakukan pemeriksaan dalam
Evaluasi : Tidak dilakukan
6) Memantau dengan ketat dan perbaiki keadaan umu ibu
Evaluassii : Sudah dilakukan
7) Obsevasi DJJ
Evaluasi : Sudah dilakukan
8) Segera rujuk ibu dan mendampingi ibu saat
merujuk dengan membawa BAKSOKUDA
Evaluasi : Sudah dilakukan
Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan
pada Kasus
Persalinan Kala II
A.Ruptur Uteri
a) Definisi Ruptura Uteri
Ruptur uteri merupakan salah satu ben­­tuk perdarahan yang terjadi pada ke­
ha­mil­an lanjut dan persalinan, selain pla­senta pre­via, solusio plasenta, dan
gangguan pem­­bekuan darah.

b) Jenis ruptur uteri


 Ruptura uteri spontan
 Ruptur uteri traumatik
 Ruptur uteri pada bekas luka uterus
 Ruptur uteri kompleta
 Ruptura uteri inkompleta
c) Tanda dan Gejala Ruptur Uteri
 Nyeri tajam, pada abdomen bawah saat kontraksi hebat
memuncak.
 Penghentian kontraksi uterus disertai hilangnya rasa nyeri
 Perdarahan vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi )
 Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat,
tekanan darah menurun dan nafas pendek ( sesak )
 Bagian presentasi dapat digerakkan diatas rongga
panggul
 Bagian janin lebih mudah dipalpasi
 Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun
menjadi tidak ada gerakan dan DJJ sama sekali atau DJJ masih
didengar
 Lingkar uterus dan kepadatannya ( kontraksi ) dapat dirasakan
disamping janin ( janin seperti berada diluar uterus ).
 Kemungkinan terjadi muntah
 Nyeri tekan meningkat diseluruh abdomen
 Nyeri berat pada suprapubis
 Kontraksi uterus hipotonik
 Perkembangan persalinan menurun
 Perasaan ingin pingsan
 Hematuri ( kadang-kadang kencing darah ) karena kandung
kencing teregang atau tertekan
 Kontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek pada servik
atau kontraksi mungkin tidak dirasakan
 DJJ mungkin akan hilang karena anak mengalami hipoksia, yang
disebabkan kontraksi dan retraksi rahim yang berlebihan
d) Penyebab Terjadinya Ruptura Uteri
 Ruputur uteri bisa disebabkan karena :
 Kecelakaan, seperti jatuh dan tabrakan
 Disproporsi janin
 Disproporsi panggul
 Partus macet
 Trauma
 Parut uterus (seksio sesaria)
 Abortus sebelumnya
 Miomektomi
e) Penanganan / Penatalaksanaan
Menghadapi ruptura uteri yang dapat mencapai polindes/puskesmas segera harus
dilakukan :
 Pemasangan infus untuk mengganti cairan dan perdarahan untuk mengatasi
keadaan syok
 Memberikan profilaksis antibiotika atau antipiretik. Sehingga infeksi dapat
dikurangi.
 Segera merujuk penderita dengan didampingi petugas agar dapat memberikan
pertolongan
 Jangan melakukan manipulasi dengan pemeriksaan dalam untuk menghindari
terjadinya perdarahan baru.
 Penanganan ruptura uteri :
 Berikan segera cairan isotonik (ringer laktat atau garam fisiologis) 500 ml dalam
15-20 menit dan siapkan laparotomi
 Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, fasilitas pelayanan
kesehatan dasar harus merujuk pasien ke rumah sakit rujukan
 Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan,
lakukan reparasi uterus
 Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkhawatirkan
lakukan histerektomi
 Antibiotika dan serum anti tetanus.
 
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai