Anda di halaman 1dari 160

Kompetensi Dasar

3.12 Menentukan informasi penting yang ada dalam


proposal kegiatan atau penelitian yang
dibaca.
4.12 Melengkapi informasi dalam proposal secara
lisan supaya lebih efektif..
Indikator
1. Mengidentifikasi bagian-bagian penting
proposal.
2. Menemukan informasi yang dibaca untuk
dikembangkan menjadi proposal
Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mempelajari kompetensi dasar ini,
diharapkan peserta didik dapat
mengidentifikasi bagian-bagian penting
proposal kegiatan atau penelitian dengan tepat.
2. Setelah mempelajari kompetensi dasar ini,
diharapkan peserta didik dapat menemukan
informasi yang dibaca untuk dikembangkan
menjadi proposal kegiatan atau penelitian
dengan tepat.
1. Pengertian Proposal
Apa yang dimaksud dengan proposal? Pengertian
Proposal adalah suatu rencana yang dituangkan
dalam bentuk rancangan kegiatan dalam bentuk
tulisan dan dijelaskan secara sistematis dan
terperinci. Proposal umumnya dijadikan
pedoman kerja atau acuan dalam pelaksanaan
kegiatan yang direncanakan.
Secara etimologis kata proposal berasal
dari bahasa Inggris, yaitu Propose yang
artinya pengajuan/ mengajukan atau
permohonan. Suatu pihak memberikan
proposal untuk menawarkan ide,
gagasan, atau rencana kepada pihak lain
agar mendapatkan dukungan. Dukungan
tersebut dapat berupa izin, persetujuan,
dana, dan lain-lain.
Pengertian Proposal Menurut Para Ahli
1. Hasnun Anwar
Pengertian proposal adalah suatu rencana yang
disusun untuk kegiatan tertentu.
2. Jay
Pengertian proposal adalah suatu alat bantu
manajemen standar agar manajemen
organisasi dapat berfungsi secara efektif dan
efisien.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pengertian proposal adalah suatu
rencana yang dituangkan dalam bentuk
rancangan kerja, perencanaan secara
sistematis, matang dan teliti yang dibuat
oleh peneliti sebelum melaksanakan
penelitian, baik penelitian di lapangan
(field research) maupun penelitian di
perpustakaan (library research).
Tujuan Proposal
Secara umum tujuan dibuatnya
proposal adalah untuk mendapatkan
izin atau persetujuan dari suatu pihak
mengenai rencana atau rancangan yang
akan dilakukan. Selain itu, proposal
juga sering dibuat untuk permohonan
dana/ sponsorship melalui kerjasama
dengan pihak lain.
Selain penjelasan mengenai rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan,
umumnya di dalam proposal juga
tertera mengenai dana yang akan
dibutuhkan dalam pelaksanaannya.
Jadi, secara keseluruhan isi dari
proposal tersebut harus dapat
dimengerti oleh pihak lain yang ingin
dimintai izin/ persetujuan atau dana.
Tahapan penulisan
Terdapat tiga langkah penulisan,
yaitu
1.Persiapan
2.Penulisan
3.Penyuntingan
Persiapan
Carilah topik penelitian yang Anda kuasai.
Persempitlah topik agar penelitian berfokus
dan tuntas pembahasannya.
Pastikan topik bermanfaat dan merupakan
prioritas yang harus dipecahkan
Kumpulkan data dan informasi selengkap
mungkin dari berbagai sumber
Berkonsutasilah dengan pakar yang
memahami metode penelitian atau
penulisan proposal
 Perhatikan sistematika penulisan
proposal yang ditetapkan oleh institusi
Anda.
 Susunlah kerangka proposal dalam
urutan bab dan subbab untuk
menghasilkan proposal yang sistematis
Penulisan
Setelah kerangka tersusun dan bahan-bahan
siap digunakan, mulailah menulis proposal
berdasarkan kerangka yang dibuat. Jangan lupa
mencantumkan sumber referensi jika ada
gagasan atau pernyataan yang dikutip dari
sumber bacaan. Teruslah menulis sesuai dengan
kerangka ide yang telah dibuat.
Penyuntingan
Setelah proposal selesai disusun, bukan
berarti Anda dapat langsung mengumpulkan
atau menyerahkan kepada pembimbing atau
pihak lain.
Untuk meyakinkan kualitas proposal, Anda
perlu membaca ulang, jangan sampai ada
gagasan yang tertinggal, jangan sampai terdapat
lompatan ide, jangan banyak kesalahan tik dan
kesalahan bahasa
Yakinkan bahwa proposal sudah baik dan tidak
ada lagi kesalahan. Bila perlu mintalah teman atau
pakar ilmu untuk membaca proposal Anda.
Biasanya penglihatan orang lain lebih cepat
menangkap kekurangan atau kejanggalan yang tidak
terbaca oleh penulis. Semua kritik dan saran dapat
dijadikan penyempurna proposal Anda. Dengan
kata lain, proposal Anda perlu ditulis ulang sesuai
dengan masukan orang lain.
Fungsi Proposal
Proposal dibuat tentunya ada fungsi dan tujuannya,
baik bagi pihak pembuat proposal maupun bagi pihak
yang menerima proposal. Berikut ini adalah beberapa
fungsi proposal:
1. Di bidang penelitian umum, proposal berfungsi
sebagai dasar untuk melakukan penelitian
yang berhubungan dengan sosial, budaya, agama,
ekonomi, dan bidang lainnya.
2. Di bidang usaha atau bisnis, proposal berfungsi
sebagai gambaran dan proyeksi dalam
mendirikan suatu usaha
3. Proposal berfungsi untuk memberikan
informasi mendetail tentang suatu kegiatan
ketika mengajukan dana untuk
pelaksanaan kegiatan, misalnya perayaan,
seminar, pelatihan, dan lain- lain.
4. Dalam suatu proyek, proposal berfungsi
sebagai dasar melakukan tender, baik dari
lembaga pemerintah maupun swasta.
Jenis-Jenis Proposal
Secara umum, proposal dapat dibedakan dalam empat
jenis. Mengacu pada pengertian proposal di atas,
berikut ini adalah beberapa jenis proposal tersebut:

1. Proposal Kegiatan
Ini merupakan proposal untuk melakukan
suatu kegiatan. Isi proposal kegiatan adalah
pengajuan rencana kegiatan, baik yang
sifatnya individu maupun kelompok,
misalnya pentas seni dan budaya.
Seringkali proposal kegiatan ini
sekaligus untuk pengajuan
permohonan dana dari pihak tertentu.
Dan sebagai kompensasi,
penyelenggara kegiatan akan
menawarkan sesuatu yang bermanfaat
bagi donatur, misalnya space iklan.
2. Proposal Bisnis
Ini adalah proposal yang
berhubungan dengan dunia
bisnis, baik perseorangan maupun
kelompok. Contohnya
adalah proposal pendirian
suatu usaha, proposal kerjasama
antar perusahaan, dan
lain-lain.
3. Proposal Penelitian
Jenis proposal ini umumnya
digunakan pada bidang
akademisi. Contohnya proposal
penelitian untuk membuat
skripsi, tesis, desertasi,dan
lainnya. Proposal ini dibuat
sebagai
pengajuan kegiatan penelitian.
4. Proposal Proyek
Jenis proposal ini umumnya
dipakai pada dunia bisnis
dimana isi proposal tersebut
tentang rangkaian
rencana kegiatan. Contohnya
adalah proposal suatu proyek
pembangunan.
Bagian- Bagian Proposal
A. Judul Proposal
1. Nilai-Nilai Profetik dalam novel
Mantra Pejinak Ular Karya
Kuntowijoyo : Kajian Struktural
2. Kadar Keilmuan Tulisan Siswa SMAN 39
Jakarta yang Berkebutuhan Khusus pada
Keterampilan Menulis
3. Wayang Kulit Sebagai Warisan Budaya
Indonesia

4. Gaya Pacaran Remaja Milinial

5. Pengaruh Media Sebagai Faktor Dominan


Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang
Pada Siswa-Siswi SMA Negeri 39 Jakarta Tahun
2019
KOLEKSI JUDUL XI MIPA 3
Publishing Karya Anak Galan 2019
RIZKY SLAMET
Pengaruh HP terhadap Prestasi Belajar Siswa
SMAN 39 Jakarta 2019
MUHAMMAD HAKIM
Pengaruh Lomba Ceramah dengan Tema Ibadah
terhadap Peningkatkan Keimanan Siswa SMAN 39
Jakarta 2019
ALTAF FAUZAN
Koleksi judul proposal XI MIPA 5
Bahaya Pacaran Bagi Siswa SMAN 39 Jakarta
Rekryan Muhammad Syamil Al Baqir
Pengaruh SKS Bagi Siswa SMAN 39 Jakarta
Annina Francesca Josephine
Pengaruh Penekanan Guru Terhadap Siswa SMAN 39
Jakarta
Dita Indriyanti
Pengaruh Rokok Bagi Siswa Siswi SMAN 39 Jakarta
Seftian Wira
Koleksi judul proposal XI.A4
GSTAR (Galan Science & Tech Fair)
Irfan Nur An Nafi

Pengaruh Kebudayaan Luar Negeri Terhadap Rasa


Cinta Tanah Air Siswa Siswi SMAN 39 Jakarta
Arya Marully Fattah Sidauruk

Pengaruh Teman Sebangku Terhadap Performa Siswa


Siswi SMAN 39 Jakarta
Fathan Muhammad
Pengaruh Nama Panggilan Terhadap Psikis Siswa Siswi
SMAN 39 JAKARTA
Adella MARSAndha
Koleksi Judul Proposal XI A6
GTDF (Galan Traditional Dance Festival)
Ayu Irviani Ukhti Amalia
Pengaruh lagu indonesia raya 3 stanza untuk
meningkatkan rasa nasionalisme
Sultan martshio za
Pengaruh PR yang terlalu banyak terhadap waktu
istirahat siswa-siswi SMAN 39 Jkt
Nadya Paloma Tampubolon
Judul merupakan daya tarik pertama. Karena itu,
judul perlu dibuat semenarik mungkin,
ringkas, jelas, padat, serta mendeskripsikan isi
proposal, yaitu variable yang diteliti, lokasi,
waktu, dan responden penelitian. Judul ditulis
maksimal lima belas kata. Jika panjang, judul
dapat diikuti dengan subjudul. Namun, dalam
penulisannya, antara judul dan subjudul
dibatasi dengan tanda baca titik dua atau
subjudul ditulis di dalam tanda kurung.
Jangan menggunakan singkatan apabila
singkatan itu belum dikenal umum. Judul
boleh berubah setelah penelitian selesai
B. Pendahuluan.
Fungsi Bagian Pendahuluan.
Dalam sebuah karya ilmiah, pendahuluan
merupakan bagian penting yang harus disajikan.
Pendahuluan merupakan bab pertama yang akan
mengantarkan pembaca untuk memahami apa
sebenarnya yang akan ditulis dalam karya ilmiah
tersebut. Sehingga fungsi dari pendahuluan dalam
sebuah karya ilmiah, antara lain:
1. Sebagai Pengantar Dari Karya Ilmiah
Fungsi pertama pendahuluan dalam
sebuah karya ilmiah ialah sebagai pengantar dari
penulisan karya ilmiah tersebut. Dengan
demikian, pembaca akan mampu memahami
apakah sebenarnya yang tertulis dalam karya
ilmiah tersebut. Pembaca akan dibimbing untuk
memahami hal yang menjadi awal permasalahan
yang tertulis dalam karya ilmiah itu sendiri.
2. Sebagai Latar Belakang Dari Karya Ilmiah
Fungsi kedua pendahuluan dalam sebuah karya
ilmiah ialah sebagai penjelasan latar belakang dari
penulisan karya ilmiah tersebut. Pada bagian ini
pembaca akan diajak untuk mengetahui apakah
sebenarnya yang menjadi latar belakang
atau melatarbelakangi penulisan karya
ilmiah yang dibacanya. Sedemikian sehingga akan
mengantarkan pembaca untuk menjawab
apakah sebenarnya yang sedang diteliti
dalam karya ilmiah yang dibacanya
Tema: Latihan Kepemimpinan OSIS SMAN 39
Jakarta
Kepemimpinan merupakan hal mendasar untuk
menjalankan organisasi. Selain itu, penanaman nilai-
nilai dasar kepemimpinan mutlak diperlukan setiap
anggota OSIS. Oleh karena itu, OSIS SMAN 39 Jakarta
akan mengadakan latihan kepemimpinan.
Tema: Kenaikan jumlah sampah seiring dengan
bertambahnya jumlah kebutuhan masyarakat
Masalah sampah merupakan permasalahan yang
dihadapi seluruh kota di Indonesia. Menumpuknya
sampah menjadi sorotan tersendiri. Penumpukan
sampah ini terjadi karena produksi sampah semakin
bertambah. Produksi sampah semakin bertambah
karena kebutuhan masyarakat juga bertambah. Oleh
karena itu, masyarakat harus bijak dalam mengelola
sampah yang mereka hasilkan
Perhatikan contoh .
1. Buku Paket 143
2. Halaman 55
3. Sebagai Pengenalan Masalah Dari Karya Ilmiah
Fungsi ketiga pendahuluan dalam sebuah
karya ilmiah ialah sebagai pengenalan
permasalahan yang ditulis di dalam karya
ilmiah tersebut. Pada bagian ini pembaca akan
diajak untuk mengetahui permasalahan yang
diangkat di dalam karya ilmiah yang
dibacanya. Permasalahan di sini biasanya akan
berisi rumusan masalah dan identifikasi
masalah. Di sini pembaca biasanya akan
menemuai berbagai pertanyaan yang akan
dicari jawabannya melalui penulisan karya
ilmiah yang dibacanya.
4. Sebagai Tujuan Dari Karya Ilmiah
Fungsi keempat pendahuluan dalam sebuah karya
ilmiah ialah sebagai penjelasan tujuan dari
penulisan karya ilmiah tersebut. Pada bagian ini
pembaca akan diajak untuk mengetahui apakah
sebenarnya yang menjadi tujuan dari karya
ilmiah yang dibacanya. Tujuan ini akan membantu
pembaca untuk mengetahui tujuan apakah yang
sebenarnya hendak dicapai dari karya tulisan
yang dibacanya.
5 . Sebagai Manfaat Dari Karya Ilmiah
Fungsi kelima pendahuluan dalam sebuah karya
ilmiah ialah sebagai penjelasan manfaat dari
penulisan karya ilmiah tersebut. Pada bagian ini
pembaca akan diajak untuk mengetahui apakah
sebenarnya yang menjadi manfaat dari karya
ilmiah yang dibacanya. Manfaat dalam pendahuluan
di sebuah karya ilmiah biasanya ada yang dituliskan dan
ada pula yang tidak. Dituliskan yang dimaksud di sini
ialah tertulis secara tersurat, di mana tercantum secara
jelas sebagai sub bab dari pendahuluan. Sedangkan yang
dimaksud dengan tidak dituliskan di sini ialah tidak
tertulis secara tersurat sebagai sub bab, namun biasanya
tersirat dalam paragraf pengantar ataupun dalam tujuan
yang juga menjadi sub bab dari pendahuluan dalam
sebuah karya ilmiah.  
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu
rujukan untuk merangsang penelitian sastra Indonesia
yang selama ini berfokus pada penelitian intrinsik dan
struktural.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu penelitian
selajutnya yang berhubungan dengan novel-novel karya
Kuntowijoyo.
Memahami nilai-nilai humanisasi, liberasi,
transendensi dalam novel Mantra Pejinak Ular karya
Kuntowijoyo sebagai salah satu karya sastra.
- Memperkaya khasanah pembicaraan atau
kajian profetik, khusus
Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan
berguna bagi:
Peneliti, untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang nilai-nilai profetik yang
disampaikan melalui peran tokoh karya sastra.
Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia, agar
mampu memberikan motivasi terhadap peserta
didik agar lebih mencintai, menghargai dan
menikmati karya sastra, sebagai khasanah pembentuk
karakter.
Bagi siswa, agar memiliki kemampuan
pemahaman dan memiliki apresiasi yang tinggi
terhadap karya sastra.
Bagi pembaca, khususnya peserta didik dan
generasi muda dalam rangka meningkatkan
kemampuan minat baca karya sastra, diharapkan
timbul rasa penghargaan yang tinggi pada karya
sastra, yang akhirnya akan menjadi bagian dari
semangat profetik
1.Mengidentifikasi Bagian –bagian Penting Proposal
A. Judul Proposal
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Kontribusi Penelitian
5.Definisi Operasional
C.Tinjauan Pustaka
D.Metode Penelitian
E. Jadwal Pelaksanaan
F. Rencana Anggaran
G. Daftar Pustaka
Struktur penulisan proposal dapat
bermacam-macam. Hal ini bergantung
pada jenis kegiatan yang diusulkannya.
Dalam beberapa aspek, proposal penelitian
memiliki beberapa perbedaan dengan
proposal kegiatan kemasyarakatan. Namun,
secara umum berikut bagian-bagian
yang sebaiknya ada di dalam proposal
tersebut
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian,
keadaan, atau hal yang melatarbelakangi pentingnya
dilaksanakan suatu penelitian. Apabila kegiatan yang
diusulkan itu berupa kegiatan kesehatan penduduk
desa, yang kita kemukakan dalam latar belakang
adalah tentang berjangkitnya penyakit menular dan
sebagainya.
Pendahuluan atau latar belakang merupakan
pengantar yang berisi alasan ( teoritis, metodologis,
dan / atau praktis ) yang ditulis secara meyakinkan
mengapa perlu dilakukan penelitian. Alasan
penelitian dilakukan dapat disebabkan kesenjangan
antara penelitian terdahulu dan kondisi saat ini,
adanya ketidakselarasan antara teori dan kenyataan di
lapangan, atau adanya celah yang belum diamati oleh
peneliti sebelumnya, tetapi penting dan mendesak
untuk diteliti.
Hal-hal itulah yang dapat menjadi latar atau
konteks di dalam pendahuluan. Di samping itu,
pendahuluan memberi pemahaman terhadap
rumusan masalah yang disusun peneliti. Dalam
penulisannya, gunakan kutipan langsung atau tidak
langsung, laporkan literature hasil membaca secara
kritis, ringkaskan isi bacaan, dan sintesiskan
pendapat-pendapat ahli untuk mendukung
pernyataan Anda
Latar belakang penelitian minimal berisi paparan
masalah-masalah berdasarkan fakta dari lingkungan
eksternal yang bersifat makro. Paparan dilanjutkan
dengan fakta yang timbul pada instansi sejenis
misalnya fungsi daya manusia, layanan keuangan,
lainnya
Kadar Keilmuan Tulisan Siswa SMAN 3 Tasikmalaya pada
Mading Sekolah
Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah
memiliki karakteristik dan ragam ilmiah. Oleh karena
itu, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa
tersendiri, yaitu ragam tulis ilmiah. Bahasa tulis
ilmiah merupakan suatu laras (register) dari ragam
bahasa resmi baku yang harus disusun secara jelas,
teratur, dan tepat makna. Ragam bahasa ilmiah yang
digunakan dalam tulisan ilmiah – dalam hal ini
mading ilmiah – harus memiliki ketentuan tertentu
agar mampu mengomunikasikan pikiran, gagasan,
dan pengertian secara lengkap, ringkas, dan tepat
makna
Salah satu ciri ragam bahasa tulis ilmiah
adalah lebih mengutamakan penggunaan
kalimat pasif daripada aktif. Pengutamaan
bentuk kalimat pasif dalam tulisan ilmiah
karena tulisan ilmiah lebih cenderung
bersifat impersonal, pengungkapan suatu
peristiwa lebih ditonjolkan daripada
pelakunya. Oleh karena itu, bentuk penulisan
konstruksi kalimat pasif dalam tulisan ilmiah
sering dilakukan penulisnya
Secara umum, suatu tulisan ilmiah dapat
diartikan sebagai suatu hasil karya yang
dipandang memiliki kadar keilmiahan
tertentu serta dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara ilmiah pula. Karya
ilmiah dapat dikomunikasikan secara tertulis
dalam bentuk tulisan ilmiah. Dengan
demikian, tulisan ilmiah adalah semua
bentuk tulisan yang memiliki kadar ilmiah
tertentu sesuai dengan bidang keilmuannya.
Berbeda dengan karya sastra atau karya seni,
karya ilmiah mempunyai bentuk serta sifat yang
formal karena isinya harus mengikuti
persyaratan- persyaratan tertentu sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmiah. Tujuan penulisan karya
ilmiah adalah menyampaikan seperangkat
informasi, data, keterangan, dan pikiran secara
tegas, ringkas, dan jelas. Kendatipun demikian,
melalui kreativitas dan daya nalar penulisnya,
karya ilmiah dapat disusun sedemikian rupa agar
menarik perhatian pembaca tanpa melupakan
nilai-nilai ilmiahnya.
Suatu tulisan ilmiah pada hakikatnya
merupakan hasil proses berpikir ilmiah. Pola
berpikir ilmiah yang digunakan dalam
mengungkapkan suatu tulisan ilmiah adalah
pola berpikir reflektif, yaitu suatu proses
berpikir yang dilakukan dengan mengadakan
refleksi secara logis dan sistematis di antara
kebenaran ilmiah dan kenyataan empirik dalam
mencari jawaban terhadap suatu masalah. Cara
berpikir induktif dan deduktif secara bersama-
sama
mendasari proses berpikir reflektif.
Pola berpikir ilmiah sangat diperlukan untuk
mencapai hasil yang dapat dijamin kebenarannya
secara ilmiah. Ada tiga aspek yang diperlukan
dalam menjuruskan ke dalam berpikir ilmiah
tersebut. Pertama, perlu penjelasan ilmiah–
dalammenghasilkankaryatulisilmiahdiperlukana
danyakemampuan untuk menjelaskan pikiran
sedemikian rupa sehingga dapat dipahami secara
objektif. Penjelasan ilmiah dilakukan dengan
menggunakan bahasa teknis ilmiah baik secara
verbal maupun nonverbal.
Kedua, pengertian operasional – dalam
kegiatan ilmiah setiap pengertian yang
terkandung di dalamnya hendaknya bersifat
operasional agar terjadi kesamaan persepsi, visi,
dan penafsiran. Untuk itu, perlu dibuat rumusan
yang jelas dan objektif. Jika diperlukan, beberapa
pengertian dapat dibuatkan rumusan
pengertiannya secara eksplisit. Membuat
pengertian operasional dapat dilakukan dengan
membuat definisi atau sinonim dari hal-hal yang
akan dijelaskan. Di samping itu, pengertian
operasional dapat disusun dengan membuat
deskripsi secara jelas baik segi kausal, dinamis,
maupun ciri-ciri yang dapat diidentifikasi
Ketiga, berpikir kuantitatif artinya untuk
lebih menjamin objektivitas penyampaian pikiran
atau keterangan. Hal ini berarti perlunya data
kuantitatif sebagai pendukung terhadap segala
pikiran yang akan dikemukakan. Tulisan ilmiah
dikemukakan berdasarkan pemikiran, simpulan,
serta pendapat/ pendirian penulis yang
dirumuskan setelah mengumpulkan dan
mengolah berbagai informasi sebanyak-
banyaknya dari berbagai sumber, baik teroretik
maupun empirik. Tulisan ilmiah senantiasa
bertolak dari kebenaran ilmiah dalam bidang
ilmu pengetahun, teknologi, dan seni yang
berkaitan dengan
permasalahan yang disajikan. Titik tolak ini
merupakan sumber kerangka berpikir (paradigma)
dalam mengumpulkan informasi-informasi secara
empirik.
Sehubungan dengan hal itu, untuk mengetahui
kadar keilmuan tulisan siswa maka perlu dilakukan
kajian terhadap karya ilmiah yang dibuat siswa SMA
Negeri 3 Tasikmlaya. Untuk itu, kajian atau penelitian
dengan judul “Kadar Keilmuan Tulisan Siswa SMAN 3
Tasikmalaya pada Majalah Dinding (Mading)
Sekolah” penting untuk dilakukan. Rencana kegiatan
ini dituangkan dalam proposal penelitian ini
2. Masalah
Secara rinci dan spesifik kita perlu
menyebutkan masalah .
Sebagai Pengenalan Masalah Dari Karya Ilmiah
Fungsi ketiga pendahuluan dalam sebuah
karya ilmiah ialah sebagai pengenalan
permasalahan yang ditulis di dalam karya
ilmiah tersebut. Pada bagian ini pembaca akan
diajak untuk mengetahui permasalahan
yang diangkat di dalam karya ilmiah yang
dibacanya. Permasalahan di sini biasanya akan
berisi rumusan masalah dan identifikasi
masalah. Di sini pembaca biasanya akan
menemuai berbagai pertanyaan yang akan
dicari jawabannya melalui penulisan karya
ilmiah yang dibacanya
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi
beberapa masalah, yaitu:
Terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil
belajar
Terdapat pengaruh gaya kognitif siswa terhadap hasil
belajar
Terdapat pengaruh motivasi siswa terhadap hasil belajar
Terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap hasil
belajar
Terdapat pengaruh minat terhadap hasil belajar
Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang jelas
dan terarah, maka penelitian ini difokuskan hanya
pada pengaruh penerapan model
pembelajaran dan gaya konitif terhadap hasil
belajar siswa pada materi reaksi redoks. Model
pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran flipped classroom dan traditional
classroom, sedangkan gaya kognitif siswa
diklasifikasikan berdasarkan field independent dan
field dependent
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah ada Pengaruh Model Pembelajaran
(Flipped Classroom dan Traditional classroom)
dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Konsep
Reaksi Redoks Pada Siswa Kelas XI MIA?”.
Pertanyaan-pertanyaan berdasarkan rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar konsep
reaksi redoks antara siswa yang diberi model
pembelajaran flipped classroom dan siswa yang diberi
model pembelajaran traditional classroom?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar konsep
reaksi redoks antara siswa yang memiliki gaya
kognitif field independent dan siswa yang memiliki
gaya kognitif field dependent?
3.Apakah terdapat pengaruh interaksi model
pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar
konsep reaksi redoks?
4.Apakah terdapat perbedaan hasil belajar konsep reaksi
redoks antara siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent.dan diberi model pembelajaran flipped
classroom dengan yang diberi model pembelajaran
traditional classroom?
5.Apakah terdapat perbedaan hasil belajar konsep reaksi
redoks antara siswa yang memiliki gaya kognitif field
dependent diberi model pembelajaran flipped
classroom dengan yang diberi model pembelajaran
traditional classroom ?
6.Apakah terdapat perbedaan hasil belajar konsep
reaksi redoks yang diberi model pembelajaran flipped
classroom, antara siswa yang memiliki gaya kognitif
field independent dengan siswa yang memiliki gaya
kognitif field dependent?
7. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar konsep
reaksi redoks yang diberi model pembelajaran
traditional classroom, antara siswa yang memiliki
gaya kognitif field independent dengan siswa yang
memiliki gaya kognitif field dependent?
Rumusan Masalah / Pembatasan Masalah
Masalah penelitian perlu dirumuskan secara jelas,
tegas, dan fokus ( tidak terlalu luas atau terlalu
sempit kajiannya). Fokus diperlukan karena
pertimbangan waktu pelaksanaan penelitian, tenaga
dan pemikiran peneliti, serta dana. Dalam bagian ini
dirinci hal-hal apa saja yang akan dibahas atau akan
dicari jawabannya. Cara yang paling sederhana adalah
merumuskan masalah dalam bentuk kalimat tanya,
seperti mengapa, bagaimana,apakah, sejauh
mana.
Analisis Pengaruh Kemasan Pocari Sweat 500ml
Terhadap Minat Beli Siswa SMA Negeri 39 Jakarta
Minuman isotonic merupakan salah satu jenis
minumman yang disukai oleh masyarakat banyak,
baik muda maupun tua, terutama bagi mereka yang
menyukai olahraga. Minuman isotonik memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis
minuman lainnya, antara lain minuman isotonic
dapat menggantikan cairan ion tubuh yang hilang
akibat aktivitas sehingga dapat mencegah hilangnya
stamina dan konsentrasi.
Adanya khasiat yang dimiliki oleh minuman
isotonk membuat kebutuhan akan minuman isotonik
meningkat pesat. Hal ini dibuktikan oleh survey IMS
Nielsen Media Research, yaitu konsumsi minuman
isotonic cenderung mengalami kenaikan: tahun 2006
sebesar 23.55% hingga kuartal ke-3 tahun 2017 sebesar
32.04% ( Yuliezha. 2009).
Salah satu jenis minuman isotonik yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat dan terkenal sampai saat
ini adalah Pocari Sweat. Pocari Sweat merupakan
produk keluaranPT Amerta Indah Otsuka (AIO).
Pertama kali dipasarkan di Indonesia tahun 1989
dalam kemasan kaleng 330ml. Kemudian pada tahun
2001 dikeluarkan kemasan sachet yang berisi serbuk
15g, kemasan botol 350ml dan 500ml pada tahun
2007, kemasan 2 liter pada tahun 2009 (
Http://www.aio.co.id,2010).
Pada awal penetrasi, persepsi masyarakat di
Indonesia terhadap minuman isotonic belum
terbentuk atau masih kabur. Pocari Sweat pada saat
itu disejajarkan dengan minuman ringan lain atau
bahkan dengan mineral, seperti Coca-Cola,
Sprite,Fanta, Aqua, atau Vit. Pertama kali masuk ke
pasar Indonesia, produk Pocari Sweat diimpor 30.000
kaleng setahun yang didatangkan dari pabrik
minuman Pocari Sweat di Korea Selatan ( Yuliezha,
2009 ). Pada tahun 1990 dilakukan packing contract
( tool manufacturing ) dan sejak itu Pocari Sweat
diproduksi di Indonesia dengan kapasitas yang kecil (
http://www.foodreview.biz,2010).
Pada awalnya, Pocari Sweat berada di segmen
pasar minuman isotonic tanpa adanya pesaing yang
berarti, kemudian competitor mulai beraksi dan
dalam waktu singkat pasar dibanjiri dengan produk
minuman isotonic lainnya sehingga dominasi Pocari
Sweat mulai digoyang oleh masuknya pesaing baru di
bisnis minuman isotonic, antara lain Mizone,
Vitazone, Powerade, Isotonik, Ozone, dan O2.
Persaingan terus meningkat dan masing-masing
produsen berlomba-lomba untuk menarik perhatian
para calon konsumen. Para competitor terus
mengembangkan produk mereka, terutama Mizone,
yang pada saat itu telah menyediakan dua variasi rasa,
kemasan botol plastic yang praktis, dan nyaman
untuk dibawa ke mana-mana. Apabila perusahaan
tidak mempunyai strategi yang jitu dalam
menghadapi persaingan ini, maka produk dari
perusahaan tersebut tidak akan mampu mendapat
perhatian yang besar dari konsumen sehingga produk
tersebut akan gagal di pasaran yang akan
menyebabkan perusahaan menderita kerugian.
Agar perusahaan dapat tetap bertahan, bersaing, dan
menguasai pangsa pasar, perusahaan harus
mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap penting
oleh konsumen. Perusahaan harus menyadari bahwa
konsumen dalam memilih suatu produk tidak hanya
melihat produk dari segi kualitas saja tetapi juga dari
sisi yang lain. Karena itu, perusahaan dituntut untuk
menghasilkan sesuatu yang berbeda atas produk yang
mereka hasilkan.
Untuk mendesain kemasan suatu produk,
produsen harus memahami arti pentingnya suatu
kemasan. Fungsi kemasan harus menampilkan
sejumlah faktor penting, di antaranya adalah faktor
pengamanan dalam melindungi produk, faktor
ekonomi, faktor pendestribusian, faktor komunikasi,
faktor estetika, dan faktor identitas ( Wirya, 1999: 6-
7).
Menurut peneliti, pemikiran tersebut diterapkan
pada kemasan Pocari Sweat yang dikeluarkan oleh PT
AIO, yang didesain untuk menarik perhatian
konsumen. Kemasan suatu produk berfungsi untuk
melindungi isi dan memudahkan untuk dibawa ke
mana-mana. Dalam kondisi persaingan saat ini,
pengemasan tidak hanya mengalami penambahan-
penambahan nilai fungsional, tetapi juga nilai estetika
dan identitas produk; dengan demikian, konsep
pengemasan menjadi salah satu bagian yang penting
dan harus mencakup seluruh proses pemasaran dari
konsepsi produk sampai ke pemakai akhir
Faktor yang secara fisik dilihat pertama kali oleh
konsumen adalah kemasan. Oleh karena itu, kemasan
menjaadi sesuatu yang penting bagi perusahaan agar
produk mereka dapat dilirik oleh konsumen. Hal ini,
tentunya, mengimplikasikan bahwa dalam
memasarkan produknya, perusahaan dituntut untuk
lebih kreatif agar desain kemasan produknya menjadi
menarik dan memiliki ciri khas yang dapat merebut
hati konsumen. Ciri khas kemasan saat ini tidak
hanya terlihat dalam pemakaian warna yang
mencolok, tetapi juga dengan penggunaan gambar
dan desain kemasan dalam bentuk yang unik
Semakin unik dan berbeda suatu kemasan produk
disbanding dengan produk lain, maka semakin besar
konsumen akan tertarik atas produk tersebut.
Sehubungan dengan hal ini, penulis melihat adanya
hubungan kemasan dalam meningkatkan minat
konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
Oleh karena itu, penulis ingin membahas mengenai
kemasan minuman isotonic Pocari Sweat yang
merupakan salah satu jenis minuman isotonic yang
populer di kalangan siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk
menganalisis Pengaruh Kemasan Pocari Sweat 500ml
terhadap Minat Beli Siswa SMAN 39 Jakarta
Pengaruh Kemasan Pocari Sweat 500ml terhadap Minat
Beli Siswa SMAN 39 Jakarta
Perumusan Masalah

1. Apakah kemasan Pocari Sweat 500ml berpengaruh


pada minat beli konsumen, khususnya siswa SMAN
39 Jakarta angkatan 2019?
2.Dimensi manakah dari kemasan Pocari Sweat 500ml
yang paling berpengaruh pada minat konsumen?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian disusun selaras dengan rumusan
masalah. Tujuan penelitian dirumuskan untuk
mendapatkan data dan informasi atas pertanyaan
( masalah ) penelitian. Berbeda dengan masalah
penelitian yang dinyatakan dalam kalimat
interogatif, tujuan penelitian dinyatakan dalam
kalimat deklaratif. Kata-kata kerja yang dapat
digunakan adalah menganalisis, membandingkan,
mendeskripsikan,mengetahui, mengeksplorasi,
menggali, mengevaluasi, memetakan,
mengidentifikasi, atau menjelaskan
Penelitian ini bertujuan;
1.Untuk mengetahui pengaruh kemasan Pocari Sweat
500ml terhadap minat beli konsumen.
2. Untuk mengetahui dimensi manakah dari kemesan
Pocari Sweat 500ml yang paling berpengaruh pada
minat beli konsumen.
Kegunaan Penelitian
Penelitian hendaknya mengandung manfaat bagi
pihak lain ( kelompok atau instansi ) dan bagi dunia
ilmu pengetahuan . Peneliti perlu menjelaskan secara
meyakinkan apa manfaat hasil penelitian dan untuk
siapa hasil penelitian itu ditujukan
Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis
dan atau manfaat praktis. Dalam manfaat teoritis
dijelaskan apakah hasil penelitian memberi
sumbangan teori, konsep, atau metode baru terhadap
topik atau isu yang dikaji. Dalam manfaat praktis
ditekankan apakah hasil penelitian memberikan
kontribusi atas pemecahan masalah praktis dan
pembuatan keputusan
Penelitian mengenai pengaruh kemasan
Pocari Sweat 500ml terhadap minat beli siswa
SMAN 39 Jakarta bermanfaat bagi produsen agar
dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan
perusahaan untuk meningkatkan tingkat
penjualan produk mereka hasilkan. Selain itu,
bagi pihak-pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan masukan-masukan yang
bermanfaat untuk menambah pengetahuan
sebagai dasar acuan bagi penelitian berikutnya.
Penelitian terhadap tulisan ilmiah para siswa
SMAN 3 Tasikmalaya yang dipublikasikan pada majalah
dinding (mading) sekolah dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran yang jelas dan
komprehensif tentang kadar keilmiahan tulisan
yang berkaitan dengan aspek kebahasaan dalam
pengungkapan konsep-konsep keilmuan dan fakta
ilmiah. Penilaian yang dilakukan terhadap tulisan
ilmiah dalam mading itu meliputi penilaian unsur
kebahasaan dan unsur nonkebahasaan. Unsur
kebahasaan terdiri atas penggunaan kosakata dan
istilah, pengembangan bahasa, dan aspek mekanik yang
terdapat dalam tulisan, sedangkan unsur
nonkebahasaan terdiri atas unsur isi dan organisasi
tulisan.
Penilaian terhadap unsur kebahasaan
dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan
penggunaan unsur teknis ilmiah kebahasaan
yang terdapat dalam tulisan/mading yang
dipublikasikan. Adapun penilaian terhadap
unsur nonkebahasaan dimaksudkan untuk
mengetahui kelengkapan informasi ilmiah dan
pengembangan alur berpikir yang disampaikan
oleh penulis
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang
akan dijadikan fokus penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kadar keilmiahan isi tulisan para
siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading
sekolahnya?
2. Bagaimanakah kadar keilmiahan tulisan para
siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading
sekolahnya?
3. Bagaimanakah kadar keilmiahan kosakata dan
istilah yang diguna- kan dalam tulisan para siswa
SMAN 3 Tasikmalaya dalam Mading sekolahnya?
4. Bagaimanakah kadar keilmiahan
pengembangan bahasa yang diguna- kan dalam
tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam
mading sekolahnya?
5. Bagaimanakah kadar keilmiahan aspek mekanik
yang digunakan dalam tulisan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya yang disajikan dalam mading
sekolahnya?
 
3. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini,
dirumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui kadar keilmiahan isi tulisan
para siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading
sekolahnya.
2. Untuk mengetahui kadar keilmiahan
tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya
dalam mading sekolahnya.
3. Untuk mengetahui kadar keilmiahan kosakata
dan istilah tulisan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya dalam mading sekolahnya.
4. Untuk mengetahui kadar keilmiahan
pengembangan bahasa yang diguna- kan para
siswa SMAN 3 Tasikmalaya dalam mading
sekolahnya.
5. Untuk mengetahui kadar keilmiahan aspek
mekanik yang digunakan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya dalam mading sekolahnya.
4. Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi para siswa SMAN
3 Tasikmalaya dalam menambah pengetahuan
dan keterampilan yang berhubungan dengan
tulisan yang berkadar ilmiah. Hasil penelitian
ini juga diharapkan dapat bermanfaat secara
praktis bagi guru dalam menulis mading yang
berkadar ilmiah dilihat dari aspek keilmiahan
isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah,
pengembangan bahasa, dan mekanik yang
terdapat dalam tulisan mading.
Hasil pendeskripsian tulisan
berkadar ilmiah ini nantinya dapat
dijadikan sebagai pedoman atau
panduan bagi guru dalam
memberikan pembelajaran menulis
yang berkadar ilmiah
5. Definisi Operasional
Tulisan berkadar ilmiah adalah
karangan tertulis yang menyajikan fakta
umum dengan menggunakan metode ilmiah
dan menggunakan aspek bahasa tulis ilmiah
yang disajikan secara singkat, ringkas, jelas,
dan sistematis. Tulisan berkadar ilmiah yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tulisan
para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang
dipublikasikan pada mading sekolahnya
selama tiga tahun terakhir
C. Tinjauan Pustaka
Salah satu ranah kegiatan penting yang dilakukan
guru di universitas adalah kegiatan ilmiah, yakni
kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni (ipteks), baik yang dilakukan melalui aktivitas
penelitian maupun publikasi ilmiah. Upaya
pengembangan ipteks bukan merupakan kegiatan
individual atau kelompok melainkan merupakan
kegiatan universal yang melibatkan semua ilmuwan di
seluruh dunia. Oleh karena itu, para ilmuwan – terutama
yang terlibat dalam disiplin ilmu sejenis (inhouse style)
perlu saling bekerja sama dan berkolaborasi untuk
mengomunikasikan dan memublikasikan kegiatan
ilmiah mereka.
Agar kerja sama dan kolaborasi tersebut efektif dan
efisien, alat komunikasi yang digunakan perlu
disesuaikan dengan hakikat ilmu pengetahuan serta
dengan cara kerja para ilmuwan. Alat komunikasi
itu adalah ragam bahasa khusus, yang oleh
bahasawan mazhab Praha disebut ragam bahasa
ilmiah (Davis, 1973: 229). Ciri utama ragam bahasa
ilmiah adalah serba nalar/logis, lugas/padat, jelas/
eksplisit, impersonal/objektif, dan berupa ragam baku
(standar).
Johannes (1978: 2-3) mengemukakan ihwal gaya
bahasa keilmuan pada dasarnya sama
pengertiannya dengan ragam bahasa fungsional
baku. Yang dimaksud dengan ragam fungsional baku
adalah ragam tulis yang ditandai oleh ciri-ciri sebagai
berikut: (1) bahasanya adalah bahasa resmi, bukan
bahasa pergaulan; (2) sifatnya formal dan objektif; (3)
nadanya tidak emosional; (4) keindahan bahasanya
tetap diperhatikan; (5) kemubaziran dihindari; (6)
isinya lengkap, bayan, ringkas, meyakinkan, dan tepat
Moeliono (1993: 3) menyatakan ciri-ciri bahasa
keilmuan yang menonjol adalah
kecendekiaannya. Pencendekiaan bahasa itu dapat
diartikan proses penyesuaiannya menjadi bahasa yang
mampu membuat pernyataan yang tepat, saksama,
dan abstrak. Bentuk kalimatnya mencerminkan
ketelitian penalaran yang objektif. Ada hubungan
logis antara kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain. Hubungan antarkalimat yang logis meliputi
relasi sebab akibat, lantaran dan tujuan, hubungan
kesejajaran, kemungkinan kementakan (probabilitas),
dan gelorat (necessity) yang diekspresikan lewat
bangun kalimat yang khusus.
Harjasujana (1993: 3) menyatakan,
penggunaan bahasa dalam ipteks itu khusus dan
khas. Ciri dan karakteristiknya yang utama ialah
lugas, lurus, monosemantik, dan ajeg. Bahasa
ilmiah itu harus hemat dan cermat karena
menghendaki respons yang pasti dari
pembacanya. Kaidah-kaidah sintaktis dan
bentukan-bentukan bahasa dan ranah
penggantinya harus mudah dipahami.
Kehematan penggunaan kata, kecermatan dan
kejelasan sintaksis yang berpadu dengan
penghapusan unsur-unsur yang bersifat pribadi
dapat menghasilkan ragam bahasa ilmiah yang
umum. Kelugasan, keobjektifan, dan keajegan
bahasa tulis ilmiah itulah yang membedakannya
dengan ragam bahasa sastra yang subjektif,
halus, dan lentur sehingga intrepretasi pembaca
yang satu kerap kali sangat berbeda dengan
interpretasi dan apresiasi pembaca lainnya
Badudu (1992: 39) menjelaskan bahwa bahasa
ilmiah merupakan suatu laras (register) bahasa
yang khusus, yang memiliki coraknya sendiri.
Bahasa ilmiah merupakan suatu laras dari ragam
bahasa resmi baku. Sebagai bahasa dengan laras
khusus, bahasa ilmiah itu harus jelas, teratur, tepat
makna. Bahasa ilmiah adalah bahasa yang berfungsi
untuk menyampaikan informasi dengan cacat sekecil-
kecilnya. Artinya, jangan sampai bahasa yang
digunakan itu demikian banyak kekurangannya
sehingga informasi yang akan disampaikan tidak
sampai kepada sasarannya. Agar jelas, bahasa ilmiah
harus teratur, lengkap, tersusun baik, teliti dalam
pengungkapannya, dan membentuk satu kesatuan ide
Unsur kebahasaan dan nonkebahasaan
merupakan komponen yang harus diperhatikan
untuk menghasilkan tulisan yang jelas, benar,
baik, dan bermutu. Unsur-unsur kebahasaan
dalam tulisan berkadar ilmiah terdiri atas
kosakata dan
istilah, pengembangan bahasa, dan mekanik.
Pertama, kosakata dan istilah yang digunakan
hendaknya memperhatikan pemanfaatan potensi
kata canggih, kata dan ungkapan yang dipilih
tepat makna, dan penulis sendiri perlu
mengetahui pembentukan kata dan istilah.
Pemanfaatan potensi kata yang terbatas
sebaiknya dihindari, apalagi pemanfaatan
potensi kata dan istilah yang asal-asalan.
Hal lain yang perlu dihindari penulis adalah
memilih kata dan ungkapan yang kurang tepat
sesuai dengan konteksnya. Apalagi jika pilihan
kata dan ungkapan yang kurang tepat itu sampai
merusak makna yang dimaksud oleh penulis.
Pengetahuan kosakata dan istilah yang rendah
dari penulis dapat memengaruhi kadar
keilmiahan tulisannya.
Kedua, pengembangan bahasa dalam tulisan
berkadar ilmiah berkaitan dengan sintaksis yang
digunakan penulis. Aturan sintaksis yang perlu
dikuasai penulis terutama yang berhubungan
dengan kalimat, klausa, dan frasa baik hubungan
satuan-satuan tersebut secara fungsional
maupun hubungan secara maknawi.
Dalam tulisan berkadar ilmiah, penulis perlu
memperhatikan konstruksi kalimat yang
digunakan. Konstruksi kalimat dapat saja
berbentuk sederhana atau kompleks, tetapi
harus tetap efektif. Kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat hendaknya perlu dihindari.
Apalagi jika kesalahan tersebut dapat
membingungkan makna atau mengaburkan
makna yang dimaksud oleh penulis sehingga
tulisan tidak komunikatif
Ketiga, aspek mekanik yang digunakan
dalam tulisan berkadar ilmiah berkaitan dengan
aturan penulisan yang berupa ejaan dan tanda
baca. Untuk menghasilkan tulisan yang baik,
penulis perlu menguasai aturan penulisan,
terutama yang berupa ejaan dan tanda baca. Di
samping ejaan dan tanda baca, penulis perlu
memperhatikan kerapian dan kebersihan
tulisannya. Dalam menulis berkadar ilmiah,
penulis harus menghindari kesalahan ejaan dan
tanda baca, apalagi jika kesalahan tersebut dapat
membingungkan atau mengaburkan makna
sehingga mengurangi nilai atau bobot dari tulisan
tersebut.
Di samping menguasai unsur-unsur
kebahasaan, penulis juga perlu menguasai unsur-
unsur nonkebahasaan. Hal ini dimaksudkan agar
tujuan seseorang menulis bukan hanya
menghasilkan bahasa melainkan ada sesuatu
yang akan diungkapkan dan dinyatakan melalui
sarana bahasa tulis. Adapun unsur
nonkebahasaan dalam tulisan berkadar ilmiah
terdiri atas isi dan organisasi
Pertama, isi tulisan. Penulis harus
memperhatikan kualitas dan ruang lingkup isi
yang hendak disampaikan. Isi tulisan yang
dituangkan hendaknya padat informasi,
substantif, pengembangan gagasan tuntas, dan
relevan dengan
permasalahanyanghendakdisampaikan.
Dalammenyampaikanisitulisan, penulis
sebaiknya menghindari pemberian informasi
yang sangat terbatas, substansi yang
disampaikan kurang atau bahkan tidak ada
substansi, pengembangan gagasan kurang
relevan atau tidak tampak.
Kedua, organisasi dalam tulisan berkadar
ilmiah berkaitan dengan ekspresi atau gagasan
yang akan diungkapkan oleh penulis. Agar
gagasan atau ekspresi yang dimaksud penulis
tersampaikan, gagasan itu perlu diungkapkan
dengan jelas, lancar, padat, tertata dengan baik,
urutannya logis dan kohesif. Untuk
 menghasilkan tulisan berkadar ilmiah yang baik
dan sempurna, penulis harus menghindari
penyampaian gagasan yang kacau, terpotong-
potong, pengembangan yang tidak terorganisasi,
dan tidak logis.
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode
deskriptif. Tujuannya untuk mendeskripsikan
kadar keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata
dan istilah, pengembangan bahasa, dan aspek
mekanik tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya
yang dipublikasikan pada mading sekolahnya.
Data tulisan siswa berkadar ilmiah dalam
mading diambil dalam kurun waktu selama tiga
tahun terakhir (2013–2016). Dalam kurun waktu
itu terdapat 48 artikel yang dipublikasikan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
pembacaan berulang-ulang dan teknik format
isian. Teknik pembacaan berulang-ulang
bertujuan untuk mendata tulisan yang berkadar
ilmiah. Teknik format isian dimaksudkan untuk
mengumpulkan data berupa tulisan berkadar
ilmiah yang menjadi sasaran penelitian ini.
Analisis data dilakukan terhadap kadar
tulisan ilmiah yang meliputi isi tulisan,
organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan
bahasa, dan aspek mekanik. Analisis kadar
keilmiahan tulisan didasarkan pada ciri-ciri dan
sifat-sifat tulisan yang berkadar ilmiah tersebut.
Untuk mengetahui kadar keilmiahan tulisan
para siswa SMAN 3 Tasikmalaya yang
dipublikasikan pada mading digunakan model
penilaian tulisan dengan menggunakan skala
interval untuk tiap tingkatan tertentu pada tiap
aspek yang diteliti/dinilai
Dari hasil analisis ini diharapkan akan
diperoleh keluaran atau hasil yang jelas dan
komprehensif tentang kadar keilmiahan isi
tulisan, organisasi, kosakata dan istilah,
pengembangan bahasa, dan aspek mekanik
dalam tulisan para siswa SMAN 3 Tasikmalaya
yang dipublikasikan pada mading sekolah, yang
selanjutnya dapat dijadikan pedoman dalam
menulis dan memublikasikan artikel/tulisan
pada mading ilmiah
E. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan
sebagai berikut.
NO Nama Kegiatan Bulan
1 Persiapan : penyusunan proposal, Maret- April
penyusunan instrumen, dan studi
dokumentasi
2 Seminar proposal / desain Mei
penelitian
3 Pelaksanaan penelitian Juni - Agustus
4 Analisis data September -
Oktober
5 Penyusunan laporan November
6 Seminar hasil penelitian, Desember
penyerahan laporan
F. Rencana Anggaran
Secara rinci, kebutuhan anggaran penelitian ini
direncanakan sebagai berikut.
 
No Uraian Kegiatan Volume Kegiatan Jumlah Biaya
dan Satuan Biaya
1 Persiapan: Rp 200.000,00
1x Rp 200.000,00
a. Penyusunan proposal
b. Penyusunan instrumen 1x Rp 150.000,00 Rp 150.000,00

penelitian 1x3 org x @ Rp


c. Koordinasi dengan Rp 300.000,00
100.000,00
redaksi mading
2 Kegiatan operasional: 48 artikel x
Rp 1.200.000,00
@ Rp 25.000,00
a. pembacaan artikel
mading 1 x Rp 300.000,00
Rp 300.000,00
b. analisis data
Bahan dan alat: RP 30.000,00
3 a. kertas kuarto 1 rim x
@ Rp 30.000,00
b. Tinta printer 2 buah x 2 Rp 200.000,00 Rp 400.000,00
N0 Uraian Volume Kegiatan Jumlah Biaya
dan Satuan Biaya

Penyusunan laporan 1 x Rp 100.000,00 Rp 100.000,00


4

Seminar hasil penelitian 1 x Rp 150.000,00 Rp 150.000,00


5

10 eks x
6 Penggandaan laporan @ Rp 17.000,00 Rp 170.000,00

Rp 3.000.000,00
Jumlah keseluruhan
Daftar Pustaka
Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II.
Jakarta: Gramedia.
Davis, P.W. 1973. Introducing Applied Linguistics.
Harmondsworth: Penguin Education.
Harjasujana, A.S. 1993. “Sistem Pengajaran Bahasa
Indonesia Ragam Ipteks di Perguruan Tinggi”,
Makalah Seminar Peningkatan Mutu
Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Ipteks di
Perguruan Tinggi. Bandung: ITB
Tugas
Soal
1. Secara berkelompok, cermatilah kembali contoh
proposal di atas.
2. Kemudian, jelaskanlah informasi-informasi yang kamu
anggap penting pada setiap bagiannya itu.
3. Berdasarkan informasi-informasi itu, rumuskan pula
maksud/tujuan dari adanya bagian-bagiannya itu.
NO Bagain-Bagian Proposal Informasi Penti Maksud/Tujuan

Latar belakang
a
Perumusan masalah
b
Tujuan
c

Kontribusi penelitian
d
Deifinisi operasional

Tinjaun pustaka

Metode penelitian

Jadwal pelaksanaan
Rencana anggaran

Daftar pustaka
4. Termasuk jenis proposal apakah teks tersebut?
5. Proposal itu lazimnya diajukan oleh siapa?
6. Kepada pihak manakah proposal itu sebaiknya kita
ajukan?
7.Apakah bagian-bagian poroposal itu sudah lengkap?
8. Apabila kamu berperan sebagai penerimanya, Adakah
isinya yang masih memerlukan penjelasan?
9. Cuplikan proposal itu dapatkan dimanfaatkan juga
untuk kegiatan di sekolahmu? Jelaskan!
10. Jelaskan isinya ke dalam 2–3 paragraf, gunakan
dengan bahasamu sendiri
KUNCI JAWABAN
Pada jawaban ini, peserta didik mengerjakannya
secara berkelompok, mencermati kembali proposal
yang telah dicontohkan. Kemudian, tentukan bagian-
bagiannya ke dalam tabel yang disajikan
Bagain-Bagian Informasi Penting Maksud/Tujuan
Proposal
Bahasa tulis ilmiah
merupakan suatu laras
( regester ) dari ragam
Latar belakang bahasa resmi baku yang Menjelaskan bagaimana
harus digunakan dalam penggunaan bahasa
tulisan ilmiah dalam hal ini
mading ilmiah harus resmi yaitu bahasa baku
memiliki ketentuan tertentu
agar mampu dalam karya tulis seperti
mengomunikasikan pikiran, mading (majalah
gagasan , dan pengertain
secara lengkap dinding) yang ada di
sekolah
Perumusan Bagaimanakah kadar Untuk
masalah keilmiahan isi tulisan memperoleh
para siswa SMAN 3 gambaran -
Tasikmalaya dalam gambaran yang
mading sekolah? jelas dan
Bagaimanakah kadar komprehensif
keilmiahan organisasi tentang kadar
tulisan para siswa keilmiahan
SMAN 3 Tasikmalaya tulisan yang
dalam mading berkaitan dengan
sekolahnya? aspek
kebahasaan dan
konsep-konsep
keilmuan dan
fakta ilmiah.
Informasi penting Tujuan

Tujuan Untuk mengetahui kadar Untuk


keilmiahan isi tulisan para memperjelas arah
siswa SMAN 3 Tasikmalaya penelitian
dalam mading sekolahnya?
Untuk mengetahui kadar
keilmiahan organisasi
tulisan para siswa SMAN 3
Tasikmalaya; dsb
Kontribusi Hasil penelitian dapat Memberikan
penelitian bermanfaat secara kontribusi bagi
praktis bagi guru para siswa SMAN
dalam menulis mading 3 Tasikmalaya
yang berkadar ilmiah dalam
dilihat dari aspek menambah
keilmiahan isi tulisan, pengetahuan
organisasi, kosakata, dan
dan istilah. keterampilan
yang
berhubungan
dengan tulisan
yang berkadar
ilmiah.
Informasi Tujuan

Definisi Tulisan berkadar ilmiah Tulisan para siswa


operasional adalah karangan tertulis SMAN 3
yang menyajikan fakta Tasikmalaya yang
umum dengan dipublikasikan
menggunakan metode pada mading
ilmiah dan menggunakan sekolahnya selama
aspek bahasa tulis ilmiah tiga tahun
yang disajikan secara terakhir.
singkat,
ringkas, jelas, dan
sistematis
Informasi Tujuan
Tinjauan Pertama, kosakata dan istilah Kegiatan penting yang
pustaka yang digunakan hendaknya dilakukan oleh guru di
memperhatikan sekolah adalah
pemanfaatan potensi kata kegiatan ilmiah
canggih, kata dan ungkapan melalui
yang dipilih tepat makna, pengembangan ilmu
dan penulis sendiri perlu pengetahuan,
mengetahui teknologi, dan seni
pembentukan kata dan (ipteks).
istilah. Kedua,
pengembangan bahasa
dalam tulisan berkadar
ilmiah. Ketiga, aspek
mekanik yang digunakan
dalam tulisan
berkadar ilmiah.
Metode penelitian Data tulisan siswa, Mendeskripsikan
teknik kadar keilmiahan
pengumpulan isi tulisan,
data, analisis data organisasi,
yang dilakukan, kosakata, dan
dan hasil analisis. istilah,
pengembangan
bahasa, dan aspek
mekanik para
siswa SMAN 3
Tasikmalaya yang
dipublikasikan
pada mading
sekolahnya.
Jadwal Berisi sejumlah Untuk
pelaksanaan nama kegiatan mengetahui
dan waktu kapan dan di
pelaksanaan. mana
pelaksanaan
kegiatan.
Rencana Berisi Untuk
anggaran sejumlah mengetahui
biaya kegiatan besaran biaya
yang yang
diperlukan diperlukan.
dengan
disertai uraian
kegiatan.
Daftar pustaka Daftar referensi Sebagai ciri
yang digunakan, keilmiahan
berisi sejumlah seorang penulis
judul buku, (tidak plagiasi),
majalah, surat dan
kabar, atau memudahkan
sumber lainnya mencari
sumber- sumber
tulisan jika
menulis hal
yang serupa.
2. Menemukan Informasi yang Dibaca untuk
DikembangkanMenjadi Proposal
 
Secara umum berikut bagian-bagian yang
sebaiknya ada di dalam proposal tersebut:
1. Latar Belakang
Dalam bagian ini dikemukakan tentang
kejadian, keadaan, atau hal yang melakarbelakangi
pentingnya dilaksanakan suatu penelitian. Apabila
kegiatan yang diusulkan itu berupa kegiatan
kesehatan penduduk desa, yang kita kemukakan
dalam latar belakang adalah tentang berjangkitnya
penyakit menular dan sebagainya.
2. Masalah dan Tujuan
Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan
masalah dan tujuan- tujuan kegiatan. Rumuskanlah
tujuan-tujuan itu dengan rasional dan persuasif
sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-
tujuan tersebut
3. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batas-
batasnya. Membatasi ruang lingkup persoalan
kegiatan, sekurang-kurangnya memberikan dua
manfaat. Dapat lebih terlihat oleh pengusul duduk
persoalan dari kegiatan yang akan dilakukannya. Bagi
penerima usul, suatu deskripsi yang konkret dan jelas
akan lebih mudah pula dilihat kebaikan dan
kelemahannya. Baik pengusul maupun perima usul,
masing-masing akan menguji masalah itu dari ruang
lingkup itu dengan bahan-bahan literatur yang ada.
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori
atau hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan masalah yang dirumuskan. Telaah itu bisa
berupa perbandingan, pengontrasan, dan peletakan
teori- teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-
teori itu merupakan dasar argumentasi bagi pengusul
dalam meneliti persoalan-persoalannya sehingga
diperoleh jawaban yang dapat diandalkan
Dari teori-teori yang dikemukakan itu, penerima
usul bisa memahami bobot usulan itu di samping
dapat mengetahui pula penguasaan pengusul
terhadap kegiatan yang diusulkannya.
5. Metode
Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan
yang akan dilaksanakan, termasuk teknik-teknik
pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat
disebutkan metode historis, deskriptif, ataupun
eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik
pengumpulan data dapat disebutkan teknik angket
(kuesioner), wawancara, observasi, studi pustaka,
atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan
rencana pengolahan data yang diperlukan
Melalui metode-metode yang digunakan,
kegiatan yang direncanakan itu dapat dinilai oleh
penerima usul, yakni apakah rencana itu akan
diperoleh hasil yang memuaskan atau tidak. Semakin
komprehensif, metode yang diusulkan, penerima usul
akan semakin yakin akan rencana kegiatan itu.
Melalui gambaran metode itu, dapat dinilai pula
olehnya jumlah biaya yang perlu dikeluarkan
6. Pelaksana Kegiatan
Salah satu faktor yang turut diperhitungkan oleh
penerima proposal adalah susunan personalia dari
badan yang menyampaikan proposal tersebut. Sebab
itu, tuliskanlah personalia yang dapat diandalkan
untuk mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu. Bila
perlu daftar personalia atau pelaksana kegiatan
tersebut dilengkapi dengan pendidikan dan keahlian
mereka. Apabila kegiatan itu berupa pengecatan jalan
desa, tentunya yang dikemukakan adalah susunan
kepanitiannya termasuk pihak-pihak yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan
Dalam proposal penelitian untuk
penulisan skripsi, tesis, atau disertasi, pelaksana
kegiatan tidak perlu dikemukakan karena sudah
jelas, yakni mahasiswa itu sendiri.
7. Fasilitas
Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan
pula fasilitas-fasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitas-
fasilitas yang ada itu akan lebih menekankan biaya
sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan
menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa
dari pihak-pihak lain.
Pengusul perlu menggambarkan bermacam-
macam fasilitas yang dimilikinya. Hal ini
dimaksudkan untuk lebih meyakinkan lagi penerima
usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar
serius dan penulis sanggup mengerjakannya dengan
baik.
8. Keuntungan dan Kerugian
Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan
juga keuntungan- keuntungan yang akan diperoleh
dari pekerjaan itu. Hal ini bukan sesuatu yang
berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima usul
bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-sia
dengan yang akan diperoleh. Keuntungan yang
diperoleh dapat bersifat keuntungan yang memang
langsung diharapkan, keuntungan sampingan,
penghematan, dan sebagainya
Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul
menyampaikan juga kerugian atau hambatan-
hambatan yang akan dihadapi kelak. Sering kali orang
takut mengemukakan keburukan atau kekurangan
sesuatu yang ditawarkan, takut kalau tawaran atau
usulnya tidak diterima. Dalam jangka panjang hal ini
sebenarnya akan menguntungkan pihak pengusul itu
sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan
lebih percaya akan kejujuran pengusul yang dalam
melaksanakan pekerjaan itu.
9. Lama Waktu
Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu
pekerjaan itu akan diselesaikan. Bila pekerjaan itu
terdiri atas tahap-tahap pekerjaan, maka tahap-tahap
itu perlu diberikan dengan perincian waktu
penyelesaian masing-masing
10. Pembiayaan
Biaya merupakan salah satu topik yang juga
sangat diperhatikan penerima usul. Namun, bagi
badan penerima usul yang baik reputasinya, kualitas
pekerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan.
Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-
benar digarap dalam proposal ini sehingga dapat
meyakinkan penerima usul.
Yang lebih diinginkan agar semua pos
pembiayaan diberikan perincian tersendiri. Perincian
itu dapat dibagi untuk upah, alat perlengkapan,
belanja barang, biaya umum, dan sebagainya
Untuk lebih jelasnya, perhatikan sistematika proposal berikut
1. Latar Belakang
2. Masalah dan Tujuan
a. Masalah
b.Tujuan
3. Ruang Lingkup Kegiatan
a. Objek
b. Jenis-jenis kegiatan
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
a. Kerangka teoretis
b. Hipotesis
5. Metode
6. Pelaksana Kegiatan
a. Penanggung jawab
b. Susunan personalia
7. Fasilitas yang Tersedia
a. Sarana
b. Peralatan
8. Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan-keuntungan
b. Kemungkinan kerugian
9. Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu
b. Tempat
10. Anggaran Biaya 11.Daftar Pustaka 12.Lampiran-
Lampiran
Sistematika tersebut dalam beberapa hal memiliki
perbedaan apabila proposal tersebut ditujukan untuk
suatu penelitian. Sistematika penulisan proposal
penelitian adalah sebagai berikut
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
5. Landasan Teori
6. Metode Penelitian
7. Kerangka Penulisan Laporan

Anda mungkin juga menyukai