Anda di halaman 1dari 9

"Perjanjian Aqabah "

NAMA KELOMPOK
a. FAJAR YUGOPRATAMA (9)
b. INNAYA MENDY (11)
c. NADYA NINA (21)
d. RAHMALIA ZENA (27)
e. RETNO KEMUNING (30)
f. RIZKI APRILIA PUTRI (31)
g. RONA ALMAS YUMNA SYIFA (32)
h. SEKAR FAUSTA FIKA (34)
i. THARA CARISSA (39)
j. YUIRSHEL JUNITIA W (40)
Pada awal tugas kenabiannya, gangguan dan penyiksaan dari para kaum Quraisy di Mekkah semakin merajalela. Nabi
Muhammad dan umat muslim selalu dijadikan bahan ejekan, dihina dan ditindas, serta dicari – cari kelemahannya.
Karena itu Nabi Muhammad beranggapan Mekkah tidak lagi dapat dijadikan sebagai pusat dakwah. Kemudian Nabi
mengunjungi berbagai negeri seperti Thaif, namun beliau juga dimusuhi disana sehingga tidak dapat berdakwah. Nabi
Muhammad kemudian berusaha mendekati para pendatang di Mekkah ketika musim Haji tiba, sehingga ada dua suku
yang mau menerima ajakannya.

Keduanya adalah suku Aus dan Khazraj yang berasal dari Yastrib (Madinah). Mereka menerima ajakan Nabi karena
telah memahami ajaran tauhid dan juga seringkali mendengar cerita tentang Nabi dari orang – orang Yahudi. Jumlah
kaum ini yang masuk Islam sebanyak lebih dari enam orang dan menjadi awal dari banyak penduduk Yastrib yang
bersedia masuk Islam. Sejarah perjanjian Aqabah mendapatkan namanya dari bukit Aqabah yang dijadikan tempat baiat
kepada Nabi. Perjanjian Aqabah kemudian dibagi menjadi dua berdasarkan dua peristiwa yang berbeda.
Perjanjian Aqabah I

Pada tahun – tahun berikut setelahnya, tepatnya pada tahun 621 M sejumlah 12 orang jamaah haji dari Yastrib
bertemu dengan Rasulullah SAW dan menyimak dakwahnya. Perjanjian ini kemudian dinamakan sebagai Perjanjian
Aqabah I. Beberapa poin kesepakatan dalam perjanjian Aqabah ini yaitu:
• Menyatakan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW
• Menyatakan rela mengorbankan harta dan jiwa
• Menyatakan kesediaan untuk menyebarkan agama Islam yang dianut
• Menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT
• Menyatakan tidak akan membunuh
• Menyatakan tidak akan melakukan perbuatan curang dan dusta.
Perjanjian Aqabah II
Sejarah perjanjian aqabah II pada 622 SM dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW terhadap 73 orang pria dan 2 orang
wanita dari Yastrib diwaktu tengah malam. Al Abbas ketika itu belum memeluk Islam, namun ia inin meminta jaminan
bahwa keponakannya yaitu Nabi akan selamat dan aman kepada orang- orang Yastrib tersebut. Isi pada sejarah
perjanjian aqabah kedua adalah:
• Kesiapan penduduk Yastrib untuk melindungi Nabi Muhammad SAW
• Keikutsertaan penduduk Yastrib untuk berjuang dengan harta dan jiwanya.
• Penduduk Yastrib akan ikut memajukan agama Islam dan menyiarkan agama kepada sanak saudara mereka.
• Kesiapan para penduduk Yastrib menerima segala resiko dan tantangan.
Pengertian Baiat
Baiat mempunyai arti yaitu perjanjian atau ikrar bagi penerima yang sanggup menanggung atau melakukan sesuatu yang disebutkan
dalam perjanjian tersebut. Beberapa pengertian mengenai istilah baiat dalam Risalatul Ta’alim karangan Hassan Al Banna dalam
kaitannya dengan dakwah Islam yaitu:
• Baiat untuk memahami agama Islam dengan sebenar – benarnya, karena tanpa pemahaman tersebut maka tidak sesuai dengan tata
cara Islam atau dapat dihitung sebagai amal dalam ajaran Islam.
• Baiat memerlukan keikhlasan, karena tanpa keikhlasan maka amal seseorang tidak akan diterima oleh Allah dan prosesnya juga tidak
akan benar.
• Baiat untuk beramal yang ditentukan awal dan akhirnya yang jelas.Baiat untuk berjihad.Perjanjian pengorbanan untuk mendapatkan
surga.
• Ikrar untuk taat dan patuh mengikuti kepercayaannya dan sesuai dengan tingkat masing – masing.
• Baiat untuk setia dan berpegangpadanya di setiap situasi.
• Baiat untuk didasarkan pada dakwah dan mencurahkan keikhlasan.
• Sebagai pengikat persaudaraan.Sebagai dasar kepercayaan kepemimpinan dan gerakan atau sesama jamaah.
Alasan Pemilihan Yastrib

Dalam sejarah perjanjian Aqabah, ada beberapa faktor yang membuat Rasulullah SAW memilih Yastrib sebagai tempat untuk hijrah para
umat Islam. Faktor – faktor tersebut antara lain:
• Kota Yastrib adalah tempat yang paling dekat dengan Mekkah.
• Rasulullah telah memiliki hubungan baik dengan penduduk Yastrib sebelum diangkat menjadi Nabi, yang berasal dari ikatan
persaudaraan melalui kakeknya yang memiliki istri orang Yastrib.
• Selain itu ayah Nabi juga dimakamkan disana.
• Nabi sudah mengenal penduduk Yastrib sebagai orang – orang yang memiliki budi pekerti yang lembut dan sifat – sifat yang baik.
• Hijrah merupakan keharusan bagi Nabi sendiri karena mendapat perintah dari Allah SWT.
Pemilihan Para Naqib
Setelah pelaksanaan sejarah perjanjian Aqabah, Nabi kemudian meminta 12 orang pemimpin untuk dijadikan Naqib dalam rangka
melaksanakan isi baiat tersebut. Susunan kepemimpinan tersebut terdiri dari 9 orang daro Kabilah Khazraj dan Kabilah Aus.

Naqib Khazraj Naqib Aus


• As’ad bin Zurarah bin Ads • Usaid bin Hudhair bin Simak
• Sa’d bin al-Rabi bin Amru • Sa’d bin Khaithamah bin al-Harith
• Abdullah bin Rawahah bin Tha’labah • Rifaah bin Abd al- Munzir bin Zubair
• Rafi bin Malik bin al-Ajlan
• Al-Bara bin Marur bin Sakhr
• Abdullah bin Amru bin Hiram
• Ubadah bin al-Samit bin Qais
• SA’d bin Ubaddah bin Dulaim
• Al-Munzir bin Amru bin Dulam

Anda mungkin juga menyukai