Anda di halaman 1dari 12

PERJANJ/IAN

AQABAH
Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas X
Perjanjian Aqabah I
Pada tahun ke-12 masa kenabian, tepatnya pada
tahun 621 M sejumlah 12 orang jamaah haji
dari Yastrib bertemu dengan Rasulullah SAW
dan menyimak dakwahnya. Mereka
menyambut dengan baik sehingga mereka
menyatakan keIslaman dan melakukan bai’at
kepada beliau. Perjanjian ini kemudian
dinamakan sebagai Perjanjian Aqabah I.
Beberapa poin kesepakatan dalam perjanjian
Aqabah ini yaitu:
Isi Perjanjian Aqabah I
• Menyatakan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW
• Menyatakan rela mengorbankan harta dan jiwa
• Menyatakan kesediaan untuk menyebarkan agama
Islam yang dianut
• Menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT
• Menyatakan tidak akan membunuh
• Menyatakan tidak akan melakukan perbuatan curang
dan dusta.

3
Sebagai strategi pengembangan
Islam di Yastrib, Nabi
mengirim Mus’ab bin Umair
untuk bergabung dengan
rombongan yang pulang ke
Yastrib. Tugasnya untuk
membantu penduduk Yastrib
yang telah menyatakan
keislamannya untuk
menyebarkan ajaran Islam
disana. Mush’ab kemudian
menjadi guru mengaji di
Madinah, sebagai imam dalam
shalat karena kaum Aus dan
Khazraj tidak mau salah satu
dari mereka menjadi imam.
Perjanjian Aqabah II
Sejarah perjanjian aqabah II pada 622 SM dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW terhadap 73 orang pria dan 2 orang
wanita dari Yastrib diwaktu tengah malam. Kedua wanita
tersebut bernama Nusaibah binti Ka’ab dan Asma’ binti
‘Amr bin ‘Adiy. Perjanjian ini dibuat pada tahun kenabian
ketiga belas. Mush’ab juga kembali ikut dengan semua
penduduk Yastrib yang sudah masuk Islam lebih dulu,
kemudian mereka menemui Rasulullah di Aqabah pada suatu
malam hari. Nabi datang bersama pamannya Al Abbas bin
Abdil Muthalib. Al Abbas ketika itu belum memeluk Islam,
namun ia inin meminta jaminan bahwa keponakannya yaitu
Nabi akan selamat dan aman kepada orang- orang Yastrib
tersebut. Isi pada sejarah perjanjian aqabah kedua adalah:

5
Isi Perjanjian Aqabah II
• Kesiapan penduduk Yastrib untuk melindungi Nabi
Muhammad SAW
• Keikutsertaan penduduk Yastrib untuk berjuang
dengan harta dan jiwanya.
• Penduduk Yastrib akan ikut memajukan agama Islam
dan menyiarkan agama kepada sanak saudara mereka.
• Kesiapan para penduduk Yastrib menerima segala
resiko dan tantangan.

6
• Setelah melakukan baiat sebagai bagian dari
sejarah perjanjian Aqabah, Nabi Muhammad
kembali ke Mekkah untuk terus berdakwah namun
diganggu oleh kaum musyrik. Nabi kemudian
memerintahkan hijrah ke Yastrib, baik sendiri
maupun berkelompok. Mereka kemudian berhijrah
dengan diam – diam agar kaum musyrik tidak
mengetahui kepindahan tersebut. Orang pertama
yang berhijrah adalah Abu Salamah bin Abdil
Asad dan Mush’ab bin Umair, juga Amr bin
Ummi Maktum. Kemudian Bilal bin Rabah, Sa’ad
bin Abi Waqqash, Ammar bin Yasir dan Umar bin
Khatab menyusul dalam rombongan berjumlah 20
orang.
Faktor – Faktor Nabi Hijrah ke
Yastrib
Dalam sejarah perjanjian Aqabah, ada beberapa faktor yang membuat Rasulullah
SAW memilih Yastrib sebagai tempat untuk hijrah para umat Islam. Faktor –
faktor tersebut antara lain:
1. Kota Yastrib adalah tempat yang paling dekat dengan Mekkah.
2. Rasulullah telah memiliki hubungan baik dengan penduduk Yastrib sebelum
diangkat menjadi Nabi, yang berasal dari ikatan persaudaraan melalui
kakeknya yang memiliki istri orang Yastrib. Selain itu ayah Nabi juga
dimakamkan disana.
3. Nabi sudah mengenal penduduk Yastrib sebagai orang – orang yang memiliki
budi pekerti yang lembut dan sifat – sifat yang baik.
4. Hijrah merupakan keharusan bagi Nabi sendiri karena mendapat perintah dari
Allah SWT.
5. Alasan pemilihan Yastrib dalam perjanjian Aqabah ini menunjukkan bahwa
Nabi telah merencanakan dengan matang berbagai langkah strategis untuk
dakwah Islam. Proses hijrah ini telah disiapkan dengan sangat matang,
mendapat dukungan dari penduduk Yastrib, juga karena secara fisik dan
mental Rasulullah telah siap meninggalkan kota tempatnya lahir untuk
meneruskan perjuangan dalam menegakkan ajaran tauhid.
Pemilihan Para
Naqib
Setelah pelaksanaan sejarah perjanjian
Aqabah, Nabi kemudian meminta 12
orang pemimpin untuk dijadikan Naqib
dalam rangka melaksanakan isi baiat
tersebut. Susunan kepemimpinan tersebut
terdiri dari 9 orang dari Kabilah Khazraj
dan 3 orang dari Kabilah Aus.
Naqib Aus

Usaid bin Hudhair bin


Simak
Sa’d bin Khaithamah
bin al-Harith
Rifa;ah bin Abd al-
Munzir bin Zubair

10
Click icon to add
picture

Naqib Khazraj
As’ad bin Zurarah bin Ads
Sa’d bin al-Rabi bin Amru
Abdullah bin Rawahah bin Tha’labah

Rafi bin Malik bin al-Ajlan


Al-Bara bin Marur bin Sakhr
Abdullah bin Amru bin Hiram
Ubadah bin al-Samit bin Qais
SA’d bin Ubaddah bin Dulaim
Al-Munzir bin Amru bin Dulam
SEKIAN
Sampai Bertemu di Video Pembelajaran Selanjutnya ...

Anda mungkin juga menyukai