Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN INTENSITAS KEHADIRAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR


BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAK DI MTs DARUL MA’ARIF
BANGSAL MOJOKERTO
Nurul Fikriyah
Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto

Email: nurulfikriyah7051@gmail.com

ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimana intensitas kehadiran
siswa dalam pembelajaran di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto?bagaimana
prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal
Mojokerto?adakah hubungan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan
peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif
Bangsal Mojokerto?
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket
atau kustioner dan dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data primer dan
teknik wawancara, observasi, dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data
sekunder. Sedangkan analisis data menggunakan teknik prosentase untuk data yang
bersifat deskriptif dan teknik Product Moment untuk data yang bersifat kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas kehadiran siswa dalam
pembelajaran termasuk kategori baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar
51,02% intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran cukup besar, sedangkan
sebesar 61,22% peningkatan prestasi bidang studi Aqidah Akhlak cukup baik. Artinya
ada korelasi antara intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan
peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak. Dengan df/db sebesar 47,
pada taraf signifikan 5% diperoleh rtabel = 0,288 sedangkan pada taraf signifikan 1%
diperoleh rtabel= 0,372, dengan rxy = 0,46 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Guru diharapkan mampu mencatat kehadiran dan ketidakhadiran siswa dalam
pembelajaran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik, data kehadiran
dan ketidakhadiran ini dimungkinkan untuk bahan pertimbangan penilaian terhadap
siswa. Guru diharapkan mampu membangkitkan minat siswa agar lebih bergairah
belajar di sekolah sehingga mampu meningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah
Akhlak.
Kata Kunci: intensitas kehadiran siswa, prestasi belajar, Aqidah Akhlak.

Pedahuluan

Pendidikan di sekolah bukan hanya pembelajaran materi saja, melainkan pendidikan


di sekolah esensinya adalah pembinaan sikap dan jiwa pada setiap anak didik. Apabila
sekolah mampu membina sikap dan jiwa positif setiap anak didik, maka anak tersebut telah
mempunyai bekal pembinaan sikap dan jiwa yang baik dari sekolah dalam menghadapi
berbagai pengaruh yang bisa terjadi di dalam maupun di luar. Dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, berhasil atau
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh murid sebagai anak didik.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan
tujuan. Tujuan dalam belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu.
Perubahan dalam arti menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya.”.1
Guru adalah pribadi kunci di kelas karena besar pengaruhnya terhadap perilaku dan
belajar para siswa, yang memiliki kecenderungan meniru dan beridentifikasi, gurulah yang
bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak dan memegang peran penting dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan melalui interaksi belajar-mengajar. Guru merupakan
faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar, dan karenanya guru harus
menguasai prinsip-prinsip belajar di samping meguasai materi yang akan diajarkan.
Selama ini setiap lembaga pendidikan khususnya sekolah dihadapkan pada kondisi
yang harus saling menunjang, baik pihak-pihak sekolah yang terlibat dalam proses belajar
mengajar maupun pihak-pihak lain yang hanya mengawasi atau memberikan perhatian
terhadap kualitas lulusan sekolah sehingga orang tua siswa akan merasa puas dengan layanan
yang diberikan oleh pihak sekolah.
Selama ini orang tua/wali peserta didik telah memberikan tanggung jawab kepada
pihak sekolah untuk memberikan pendidikan, pengajaran, bimbingan, arahan, latihan serta
penilaian kepada peserta didik tetapi pihak sekolah hanya akan memberikan laporan hasil
belajar peserta didik kepada orang tua/wali peserta didik setiap tengah semester atau akhir
semester saja, yang berupa nilai hasil belajar, nilai kegiatan ekstrakurikuler, keterangan
absensi, dan perilaku sikap peserta didik. Hal ini menyebabkan peserta didik mempunyai
pemikiran/anggapan bahwa belajar hanya akan dilakukan pada saat akan melaksanakan
tes/ulangan tengah semester/ulangan akhir semester atau ujian saja, sehingga ujung-ujungnya
tidak dapat menghasilkan prestasi belajar yang optimal.
Dengan anggapan peserta didik yang seperti itu maka motivasi belajar peserta didik
akan menurun, sehingga peserta didik akan bermalas-malasan untuk aktif mengikuti
pembelajaran yang dilakukan disekolah, padahal jika peserta didik absen atau tidak mengikuti
kegiatan pembelajaran disekolah satu hari saja walau dengan alasan apapun, peserta didik
tersebut akan tertinggal materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru pada waktu itu.
Sehingga untuk menerima materi pembelajaran selanjutnya peserta didik akan merasa sulit
atau susah memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru.
Untuk menghindari anggapan peserta didik yang semacam itu, perlu adanya
pembinaan akhlak dan disiplin peserta didik dalam sekolah terutama disiplin diri, karena
maksud dari intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran adalah bukan hanya
ketidakhadiran peserta didik di sekolah, akan tetapi banyak peserta didik yang masuk sekolah
tetapi tidak mengikuti pembelajaran, ada pula peserta didik yang masuk sekolah/kelas tetapi
pikiran mereka ada di mana-mana atau kurang konsentrasi dalam pembelajaran.
Dalam melaksanakan hal tersebut, guru di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto
diharapkan mampu menumbuhkan akhlak yang baik pada diri peserta didik agar peserta didik

1
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 2012), h.
21.
bersungguh-sungguh dan memfokuskan niat ke sekolah hanya untuk mencari ilmu, serta
membina disiplin peserta didik agar prestasi belajar peserta didik dapat tercapai.
Bedasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Kehadiran Siswa dalam
Pembelajaran dengan Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs
Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto”.

Kajian Teori

Pengertian intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. 2 Sedangkan


“intens” sendiri berarti hebat atau sangat kuat (kekuatan, efek), tinggi, bergelora, penuh
semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan), sangat emosional (tentang orang).3
Atau dengan kata lain dapat diartikan dengan sungguh-sungguh dan terus menerus
mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang optimal. Kehadiran siswa dalam
pembelajaran adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran pada jam-jam
efektif, sebaliknya ketidakhadiran siswa dalam pembelajaran adalah ketiadaan siswa untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran pada jam-jam efektif. Secara harfiah
intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran adalah sering atau tidaknya siswa dalam
megikuti pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Carter V. Good (1981) memberi batasan kehadiran sebagai berikut: “The act of being
present, particulary at school, attendance at school as not merely being bodily presence but
including actual participation in the work and activities”. 4 Kehadiran seperti ini sering
dipertanyakan karena pendidikan bukan sebagai sekedar penyampaian ilmu pengetahuan saja,
melainkan pendidikan membutuhkan keterlibatan aktif secara fisik dan mental dalam
prosesnya, maka kehadiran secara fisik di sekolah tetap penting apapun alasannya.
Seorang guru diharapkan mencatat peserta didik yang hadir di kelas dalam buku
presensi. Sedangkan peserta didik yang tidak hadir di kelas dicatat dalam buku absensi.
Presensi adalah buku daftar kehadiran siswa, dan absensi adalah buku daftar ketidakhadiran
siswa. Ketika jam pertama sudah dinyatakan masuk, serta para peserta didik masuk ke kelas,
guru hendaknya mempresensi peserta didiknya satu persatu. Selain agar mengenal peserta
didiknya, guru akan mengetahui siapa-siapa diantara peserta didiknya yang tidak masuk
sekolah. Demikian juga pada jam-jam berikutnya setelah istirahat, guru perlu mempresensi
kembali, barang kali ada peserta didiknya yang pulang sebelum waktunya. Tidak jarang,
peserta didik pulang sebelum waktunya, hanya karena sudah merasa sudah dinyatakan masuk
melalui presensi pada jam pertama.
Pengolaan data kesiswaan merupakan salah satu garapan administrasi murid yang
tidak dapat ditinggalkan, pada intinya ada tiga macam data yang perlu sekali dikelola yaitu:

2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2012), h. 542.
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).
h. 438.
4
Feri Nan Dariyanto, “Pengaturan Kehadiran dan Ketidakhadiran Peserta Didik”, dalam
http://riyanpurnamafers.blogspot.co.id/2011/02/pengaturan-kehadiran-dan-ketidak.html (20/03/2016).
data tentang identitas murid, data tentang hasil belajar murid, dan tentang kehadiran murid. 5
Karena data ini tidak hanya berguna sewaktu murid tersebut masih sekolah, tetapi juga
bermanfaat kelak setelah murid tersebut sudah lulus dan meninggalkan sekolah tersebut.
Peserta didik yang tidak masuk sekolah hendaknya membuat surat keterangan yang
disetujui orang tua, dengan tujuan agar pihak sekolah mengetahui alasan dari ketidakhadiran,
peserta didik di sekolah, pada umumnya ketidakhadiran peserta didik di sekolah dibedakan
menjadi 3 yaitu:
A. Sakit, ketidakhadiran karena peserta didik sedang sakit/mengalami gangguan
kesehatan.
B. Alpa, ketidakhadiran tanpa keterangan yang tidak jelas.
C. Izin, ketidakhadiran dengan alasan tertentu. Misalnya, kepentingan keluarga, dll.

Informasi tingkat kehadiran dan ketidakhadiran siswa ini sangat berguna untuk
pengambilan kebijakan, baik pada tingkat kelas  maupun sekolah serta dapat digunakan untuk
kepentingan pemberian bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan kewajiban kehadirannya di sekolah.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakhadiran Siswa


Menurut Gunarsa (2002), faktor penyebab anak absent dan tidak ke sekolah dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu:6
a. Sebab dari dalam diri anak itu sendiri
1) Pada umumnya anak tidak ke sekolah karena sakit.
2) Ketidak mampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
3) Kemampuan intelektual yang tarafnya lebih tinggi dari teman-temannya.
4) Dari banyaknya kasus di sekolah, ternyata faktor pada kekurangan motivasi belajar
yang jelas mempengaruhi anak.
b. Sebab dari luar anak
1) Keluarga
(a) Keadaan keluarga
Banyak keluarga yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk
melaksanakan tugas-tugas dirumah, bahkan tidak jarang pula terlihat ada anak
didik yang membantu orang tuanya mencari nafkah.
(b) Sikap orang tua
Sikap orang tua yang masa tak peduli sekolah, yang tentunya kurang
membantu mendorong anak untuk hadir ke sekolah.
2) Sekolah
Hubunga anak dengan sekolah dapat dilihat dari anak-anak lain yang
menyebabkan ia tidak senang ke sekolah, lalu membolos.
3) Anak tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya.
2. Upaya Penanggulangan Ketidakhadiran Siswa
Upaya penanggulangan masalah ketidakhadiran siswa di pembelajaran yang
bersumber dari keluarga tentu sangat membutuhkan peran keluarga tentunya peran orang
5
H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 63.
6
Budi Wahyono, “Perilaku Membolos dan Faktor yang Mempengaruhinya”, dalam
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/perilaku-membolos-dan-faktor-yang.html (20/03/2016).
tua untuk bersama-sama mencari solusi yang terbaik. Namun apabila faktor penyebabnya
dari dalam diri siswa sendiri, maka bantuan individu dapat dijadikan sebagai solusi untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi pada diri siswa.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan berkenaan dengan perbaikan kondisi sekolah
adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan tata tertib sekolah sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan
kehadiran peserta didik di sekolah. Peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah
bisa diberi sanksi sesuai dengan yang ditentukan dan disepakati oleh peserta didik.
b. Melakukan pendekatan personal, guru yang banyak memahami tentang perbedaan
individual murid akan lebih mudah mengadakan pendekatan terhadap berbagai
masalah yang dihadapi muridnya.7
c. Menjadikan kehadiran peserta didik dalam pembelajaran sebagai bagian dari
perhitungan nilai ujian di sekolah.
d. Memperbaiki kondisi sekolah. Dalam hal ini ialah gedung, alat-alat sekolah, fasilitas
belajar dan lingkungan sosial lainnya.8 Selain itu juga kebersihan kelas/sekolah.
Suasana kelas/sekolah yang baik dan serasi adalah kelas/sekolah yang dapat
menyediakan kondisi yang kondusif. Sehingga minat peserta didik untuk belajar atau
pergi ke sekolah semakin tinggi.
e. Selalu mempresensi peserta didik pada saat awal masuk kelas, baik pada jam-jam
pertama maupun pada saat jam-jam setelah istirahat atau pergantian jam. Mereka
yang tidak ada pada jam-jam tertentu dicatat pada buku absensi dan digolongkan
sebagai peserta yang tidak hadir.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa, “prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan
tertentu”.9 Dapat disimpulkan bahwa prestasi dalam pembelajaran adalah suatu hasil yang
telah diperoleh peserta didik dari kegiatan - kegiatan yang dikerjakan di sekolah.
Banyak kegiatan-kegiatan dalam sekolah yang dapat dijadikan sebagai sarana
memperoleh prestasi, misalnya prestasi dalam mata pelajaran umum, prestasi dalam mata
pelajaran agama, prestasi dalam ekstrakurikuler, dan prestasi dalam kegiatan-kegiatan
sekolah lainnya. Prestasi juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur suatu keberhasilan peserta
didik dalam pembelajaran, peserta didik dikatakan berprestasi baik jika hasil usaha yang
dicapai mendekati apa yang diharapkan, sebaliknya jika usaha dikatakan menurun apabila
prestasi tersebut diatandai dengan hasil yang lebih buruk daripada sebelumnya.
Sedangkan pengertian belajar, Abu Ahmadi dan Widoso Supriyono mengemukakan
bahwa, “belajar ialah suatu proses usaha yag dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 10 Menurut pendapat lain, Oemar Hamalik
mengemukakan bahwa, “belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi
dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat
7
Sofyan S. Willis, Remaja dan Masalahnya (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 63.
8
Ibid., h. 63
9
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar., h. 21.
10
Abu Ahmadi dan Widoso Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 128.
dan pribadi secara lebih lengkap”.11 Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari dan memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman inilah yang nantinya akan
membentuk pribadi individu kearah kedewasaan dan mempengaruhi pola fikir individu dalam
bertindak.

Aqidah merupakan “segi teoritik” yang harus lebih dahulu di imani. 12 Akidah menurut
bahasa, berasal dari kata al-‘aqd (‫)العقد‬, yaitu ikatan, memintal, menetapkan, menguatkan,
mengikat dengan kuat, berpegang teguh, yang dikuatkan, dan yakin, sedang menurut istilah
adalah hal-hal yang wajib di benarkan oleh hati dan jiwa kepadanya, sehingga menjadi
keyakinan kukuh yang tidak tercampur dengan keraguan.13
Sedangkan Akhlak berasal dari bahasa arab (‫ )أخالق‬akhlak dalam bentuk jama’, sedang
mufrodatnya adalah (‫ )خلق‬khuluq.14 Akhlak secara etimologis berarti budi pekerti, tingkah
laku atau tabiat, secara terminologis akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. 15 Ada banyak
yang mengemukakan istilah akhlak salah satu diantaranya adalah Al-Ghazali: “Akhlak adalah
suatu sifat yang tertanam dalam jiwa dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah
dan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.16
Berdasarkan pengertian diatas, maka terdapat empat hal yang menjadi syarat apabila
seseorang ingin dikatakan berakhlak;17

a. Perbuatan yang baik.


b. Kemampuan melakukan perbuatan.
c. Kesadaran akan perbuatan itu.
d. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk.

Pembelajaran aqidah akhlak adalah pembelajaran yang mengajarkan tentang pendidikan


iman dan juga pendidikan moral atau etika kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, Orang lain,
lingkungan, dll. Tujuan pembelajaran akidah akhlak adalah mampu mencetak peserta didik
yang beriman kepada Allah SWT, dan memiliki akhlak yang baik terhadap Allah SWT,
karena akhlak terhadap Allah SWT ini merupakan pondasi atau dasar dalam berakhlak
terhadap siapapun.

Mengenai kehadiran siswa dalam pembelajaran, kehadiran merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi siswa, apabila siswa tidak hadir dalam proses pembelajaran,
maka siswa akan ketinggalan pelajaran sehingga berdampak kepada perkembangan prestasi

11
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), h. 45.
12
Muhammad Chirzin, Buku Saku Konsep dan Hikmah Akidah Islam (Jakarta: Penerbit Zaman, 2015),
h. 5.
Nur Hidayat, Akidah Akhlak dan Pembelajarannya, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), h. 24.
13

Ibid., h. 131.
14

15
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Surabaya Press, 2012), h. 65.
16
Nur Hidayat, Akidah Akhlak., h.137.
17
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, h. 66.
belajarnya, disamping itu kehadiran siswa bisa merupakan gambaran tentang kedisiplinan dan
ketertiban sekolah.
Kehadiran siswa dalam di sekolah sangat penting, karena kehadiran di sekolah bukan
hanya berarti peserta didik secara fisik ada di sekolah, melainkan ialah keterlibatan siswa
dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Di dalam sekolah guru sebagai pengganti peran orang tua
perlu memeiliki kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen untuk membimbing
peserta didik menjadi manusia-manusia shaleh yang bertakwa. Dalam upaya membentuk
peserta didik menjadi saleh tersebut, diperlukan guru yang membimbing mereka melalui
pendekatan personal atau individu.
Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah pembelajaran tentang budi pekerti dan etika. Etika
adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tingka laku serta prinsip-prinsip ajaran
tentag tingka laku yang benar.18 Pembelajaran ini mempunyai tujuan bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pembelajaran Aqidah
Akhlak menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik, sehingga peserta didik paham tentang
hal yang baik dan yang salah, mampu merasakan nilai yang baik dan mau menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Metodelogi

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi kuantitatif, pendekatan ini


sering disebut dengan penelitian sebab akibat, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antar variabel bebas dengan terikat. Penelitian ini dibangun dengan teori yang sudah matang,
yang berfungsi untuk mengetahui, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena.
Menurut Sugiyono mengatakan bahwa, “metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”.19
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu ”Hubungan Intensitas Kehadiran Siswa dalam
Pembelajaran antara Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs Darul
Ma’arif Bangsal Mojokerto”. Maka dari segi sifat data dan tujuan, jenis penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) kuantitatif.
Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yaitu penelitian yang dilakukan
di lapangan. Dalam hal ini penelitian dilakukan di sekolah. sedangkan penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang datanya dikumpulkan dan diukur berupa angka yang digunakan untuk
mengidentifikasi ada tidaknya hubungan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran
dengan peningkatan prestasi belajar siswa bidang studi Aqidah Akhlak.
Adapun bentuk penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang
berupa mengungkapkan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.
Dalam hal ini yang diungkap adalah hubungan intensitas kehadiran siswa dalam
pembelajaran dengan peningkatan prestasi belajar siswa bidang studi Aqidah Akhlak.
Berdasarkan jenis datanya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang datanya berupa
data hasil angket. Mengacu pada permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan

18
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, h. 67.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 91.
di atas maka penelitian ini berusaha mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam
mengenai hubungan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan peningkatan
prestasi belajar siswa bidang studi Aqidah Akhlak.
Menurut Suharsimi Arikunto, “penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari data
tersebut”.20

Pembahasan dan Hasil


Dalam setiap penelitian, penyajian data adalah merupakan yang sangat penting
menunjukkan baik dan buruknya hasil penelitian.Yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data tentang pengaruh intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran terhadap peningkatan
prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto.
a. Penyajian Data Intensitas Kehadiran Siswa dalam Pembelajaran di MTs Darul
Ma’arif Bangsal Mojokerto
Untuk memperoleh data tentang intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran di
MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto, maka dilakukan penyebaran angket kepada
responden yang telah ditetapkan.
Tabel 4.10
Daftar Nama Responden
NO NAMA RESPONDEN KELAS
1 AFIFAH DWI CAHYANTI VIII
2 AYU SEPTIANDINI MAGHFIROH VIII
3 DHEA SULFIYA PUTRI VIII
4 DWI MEI RETNO SUSANTI VIII
5 FATIMATUL ZAHRO VIII
6 INDY KHAAFIZHOTUL ILMI VIII
7 IRMA PUTRI ANGGRAINI VIII
8 LAILATUR ROSYIDA VIII
9 LELI WAHIDATUR RAHMAH VIII
10 LISA SHOLIKHATUN VIII
11 MIFTAKHUL KHOIROH VIII
12 M. VICKY RIDHOTULLAH VIII
13 M. CHOIRON AMIRUL ATOK ILA VIII
14 M. RIFQI HIDAYAT VIII
15 M. KHOIRUL IMAM VIII
16 NABILA LAILATUL FIJRIYAH VIII
17 PUTRI WULANDARI VIII
18 RIDHOK WAHYUDI VIII
19 RISMA YOGI OKTAVIANA VIII
20 ROSIDATUL ILMIAH VIII
21 VENY RUFITA VIII
22 MISBAHUL MUNIR RAMADHANI IX
23 NUR AZIZAH IX
24 SYEKA ADAM SYAH IX
25 VIA AL FATIH IX
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., h. 10
26 AHMAD MAIMUN IX
27 ALYA ALFIANA MUFARRIHAH IX
28 MUHAMMAD DANIR HABIB IX
29 MUJIRIYANTO IX
30 MUHAMMAD AL MU’IZZUL HAFIDH IX
31 NABILA LAILATUL IKHSAN IX
32 ALNARIA MAULIDA INTAN SAFITRI IX
33 HALIMATUS SYA’ADAH IX
34 NUR HAMID ANSORI IX
35 RAHMA NUR FITRI IX
36 RIZKY NUR LAILI IX
37 SALSABILLA NUR AINTAN IX
38 MUHAMMAD NAFI’UDIN IX
39 INDAH NUR HARYATIK IX
40 MISBAUL ALIFAH IX
41 NUZULA NUR RAHMA ANDINA IX
42 MUHAMMAD YUSUF AMRULLOH IX
43 MUHAMMAD MUNIRON IX
44 PUTRI DIA SEVANTY IX
45 SITI MUTAMMIMATUR ROFIQOH IX
46 AFANTI FITRIA ARINTA IX
47 JAMILATUN FITRIYAH IX
48 ELOK JAUHAROTUS ZAKIYAH IX
49 MUHAMMAD MIFTAKHUR ROZIQ IX

Dari angket tersebut ada 8 soal yang menanyakan tentang intensitas kehadiran
siswa dalam pembelajaran. Angket tersebut kemudian disebarkan kepada 49 responden
yang alternanatif jawabannya (a), (b), (c), (d), dan (e). Adapun skor jawabannya adalah
sebagai berikut:
Jawaban (a) dengan skor 1
Jawaban (b) dengan skor 2
Jawaban (c) dengan skor 3
Jawaban (d) dengan skor 4
Jawaban (e) dengan skor 5
Dari 10 soal angket yang menanyakan tentang intensitas kehadiran siswa dalam
pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Jawaban Responden

No Item Pertanyaan Variabel X Jumlah


Responden
1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 3 5 5 5 5 5 4 36
2 3 5 4 5 5 5 5 5 37
3 4 5 5 5 5 5 5 5 39
4 4 5 5 5 5 5 5 5 39
5 4 4 3 4 4 5 5 4 33
6 3 4 3 5 5 5 5 5 35
7 5 5 5 5 5 5 5 5 40
8 5 5 5 5 5 5 5 5 40
9 4 5 5 5 5 5 5 5 39
10 4 4 5 5 5 5 5 5 38
11 4 4 5 4 5 5 5 5 37
12 4 4 4 4 5 5 5 5 36
13 4 4 5 5 4 5 5 4 36
14 4 4 4 5 5 5 5 4 36
15 3 4 5 5 3 5 5 3 33
16 5 5 5 5 5 5 5 5 40
17 4 4 4 4 5 5 5 5 36
18 4 5 5 2 5 5 5 5 36
19 4 3 5 5 4 5 5 5 36
20 3 4 3 5 5 5 5 5 35
21 4 4 5 4 5 5 5 5 37
22 4 5 5 5 5 5 5 5 39
23 4 5 5 5 5 5 5 5 39
24 4 4 5 5 5 5 5 5 38
25 3 4 3 4 5 5 5 5 34
26 4 5 5 5 5 5 5 5 39
27 5 5 5 5 5 5 5 5 40
28 4 4 5 5 5 5 5 5 38
29 4 5 5 5 5 5 5 5 39
30 4 5 5 5 5 5 5 5 39
31 4 5 5 5 5 5 5 5 39
32 4 5 4 5 5 5 5 5 38
33 3 3 5 5 5 5 5 5 36
34 3 5 5 5 5 5 5 5 38
35 4 5 4 5 5 5 5 5 38
36 4 4 4 4 5 5 5 4 35
37 4 4 5 4 5 5 5 5 37
38 4 4 4 4 5 5 5 5 36
39 4 5 3 5 5 5 5 5 37
40 4 4 5 5 5 5 5 5 38
41 4 5 5 5 5 5 5 5 39
42 4 5 4 5 5 5 5 5 38
43 4 4 4 5 5 5 5 4 36
44 4 4 3 4 5 5 5 5 35
45 4 5 5 5 5 5 5 5 39
46 4 4 5 5 5 5 5 5 38
47 4 5 5 5 5 5 5 3 37
48 4 5 5 5 5 5 5 5 39
49 4 4 3 4 5 5 5 5 35
Jumlah Total 1827

Untuk mengetahui tentang persentase intensitas kehadiran siswa dalam


pembelajaran di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto, berdasarkan hasil angket
yang telah disebarkan kepada 49 responden maka dapat ditetapkan nilai rata-ratanya
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Mx=
∑x
N

= 1827

49
∑∑
N

= 37,2

Keterangan :

∑x = Jumlah variabel x (intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran)

N = konstanta atau jumlah responden yang diteliti

Jadi dengan demikian, siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan
37,2 adalah termasuk kategori nilai baik (B), sedangkan siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 37,2 adalah termasuk kategori kurang (K).

Kemudian untuk mengalisis hasil angket per item pertanyaan yang sudah di
sebarkan kepada responden atas pendapatnya tentang intensitas kehadiran siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
F
P= x 100%
N

25
Kategori baik : P = x 100%
49
= 51,02%
24
Kategori buruk : P = x 100%
49
= 48,97%
Dengan demikian, intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran cukup baik
dengan hasil prosentase sebesar 51,02% karena berada diatas rata-rata 37,2 dan
kategori kurang baik dengan hasil prosentase sebesar 48,97% karena berada dalam
prosentase kurang darirata 37,2.

Tabel 4.12
Apakah kamu pernah tidak masuk sekolah karena sakit?

No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
1 c. Kadang-kadang 49 7 14,28
d. Jarang 38 77,55
e. Tidak Pernah 4 8,16
Jumlah 49 100

Dari tabel tersebut sebesar 14,28% responden yang menyatakan kadang-kadang,


sebesar 77,55% responden yag menyatakan jarang, dan responden yang menyatakan
tidak pernah sebesar 8,16%.

Tabel 4.13
Apakah kamu pernah tidak masuk sekolah karena izin?

No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
2 c. Kadang-kadang 49 3 6,12
d. Jarang 22 44,89
e. Tidak pernah 24 48,97
Jumlah 49 100

Dari tabel tersebut sebesar 6,12% responden yang menyatakan kadang-kadang,


sebesar 44,89% responden yang menyatakan jarang, sebesar 48,97% responden yang
menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.14
Apakah kamu pernah tidak masuk sekolah karena alfa?

No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
3 c. Kadang-kadang 49 7 14,28
d. Jarang 10 20,40
e. Tidak pernah 32 65,30
Jumlah 49 100

Dari tabel tersebut pada pertanyaan “apakah kamu pernah tidak masuk sekolah
karena alpa?”, tidak ada responden yang menyatakan selalu dan sering pada
pertanyaan ini sedangkan sebesar 14,28% responden yang menyatakan kadang-
kadang, sebesar 20,40% responden yang menyatakan jarang, sebesar 65,30%
responden yang menyatakantidak pernah.
Tabel 4.15
Pernahkah kamu tidak masuk sekolah karena merasa minder terhadap teman-
temanmu?

No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 1 2,04
4 c. Kadang-kadang 49 0 0
d. Jarang 11 22,44
e. Tidak Pernah 37 75,51
Jumlah 49 100

Dari tabel tersebut dari pertanyaan “Pernahkah kamu tidak


masuk sekolah karena merasa minder terhadap teman-temanmu?”,
sebesar 2,04% responden menyatakan sering, sebesar 22,44%
responden menyatakan jarang, sebesar 75,51% responden menyatakan
tidak pernah pada pertanyaan ini.

Tabel 4.16
Pernahkah kamu tidak masuk sekolah karena dilarang orang tuamu?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
5 c. Kadang-kadang 49 1 2,04
d. Jarang 3 6,12
e. Tidak Pernah 45 91,83
Jumlah 49 100

Dari tabel tersebut sebesar 2,04% responden menyatakan


kadang-kadang, 6,12% responden menyatakan jarang, sebesar 91,83%
responden menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.17
Pernahkah kamu pernah tidak masuk sekolah karena kamu tidak
senang dengan gurumu?

No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
6 c. Kadang-kadang 49 0 0
d. Jarang 0 0
e. Tidak Pernah 49 100
Jumlah 49 100

Dari tabel tersebut sebesar 100% responden menyatakan tidak pernah pada
pertanyaan “Pernahkah kamu pernah tidak masuk sekolah karena kamu tidak senang
dengan gurumu?”.

Tabel 4.18
Pernahkah kamu tidak masuk sekolah karena keadaan ekonomi keluargamu,
misalnya membantu orang tua mu bekerja?

No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
7 c. Kadang-kadang 49 0 0
d. Jarang 0 0
e. Tidak Pernah 49 100
Jumlah 49 100

Dari tabel tersebut pada pertanyaan “Pernahkah kamu tidak masuk sekolah
karena keadaan ekonomi keluargamu, misalnya membantu orang tuamu bekerja?”,
sebesar 100% responden menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.19
Pernakah kamu tidak masuk sekolah karena kamu merasa tidak mampu
menerima pelajaran?

No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
8 c. Kadang-kadang 49 2 4,08
d. Jarang 5 16,32
e. Tidak Pernah 42 85,71
Jumlah 49 100

Dari tabel tersebut pada pertanyaan “Pernakah kamu tidak masuk sekolah
karena kamu merasa tidak mampu menerima pelajaran?”, sebesar 4,08% responden
menyatakankadang-kadang, sebesar 16,32% responden meyatakan jarang, sebesar
85,71% responden menyatakan tidak pernah pada pertanyaan ini.

b. Penyajian Data Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak di


MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto
Untuk memperoleh data tentang peningkatan prestasi belajar bidang studi
Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto maka peniliti
menggunakan daftar nilai responden yang diperoleh dari nilai rapot bidang studi
Aqidah Akhlak.
Tabel 4.23
Daftar nilai responden pada bidang studi Aqidah Akhlak

NO NAMA RESPONDEN NILAI


1 AFIFAH DWI CAHYANTI 84
2 AYU SEPTIANDINI MAGHFIROH 85
3 DHEA SULFIYA PUTRI 85
4 DWI MEI RETNO SUSANTI 81
5 FATIMATUL ZAHRO 83
6 INDY KHAAFIZHOTUL ILMI 86
7 IRMA PUTRI ANGGRAINI 88
8 LAILATUR ROSYIDA 83
9 LELI WAHIDATUR RAHMAH 87
10 LISA SHOLIKHATUN 83
11 MIFTAKHUL KHOIROH 85
12 M. VICKY RIDHOTULLAH 81
13 M. CHOIRON AMIRUL ATOK ILA 85
14 M. RIFQI HIDAYAT 82
15 M. KHOIRUL IMAM 81
16 NABILA LAILATUL FIJRIYAH 81
17 PUTRI WULANDARI 82
18 RIDHOK WAHYUDI 82
19 RISMA YOGI OKTAVIANA 84
20 ROSIDATUL ILMIAH 81
21 VENY RUFITA 85
22 MISBAHUL MUNIR RAMADHANI 85
23 NUR AZIZAH 88
24 SYEKA ADAM SYAH 88
25 VIA AL FATIH 87
26 AHMAD MAIMUN 85
27 ALYA ALFIANA MUFARRIHAH 89
28 MUHAMMAD DANIR HABIB 85
29 MUJIRIYANTO 88
30 MUHAMMAD AL MU’IZZUL HAFIDH 88
31 NABILA LAILATUL FAJRIYAH 89
32 ALNARIA MAULIDA INTAN SAFITRI 87
33 HALIMATUS SYA’ADAH 83
34 NUR HAMID ANSORI 83
35 RAHMA NUR FITRI 88
36 RIZKY NUR LAILI 86
37 SALSABILLA NUR AINTAN 84
38 MUHAMMAD NAFI’UDIN 82
39 INDAH NUR HARYATIK 86
40 MISBAUL ALIFAH 88
41 NUZULA NUR RAHMA ANDINA 89
42 MUHAMMAD YUSUF AMRULLOH 88
43 MUHAMMAD MUNIRON 81
44 PUTRI DIA SEVANTY 85
45 SITI MUTAMMIMATUR ROFIQOH 87
46 AFANTI FITRIA ARINTA 85
47 JAMILATUN FITRIYAH 84
48 ELOK JAUHAROTUS ZAKIYAH 85
49 MUHAMMAD MIFTAKHUR ROZIQ 86
Jumlah Total 4163

Untuk mengetahui tentang persentase peningkatan prestasi belajar bidang studi


Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto, berdasarkan hasil nilai
rapot yang diperoleh dari 49 siswa maka dapat ditetapkan nilai rata-ratanya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

My=
∑y
N

= 4163 ∑∑
N

49

= 84,9

Keterangan :

∑x = Jumlah variabel x (intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran)

N = konstanta atau jumlah responden yang diteliti

Jadi dengan demikian, siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan
84,9 adalah termasuk kategori nilai baik (B), sedangkan siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 84,9 adalah termasuk kategori kurang (K).

Kemudian untuk mengalisis hasil angket per item pertanyaan yang sudah di
sebarkan kepada responden atas pendapatnya tentang intensitas kehadiran siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:

F
P= x 100%
N

30
Kategori baik : P = x 100%
49
= 61,22%

19
Kategori buruk : P = x 100%
49
= 38,77%
Dengan demikian, intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran cukup baik
dengan hasil prosentase sebesar 61,22% karena berada diatas rata-rata 84,9 dan
kategori tidak baik dengan hasil prosentase sebesar 38,77% karena berada dalam
prosentase kurang darirata 84,9.

1. Analisis Data
Tabel 4.24
Rekapitulasi Intensitas Kehadiran Siswa dalam Pembelajaran (X) terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak (Y).

No. X Y X2 Y2 XY

1 36 84 1296 7056 3024


2 37 85 1369 7225 3145
3 39 85 1521 7225 3315
4 39 81 1521 6561 3159
5 33 83 1089 6889 2739
6 35 86 1225 7396 3010
7 40 88 1600 7744 3520
8 40 83 1600 6889 3320
9 39 87 1521 7569 3393
10 38 83 1444 6889 3154
11 37 85 1369 7225 3145
12 36 81 1296 6561 2916
13 36 85 1296 7225 3060
14 36 82 1296 6724 2952
15 33 81 1089 6561 2673
16 40 81 1600 6561 3240
17 36 82 1296 6724 2952
18 36 82 1296 6724 2952
19 36 84 1296 7056 3024
20 35 81 1225 6561 2835
21 37 85 1369 7225 3145
22 39 85 1521 7225 3315
23 39 88 1521 7744 3432
24 38 88 1444 7744 3344
25 34 87 1156 7569 2958
26 39 85 1521 7225 3315
27 40 89 1600 7921 3560
28 38 85 1444 7225 3230
29 39 88 1521 7744 3432
30 39 88 1521 7744 3432
31 39 89 1521 7921 3471
32 38 87 1444 7569 3306
33 36 83 1296 6889 2988
34 38 83 1444 6889 3154
35 38 88 1444 7744 3344
36 35 86 1225 7396 3010
37 37 84 1369 7056 3108
38 36 82 1296 6724 2952
39 37 86 1369 7396 3182
40 38 88 1444 7744 3344
41 39 89 1521 7921 3471
42 38 88 1444 7744 3344
43 36 81 1296 6561 2916
44 35 85 1225 7225 2975
45 39 87 1521 7569 3393
46 38 85 1444 7225 3230
47 37 84 1369 7056 3108
48 39 85 1521 7225 3315
49 35 86 1225 7396 3010
Jumla
1827 4163 68281 353981 155312
h

Dari tabel diatas dapat diketahui sebagai berikut:


a. Jumlah N = 49
b. Jumlah X = 1827
c. Jumlah Y = 4163
2
d. Jumlah X = 68281
2
e. Jumlah Y = 353981
f. Jumlah XY = 155312
Setelah diketahuinya hasil penghitungan tersebut, maka untuk menganalisis data
tentang pengaruh intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran terhadap peningkatan
prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto
adalah dengan menggunakan rumus rxy (product moment), yaitu:

N ∑ xy −( ∑ x )( ∑ y )
rxy=
2 2
√ { N ∑ x −(∑ x ) }{N ∑ y −(∑ y ) }
2 2

49 .155312−( 1827 )( 4163 )


rxy=
2 2
√ { 49⋅68281−( 1827 ) }{ 49⋅353981−( 4163 ) }
7610729−7605801
rxy=
√ ( 3345769−3337929 ) ( 17345069−17330569 )
4928
rxy=
√ ( 7840 ) (14500 )
4928
r xy=
√ 113680000
4928
rxy=
10662

rxy=0,46

A. Pembahasan
1. Analisis Data
Dalam bagian ini akan dibahas data-data yang diperoleh dari lapangan, yaitu berupa
data-data empiris untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam bab
I (satu). Dengan demikian hal yang akan dibahas, yaitu data tentang korelasi antara
intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran terhadap peningkatan prestasi belajar
bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto.
Setelah diketahui besaran penghitungan korelasi antara x dan y, maka langkah
selanjutnya adalah memberikan interpretasi terhadap r xy. Untuk melihat apakah
koefisien korelasi hasil tersebut signifikan atau tidak, maka perlu membandingkan
dengan nilai r tabel (rt) Product Moment.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari degree of freedom (df) atau derajat bebas (db) terlebih dahulu.
Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Db = N – nr
Keterangan :
Db: Derajat bebas
N : Jumlah responden
nr : Jumlah Variabel
Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti berjumlah 49 siswa dan variabel yang
dicari korelasinya ada dua yaitu variabel X dan variabel Y, jadi nr = 2.
Dengan demikian derajat bebasnya dapat dihitung dengan langkah sebagai
berikut :
Db= N – nr
= 49 – 2
= 47
2) Berkonsultasi pada tabel nilai r Product moment
Setelah diketahui db sebesar 47, maka diperoleh r Product Moment pada taraf
signifikansi 5 % diperoleh r tabel (rt) = 0,288 dan pada taraf signifikasi 1%
diperoleh r table (rt) = 0,372. Dengan istilah lain adalah:
rt pada t.s. 5 % = 0,288
rt pada t.s. 1 % = 0,372
Dan telah diketahui bahwa r xy adalah sebesar 0,46 maka :
0,288 < 0,46 > 0,372
2. Pengujian Hipotesis
Sebelum memberikan interprestasi terhadap rxy. Terlebih dahulu kita rumuskan
hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol nya (Ho).
Adapun hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis Alternatif (Ha) :
Ada hubungan yang signifikan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran
dengan peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul
Ma’arif Bangsal Mojokerto.
b. Hipotesis Nihil (Ho) :
Tidak ada hubungan yang signifikan intensitas kehadiran siswa dalam
pembelajaran dengan peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di
MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto.
Selanjutnya kita bandingkan rxy dengan r table (rt). Seperti diketahui rxy yang diperoleh
adalah 0,46 sedangkan r tabel (rt) masing-masing 0,288 dan 0,372. Dengan demikian
karena ternyata rxy adalah 0,288 < 0,46 > 0,372, maka Ha diterima sedangka Ho
ditolak, dengan kata lain Ada pengaruh yang signifikan intensitas kehadiran siswa
dalam pembelajaran terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah
Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto.

3. Interpretasi
Intepretasi product moment dengan angka kasar (sederhana):
Dalam penelitian ini, untuk menentukan seberapa intepretasi antara variabel X dan
Variabel Y, maka penulis menggunakan interpretasi sebagai berikut:

Tabel 4.25
Interpretasi Secara Sederhana
Terhadap Angka Indeks Korelasi r

Besarnya Interpretasi
Nilai r
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak
ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi lemah atau rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan.
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi yang kuat dan tinggi.
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi21

Dari data yang ada didapatkan bahwa rxy = 0,46 adalah tergolong korelasi yang
sedang/cukupan. Atau dengan kata lain bahwa antara variabel X dengan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau cukupan.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y
maka dicarilah Koefisiensi Determinasi dengan rumus :

(rxy)2 x 100%
Maka, r2 = (0,46)2

= 0,2116 x 100%

= 21,16%

Yang berarti kontribusi variabel X terhadap variabel Y sebesar 21,16%.

Simpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada penulisan skripsi yang berjudul
“Hubungan Intensitas Kehadiran Siswa dalam Pembelajaran dengan Peningkatan Prestasi
Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto”. Maka dapat
diambil simpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil angket yang penulis sebarkan kepada 49 responden untuk variabel X yaitu
intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto
diperoleh rata-rata sebesar 37,2 dan responden yang memperoleh nilai di atas atau sama
dengan 37,2 adalah termasuk kategori nilai baik (B), sedangkan responden yang
memperoleh nilai kurang dari 37,2 adalah termasuk kategori kurang (K) maka diperoleh
data responden yang memperoleh nilai diatas atau sama dengan 37,2 yang termasuk dalam
kategori baik sebanyak 25 siswa dan siswa yang termasuk kategori kurang sebanyak 24
siswa. Jika dianalisis menggunakan rumus prosentase siswa yang termasuk kategori baik
(B) sebesar 51,02%, sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori kurang sebesar
48,97%. Hal ini menunjukkan bahwa Intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran di
MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto cukup baik.
2. Peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal
Mojokerto yaitu variabel Y, dari hasil nilai rapot Aqidah Akhlak yang penulis peroleh dari
49 responden dengan nilai rata-rata 84,9. Siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama
dengan 84,9 adalah termasuk kategori nilai baik (B), sedangkan siswa yang memperoleh
nilai kurang dari 84,9 adalah termasuk kategori kurang (K). Maka diperoleh data siswa
yang termasuk kategori nilai baik sebanyak 30 siswa sedangkan siswa yang termasuk
kategori nilai kurang sebanayak 19 siswa. Jika dianalisis menggunakan rumus prosentase
maka siswa yang termasuk kategori baik sebesar 61,22%, sedangkan siswa yang termasuk
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.
276.
kategori kurang sebesar 38,77%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar bidang studi
Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto cukup baik.
3. Hubungan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan peningkatan prestasi
belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto dapat
diketahui dari berkonsultasi pada tabel nilai r Product moment bahwa dengan df sebesar
47 diperoleh “r” product moment pada taraf signifikan 5% = 0,288 dan pada taraf
signifikan 1% = 0,372. Dan telah diketahui bahwa r xy atau ro adalah sebesar 0,46 maka:
0,288 < 0,46 > 0,372. Berdasarkan konsultasi pada tabel r Product Moment maka
Hipotesis alternatif (Ha) DITERIMA dan hipotesis nihil (Ho) DITOLAK. Jadi: Ada
hubungan yang signifikan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan
peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal
Mojokerto. Dan menurut Interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi r
maka r xy = 0,46 berada antara 0,40 – 0,70 maka hubungan antara Intensitas kehadiran
siswa dalam pembelajaran dengan peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah
Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto terdapat korelasi yang sedang atau
cukupan
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widoso Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
2013.

Chirzin, Muhammad. Buku Saku Konsep dan Hikmah Akidah Islam. Jakarta: Penerbit Zaman.
2015.

Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
2012.
Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. Penerbit J-Art. 2005.
Departemen Agama. AlQur’an dan Terjemahannya. Bandung: Al Mizan Publising House.
2011.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-111. Jakarta:
Balai Pustaka. 2005.

__________. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 2012.

Daryanto, H. M. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.


Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2014.
Hidayat, Nur. Akidah Akhlak dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015.
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/perilaku-membolos-dan-faktor-yang.html
http://riyanpurnamafers.blogspot.co.id/2011/02/pengaturan-kehadiran-dan-ketidak.html
Mulyatiningsih, Endang. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
2012.
Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumu Aksara. 2014.
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008.

Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.
Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali
Pers. 2014.

Romlah, Siti. “Pengaruh Metode Bervariasi dalam Pengajaran Al-Qur’an Hadist terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di Mts Negeri Turen Malang”. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah UIN Malang. 2006.

Sani, Moh. Mahmud. Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Mojokerto: Scientifika Press.
2008.
Syahid, Nur. Statistik Pendidikan. Sidoarjo: IAI Al-Khoziny. 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2011.
TIM Penyusun MKD Sunan Ampel Surabaya. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu
Budaya Dasar. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. 2011.
__________. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya Press. 2012.

Wilis, Sofyan S. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta. 2005.

Anda mungkin juga menyukai