Email: nurulfikriyah7051@gmail.com
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah, bagaimana intensitas kehadiran
siswa dalam pembelajaran di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto?bagaimana
prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal
Mojokerto?adakah hubungan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan
peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif
Bangsal Mojokerto?
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket
atau kustioner dan dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data primer dan
teknik wawancara, observasi, dokumentasi sebagai instrumen pengumpulan data
sekunder. Sedangkan analisis data menggunakan teknik prosentase untuk data yang
bersifat deskriptif dan teknik Product Moment untuk data yang bersifat kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas kehadiran siswa dalam
pembelajaran termasuk kategori baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar
51,02% intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran cukup besar, sedangkan
sebesar 61,22% peningkatan prestasi bidang studi Aqidah Akhlak cukup baik. Artinya
ada korelasi antara intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan
peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak. Dengan df/db sebesar 47,
pada taraf signifikan 5% diperoleh rtabel = 0,288 sedangkan pada taraf signifikan 1%
diperoleh rtabel= 0,372, dengan rxy = 0,46 maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Guru diharapkan mampu mencatat kehadiran dan ketidakhadiran siswa dalam
pembelajaran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik, data kehadiran
dan ketidakhadiran ini dimungkinkan untuk bahan pertimbangan penilaian terhadap
siswa. Guru diharapkan mampu membangkitkan minat siswa agar lebih bergairah
belajar di sekolah sehingga mampu meningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah
Akhlak.
Kata Kunci: intensitas kehadiran siswa, prestasi belajar, Aqidah Akhlak.
Pedahuluan
1
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 2012), h.
21.
bersungguh-sungguh dan memfokuskan niat ke sekolah hanya untuk mencari ilmu, serta
membina disiplin peserta didik agar prestasi belajar peserta didik dapat tercapai.
Bedasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Kehadiran Siswa dalam
Pembelajaran dengan Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs
Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto”.
Kajian Teori
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2012), h. 542.
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).
h. 438.
4
Feri Nan Dariyanto, “Pengaturan Kehadiran dan Ketidakhadiran Peserta Didik”, dalam
http://riyanpurnamafers.blogspot.co.id/2011/02/pengaturan-kehadiran-dan-ketidak.html (20/03/2016).
data tentang identitas murid, data tentang hasil belajar murid, dan tentang kehadiran murid. 5
Karena data ini tidak hanya berguna sewaktu murid tersebut masih sekolah, tetapi juga
bermanfaat kelak setelah murid tersebut sudah lulus dan meninggalkan sekolah tersebut.
Peserta didik yang tidak masuk sekolah hendaknya membuat surat keterangan yang
disetujui orang tua, dengan tujuan agar pihak sekolah mengetahui alasan dari ketidakhadiran,
peserta didik di sekolah, pada umumnya ketidakhadiran peserta didik di sekolah dibedakan
menjadi 3 yaitu:
A. Sakit, ketidakhadiran karena peserta didik sedang sakit/mengalami gangguan
kesehatan.
B. Alpa, ketidakhadiran tanpa keterangan yang tidak jelas.
C. Izin, ketidakhadiran dengan alasan tertentu. Misalnya, kepentingan keluarga, dll.
Informasi tingkat kehadiran dan ketidakhadiran siswa ini sangat berguna untuk
pengambilan kebijakan, baik pada tingkat kelas maupun sekolah serta dapat digunakan untuk
kepentingan pemberian bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan kewajiban kehadirannya di sekolah.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa, “prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan
tertentu”.9 Dapat disimpulkan bahwa prestasi dalam pembelajaran adalah suatu hasil yang
telah diperoleh peserta didik dari kegiatan - kegiatan yang dikerjakan di sekolah.
Banyak kegiatan-kegiatan dalam sekolah yang dapat dijadikan sebagai sarana
memperoleh prestasi, misalnya prestasi dalam mata pelajaran umum, prestasi dalam mata
pelajaran agama, prestasi dalam ekstrakurikuler, dan prestasi dalam kegiatan-kegiatan
sekolah lainnya. Prestasi juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur suatu keberhasilan peserta
didik dalam pembelajaran, peserta didik dikatakan berprestasi baik jika hasil usaha yang
dicapai mendekati apa yang diharapkan, sebaliknya jika usaha dikatakan menurun apabila
prestasi tersebut diatandai dengan hasil yang lebih buruk daripada sebelumnya.
Sedangkan pengertian belajar, Abu Ahmadi dan Widoso Supriyono mengemukakan
bahwa, “belajar ialah suatu proses usaha yag dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 10 Menurut pendapat lain, Oemar Hamalik
mengemukakan bahwa, “belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi
dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat
7
Sofyan S. Willis, Remaja dan Masalahnya (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 63.
8
Ibid., h. 63
9
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar., h. 21.
10
Abu Ahmadi dan Widoso Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 128.
dan pribadi secara lebih lengkap”.11 Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari dan memperoleh perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman inilah yang nantinya akan
membentuk pribadi individu kearah kedewasaan dan mempengaruhi pola fikir individu dalam
bertindak.
Aqidah merupakan “segi teoritik” yang harus lebih dahulu di imani. 12 Akidah menurut
bahasa, berasal dari kata al-‘aqd ()العقد, yaitu ikatan, memintal, menetapkan, menguatkan,
mengikat dengan kuat, berpegang teguh, yang dikuatkan, dan yakin, sedang menurut istilah
adalah hal-hal yang wajib di benarkan oleh hati dan jiwa kepadanya, sehingga menjadi
keyakinan kukuh yang tidak tercampur dengan keraguan.13
Sedangkan Akhlak berasal dari bahasa arab ( )أخالقakhlak dalam bentuk jama’, sedang
mufrodatnya adalah ( )خلقkhuluq.14 Akhlak secara etimologis berarti budi pekerti, tingkah
laku atau tabiat, secara terminologis akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. 15 Ada banyak
yang mengemukakan istilah akhlak salah satu diantaranya adalah Al-Ghazali: “Akhlak adalah
suatu sifat yang tertanam dalam jiwa dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah
dan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.16
Berdasarkan pengertian diatas, maka terdapat empat hal yang menjadi syarat apabila
seseorang ingin dikatakan berakhlak;17
Mengenai kehadiran siswa dalam pembelajaran, kehadiran merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi prestasi siswa, apabila siswa tidak hadir dalam proses pembelajaran,
maka siswa akan ketinggalan pelajaran sehingga berdampak kepada perkembangan prestasi
11
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), h. 45.
12
Muhammad Chirzin, Buku Saku Konsep dan Hikmah Akidah Islam (Jakarta: Penerbit Zaman, 2015),
h. 5.
Nur Hidayat, Akidah Akhlak dan Pembelajarannya, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), h. 24.
13
Ibid., h. 131.
14
15
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Surabaya Press, 2012), h. 65.
16
Nur Hidayat, Akidah Akhlak., h.137.
17
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, h. 66.
belajarnya, disamping itu kehadiran siswa bisa merupakan gambaran tentang kedisiplinan dan
ketertiban sekolah.
Kehadiran siswa dalam di sekolah sangat penting, karena kehadiran di sekolah bukan
hanya berarti peserta didik secara fisik ada di sekolah, melainkan ialah keterlibatan siswa
dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Di dalam sekolah guru sebagai pengganti peran orang tua
perlu memeiliki kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen untuk membimbing
peserta didik menjadi manusia-manusia shaleh yang bertakwa. Dalam upaya membentuk
peserta didik menjadi saleh tersebut, diperlukan guru yang membimbing mereka melalui
pendekatan personal atau individu.
Pembelajaran Aqidah Akhlak adalah pembelajaran tentang budi pekerti dan etika. Etika
adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tingka laku serta prinsip-prinsip ajaran
tentag tingka laku yang benar.18 Pembelajaran ini mempunyai tujuan bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pembelajaran Aqidah
Akhlak menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik, sehingga peserta didik paham tentang
hal yang baik dan yang salah, mampu merasakan nilai yang baik dan mau menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Metodelogi
18
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, h. 67.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 91.
di atas maka penelitian ini berusaha mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam
mengenai hubungan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan peningkatan
prestasi belajar siswa bidang studi Aqidah Akhlak.
Menurut Suharsimi Arikunto, “penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari data
tersebut”.20
Dari angket tersebut ada 8 soal yang menanyakan tentang intensitas kehadiran
siswa dalam pembelajaran. Angket tersebut kemudian disebarkan kepada 49 responden
yang alternanatif jawabannya (a), (b), (c), (d), dan (e). Adapun skor jawabannya adalah
sebagai berikut:
Jawaban (a) dengan skor 1
Jawaban (b) dengan skor 2
Jawaban (c) dengan skor 3
Jawaban (d) dengan skor 4
Jawaban (e) dengan skor 5
Dari 10 soal angket yang menanyakan tentang intensitas kehadiran siswa dalam
pembelajaran diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Jawaban Responden
Mx=
∑x
N
= 1827
49
∑∑
N
= 37,2
Keterangan :
Jadi dengan demikian, siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan
37,2 adalah termasuk kategori nilai baik (B), sedangkan siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 37,2 adalah termasuk kategori kurang (K).
Kemudian untuk mengalisis hasil angket per item pertanyaan yang sudah di
sebarkan kepada responden atas pendapatnya tentang intensitas kehadiran siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
F
P= x 100%
N
25
Kategori baik : P = x 100%
49
= 51,02%
24
Kategori buruk : P = x 100%
49
= 48,97%
Dengan demikian, intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran cukup baik
dengan hasil prosentase sebesar 51,02% karena berada diatas rata-rata 37,2 dan
kategori kurang baik dengan hasil prosentase sebesar 48,97% karena berada dalam
prosentase kurang darirata 37,2.
Tabel 4.12
Apakah kamu pernah tidak masuk sekolah karena sakit?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
1 c. Kadang-kadang 49 7 14,28
d. Jarang 38 77,55
e. Tidak Pernah 4 8,16
Jumlah 49 100
Tabel 4.13
Apakah kamu pernah tidak masuk sekolah karena izin?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
2 c. Kadang-kadang 49 3 6,12
d. Jarang 22 44,89
e. Tidak pernah 24 48,97
Jumlah 49 100
Tabel 4.14
Apakah kamu pernah tidak masuk sekolah karena alfa?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
3 c. Kadang-kadang 49 7 14,28
d. Jarang 10 20,40
e. Tidak pernah 32 65,30
Jumlah 49 100
Dari tabel tersebut pada pertanyaan “apakah kamu pernah tidak masuk sekolah
karena alpa?”, tidak ada responden yang menyatakan selalu dan sering pada
pertanyaan ini sedangkan sebesar 14,28% responden yang menyatakan kadang-
kadang, sebesar 20,40% responden yang menyatakan jarang, sebesar 65,30%
responden yang menyatakantidak pernah.
Tabel 4.15
Pernahkah kamu tidak masuk sekolah karena merasa minder terhadap teman-
temanmu?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 1 2,04
4 c. Kadang-kadang 49 0 0
d. Jarang 11 22,44
e. Tidak Pernah 37 75,51
Jumlah 49 100
Tabel 4.16
Pernahkah kamu tidak masuk sekolah karena dilarang orang tuamu?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
5 c. Kadang-kadang 49 1 2,04
d. Jarang 3 6,12
e. Tidak Pernah 45 91,83
Jumlah 49 100
Tabel 4.17
Pernahkah kamu pernah tidak masuk sekolah karena kamu tidak
senang dengan gurumu?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
6 c. Kadang-kadang 49 0 0
d. Jarang 0 0
e. Tidak Pernah 49 100
Jumlah 49 100
Dari tabel tersebut sebesar 100% responden menyatakan tidak pernah pada
pertanyaan “Pernahkah kamu pernah tidak masuk sekolah karena kamu tidak senang
dengan gurumu?”.
Tabel 4.18
Pernahkah kamu tidak masuk sekolah karena keadaan ekonomi keluargamu,
misalnya membantu orang tua mu bekerja?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
7 c. Kadang-kadang 49 0 0
d. Jarang 0 0
e. Tidak Pernah 49 100
Jumlah 49 100
Dari tabel tersebut pada pertanyaan “Pernahkah kamu tidak masuk sekolah
karena keadaan ekonomi keluargamu, misalnya membantu orang tuamu bekerja?”,
sebesar 100% responden menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.19
Pernakah kamu tidak masuk sekolah karena kamu merasa tidak mampu
menerima pelajaran?
No Alternatif Jawaban N F %
a. Selalu 0 0
b. Sering 0 0
8 c. Kadang-kadang 49 2 4,08
d. Jarang 5 16,32
e. Tidak Pernah 42 85,71
Jumlah 49 100
Dari tabel tersebut pada pertanyaan “Pernakah kamu tidak masuk sekolah
karena kamu merasa tidak mampu menerima pelajaran?”, sebesar 4,08% responden
menyatakankadang-kadang, sebesar 16,32% responden meyatakan jarang, sebesar
85,71% responden menyatakan tidak pernah pada pertanyaan ini.
My=
∑y
N
= 4163 ∑∑
N
49
= 84,9
Keterangan :
Jadi dengan demikian, siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan
84,9 adalah termasuk kategori nilai baik (B), sedangkan siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 84,9 adalah termasuk kategori kurang (K).
Kemudian untuk mengalisis hasil angket per item pertanyaan yang sudah di
sebarkan kepada responden atas pendapatnya tentang intensitas kehadiran siswa
dalam pembelajaran dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
F
P= x 100%
N
30
Kategori baik : P = x 100%
49
= 61,22%
19
Kategori buruk : P = x 100%
49
= 38,77%
Dengan demikian, intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran cukup baik
dengan hasil prosentase sebesar 61,22% karena berada diatas rata-rata 84,9 dan
kategori tidak baik dengan hasil prosentase sebesar 38,77% karena berada dalam
prosentase kurang darirata 84,9.
1. Analisis Data
Tabel 4.24
Rekapitulasi Intensitas Kehadiran Siswa dalam Pembelajaran (X) terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak (Y).
No. X Y X2 Y2 XY
N ∑ xy −( ∑ x )( ∑ y )
rxy=
2 2
√ { N ∑ x −(∑ x ) }{N ∑ y −(∑ y ) }
2 2
rxy=0,46
A. Pembahasan
1. Analisis Data
Dalam bagian ini akan dibahas data-data yang diperoleh dari lapangan, yaitu berupa
data-data empiris untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam bab
I (satu). Dengan demikian hal yang akan dibahas, yaitu data tentang korelasi antara
intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran terhadap peningkatan prestasi belajar
bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto.
Setelah diketahui besaran penghitungan korelasi antara x dan y, maka langkah
selanjutnya adalah memberikan interpretasi terhadap r xy. Untuk melihat apakah
koefisien korelasi hasil tersebut signifikan atau tidak, maka perlu membandingkan
dengan nilai r tabel (rt) Product Moment.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari degree of freedom (df) atau derajat bebas (db) terlebih dahulu.
Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Db = N – nr
Keterangan :
Db: Derajat bebas
N : Jumlah responden
nr : Jumlah Variabel
Dalam penelitian ini, populasi yang diteliti berjumlah 49 siswa dan variabel yang
dicari korelasinya ada dua yaitu variabel X dan variabel Y, jadi nr = 2.
Dengan demikian derajat bebasnya dapat dihitung dengan langkah sebagai
berikut :
Db= N – nr
= 49 – 2
= 47
2) Berkonsultasi pada tabel nilai r Product moment
Setelah diketahui db sebesar 47, maka diperoleh r Product Moment pada taraf
signifikansi 5 % diperoleh r tabel (rt) = 0,288 dan pada taraf signifikasi 1%
diperoleh r table (rt) = 0,372. Dengan istilah lain adalah:
rt pada t.s. 5 % = 0,288
rt pada t.s. 1 % = 0,372
Dan telah diketahui bahwa r xy adalah sebesar 0,46 maka :
0,288 < 0,46 > 0,372
2. Pengujian Hipotesis
Sebelum memberikan interprestasi terhadap rxy. Terlebih dahulu kita rumuskan
hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol nya (Ho).
Adapun hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis Alternatif (Ha) :
Ada hubungan yang signifikan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran
dengan peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul
Ma’arif Bangsal Mojokerto.
b. Hipotesis Nihil (Ho) :
Tidak ada hubungan yang signifikan intensitas kehadiran siswa dalam
pembelajaran dengan peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di
MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto.
Selanjutnya kita bandingkan rxy dengan r table (rt). Seperti diketahui rxy yang diperoleh
adalah 0,46 sedangkan r tabel (rt) masing-masing 0,288 dan 0,372. Dengan demikian
karena ternyata rxy adalah 0,288 < 0,46 > 0,372, maka Ha diterima sedangka Ho
ditolak, dengan kata lain Ada pengaruh yang signifikan intensitas kehadiran siswa
dalam pembelajaran terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah
Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto.
3. Interpretasi
Intepretasi product moment dengan angka kasar (sederhana):
Dalam penelitian ini, untuk menentukan seberapa intepretasi antara variabel X dan
Variabel Y, maka penulis menggunakan interpretasi sebagai berikut:
Tabel 4.25
Interpretasi Secara Sederhana
Terhadap Angka Indeks Korelasi r
Besarnya Interpretasi
Nilai r
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak
ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi lemah atau rendah.
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan.
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi yang kuat dan tinggi.
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi21
Dari data yang ada didapatkan bahwa rxy = 0,46 adalah tergolong korelasi yang
sedang/cukupan. Atau dengan kata lain bahwa antara variabel X dengan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau cukupan.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y
maka dicarilah Koefisiensi Determinasi dengan rumus :
(rxy)2 x 100%
Maka, r2 = (0,46)2
= 0,2116 x 100%
= 21,16%
Simpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada penulisan skripsi yang berjudul
“Hubungan Intensitas Kehadiran Siswa dalam Pembelajaran dengan Peningkatan Prestasi
Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto”. Maka dapat
diambil simpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil angket yang penulis sebarkan kepada 49 responden untuk variabel X yaitu
intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto
diperoleh rata-rata sebesar 37,2 dan responden yang memperoleh nilai di atas atau sama
dengan 37,2 adalah termasuk kategori nilai baik (B), sedangkan responden yang
memperoleh nilai kurang dari 37,2 adalah termasuk kategori kurang (K) maka diperoleh
data responden yang memperoleh nilai diatas atau sama dengan 37,2 yang termasuk dalam
kategori baik sebanyak 25 siswa dan siswa yang termasuk kategori kurang sebanyak 24
siswa. Jika dianalisis menggunakan rumus prosentase siswa yang termasuk kategori baik
(B) sebesar 51,02%, sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori kurang sebesar
48,97%. Hal ini menunjukkan bahwa Intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran di
MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto cukup baik.
2. Peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal
Mojokerto yaitu variabel Y, dari hasil nilai rapot Aqidah Akhlak yang penulis peroleh dari
49 responden dengan nilai rata-rata 84,9. Siswa yang memperoleh nilai di atas atau sama
dengan 84,9 adalah termasuk kategori nilai baik (B), sedangkan siswa yang memperoleh
nilai kurang dari 84,9 adalah termasuk kategori kurang (K). Maka diperoleh data siswa
yang termasuk kategori nilai baik sebanyak 30 siswa sedangkan siswa yang termasuk
kategori nilai kurang sebanayak 19 siswa. Jika dianalisis menggunakan rumus prosentase
maka siswa yang termasuk kategori baik sebesar 61,22%, sedangkan siswa yang termasuk
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.
276.
kategori kurang sebesar 38,77%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar bidang studi
Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto cukup baik.
3. Hubungan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan peningkatan prestasi
belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto dapat
diketahui dari berkonsultasi pada tabel nilai r Product moment bahwa dengan df sebesar
47 diperoleh “r” product moment pada taraf signifikan 5% = 0,288 dan pada taraf
signifikan 1% = 0,372. Dan telah diketahui bahwa r xy atau ro adalah sebesar 0,46 maka:
0,288 < 0,46 > 0,372. Berdasarkan konsultasi pada tabel r Product Moment maka
Hipotesis alternatif (Ha) DITERIMA dan hipotesis nihil (Ho) DITOLAK. Jadi: Ada
hubungan yang signifikan intensitas kehadiran siswa dalam pembelajaran dengan
peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal
Mojokerto. Dan menurut Interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi r
maka r xy = 0,46 berada antara 0,40 – 0,70 maka hubungan antara Intensitas kehadiran
siswa dalam pembelajaran dengan peningkatan prestasi belajar bidang studi Aqidah
Akhlak di MTs Darul Ma’arif Bangsal Mojokerto terdapat korelasi yang sedang atau
cukupan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widoso Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
2013.
Chirzin, Muhammad. Buku Saku Konsep dan Hikmah Akidah Islam. Jakarta: Penerbit Zaman.
2015.
Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
2012.
Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. Penerbit J-Art. 2005.
Departemen Agama. AlQur’an dan Terjemahannya. Bandung: Al Mizan Publising House.
2011.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-111. Jakarta:
Balai Pustaka. 2005.
__________. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 2012.
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. 2003.
Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali
Pers. 2014.
Romlah, Siti. “Pengaruh Metode Bervariasi dalam Pengajaran Al-Qur’an Hadist terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di Mts Negeri Turen Malang”. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah UIN Malang. 2006.
Sani, Moh. Mahmud. Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Mojokerto: Scientifika Press.
2008.
Syahid, Nur. Statistik Pendidikan. Sidoarjo: IAI Al-Khoziny. 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2011.
TIM Penyusun MKD Sunan Ampel Surabaya. Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu
Budaya Dasar. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. 2011.
__________. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Surabaya Press. 2012.