SKRIPSI
AULIA SARI
NIM 1610123220002
PENDAHULUAN
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar dijelaskan bahwa Penilaian Hasil Belajar
pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui
penugasan dan evaluasi hasil belajar. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
berkesinambungan.
fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian. Selain itu, penilaian hasil belajar
hasil belajar siswa tidak hanya dijadikan sebagai acuan untuk siswa naik kelas
acuan perubahan siswa dalam proses pembelajaran dan juga dijadikan sebagai
1
2
akan tercapai apabila siswa memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan apa
sebuah tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.
jauh seseorang menguasai materi yang sudah diajarkan oleh guru. Hasil
belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.
yang saat proses pembelajaran berlangsung saat guru menjelaskan materi yang
apa yang disampaikan guru tidak diterima dengan baik. Hal ini nampak dari
karena apabila hasil belajar yang dicapainya rendah maka akan mempengaruhi
kehidupan masa depan siswa dan merugikan dirinya sendiri. Hasil belajar
3
tidak akan meningkat bahkan kemungkinan akan menurun apabila siswa tidak
yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow yaitu mencakup aspek
laku siswa sebagai hasil dari suatu proses belajar yang efektif dengan
kompetensi, dan gagasan yang sesuai dengan karakter siswa (Rosyid dkk,
2019: 13).
merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain tujuan dari belajar
adalah mendapat hasil yang baik. Banyak siswa yang mengalami masalah
dalam belajar akibatnya hasil belajar yang dicapai rendah. Untuk mengatasi
hal tersebut perlu kita ketahui penyebab yang mempengaruhi hasil belajar
siswa.
siswa kelas X sudah bagus karena siswa sudah mampu memahami materi
yang diberikan oleh guru. Siswa juga sudah mampu menguasai materi-materi
yang diberikan guru. Sebagian siswa kelas X dikategorikan aktif ketika proses
pembelajaran di kelas karena mereka tidak malu bertanya dan juga tidak takut
untuk menjawab pertanyaan dari guru. Akan tetapi, ada juga sebagian siswa
kelas X yang tidak menunjukkan hasil belajar yang baik karena sebagian siswa
tersebut merasa sering gelisah di kelas dan merasa tidak mampu memahami
belajar yang kurang memuaskan baik dari segi kognitif maupun sikapnya
sistem zonasi yang membuat pihak sekolah tidak bisa menerima siswa baru
tugas yang diberikan guru sehingga tidak tepat waktu mengumpulkan tugas
tersebut. Hal itu dipengaruhi oleh kurangnya rasa semangat ingin belajar oleh
beberapa individu. Sebagian siswa sering keluar masuk kelas ketika proses
selain itu juga karena cara mengajar guru yang monoton juga dan juga karena
5
ruang belajar yang panas sehingga beberapa siswa memilih untuk keluar kelas
dilakukan langsung kepada salah satu siswa kelas X pada hari Rabu, 23
guru yang sebelumnya dianggap siswa bisa mencairkan suasana belajar yang
BK selalu menghimbau bahwa hasil belajar siswa itu tidak hanya berupa nilai
dari hasil tugas atau ulangan saja tetapi yang mempengaruhi nilai tersebut juga
berupa nilai sikap. Nilai sikap yang selalu dihimbau guru bimbingan dan
konseling tersebut berupa sikap terhadap guru, sesama teman maupun sikap
saat mengikuti proses pembelajaran di kelas dan juga nilai sikap spiritual yaitu
saat siswa mengikuti sholat zuhur dan ashar berjamaah di masjid sekolah.
para siswa masih saja tidak memperhatikan aspek-aspek penilaian yang telah
6
siswa pun masih banyak saja yang menunjukkan nilai yang rendah untuk nilai
Contohnya saja seperti saat siswa diberikan tugas oleh guru untuk dikerjakan
di rumah dalam waktu satu minggu, namun siswa tidak segera mengerjakan
menyelesaikan tugas dengan tepat waktu dan akhirnya siswa memilih untuk
karakter seperti nilai karakter tanggung jawab, disiplin, kerja keras dan kreatif
nilai karakter seperti nilai tanggung jawab, kerja keras, dispilin dan kreatif
seperti yang tercantum dalam nilai budaya gawi manuntung. Hasil belajar
siswa akan tercapai jika siswa mau mengerjakan semua tugas yang diberikan
merealisasikan salah satu nilai budaya masyarakat banjar yaitu budaya gawi
manuntung.
makna bahwa apa yang kita kerjakan harus dikerjakan dengan bersungguh-
karakter siswa seperti nilai tanggung jawab, kerja keras, disiplin dan kreatif
yang mempunyai nilai karakter budaya gawi menuntung ialah siswa yang
jawab seperti mengumpulkan tugas yang diberikan guru tepat waktu, bekerja
sungguh, dan disiplin terhadap peraturan yang dibuat oleh sekolah maupun
guru-guru tiap mata pelajaran, serta mampu berpikir kreatif dalam mengikuti
tersebut tentunya akan muncul pada diri siswa jika ia menganggap bahwa
dirinya mampu untuk mencapai suatu hasil belajar yang maksimal. Pandangan
siswa terhadap kemampuan dirinya tersebut merupakan salah satu self concept
yang positif.
Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisis. Self concept
bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian tentang diri
sendiri. Jadi, self concept meliputi apa yang dipikirkan dan apa yang
dirasakan tentang diri sendiri. Dengan demikian, ada dua komponen self
8
disebut citra diri (self image), dan komponen afektif disebut (self esteem)
sehari-hari. Siswa yang memiliki self concept positif biasanya mereka lebih
mudah untuk bersosialisasi, merasa percaya diri hingga tidak mudah putus asa
ketika dihadapi pada suatu masalah. Siswa dengan self concept positif
dengan self concept yang negatif, mereka akan merasa tidak percaya diri,
pesimis, dan sulit untuk bersosialisasi. Biasanya siswa dengan self concept
negatif akan mudah untuk melakukan tindakan yang memicu rasa malasnya
muncul karena mereka tidak yakin akan dirinya sendiri dalam hal
mengerjakan tugas.
dengan teori yang dikemukakan oleh Fernald (dalam Sriati, 2009), bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah self concept yang
melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa
individu yang percaya akan kemampuan diri sendiri dan memiliki motivasi
belajar yang tinggi akan mempengaruhi prestasi dan hasil belajarnya. Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang memiliki self concept yang positif
9
akan memperlihatkan prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak
signifikan antara self concept dengan hasil belajar matematika siswa kelas
VIII SMP Negeri 34 Batam Tahun Pelajaran 2013/2014. Apabila tingkat self
concept yang tinggi, maka hasil belajar matematika yang dicapai juga akan
semakin tinggi, sebaliknya jika tingkat self concept siswa rendah, maka hasil
belajar matematika yang dicapai juga akan semakin rendah. Oleh karena itu
Dari fenomena hasil belajar yang rendah tentu menjadi salah satu
dampak dari tidak tertanamnya nilai karakter budaya gawi manuntung berupa
nilai tanngung jawab, kerja keras, disiplin dan kreatif dalam diri siswa karena
mempengaruhi nilai hasil belajarnya. Begitu juga dengan self concept siswa,
karena siswa terlalu meanggap suatu pelajaran atau tugas yang diberikan guru
gampang dan siswa lebih memilih untuk menyontek temannya saja, sehingga
siswa cenderung tidak memiliki self concept positif karena siswa tidak mampu
jawab, disiplin dan kreatif seperti yang ada dalam nilai karakter budaya gawi
yang harus diteliti agar mampu mengetahui apakah ada hubungan ketiga
dengan permasalahan yang berkenaan dengan hasil belajar, self concept, dan
siswa ke arah yang positif agar nilai karakter budaya gawi manuntung dapat
direalisasikan. Untuk itu dengan adanya penelitian ini akan mampu membuat
para siswa sekarang agar lebih menanamkan nilai karakter budaya gawi
self concept yang positif sebaik mungkin agar mencapai hasil belajar yang
diharapkan.
gawi manuntung dan self concept siswa yang menghasilkan sebuah hasil
belajar sesuai dengan yang diharapkan oleh siswa itu sendiri maupun orang
lain.
B. Rumusan Masalah
Negeri 5 Banjarmasin?
Negeri 5 Banjarmasin?
5. Apakah terdapat hubungan self concept terhadap hasil belajar pada siswa
6. Apakah terdapat hubungan nilai karakter budaya gawi manuntung dan self
Banjarmasin?
C. Batasan Masalah
permasalahan dan sasaran yang dimaksud, maka hal yang akan dibahas dalam
1. Nilai karakter budaya gawi manuntung pada siswa kelas X di SMA Negeri
5 Banjarmasin.
Negeri 5 Banjarmasin.
12
D. Tujuan Penelitian
Negeri 5 Banjarmasin.
5. Untuk mengetahui hubungan self concept terhadap hasil belajar pada siswa
self concept terhadap hasil belajar pada siswa kelas X di SMA Negeri 5
Banjarmasin.
E. Manfaat Penelitian
1. Kepala Sekolah
siswa agar mencapai hasil belajar yang sesuai dengan yang diharapkan.
untuk siswa.
3. Siswa
bagaimana hubungan self concept dan budaya gawi manuntung agar siswa
mencapai hasil belajarnya dengan baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
4. Peneliti lain
selanjutnya.
2. Adanya hubungan Self concept terhadap hasil belajar pada siswa kelas X
3. Adanya hubungan nilai karakter budaya gawi manuntung dan Self concept
G. Definisi Konseptual
menghasilkan sebuah hasil belajar yang sesuai dengan apa yang ingin
dicapai siswa, maupun guru dan orangtua siswa (Rosyid dkk, 2019: 12;
Nadilla,2017:403).
concept terdiri dari self concept positive dan self concept negative
KAJIAN TEORITIK
A. Hasil Belajar
belajar adalah sebuah proses untuk melihat sejauh mana siswa mampu
pendidikan.
disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Artinya siswa menyadari
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
15
16
dan gagasan yang sesuai dengan karakter siswa (Rosyid dkk, 2019: 13).
sesuai dengan apa yang ingin dicapai siswa, maupun guru dan orangtua
siswa.
psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat
a. Pemahaman Konsep
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang ia dbaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia
lakukan.
evaluasi.
b. Keterampilan Proses
c. Sikap
ditunjukkannya.
sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
dua hal yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, faktor dari
motivasi, minat, dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani. Kedua,
2014:12) bahwa hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
belajar siswa.
a. Ranah Kognitif
1) Pengetahuan
rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe
2) Pemahaman
22
kategori yaitu:
3) Analisis
b. Ranah Afektif
Tipe hasil belajar afektif yang nampak pada siswa dalam berbagai
c. Ranah Psikomotoris
1) Gerakan reflex
dan ketepatan.
24
gawi manuntung terdiri dari dua kata yakni kata gawi yang artinya
pekerjaan atau kerja dan manuntung yang artinya selesai. Jadi dapat
dimulai maka harus diselesaikan. Berdasarkan hal ini maka sudah sangat
cukup menggambarkan suatu etos kerja dari orang Banjar sendiri yang
25
selesai (Nadilla,2017:403).
kualitas pekerjaan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
Disiplin
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
Kreatif
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
1. Tanggung Jawab
26
Tuhan (Mustari,2019:19).
meliputi:
jawabnya.
berlangsung.
f) Tidak mencontek.
sebagai berikut:
4) Selalu waspada
8) Menepati janji
sosial memiliki nilai-nilai yang harus ada pada diri kita saat
2. Kerja Keras
tugas baik itu tugas belajar di sekolah maupun tugas dalam pekerjaan
tugas dengan baik dan tepat waktu, tidak putus asa dalam menghadapi
keras adalah: tekun dan ulet, teliti dan cermat menghargai waktu dan
yang sehat.
keras.
dihadapi
3. Disiplin
pada keputusan, perintah atau aturan yang berlaku. Dengan kata lain
4. Kreatif
menemukan hal-hal atau cara-cara baru yang berbeda dari yang biasa
pengalaman baru.
C. Self concept
dimilikinya.
sebagainya.
dirinya sendiri. Ada dua self concept, yaitu self concept komponen kognitif
dan self concept komponen afektif. Komponen kognitif disebut self image
32
yang akan membentuk bagaimana penerimaan terhadap diri dan harga diri
a. Pengetahuan
b. Harapan
mempunyai harapan bagi dirinya sendiri untuk menjadi diri yang ideal.
c. Penilaian
dirinya sendiri. Hasil penilaian disebut harga diri, semakin tidak sesuai
antara harapan dan standar diri, maka akan semakin rendah harga diri
seseorang.
kehidupannya.
b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.
sebenarnya.
berikut:
oleh adanya keadaan fisik yang dianggap ideal oleh orang tersebut atau
ideal agar mendapat tanggapan positif dari orang lain. Kegagalan atau
seseorang. Salah satu hal yang terkait dengan peranan orang tua dalam
pembentukan self concept anak adalah cara orang tua dalam memenuhi
concept menjadi 2, yaitu self concept positif dan self concept negatif.
36
cenderung negatif. Berikut penjelasan dari kedua jenis self concept yaitu:
orang lain.
siswa menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan produktif sebagai satu
kesatuan yang tidak dipisahkan. Self concept yang positif tidak akan
2017:50).
masyarakat.
mengubahnya.
2013: 105), ada 5 tanda orang dengan self concept negatif sebagai
berikut:
tidak tahan dengan kritik yang diterima dari orang lain. Dirinya
D. Kerangka Berpikir
Hasil Belajar
Suatu perubahan yang diperoleh siswa dalam mencapai suatu hasil pembelajaran yang
mencakup perubahan sikap, pengertahuan, dan keterampilan siswa untuk menghasilkan
sebuah hasil belajar yang sesuai dengan apa yang diharapkan guru, orang tua siswa maupun
siswa itu sendiri.
Hubungan nilai karakter budaya gawi manuntung dan self concept terhadap hasil
belajar siswa kelas X SMA Negeri 5 Banjarmasin
40
menghasilkan sebuah hasil belajar yang sesuai dengan apa yang ingin
tanggung jawab, kerja keras, disiplin dan kreatif. Dalam penelitian ini
tujuan pendidikan.
karena itu, penelitian ini untuk mencari tahu apakah hasil belajar, nilai
E. Hipotesis
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan
Banjarmasin.
Banjarmasin.
42
Negeri 5 Banjarmasin
3. Hubungan antara nilai karakter budaya gawi manuntung dan self concept
gawi manuntung dan self concept terhadap hasil belajar siswa kelas X
gawi manuntung dan self concept terhadap hasil belajar siswa kelas X
yang positif dan signifikan antara self concept siswa dengan hasil belajar siswa
hubungan antara self concept dan hasil belajar IPS namun tidak memiliki
hubungan yang signifikan. Semakin baik self concept siswa, maka semakin
baik pula hasil belajar siswa. Sebaliknya semakin buruk self concept siswa
pengaruh kerja keras terhadap hasil belajar matematika“. Dari analisis regresi
linear ganda diketahui bahwa koefisien regresi dari variabel kerja keras
matematika.
terhadap hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai kemauan kerja keras
of the research that has been done is also reinforced by the opinions Zuhdi,
(2011), which explains that the characteristics of a person who has hard work
attitude include: 1) the earnest study and work, 2) does not quickly get bored
with the given task, 3) trying to fix the error, 4) do not easily give up when
thoroughly, 6) keep the spirit in the face of problems, and 7) do not depend on
that the students will gain optimal learning results if the students have a high
hard work attitude”. Bahwa karakteristik orang yang memiliki sikap kerja
semangat dalam menghadapi masalah, dan 7) tidak bergantung pada orang lain
siswa akan mendapatkan hasil belajar yang optimal jika memiliki sikap kerja
METODE PENELITIAN
penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif atau statistik yang bertujuan
44
45
maka metode dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian Ex-Post Facto
penelitian yang fokus pada penafsiran pada kovariasi di antara variabel yang
muncul secara alami. Tujuan dari penelitian Hubungan ini adalah untuk
atau dengan teknik statistic yang canggih. Hasil dari penelitian Hubungan
dalam studi observasi atau laporan diri, dalam istilah kuantitatif studi
menentukan apakah, dan untuk tingkatan apa, terdapat hubungan antara dua
atau lebih variabel yang dapat dikuantitatifkan. Jika antara dua variabel saling
berhubungan, maka itu berarti bahwa skor di dalam rentangan tertentu pada
pengukuran lain.
tentang seberapa tepat hubungan antara dua variabel. Jika dua variabel
46
-1,00) dan apabila dua variabel tidak memiliki hubungan, maka suatu
hubungan dua variabel maka semakin akurat prediksi yang didasarkan pada
bermanfaat.
manuntung dan self concept terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA
yang diteliti dan bersifat korelasi (hubungan) karena penelitian ini bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan nilai budaya gawi manuntung dan
Banjarmasin.
B. Variabel Penelitian
konsep yang dapat diukur. Dengan perkataan lain, konsep dapat diartikan
sebagai suatu ide, sesuatu yang dipikirkan atau dibayangkan oleh manusia,
tetapi masih bersifat abstrak atau belum bisa diukur (Asra, dkk. 2015 : 31).
1. Variabel terikat (Y), yang juga disebut sebagai variabel luaran atau akibat
bebas (Asra, dkk., 2015 : 32). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Hasil Belajar.
perubahan dari peubah tidak bebas (Asra, dkk., 2015 : 32). Adapun
variabel bebas dalam penelitian ini terbagi menjadi variabel bebas (X1)
yaitu Nilai Karakter Budaya Gawi Manuntung, dan variabel bebas (X2)
1. Jenis Data
a. Data Primer
Banjarmasin.
48
b. Data Sekunder
Data sekunder dapat diperoleh dari buku cetak, BPS. Sumber data
2. Sumber Data
yang peneliti dapatkan dari angket. Angket dapat menjadi salah satu
1. Populasi
unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono, 2016 :
76). Populasi pada penelitian ini mengenai hubungan antara nilai karakter
budaya gawi manuntung dan self concept terhadap hasil belajar siswa
No Kelas Populasi
1 X MIPA 1 32 Orang
2 X MIPA 2 35 Orang
3 X MIPA 3 34 Orang
4 X MIPA 4 32 Orang
5 X MIPA 5 35 Orang
6 X IPS 1 36 orang
7 X IPS 2 36 orang
8 X IPS 3 36 orang
9 X IPS 4 35 orang
10 X IPS 5 34 orang
2. Sampel
atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan
belajar yang kurang memuaskan baik dari segi kognitif maupun sikapnya
Populasi Sampel
345 orang 172 orang
E. Teknik Penarikan Sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih
2018:130).
1. Jenis Instrument
a. Angket/Kuisioner
pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang
berkaitan dengan data factual atau opini yang berkaitan dengan diri
51
Skala likert adalah salah satu skala yang digunakan untuk mengukur
sebagai berikut:
2 Setuju 3 Setuju 2
2. Definisi Konseptual
apa yang ingin dicapai siswa, maupun guru dan orangtua siswa
(Rosyid dkk, 2019: 12; Syah, 2015: 118; Susanto, 2013: 5).
Setyobudihono,2014:5; Nadilla,2017:403).
sebagainya. Self concept terdiri dari self concept positive dan self
53
3. Definisi Operasional
b. Self concept
setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari
54
c. Hasil Belajar
dan psikomotorik.
4. Kisi-Kisi Instrumen
No item
Positif
Variabel Indikator Jumlah butir Negative
Nilai karakter budaya Konsisten dalam mengerjakan
gawi manuntung
tugasnya sampai tuntas.
Mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Mengerjakan sesuatu harus
baik
Mengerjakan tugas dan
belajar.
Tidak putus asa dalam
menghadapi masalah
Tertib dan patuh pada berbagai
lain
Menerima pujian tanpa rasa
malu.
Menyadari bahwa setiap orang
masyarakat.
Mampu memperbaiki diri
karena sanggup
mengungkapkan aspek-aspek
mengubahnya.
Hasil Belajar Menjelaskan suatu materi
pembelajaran
Menerapkan suatu materi
pembelajaran
Bertanggung jawab dalam
56
proses pembelajaran
Bekerjasama dalam berdiskusi
kelompok
Mengemukakan pendapat
Mengerti gerakan apa yang
diperintahkan guru
Menirukan apa yang
diperintahkan guru
Mengulangi gerakan yang
dicontohkan guru
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji Validitas Item atau butir
uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang
tersebut.
pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala
57
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑Y )
r xy =
√¿¿¿
Keterangan:
N = Jumlah subyek/responden
b. Uji Realibilitas
1. Uji Normalitas
normal atau tidak. Hal ini penting dalam upaya prediksi penyelesaian dan
2. Uji Multikonearilitas
Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 10. Sehingga dapat
3. Uji Homogenitas
membuktikan data yang dianalisis berasal dari populasi yang tidak jauh
untuk meyakinkan apakah varians tersebut terikat (Y) pada setiap skor
variabel bebas (X1) dan (X2) bersifat homogen atau tidak (Widodo,
2017:112).
59
pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk
kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat
Rumus :
Y = β0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 ( populasi)
( ∑ x 2 y ) ( ∑ x 22 ) − ( x 2 y ) ( ∑ x 1 x 2 )
b 1= 2
(∑ x 12 )(∑ x 22 )−( ∑ x 1 x 2 )
( ∑ x 2 y ) ( ∑ x 12 ) −( x 1 y ) ( ∑ x 1 x 2 )
b 2= 2
(∑ x 12 )(∑ x 22 )−( ∑ x 1 x 2 )
DAFTAR RUJUKAN
Aldi, Irfan P., Yusmansyah & Ratna Widiastuti. 2014. Hubungan Antara Self
concept Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa. Jurnal ALIBKIN (Jurnal
Bimbingan Konseling, 3(4),1-12. Dari
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/ALIB/article/view/8347, di akses
pada 4 Oktober 2019.
Ardila, Risma Mila., dkk. 2017. Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Dan
Pembelajarannya Di Sekolah. Prosiding Seminar Nasional Inovasi
Pendidikan: Surakarta, Universitas Sebelas Maret. Dari
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snip/article/view/11151, di akses
pada 20 November 2019.
Ardiyanti, Niken. 2017. Peran Penting Self concept dalam Membentuk Track
Record. Jakarta: Salemba Humanika.
Avitoh, Dyah Ayu. 2014. Peningkatan Sikap Kerja Keras dan Kemandirian Siswa
dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Talking Stick. Naskah
Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dari
http://eprints.ums.ac.id/28659/25/02._Naskah_Publikasi.pdf, di akses pada
4 Oktober 2019.
Elly, Rosma. 2016. Hubungan Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
V Di Sd Negeri 10 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, Vol.3 (4):43-53.
Dari http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/7540/6207,
di akses pada 20 November 2019.
61
62
Ghufron, M.Nur dan Rini Risnawita. 2012. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Handayani, Nita Warih & Sumaryanti. 2014. Upaya Orang Tua dalam
Menanamkan Karakter Kerja Keras Anak Usia Remaja di Dusun
Tegalyoso Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta. Jurnal Citizenship,
4(1), 27-38. Dari
http://journal.uad.ac.id/index.php/Citizenship/article/view/6280/3327, di
akses pada 10 Oktober 2019.
Nadilla, Dewicca Fatma. 2017. Eksplorasi Nilai Falsafah Hidup Orang Banjar
pada Pembelajaran Sejarah sebagai Landasan Moral dan Karakter Siswa di
Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pendidikan:
396-409. Surakarta, 26 Maret 2017: Universitas Sebelas Maret. Dari
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/psdtp/article/view/10990 di akses
pada 5 Oktober 2019.
Sani, A. Ridwan & Luqmanul Hakim. 2014. The Effect Of Hard Work Character
And Problem Based Learning Model Toward Physics Learning Outcomes
Students At Smpn 4 Sei Suka. Jurnal Inpafi, Vol.2(4): 74-81. Dari
https://doi.org/10.24114/inpafi.v2i4.2124, di akses pada 7 Oktober 2019.
Saputri, Aliffiandini Nurma. 2016. Hubungan Self concept Dengan Hasil Belajar
Ips Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Bodeh Kabupaten
Pemalang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Dari
http://lib.unnes.ac.id/24340/1/1401412296.pdf di akses pada 10 Oktober
2019.
Sari, Dewi Revita & Tubagus Pamungkas. 2015. Hubungan Antara Self concept
dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 34 Batam
Tahun 2014. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, Vol.4(1): 56-
62. Dari
https://journal.unrika.ac.id/index.php/jurnalphythagoras/article/view/571
di akses pada 17 Oktober 2019.
Sarwono, Sarlito W & Meinarno, Eko A. 2011. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Syah, Muhibbin. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar: Edisi
Pertama. Jakarta: Kencana.
Tim Penyusun. 2018. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Prodi Bimbingan dan
Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Mangkurat (Edisi Revisi). Banjarmasin: tidak diterbitkan.
Widodo. 2017. Metodologi Penelitian Populer & Praktis. Jakarta : Rajawali Pers