Anda di halaman 1dari 28

STRATEGI/METODE DAKWAH NABI

MUHAMMAD SAW. DI MEKAH


Oleh: Wido Yufri Ashar
087738221412
Pola/Strategi/Metode Dakwah di
Mekah
1. Dakwah Sirriyah
Artinya ialah dakwah secara rahasia/sembunyi-
sembunyi atau diam-diam.
Dakwah sirriyah ini ditujukan kepada keluarga,
kerabat terdekat dan sahabat-sahabat yang
dapat dipercaya.
Dakwah secara sirriyah ini dilakukan di Mekah
selama tiga tahun.
Lanjutan:
Dakwah sirriyah ini dilakukan karena untuk
mengantisipasi reaksi orang-orang Quraisy yang
belum bisa menerima agama/keyakinan baru,
disamping masih sedikitnya pengikut atau para
sahabat yang sudah menerima Islam, terlebih
lagi masih adanya ancaman atau reaksi-reaksi
keras orang-orang Quraisy terhadap para
pengikut Nabi Muhammad SAW.
Lanjutan:
Nabi Melakukan dakwah sirriyah dengan
pendekatan personal, karna memilikiikatan
batinserta interaksi emosionaldengan para
keluarga, kerabat dan sahabat-sahabatnya.
Disamping berihtiyar serta tawakal dengan
mempertimbangkan situasi kondisi yang ada.
AS SAABIQUUN AL AWWALLUUN
Selama tiga tahun berdakwah secara sirriyah,
nabi mengajak para keluarga, kerabat dekat dan
para sahabat terdekat yang dapat dipercaya.
Orang-orang/golongan yang paling
dulu/pertama masuk Islam ini disebut dengan
As Saabiquun Al Awwaluun.
Mereka Adalah:
• Siti Khatijah Istri beliau,
• Zaid bin Haritsah pembantu beliau,
• Ali bin Abi Thalib sepupu beliau,
• Dan Abu Bakar, sahabat beliau dari kalangan
orang dewasa.
• Setelah Abu Bakar masuk Islam ia mengajak
para sahabatnya untuk turut serta masuk
Islam.
Sahabat yang diajak oleh Abu Bakar:
Diantaranya Adalah Utsman bin Affan,Zubair bin
Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi
Waqas, dan Talhah bin Ubaidillah.
• Disamping Bilal bin Rabbah, Abu ‘ubaidah,
Abu Salamah, Al Arqam, Sa’id bin Zait,
Abdullah bin Mas’ud dan masih banyak lagi.
2. Dakwah Secara Jahriyah.
• Artinya adalah dakwah secara terang-
terangan/terbuka.
• Setelah memperoleh wahyu Al Hijr 94, Nabi
Muhammad SAW secara terang-terangan
berdakwah baik di sekitar Ka’bah, bukit
Soffah, di tempat pertemuan/rapat para
pembesar Quraisy dan tempat-tempat yang
sering dikunjungi oleh orang-orang Quraisy
lainnya.
Lanjutan:
• Salah satu reaksi keras kafir Quraisy terhadap
dakwah Nabi ialah adanya pemboikotan terhadap
para pengikut Nabi, yang diantara isi
pemboikotan itu adalah:
• 1. Barang siapa yang setuju dengan agama
Muhammad, berbelas kasihan kepada seorang
pengikutnya atau memberi tempat singgah, maka
ia dianggap sebagai kelompoknya dan diputuskan
hubungan dengannya.
Lanjutan:
• 2. Tidak boleh menikah dengan mereka atau
menikahkan dari mereka.
• 3.tidak boleh melakukan transaksi jual beli
dengan mereka.
3. Hijrah ke Habsy
Setelah krg lbh tiga tahun terisolir/tinggal di
lembah Hasyim,
• Nabi Muhammad SAW. dan para pengikutnya
berpikir untuk menyelamatkan diri.
• Maka pada bulan Rajab tahun kelima
kenabian, Nabi memerintahkan para
pengikutnya untuk hijrah ke
Habsy/Habasya/Ethiophia.
Lanjutan:
Hijrah ke Habsy terjadi sebanyak dua kali,
Gelombang pertama dipimpin oleh Utsman bin
Affan dengan membawa 12 orang laki-laki dan
empat perempuan.
Sedhangkan gelombang kedua diketuai oleh
Ja’far bin Abdul Muttholib dengan membawa 83
laki-laki dan 18 perempuan.
Lanjutan:
• Alasan Nabi memilih Habsy sebagai tujuan
hijrahdikarenakan raja Habasya Ashimah An
Najasyi adalah seorang raja yang adil bijaksana
yang tidak menyukai penindasan ataupun
kedzoliman terhadap siapapun.
• Disamping letak Habsy yang sangat jauh dari
Mekah sehingga kecil kemungkinan orang-orang
kafir Quraisy tidak akan mengganggu mereka.

Lanjutan:
Kafir Quraisy khawatir dengan adanya orang-orang
muslim hijrah ke Habsy menyebabkan Islam
semakin berkembang dan pengikut Nabi akan
bertambah banyak, serta memperoleh pertolongan
dan bantuan dari luar kota Mekah.
• Maka para pembesar Quraisy mengirim dua
utusan yakni Amru bin Ash dan Abdullah bin Abi
Rabi’ah untuk meminta raja Habasya untuk
mengembalikan orang-orang Islam kepada orang-
orang Quraisy.
4. Misi Hijrah ke Thaif.
• Pada tahun 619-M atau tahun ke sepuluh
kenabian Nabi kehilangan dua orang yang
dicintainya, yaitu Siti Khatijah dan Abu Tholib.
• Tahun duka/kesedihan Nabi ini dinamakan
Ammul Husni.
• Mengetahui Nabi sedang berduka orang-orang
Quraisy semakin berani mengganggu dan
menyakiti Nabi, sehingga Nabi bersama Zaid
berencana untuk mencari tempat hijrah baru ke
daerah Thaif.
Alasan memilih Thaif sebagai tujuan
Hijrah:
a. Thaif merupakan kota besar ke dua setelah
Mekah.
B. Di Thaif ada bani Saqif yang merupakan suku
terkuat seantero Arab, seandainya bani Saqif
masuk Islam akan menjadi kekuatan besar untuk
perjuangan dakwah Nabi.
C. Jarak Thaif tidak terlalu jauh dari Mekah.
Lanjutan:
Maksud Nabi pergi ke Thaif berharap memperoleh
bantuan/perlindungan dari keluarganya yaitu Abu
Jalail dan Mas’ud yang termasuk para pejabat di
Thaif,
• Nabi bermaksud pula untuk berdakwah ke Thaif
namun masyarakat Thaif tidak mau menerima
dan baik ajaran dan kedatangan Nabi.
• Penolakan-penolakan seperti cacian, lemparan
batu dan hinaan dialami oleh Nabi saat Nabi baru
datang ke daerah Thaif.
Lanjutan:
Setelah Nabi berlari dari kejaran para pemuda Thaif,
Sebelum pulang ke Mekah Nabi
berlindung/berisgtirahat di kebun anggur milik dua
bersaudara Uthbah dan Syaibah putera Rabi’ah, dan
selanjutnya mengutus seseorang dari Khuza’ah
untuk menemui Muth’am bin Adi untuk
mengabarkan kalau Nabi akan kembali ke Mekah
dan meminta pertolongan/perlindungan darinya
atas gangguan orang-orang Quraisy.
5. Baiat Aqabah (Perjanjian Aqabah).
Pada tahun ke12 kenabian/621-M,
Nabi menemui rombongan haji dari Yasrib yang
berjumlah 12 orang.
Setelah Nabi menyampaikan dakwah,
rombongan haji dari Yasrib pun lekas
menyatakan keIslamaannya dihadapan Nabi.
Lanjutan:
Mereka melakukan baiat kepada Nabi di sebuah
bukit yang bernama bukit Aqabah, sehingga
perjanjian/baiat ini diinamakan perjanjian/baiat
aqabah.
Adapun isi dari perjanjian/baiat aqabah ini
adalah:
Isi Perjanjian BA:
1. Mereka menyatakan setia kepada Nabi
Muhammad SAW.
2. Mrk menyatakan rela berkorban harta dan
jiwa.
3. Mrka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam
yg dianutnya.
Lanjutan BA:
4. Mrk menyatakan tdk akan menyekutukan
ALLAH SWT.
5. Mrk myatakan tdk akan membunuh.
6. Mrk mytakan tdk akan melakukan kecurangan
dan kedustaan.
Lanjutan:
• Sebagai tindak lanjut dari perjanjian tersebut,
• Nabi mengutus Mus’ab bin Umair untuk ikut
serta dalam rombonganpergi ke Yasrib guna
membimbing dan membantu penduduk Yasrib
yg tlh menyatakan keIslamaannya untuk
menyehbarkan ajaran Islam di Yasrib.
Selain menjadi guru mengajai dan imam sholat,
Karnakala itu kaum muslimin Yasrib tdk mau bila
imam berasal dari suku Aus dan khazraj.
Lanjutan:
Pada tahun ke13 kenabian /622-M,
Rombongan dari Yasrib yg berjumlah 73 orang
kembali datang ke Mekah untuk menunaikan
ibadah haji dan bertemu Rosulullah.
Mrk menyampaikan pesan untuk disampaikan
kpda Nabi agar bersedia datang ke kota mrk,
memberikan penerangan ttg ajaran Islam dan
sebagainya.
Lanjutan:
Adapun sebagai tindak lanjut dari persetujuan
kedua belah pihak, maka Nabi dan para
rombongan melakukan perjanjian/baiat kembali
di bukit aqabah.
Perjanjian ke dua kali ini dalam sejarah Islam
disebut perjanjian/baiat Aqabah ke-dua.
• Adapun Isi dari perjanjian aqabah ke-dua ini
adalah:
Isi Perjanjian Aqabah ke-Dua:
1. Penduduk Yasrib siap dan bersedia
melindungi Nabi Muhammad SAW.
2. PY ikut berjuang dalam membela Islam dgn
harta dan jiwa.
3. PY ikut berusaha memajukan agama Islam
dan menyiarkan kpda sanak saudara mereka.
4. PY siap menerima segala resiko dan
tantangan.
Faktor Memilih Yasrib Sebagai Tujuan
Hijrah:
1. Yasrib adalah tempat yang paling dekat.
2. Sebelum diangkat Nabi dan Rosul, Nabi
memeiliki ikatan keluarga dengan penduduk
Yasrib, nenek Nabi dari Yasrib dan ayah
beliau dimakamkan di Yasrib.
Lanjutan:

3. Penduduk Yasrib sudah dikenal Nabi karena


kelembutan budi pekerti dan sifat-sifatnya yang
baik.
4. Bagi Nabi pribadi hijrah merupakan
keharusan, selain perintah ALLAH SWT.

Anda mungkin juga menyukai