Anda di halaman 1dari 6

PUISI 1

Kemerdekaan Bangun Peradaban

Karya: Yamin

Jiwa mudamu tentukan nasib bangsamu

Semangat mengobar lindungi manusia

Melenyapkan musuh yang menghadangmu

Jangan biarkan Indonesia bercerai-berai

Lumpuhkan serangan tentara perang

Taruhkan hidupmu di ujung pedang

Mari kita bangun peradaban

Berani bersaing dengan negara lain

Pegang teguh penutan bangsa

Luluh lantahkan manusia yang mengusik keutuhan

Merdeka adalah harga mati

Tidak dapat di beli hanya ingin di hargai

Kesatuan adalah rumpun kerukunan

Mengamankan ciri budaya dan adat istiadat yang dipunya


Jasa pahlawan yang gugur

Terlukis di prasasti

Tanda peristiwa bersejarah

Genggam dan kuasalah demi berdirinya kebebasan


PUISI 2

Percik-percik Sumpah Pemuda

Puisi karya Dearest Tiantama

gema ikrar itu

hampir satu abadlalu

membahana di persadaku

mampu menyatukan tekat dan hastrat

bersatu padu bangsaku

begitu banyak pilihan kini

yang bisa membuat indah warna negeri ini

kami ingin

kami mau

jemari kecil ini

kepal tangan ini

langkah kaki ini

untuk mengisi perubahan negeri ini

bukan dengan permusuhan

bukan dengan kegaduhan

bukan dengan baku hantam

tetapi dengan…

cita cita suci


dengan doa dan usaha

agar negriku jambrut katulistiwa

tetap berkilau,tetapkukuh dan teguh

hai kamu

kaum muda bangsaku

ayo singsingkan lengan baju

tuk bawa bangsa ini

luhur dan mulia sejahtera

jalayah negriku

INDONESIA
PUISI 3

Karawang Bekasi

karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi

Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami

Terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan,

Atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata


Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskan jiwa kami

Menjaga Bung Karno

Menjaga Bung Hatta

Menjaga Bung Syahrir

Kami sekarang mayat

Berikan kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami

Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

Anda mungkin juga menyukai