NOVEL
“Habibie & Ainun”
karya Bacharuddin Jusuf Habibie
Kelompok 2
Anggota :
01. Bayu Akbar 02. Feronyca 03. Fina aulia 04. Harun Al - Karim
Next
IDENTITAS BUKU
1. TEMA
● Tema merupakan pokok permasalahan sebuah
cerita. Dalam Novel “Habibie & Ainun" karya
Bachruddin jusuf habibie yang terkandung dalam
novel tersebut adalah ;
̋ Saya tidak menyangka bertemu dengan Ainun dan tampaknya demikian pula Ainun. Reaksi
spontan saya: „Ainun, kamu cantik, dari gula jawa menjadi gula pasir!" Ainun kaget pula meliha
saya yang lebih dari 7 tahun tidak pernah bertemu. Dengan tenang dan sambil tersenyum ia
bereaksi: ,,Rudy, kapan kamu tiba dari Jerman?",
Terkenang tujuh tahun yang lalu ketika Ainun sedang duduk bersama beberapa wanita dari
kelasnya menikmati sarapan pagi bersama, tiba-tiba saya datang mengucapkan kepada Ainun:
Mengapa kamu begitu hitam dan gemuk?" Ainun pada waktu itu hanya kaget saya datangi dan
mengucapkan pertanyaan yang tidak sopan itu. Ia dan kawan-kawannya hanya tersenyum dan
menggelengkan kepala saja. ̋ (halaman:2)
" Ainun maafkan sebelumnya, jikalau saya mengajukan pertanyaan yang
mungkin dapat menyinggung perasaanmu. Saya tidak bermaksud untuk
mengganggu rencana masa depanmu. Apakah Ainun sudah memiliki
kawan dekat?" Ainun diam. Karena tidak mendapat jawaban, saya
mengulangi
pertanyaan saya dengan menekankan pentingnya ketulusan
mengemukakan isi hati kami apa adanya. Setelah itu Ainun berhenti
sejenak sambil memandang mata saya ia berkata:
"Saya tidak memiliki kawan atau teman dekat dan khusus. Hati saya
berdebar mendengar jawaban Ainun dan mata saya bertemu lagi dengan
pandangan mata yang sejak kemarin beberapa kali bertemu. Mata Ainun
yang sejak kemarin telah memberi getaran jiwa saya dan saya rindukan
sepanjang masa. “ (halaman:8)
̋ Akhirnya di Jalan Rangga Malela 11 B, hari Sabtu pukul 08.00
pagi, tanggal 12 Mei 1962 berbusana tradisi pria Gorontalo saya
dinikahkan dengan Ainun sesuai agama Islam oleh Bapak R.
Mohamad Besari, Ayah kandung Hasri Ainun Besari. Selesai akad
nikah saya kembali ke rumah Ibu di Jalan Imam Bondjol 24 untuk
selanjutnya setelah berbusana tradisi Jawa kembali ke Jalan
Rangga Malela 11 B untuk melaksanakan acara pernikahan tradisi
Jawa. ̋ (halaman:13)
mahasiswa yang tinggal di rumah ibu sa
menanti kedatangan saya setelah
4. LATAR TEMPAT kunjungan ke rumah Ainun. ̋ (halaman:6
A. Rumah orang tua Ainun (rumah ̋ selesai akad nikah saya kembali ke
keluarga Besari) rumah ibu dijalan imam Bonjol 24 .... ̋
(halaman:13)
̋ ternyata rumah keluarga besari yang
kami tuju, tidak lagi di Ciumbeluit tetap
sudsh pindah ke Jalan Rangga Malela no .
11 B ̋ (halam:1-2)
̋ Di rumah Rangga malela no. 11 B,
banyak tamu yang hadir. ̋
.̋ ...untuk selanjutnya berbusana tradisi
jawa kembali ke Jalan Rangga Malela 11
B untuk melaksanakan acara pernikahan
tradisi jawa ̋ (halaman:13)
C. DI HOTEL
̋ pada tanggal 13 mei 1962 di hotel preanger, resepsi menurut budaya gorontalo di
laksanakan ̋ (halaman:13)
F. JERMAN
̋ Di Aanchen saya tinggal di Jalan Preußweg no 123, sebuah apartemen kecil terdiri dari
kamar tidur, kamar tamu, dapur kecil dan kamar mandi, diatas garasi untuk tiga mobil
keluarga Goldman seorang pengusaha percetakan buku. ̋ (halaman:17)
̋ Di Aanchen kami mula- mula menyewa suatu paviliun tiga kamar. Pda permulaanya
hidup tidak berat; saya dibantu seorang pembersih rumah. Setelah pembersih rumah tidak
ada pun hidup tidak teraa berat.... ̋ (halaman:17)
̋ Kami pindah dari desa Oberforstbach dekat dengan Aanchen ke Hamburg kotaterbesar di
Jerman Barat, dengan prasarana yang jauh lebih baik dan sempurna,..... ̋ (halaman:45)
4.2 LATAR WAKTU
Pagi hari: ̋ Sekitar pukul 10 pagi hari rabu tanggal 7
Maret 1962, Fanny ( J. E. Habibie) adik kandung saya
mengajak untuk berkunjung ke keluarga besari ̋
(halaman:1)
Siang hari:
Sore hari: ̋
Menu
4.2 LATAR WAKTU
Malam hari : ̋ Saya baru saja beberapa hari di indonesia dan sejak kemarin
malam tiba dari jakarta........ ̋ (halaman:10)
̋ Malam takbiran hari rabu tanggal 7 maret 1962 itu ternyata menjadi
kenangan manis sepanjang masa untuk saya dan Ainun. ̋ (halaman:5)
̋ Saya kembali larut malam dan kadang- kadang berjalan kaki karena tidakm
aad bus lagi atau harus menghemat. ̋ (halaman:20)
4.3 LATAR SUASANA
●Mengharukan
̋ Penghasilan kami pas-pasan: mendapat setengah gaji seorang Diplom Ingineur, oleh
karena bekerja setengah hari sebagai Asisten pada Institut Konstruksi Ringan Universitas,
enam ratus DM lagi dari DAAD, Dinas Beasiswa Jerman. Untuk menambah penghasilan,
suami dengan mencuri-curi waktu bekerja sebagai ahli kontruksi pada pabrik kereta api
mendisain gerbong-gerbong berkontruksi ringan. Waktu sangat berharga dan harus diatur
ketat: pagi-pagi ke pabrik dulu, kemudian sampai malam di Universitas. Pukul 10.00 atau
pukul 11.00 malam baru sampai di rumah dan menulis disertasi. Kemana mana naik bis,
malah karena kekurangan uang untuk membeli kartu langganan bulanan, dua tiga kali
seminggu ia jalan kaki mengambil jalan pintas sejauh limabelas kilometer. Sepatunya
berlobang-lobang; baru menjelang musim dingin lobangnya ditambal.(halaman:19)
"Pada hari ulang tahun Ainun yang ke-25 pada tanggal 11 Agustus
1962, saya hadiahkan mesin jahit merek Singer, yang dalam rangka
promosi produk baru sedang ditawarkan dengan harga khusus dan
boleh dicicil tanpa suku bunga. Mesin itu saya serahkan kepada
Ainun sambil berkata:
6. AMANAT
Pola motivasi yang meliputi achievement
motivation (motivasi menghadapi tantangan)
motivation merupakan dorongan untuk
mengendalikan suatu keadaan., affiliant
motivation (motivasi untuk bersosialisasi)
merupakan dorongan untuk mengadakan
hubungan dengan orang lain, competence
motivation (motivasi berprestasi) merupakan
dorongan untuk lebih berprestasi, dan power
motivation (motivasi mengambil resiko)
merupakan dorongan untuk mengambil resiko
tinggi dalam mengahadapi masalah
Notes