Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN DEWASA

KELOMPOK 7 “Dangue Hemmorhagic Faver”


Dosen Pembimbing:
Ns. Kharisma Pratama, MNS
Dapid NIMSNR212250057
Miko NIM SNR212250066
Victor NIM SNR212250068
Novela NIM SNR212250072
Monsius NIM SNR212250075
Ulla NIM SNR212250078

PRODI NERS REGULER B KHUSUS KELAS B


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2021
Latar Belakang
 Demam merupakan salah satu gejala awal seseorang akan terkena penyakit seperti naiknya
suhu tubuh yang lebih tinggi dari biasanya. Salah satu contoh penyakit dengan gejala demam
yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) (Febriana et al., 2018). Demam Berdarah Dengue
(DBD) merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal dalam waktu yang relatif
singkat. Penyebab penyakit ini adalah virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus
yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Mukono, 2018).

 Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue yang menyebabkan penurunan thrombosit
dibawah 100.000 (normalnya adalah 150.000-400.000) (Mukono, 2018).

 Angka kejadian DBD di wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah
kabupaten karena faktor sistem transportasi dan mobilitas penduduk yang tinggi serta
jumlah penduduk dan pemukiman yang padat. Sehingga besar kemungkinan pertukaran virus
DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4 antar manusia sebagai penyebab terjadinya DBD (Dinkes
Jabar, 2016).Kasus DBD kebanyakan terjadi pada anak-anak khususnya usia <15 tahun, karena
nyamuk Aedes aegypti aktif menggigit pada siang hari dengan dua puncak aktifitas yaitu
pada pukul 08.00-12.00 dan 15.00-17.00, pada jam tersebutlah anak-anak bermain di luar
rumah (Hartoyo, 2008). Anak-anak merupakan kelompok yang rentan karena daya tahan
tubuh yang masih lemah sehingga mudah terkena penyakit (Handayani & Suharmiati, 2011).
DEFINISI
 DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi
yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia
dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma
yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh.
Sindrome renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok
(Nurarif & Hardhi, 2015).
Klasifikasi
Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu (Nurarif & Kusuma
2015):
 Derajat I yaitu demam disertai gejala klinik khas dan satu-
satunya manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif,
trombositopenia, himokonsentrasi.
 Derajat II yaitu seperti derajat I, disertai dengan perdarahan
spontan pada kulit atau perdarahan di tempat lain.
 Derajat III yaitu ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh
nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg atau
kurang) atau hipotensi disertai dengan sianosis disekitar mulut,
kulit dingin dan lembab dan anak tampak gelisah.
 Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak teratur.
Etiologi

 DHF (Dengue Hemoragi Fever) adalah penyakit demam akut


yang di sebabkan oleh virus dengue serta memenuhi kriteria
WHO untuk DBD yang di tularkan nyamuk aedes aegepty lewat
air liur gigitan saat menghisap darah manusia
 Virus penyebab DBD adalah virus dengue yang terdiri dari 4
serotipe, yaiut DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Serotipe
terbanyak di Indonesia adalah DEN-3.
Manifestasi Klinis
 Gejala yang dialami oleh pasien yang terkena penyaki DBD ini
yaitu mendadak demam tinggi yang berlangsung terus menerus
selama 2 sampai 7 hari, muncul bintik-bintik merah pada kulit,
diare, mual, muntah, kepala pusing, serta trombosit mengalami
penurunan terus menerus (Febriana et al., 2018).

 Gejala lain yang di timbulkan : nyeri kepala, , nyeri otot, nyeri


persendian, bintik-bintik pada kulit sebagai manifestasi
perdarahan.
Penatalaksanaan DHF

Pengobatan terhadap penyakit ini terutama di tujukan untuk


mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok
atau presyok dengan mengusahakan agar penderita banyak
minum atau makan bila perlu dilakukan pemberian cairan melalui
infus. Demam di usahakan diturunkan dengan kompres dingin
atau antipiretik.
Penatalaksanaan DHF
Penatalaksanaan DHF menurut (Centers for Disease Control and Prevention, 2009), yaitu:
 Beritahu pasien untuk minum banyak cairan dan mendapatkan banyak istirahat.
 Beritahu pasien untuk mengambil antipiretik untuk mengontrol suhu mereka. anak-anak
dengan dengue beresiko untuk demam kejang selama fase demam.
 Peringatkan pasien untuk menghindari aspirin dan nonsteroid lainnya, obat anti inflamasi
karena mereka meningkatkan risiko perdarahan.
 Memantau hidrasi pasien selama fase demam.
 Mendidik pasien dan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi dan pantau output urine
 Jika pasien tidak dapat mentoleransi cairan secara oral, mereka mungkin perlu cairan IV.
 Kaji status hemodinamik dengan memeriksa denyut jantung, pengisian kapiler, nadi,
tekanan darah, dan Output urine.
 Lakukan penilaian hemodinamik, cek hematokrit awal, dan jumlah trombosit.
 Terus memantau pasien selama terjadi penurunan suhu badan sampai yang normal.
 Fase kritis DBD dimulai dengan penurunan suhu badan sampai yang normal dan
berlangsung 24-48 jam.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai