Anda di halaman 1dari 19

ADAPTASI MASA NIFAS

KELOMPOK 1 :
1. Poppy Aprilia
2. Gusmaitha
3. Rita Ramadana
4. Endah Kirana
A. Definisi
Masa Nifas
A. Definisi Masa Nifas

Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat
kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang
bersifat fisiologis dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak menutup
kemungkinan untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim,
2020).
B. Adaptasi
Fisiologi
Masa Nifas
B. Adaptasi Fisiologi Masa
Nifas

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses ini, misalnya tingkat energi, tingkat kenyamanan,
kesehatan bayi baru lahir, tenaga kesehatan dan asuhan yang diberikan, maupun suami dan keluarga disekitar
ibu nifas. Adapun perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas antara lain perubahan yang terjadi pada
organ reproduksi, system pencernaan, system perkemihan, system musculoskeletal, system endokrin dan lain
sebagainya.
C. Adaptasi
Psikologi
Masa Nifas
C. Adaptasi Psikologi Masa Nifas
Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas (Post Partum)
Berikut ini 3 tahap penyesuaian psikologi ibu dalam masa post partum Menurut Sutanto (2019) :
Fase Talking In
Fase Taking Hold
(Setelah melahirkan sampai
(Hari ke-3 sampai 10)
hari ke dua)
1) Ibu merasa merasa khawatir akan ketidakmampuan merawat
1) Perasaan ibu berfokus pada dirinya. bayi, muncul perasaan sedih (baby blues).
2) Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain. 2) Ibu memperhatikan kemampuan men jadi orang tua dan
3) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya. meningkatkan tanggung jawab akan bayinya.
4) Ibu akan mengulangi pengalaman pengalaman waktu melahirkan. 3) Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh,
5) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan BAK, BAB dan daya tahan tubuh.Ibu berusaha untuk menguasai
tubuh ke kondisi normal. keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui,
memandikan, dan mengganti popok.

Fase Letting Go
(Hari ke-10 sampai 1) Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya. Setelah ibu
pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian
akhir masa nifas) keluarga.

2) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan


memahami kebutuhan bayi
D. Perawatan Diri
Masa Nifas
C. Perawatan Diri Masa Nifas

Perawatan masa nifas merupakan tindakan lanjutan bagi wanita sesudah melahirkan. Hal ini penting dilakukan
karena dapat memulihkan kesehatan umum ibu nifas dengan cara: penyediaan makanan bergizi, pengembalian darah yang
kurang untuk menghilangkan anemia, pencegahan terhadap infeksi, pergerakan otot agar tonus otot menjadi lebih baik dan
melancarkan peredaran darah. Manfaat yang lain adalah untuk memulihkan kesehatan emosi, mencegah terjadinya infeksi,
perdarahan dan komplikasi, dan memperlancar pembentukan ASI

Penggunaan Booklet perawatan diri sebagai media yang informatif dapat membantu bidan dalam memberikan
bimbingan dan pengajaran tentang perawatan diri pada ibu nifas agar tercapainya asuhan nifas yang oftimal. Hal ini dapat di
berikan baik selama perawatan maupun saat ibu akan pulang sebagai bekal untuk melanjutkan asuhan nifas selama di rumah
E. Perawatan
Perenium
C. Perawatan Perenium

Perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea danlembab akan
sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Infeksi ini dapat
menghambat lama penyembuhan luka perinium yang normalnya 6-7 hari. Dalam hal ini vulva hygiene yang benar sangat
diperlukan untuk mempercepat penyembuhan luka perinium sesuai normalnya dan luka perinium juga terhindar dari infeksi.
Menganjurkan kepada Ibu untuk menjaga kebersihannya sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya dengan
cara menghindari rasa sakit dan takut jahitan antara anus dan vagina robek, sehingga ibu hanya sekedar membersihkannya
tanpa memperdulikan cara vulva hygiene yang baik dan benar
F. Perawatan
Payudara
F. Perawatan Payudara

Perawatan payudara (Breast Care) adalah suatu cara merawatpayudara yang dilakukan pada saat kehamilan atau masa nifas
untuk produksi ASI, selain itu untuk kebersihan payudara dan bentuk puting susu yang masuk ke dalam atau datar. Puting
susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi ibu untuk menyusui dengan baik dengan mengetahui sejak awal, ibu
mempunyai waktu untuk mengusahakan agar puting susu lebih mudah sewaktu menyusui. Disamping itu juga sangat
penting memperhatikan kebersihan personal hygiene
F. Perawatan Payudara

Adapun cara perawatan payudara Menurut Manuba(2016), antara lain:


a. Tempelkan kapas yang sudah di beri minyak atau baby oil selama 5 menit, kemudian putting susu di bersihkan.
b. Letakan kedua tangan di antara payudara
c. Mengurut payudara dimulai dari arah atas, kesamping lalu kearahbawah.d. Dalam pengurutan posisi tangan kiri kearah sisi kiri,
telapak tangankearah sisi kanan.
d. Melakukan pengurutan kebawah dan kesamping.
e. Pengurutan melintang telapak tangan mengurut kedepan kemudiankedua tangan dilepaskan dari payudara, ulangi gerakan 20 – 30
kali.
f. Tangan kiri menopang payudara kiri 3 jari tangan kanan membuat gerakan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara
sampaipada puting susu, lakukan tahap yang sama pada payudarakanan.
g. Membersihkan payudara dengan air hangat lalu keringkan payudaradengan handuk bersih, kemudian gunakan bra yang bersih dan
menyokong.
G. Kebutuhan
Nutrisi
Ibu Nifas
Kebutuhan Dasar Ibu NifasKebutuhan Dasar Ibu Nifas menurut Saleha (2019: 71) yaitu sebagai berikut:
1) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal
2) Makanan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.
3) Minum sedikitnya 3 liter / hari, terutama setelah menyusui.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknyaselama 40 hari pasca persalinan.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikanvitamin A kepada bayinya melalui ASI.
H. Mobilisasi
Mobilisasi dini salah satunya yaitu dengan membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas
mungkin untuk berjalan. Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. Dimana
keuntungan dari mobilisasi dini salah satunya yaitu: klien merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat, kontraksi usus
dan kandung kencing lebih baik, dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat dan memelihara
anaknya, seperti memandikan bayi, selama ibu masih dalam perawatan (Munayarokh, 2015; dalam Ambarwati, 2009),
Sehingga bagi ibu-ibu postpartum yang tidak melakukan senam nifas penurunan TFU dapat dilakukan mobilisasi dini,
salah satunya yaitu dengan menyusui bayinya, merawat atau memelihara bayinya, dengan jalan-jalan, atau dapat miring
kanan-kiri ketika tidur.Dengan demikian, mobilisasi dini ibu post partum lebih efektif dalam mempercepat involusi
uteri.

Anda mungkin juga menyukai