Anda di halaman 1dari 16

ASSALAMUALAIKUM.

DEFINISI BENIGNA PROSTATE


HIPERPLASIA (BPH)
Anatomi Prostat

Menurut Wibowo dan Paryana (2009).


Kelenjar prostat terletak dibawah kandung
kemih, mengelilingi uretra posterior dan
disebelah proksimalnya berhubungan dengan
buli-buli, sedangkan bagian distalnya kelenjar
prostat ini menempel pada diafragma
urogenital yang sering disebut sebagai otot
dasar panggul.
Fisiologi

Menurut Purnomo (2011) fisiologi prostat


adalah suatu alat tubuh yang tergantung
kepada pengaruh endokrin. Pengetahuan
mengenai sifat endokrin ini masih belum
pasti. Bagian yang peka terhadap estrogen
adalah bagian tengah, sedangkan bagian tepi
peka terhadap androgen.
Definisi Benigna Prostate Hiperplasia
(BPH)

Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)


merupakan perbesaran kelenjar prostat,
memanjang ke atas kedalam kandung kemih
dan menyumbat aliran urin dengan menutupi
orifisium uretra akibatnya terjadi dilatasi
ureter (hidroureter) dan ginjal (hidronefrosis)
secara bertahap (Smeltzer dan Bare, 2002).
Derajat Perkembangan Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)

Berdasarkan perkembangan penyakitnya


menurut Sjamsuhidajat dan De jong (2005)
secara klinis penyakit BPH dibagi menjadi 4
gradiasi
 Derajat 1
 Derajat 2
 Derajat 3
 Derajat 4
Etiologi Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)

Hingga sekarang masih belum diketahui secara


pasti etiologi/penyebab terjadinya BPH, namun
beberapa hipotesisi menyebutkan bahwa BPH
erat kaitanya dengan peningkatan kadar
dehidrotestosteron (DHT) dan proses menua.
Terdapat perubahan mikroskopik pada prostat
telah terjadi pada pria usia 30-40 tahun.
Faktor Resiko Benigna Prostate Hiperplasia
(BPH)

 Usia
 Riwayat keluarga
 Obesitas
 Fisik tidak aktif
Manifestasi Klinis Benigna Prostate
Hiperplasia (BPH)

Obstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan


pada saluran kemih maupun keluhan diluar
saluran kemih. Menurut Purnomo (2011) dan
tanda dan gejala dari BPH yaitu : keluhan pada
saluran kemih bagian bawah, gejala pada
saluran kemih bagian atas, dan gejala di luar
saluran kemih
Pemeriksaan Fisik Benigna Prostate Hiperplasia
(BPH)

 Kepala  paru-paru.
 Mata  Jantung
 Hidung  Abdomen
 Telinga  Genetalia
 Mulut  Anus dan rectum
 Leher  Ekstremitas
 Dada pada
Pathofisiologi Benigna Prostate Hiperplasia
(BPH)

Hiperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul-


nodul fibroadenomatosa majemuk dalam
prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari
bagian periuretral sebagai proliferasi yang
terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar
normal yang tersisa.
Penatalaksanaan Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)

 Observasi
 Terapi medikamentosa
 Terapi bedah
Komplikasi Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)

Menurut Sjamsuhidajat dan De Jong (2005)


komplikasi BPH adalah :
 Retensi urin akut, terjadi apabila buli-buli
menjadi dekompensasi
 Infeksi saluran kemih
 Involusi kontraksi kandung kemih
 Refluk kandung kemih
Lanjutan

 Hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi karena produksi


urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak
mampu lagi menampung urin yang akan mengakibatkan
tekanan intravesika meningkat.
 Gagal ginjal bisa dipercepat jika terjadi infeksi
 Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga
dapat terbentuk batu endapan dalam buli-buli, batu ini akan
menambah keluhan iritasi. Batu tersebut dapat pula
menibulkan sistitis, dan bila terjadi refluks dapat
mengakibatkan pielonefritis.
 Hernia atau hemoroid lama-kelamaan dapat terjadi
dikarenakan pada waktu miksi pasien harus mengedan.
pemeriksaan Penunjang Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)

 Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan Uroflowmetri
 Pemeriksaan Imaging dan Rontgenologik
 Pemeriksaan Panendoskopi
Terapi Benigna Prostate Hiperplasia (BPH)

 Watchful Waiting (Observasi)


 Medikamentosa
 Thank you…

Anda mungkin juga menyukai