Anda di halaman 1dari 46

ASKEP PASIEN DM

1
PENGERTIAN
 Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PERKENI) (2007), mendefinisikan bahwa DM
tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan
karakteristik penurunan fungsi sel beta
pankreas. Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka
panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa
organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf,
jantung dan pembuluh darah.

2
 Diabetes melitus merupakan kelainan
kronik mengenai metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
Ganggguan atau kekurangan respon
insulin; yang diterjemahkan menjadi
gangguan penggunaan karbohidrat
(glukosa), ialah gambaran khas diabetes
mellitus, sebagai hasil akhir timbul
hiperglikemia (Robbins & Kumar, 1992,
92)
3
Latar Belakang

Tahun 2030 diperkirakan meningkat menjadi 336 juta


www.diabetesroundtable.com/.../options.asp, Wild, Roglic, Green, et al, 2004
dalam Smeltzer at al, 2008 4
Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah
penderita diabetes setelah India, Cina, dan Amerika Serikat
(WHO) dengan prevalensi sebesar 4,6%,

dtc.ucsf.edu/understanding_dm/type2_diabetes.php

5
 Peningkatan kesejahteraan
penduduk, pola makan yang tidak
sehat, obesitas, dan kurang olah
raga merupakan faktor utama yang
menyebabkan peningkatan
kekerapan diabetes di Indonesia
(Suyono, 2007)
6
www.diabetesroundtable.com/.../options.asp
7
Penyebab Kematian Pasien
dengan Diabetes

8
DM tipe 2 : penyakit kronik dan progresif yang tersembunyi
sekaligus membahayakan, sering didiagnosa secara lambat ketika
komplikasi mulai ada, sering ditemukan bersama dengan komplikasi
jangka panjang: neuropati, penyakit kardiovaskular atau retinopati 9
(Dunning, 2003 ; Smeltzer at al, 2008) .
10
I. Patofisiologi dan
Penatalaksanaan DM
tipe 2
 DM tipe 2 merupakan jenis/klasifikasi DM yang
paling banyak ditemukan (lebih dari 90%)
(Suyono, 2007)
 DM tipe 2 adalah salah satu bentuk klasifikasi
etiologis DM dengan gambaran yang
bervariasi mulai yang dominan resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai
yang terutama defek sekresi insulin disertai
resistensi insulin ( Soegondo, 2007).

11
 DM tipe 2 merupakan klasifikasi baru
untuk menggantikan istilah non-insulin-
dependent diabetes (NIDDM) atau
Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin
(DMTTI) (Expert Committee on the
Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus, 1997, dalam Dunning, 2003).

12
Progresivitas penurunan fungsi sel & Kebutuhan Terapi

Diagnosis

13
14
Penyebab Resistensi
Insulin

www.mcpce.com/programs/ashp_web/index.html 15
Resistensi Insulin ?

16
KOMPLIKASI DIABETES

Gejala diabetes tidak menakutkan dan membahayakan, yang justru


menakutkan dan membahayakan/mematikan adalah komplikasinya
(Soegondo,2007) 17
KOMPLIKASI DIABETIK

 1. AKUT : HIPOGLIKEMIA &


KETOASIDOSIS
 2. KRONIK : RETINOPATI, NEFROPATI,
NEUROPATI, ULKUS, DISFUNGSI
EREKSI, GASTROPARESIS DM.

18
19
RETINOPATI DIABETIK

 Retinopati diabetik diakibatkan oleh


rusaknya pembuluh darah yang mengaliri
retina.Bentuk kerusakan bisa bocor dan
keluar cairan / darah yang membuat
retina bengkak atau timbul endapan
lemak/eksudat.

20
21
NEFROPATI DIABETIK
 Sekitar 20-40 % pasien diabetes akan
mengalami nefropati diabetik. Didapaktannya
albuminuria persisten pada kisaran 30-299
mg/24 jam (albuminuria mikro) merupakan
tanda dini dari nefropati diabetik. Pasien
diabetes yang disertai dengan albuminuria
mikro dan berubah menjadi albuminuria makro
(≥300 mg/24 jam), pada akhirnya sering
berlanjut menjadi gagal ginjal kronis stadium
akhir.(PERKENI, 2006)

22
DISFUNGSI EREKSI
 Pria dengan DM dua kali lebih besar
mengalami disfungsi ereksi dibandingkan pria
tanpa diabetes(www.diabetes.org.diperoleh
pada 2 Oktober 2007). Prevalensi disfungsi
ereksi pada pasien diabetes tipe 2, lebih dari
10 tahun cukup tinggi dan merupakan akibat
adanya neuropati otonom, angiopati dan
problem seks.(PERKENI, 2006).

23
NEUROPATI DIABETIK
 Neuropati diabetes merupakan adanya tanda
dan atau gejala disfungsi saraf perifer setelah
penyebab lain disingkirkan. Neuropati tidak
dapat didiagnosa tanpa pemeriksaan klinik dan
tidak adanya gejala tidak berarti tidak adanya
neuropati. Neuropati perifer diabetes tidak
dapat didiagnosa hanya dengan satu gejala,
tanda, atau pemeriksaan tunggal; minimal
terdapat dua abnormalitas (seperti abnormal
tanda dan gejala) adalah direkomendasikan.
(Boulton Andrew,2005)

24
25
PENGKAJIAN
 keluhan klasik DM: sering berkemih terutama
dirasakan pada malam hari, sering merasa
haus, sering merasa lapar, penurunan berat
badan yang tidak jelas sebabnya.
 Keluhan lain adalah badan lemas, kesemutan,
gatal, penglihatan kabur, gangguan ereksi
pada pria, keputihan, gatal di daerah
kewanitaan pada kaum wanita, infeksi atau
luka yang lama sembuh (Smeltzer, 2008;
Inzucchi et al, 2005; Dunning, 2003; WHO).
26
 Pada pemeriksaan diagnostik, akan diperiksa
kadar gula darah. Kriteria DM (Perkeni,
Persatuan endokrinologi indonesia ) adalah
sebagai berikut :
 Kadar gula darah sewaktu = 200 mg/dl
 Kadar gula darah puasa = 126 mg/dl atau
 Kadar gula darah puasa = 110 mg/dl atau
 Kadar gula darah 2 jam sesudah tes toleransi
glukosa oral ( TTGO ) = 200 mg/dl

27
DIAGNOSA KEP.
 a. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
berhubungan dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak.
 b. Potensial komplikasi diabetic ketoasidosis atau
hyperglycemic hyperosmolar nonketosis berhubungan
dengan inadekuat insulin dan peningkatan gula darah,
sekunder peningkatan intake kalori, stress fisik dan
emosional, atau diabetes tak terdiagnosa.
 c. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan
system imun, sirkulasi yang tidak adekuat, dan
pathogen lingkungan.
 e. Inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik, diet,
exercise dan kontrol gula darah.
28
Penatalaksanaan DM tipe
2

29
Gavin Dan Abrahamson, 2008 http://www.medscape.com/viewarticle/418591_11
Kriteria Pengendalian Diabetes,(PERKENI, 2006)

Jenis Pemeriksaan Baik Sedang Buruk


1. Glukosa darah (mg/dL)
Puasa 80-109 110-125 ≥ 126
2 jam pp 80-144 145-179 ≥ 180

< 6,5 6.5-8 ≥8


2. HbA1c atau A1c (%)
3. Kolesterol (mg/dL)
Total < 200 200-239 ≥ 240
LDL < 100 100-129 ≥ 130
HDL > 40 (laki2)
> 50 (wanita)
4. Trigliserid (mg/dL) < 150 150-199 ≥ 200
18,5-23 23-25 ≥ 25
5. Indeks Massa Tubuh (kg/m2)
6. Tekanan darah 130-140 >140/90
≤ 130/80
30
80-90
Tujuan Penatalaksanan
Keperawatan Pada Pasien
Diabetes (1)
Jangka pendek (Dunning, 2003)
 Menyakinkan individu dan keluarga mereka
serta menghilangkan ketakutan melalui
pemahaman yang baik tentang diabetes
 Membina hubungan saling percaya antara
pasien dan tim diabetes
 Secara bertahap mencapai gula darah yang
terkontrol baik

Trisha Dunning RN, Med, PdD, CDE, FRCNA


Profesor Director Endocrinology and Diabetes Nursing Research
ad Clinical Nurse Consultant Diabetes Education 31
Sint Vincent’s Hospital and University of Malbourne,
Tujuan Penatalaksanan
Keperawatan Pada Pasien
Diabetes (2)
 Mengajarkan ”survival skill” yang
diperlukan penyandang diabetes agar
aman saat mereka berada di rumah

32
Tujuan Penatalaksanan
Keperawatan Pada Pasien
Diabetes (4)
Jangka Panjang (Dunning, 2003)
 Diterimanya diabetes sebagai bagian dari
kehidupan mereka dan diakuinya
manajemen diabetes yang berhasil sebagai
bagian dari kehidupan mereka
 Mampu mempertahankan kadar glukosa
darah, tekanan darah, HbA1C, lipids dan
IMT pada rentang yang diharapkan

33
Jangka Panjang
 Memodifikasi faktor-faktor risiko untuk
mencegah atau menghambat terjadinya
komplikasi jangka panjang dari diabetes dan
kebutuhan akan perawatan di rumah sakit
 Menepati perjanjian untuk
edukasi/kunjungan medik secara teratur
 Mendapatkan dukungan dan edukasi
lanjutan dari tim diabetes untuk mencapai
”self management”
 Mempertahankan kesejahteraan psikologis
dan kualitas hidup
34
Penatalaksanaan DM Tipe
2
Tatanan pelayanan
sekunder dan tertier
melalui ralan dan ranap

Pasien Diabetes

Tatanan pelayanan
primer/komunitas

Dunning, 2003
35
Penatalaksanaan DM Tipe
2

Hasil penelitian menunjukkan bahwa DM tipe 2 dapat dicegah atau


dihambat pada orang-orang yang berisiko tinggi melalui penurunan
berat badan dan peningkatan partisipasi mereka dalam olahraga
(Diabetes Prevention Program Research Group, 2002).
www.dgdiabetes.scot.nhs.uk/.../type2.shtml
36
Cara menghitung kebutuhan kalori :
 Kalori basal
Laki-laki : BB idaman (kg) x 30 kalori/kg = …………kalori
Wanita : BB idaman (kg) x 25 kalori/kg = ………..kalori
 Koreksi/penyesuaian
Umur > 40 tahun :- 5% x kalori basal = - ………kalori
Aktivitas ringan : + 10% x kalori basal = +……..kalori
sedang : + 20%
berat : + 30%
BB gemuk : - 20% x kalori basal =-/+…….kalori
Lebih : - 10%
kurang : + 20%
Stres metabolik : (10-30%) x kalori basal = +..……kalori
Hamil trimester I dan II = + 300 kalori
Hamil trimester III/laktasi = + 500 kalori

Total kebutuhan kalori = …….kalori

37
Sumber : PERKENI, 2002
Klasifikasi IMT
 IMT (indeks massa tubuh) = BB (kg)
TB (m)2

 BB kurang : < 18,5 BB lebih :≥


23,0
 BB normal : 18,5-22,9 dengan
risiko : 23,0-24,9
Obes I : 25,0-29,9
Obes II: ≥ 30
STATUS GIZI :
BB kurang : < 90% BB idaman
BB normal : 90-110% BB idaman
BB lebih : 110-120% BB idaman
Gemuk : > 120% BB idaman

38
Rumus menentukan Osmolaritas
plasma (PERKENI, 2002):

Glukosa (mg/dL) Urea


= 2 (Na + K) + ----------------- + ---------
18 6

Nilai normal : 275 -295 mOsm/L

39
Resistensi Insulin ?

40
Peran Insulin ?

41
Resistensi Insulin ?

42
www.betacell.org/content/articles/print.php?aid=1
43
44
Penatalaksanaan DM tipe
2

Latihan fisik/OR Monitoring Edukasi

Terapi farmakologi : Insulin 45


dan/atau OHO
Perencanaan makanan
 1) Perencanaan Diet
 2) PENKES
 3) Aktivitas jasmani/olga
 4) Monitoring

46

Anda mungkin juga menyukai