PENGETAHUAN ANGGOTA: ANDI SHUFIYAH QULUB (B011191319) BESSE HASTUTI (B011191057) ADINDA NURUL AULIA MAKSUN (B011191075) MUHAMMAD FADLILLAH SANDY (B011191349) MUHAMMAD FIRHANSYAH (B011191065) 1. Pengertian Ilmu ● The Liang Gie mendefinisikan ilmu sebagai rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia 2. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki oleh manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya. Menurut Pudjawidjana, pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu. 3. Ilmu Negara Sebagai Ilmu Pengetahuan. Sebelum ditelusuri, apakah “ilmu negara” merupakan ilmu pengetahuan atau bukan, maka ada baiknya kalau dikemukakan terlebih dahulu syarat-syarat bagi ilmu pengetahuan modern, yaitu: • Empiris Maksudnya adalah bahwa yang dianggap sebagai bahan ilmu pengetahuan itu hanyalah semua gejala yang terletak dalam pengalaman (empiris) manusia. • Imanen berarti tidak spekulatif, semua gejala harus dikembalikan kepada kekuatan-kekuatan yang telah ada dalam dunia manusia sendiri, jangan kepada hal-hal yang gaib. • Dialektis Berarti suatu hubungan yang mempunyai dua faktor yang meskipun ada hubungan nya satu sama lain, akan tetapi tidak dapat dikembalikan kepada faktor yang lebih tinggi. • Fungsional Maksudnya ialah semua gejala-gejala dalam dunia ini tidak terlepas satu sama lain, melainkan ada hubungan timbal balik atau interdependensi atau fungsional. Misalnya, fungsi negara terhadap masyarakat. • Dinamis Maksudnya, bahan-bahan dan gejala-gejala yang dihadapi dan digunakan dalam ilmu pengetahuan itu tidaklah statis, melainkan berubah dan berkembang. • Knowledge for what ? Maksudnya, bukan lagi ilmu pengetahuan untuk ilmu pengetahuan, akan tetapi ilmu pengetahuan harus ada manfaatnya atau pragmatis dan harus praktis. Menurut Herman Heller, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebagai suaru ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, tentunya dikaitkan dalam mempelajari Ilmu Negara , yaitu sebagai berikut : 1. Pengalaman bersifat Real (Emperisch bukan Excat). Real atau Emperisch berarti kenyataan yang berdasarkan pengalaman bersifat real. Jadi, ilmu pengetahuan harus berdasarkan hal – hal yang bersifat konkrit. Sifat Empirisch ini menyebabkan perbedaan dengan ilmu Exeat. Ilmu sosial adalah berdasarkan pengalaman yang nyata dan bukan ilmu yang pasti. 2. Tidak bersifat spikulatif (Immanent bukan transcendent) Immanent berarti suatu cara berfikir yang tidak bersifat spikulatif artinya suatu ilmu pengetahuan harus dikembalikan pada hal – hal yang ada pada sifat Immanent atau hal yang ada dalam kekuatan di sekitar kita, bukan dikembalikan pada hal – hal yang transcendent (tidak nyata) yang ksemuanya itu spikulatif sifatnya 3. Hubungan Timbal Balik (Fuctioneel) Fuktioneel yaitu adanya hubungan timbal balik dan hubungan itu saling mempengaruhi satu sama lainnya. 4. Hubungan Antara Dua Faktor (Dialectish atau Antysyntesis) Dialectish yaitu adanya hubungan antara dua faktor, walaupu hubungan itu sangat berat sekali tetapi antara faktor- faktor dengan faktor lain tidak menyebabkan yang satu dibawah faktor yang lainnya. 5. Sifat Dinamis (Dinamtsch tidak statis) Konsekuensi dan sifat-sifat ilmu pengetahuan yang diatas yaitu funtioneel dan dialectisch, maka sifat ilmu pengetahuan selanjutnya adalah dinamis. 6. Praktis/Pragmatis (Knowledge For What) Hal ini disebut juga sifat praktis atau pragmatis dari ilmu pengetahuan . Ilmu Negara menitikberatkan penyelisikannya kepada Negara sebagai organisasi didalam pengertian umum. Ilmu Negara sebagai pengetahuan asli dari eropa continental terutama jerman. Georg jellink melihat ilmu Negara itu dari dua sisi tunjauan (zweiseiten theorie) : 1. Sisi tinjauan sisiologis terdiri dari -Teori sifat hakikat negara -Teori pembenaran hukum Negara -Teori terjadinya negara -Teori tujuan Negara -Teori tipe-tipe Negara 2. Sisi tinjauan yuridis terdiri dari -Teori bentuk Negara dan bentuk pemerintahan -Teori kedaulatan -Teori unsir-unsur Negara -Teori fungsi Negara -Teori konstitusi -Teori lembaga perwakilan -Teori sendi-sendi pemerintahan -Teori alat-alat perlengkapan Negara Georg jelinnek dalam bukunya yang terkenal “algemeine staatslehre” menciptakan suatu skema sistematis yang lengkap dan teratur dari ilmu Negara sebagai berikut (Abu Daud busrah, 2001:13-19): Staatswissenschaft (dalam arti luas)/ ilmu kenegaraan, dibagi menjadi : 1. Staatwissenschaft (dalam arti sempit) Yang dimaksud dengan staatwissenschaft dalam arti sempit adalah staatwissenschaft dalam arti luas setelah dikurangi rechtwissenschaft. Dalam hal ini dimaksydkan adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai Negara, dimana di dalam penyelidikannya menekankan pada negarasebagai objeknya 2. Rechtwissenschaft Dimaksud disini jyga adalah ilmu pengetahuan mengenai Negara, tetapi di dalma hal ini dalam penyelidikannya ditekankan dari segi rechts atau segi yuridis atau dari segi hukum dari Negara itu sendiri. Termasuk di dalam rechtwissenschaft ini adalah :
Hukum Tata Negara Hukum Administrasi Negara Hukum Antar Negara