Anda di halaman 1dari 13

Kerangka Pemetaan

 Kerangka Pemetaan
* Vertikal (mis. Waterpass  z )
* Horisontal (mis. Poligon  (x,y) )
 Kegunaan
* Untuk pengikatan titik-titik detail
* Untuk menjamin ketelitian
(disamping alat dan metoda)
Kerangka Horisontal
 Referensi koordinat (x,y) :
 Lokal
 Tertentu (pada bidang proyeksi) :
* Universal Transverse Mercator (UTM)
* Transverse Mercator (TM)
* Mercator
* Polyeder
* dll
 Metoda
* Poligon
- tertutup
- terbuka terikat sempurna
- terbuka terikat tidak sempurna
* GPS
* Triangulasi, Trilaterasi, Jaring
segitiga
& Ikatan
* dll
Poligon
D
 Poligon  salah satu E
cara penent. posisi (x,y)
C
 Sebagai rangka utama
untuk membentuk peta
 Unsur utama : jarak, B
A
sudut, dan sudut jurusan.
 Bentuk :
# tertutup
# terbuka
Hitungan POLIGON Tertutup
Untuk 3 titik

 Syarat hitungan POL


1.  akhir –  awal = U C
 – (n-2) * 180o
AB dBC
X akhir – X awal = 3
dCA
d*Sin 2
1
Y akhir – Y awal = B
dAB
d*Cos
A
Urutan Hitungan POLIGON Tertutup
Untuk 3 titik dan contohnya

 Diketahui :
Koordinat titik A (+1000,000;
+900,000)m
U
C
AB = 80o 10’ 20”
Hasil ukuran :
AB dBC
1 = 60 ; 2 =59 ; 3 = 60
60o =59o 60o 3
dAB = 150 m ; dCA
2
dBC = 146 m ;
1
dCA = 151 m
B
Hitung : Koordinat titik B & C
dAB
A
( 1 ) Hitung koreksi total penutup sudut
f = ( akhir –  awal ) –  + (n-2) * 180o
=(AB – AB) – (1 + 2 + 3) + (3-2) * 180o
= (80o 10’ 20” - 80o 10’ 20” ) – (60o + 59o + 60o) + 180o
= + 1o

( 2 ) Distribusikan koreksi total sudut ke masing-masing sudut


f =f/3 =1o/3 =20’ ; f= f/3 =1o/3 =20’ ; f= f/3 =1o/3=20’
’’
( 3 ) Distribusikan koreksi total sudut ke masing-masing sudut’”
1 = 1 + f60o + 20’ = 60o 20’
2 = 2 + fo + 20’ = 59o 20’
 =  + f60o + 20’ = 60o 20’ ’”
’”
’”0o 00o 00o
( 4 ) Menjalankan sudut jurusan
AB = 80o 10’ 20” ( diketahui)  BC = ? ; CA = ? ; AB hitungan=?

BC = BA + 2 = (AB + 180o) + 2 = 80o 10’ 20” + 180o + 59o 20’
= 319o 30’ 20”

CA = CB +  = (BC + 180o) +  = 319o 30’ 20” + 180o + 60o 20’
= 559o 50’ 20” – (360o) = 199o 50’ 20”
AB = AC +  = (CA + 180o) +  = 199o 50’ 20” + 180o + 60o 20’
= 440o 10’ 20” – (360o) = 80o 10’ 20”

( 5 ) Menghitung koreksi total absis


fx = ( X akhir – X awal ) - d*Sin

dAB * Sin AB = 150 m * Sin 80o 10’ 20” = 147,799 m


dBC * Sin BC = 146 m * Sin 319o 30’ 20” = - 94,809 m
dCA * Sin CA = 151 m * Sin 199o 50’ 20” = - 51,246 m +
________________
d*Sin = + 1,744 m
( 5 ) Menghitung koreksi total absis
fx = ( X akhir – X awal ) - d*Sin
= (1000 – 1000)m – (+ 1,744 mm

( 6 ) Distribusi koreksi total absis


Hitung jumla jarak = d = dAB + dBC + dCA = 447 m
fxAB = ( dAB/ d ) * fx = ( 150/ 447) * (mm
fxBC = ( dBC/ d ) * fx = ( 146/ 447) * (mm
fxCA = ( dCA/ d ) * fx = ( 151/ 447) * (mm
_____________ +
unt. pengecekan = - 1,744 m
( 7 ) Menghitung koreksi total ordinat
fy = ( Y akhir – Y awal ) - d*Cos
= (1000 – 1000)m – (- 5,047 mm

dAB * Cos AB = 150 m * Cos 80o 10’ 20” = + 25,603 m


dBC * Cos BC = 146 m * Cos 319o 30’ 20” = +111,028 m
dCA * Cos CA = 151 m * Cos 199o 50’ 20” = - 142,038 m +

________________
d*Cos - 5,047 m
 ( 8 ) Distribusi koreksi total ordinat

fyAB = ( dAB/ d ) * fy = ( 150/ 447) * (5,047mm


fyBC = ( dBC/ d ) * fy = ( 146/ 447) * (5,047mm
fyCA = ( dCA/ d ) * fy = ( 151/ 447) * (5,047mm
_____________ +
unt. pengecekan = + 5,407 m
Hitung Koordinat Titik B,C dan A (pengecekan)

XA = 1000 m (diket) YA = 900 m (diket)

XB = XA + dAB Sin AB + fxAB YB = YA + dAB Cos AB + fyAB


= 1000 + 147,799 m - 0,585 m = 900 + 25,603 + 1,814 m
= 1147,214 m = 927,417 m
XC = XB + dBC Sin BC + fxBC YC = YB + dBC Cos BC + fyBC
= 1147,214 - 94,809 - 0,570 m = 927,417 + 111,028
= 1051,835 m +1,766m
XA = XC + dCA Sin CA + fxCA = 1040,211 m
= 1051,835 - 51,246 - 0,589 m YA = YC + dCA Cos CA + fyCA
= 1000,000 m (sesuai) = 1040,211 -142,038
+1,827m
= 900,000 m (sesuai)
Tolerensi
Tolerensi adalah batas kesalahan yang diijinkan.
Pada pengukuran poligon tolerensi akan ditetapkan
sesuai dengan spesifikasi Teknik atau ketentuan yang
diberikan oleh pemberi kerja.
Contoh :
1. Tolerensi penutup sudut i V n
i = bacaan terkecil pada alat ukur sudut (mis 10”)
n = jumlah titik sudut (mis, 9 buah)
Dalam hal ini nilai tolerensi penutup sudutnya sebesar
= 10” V 9 = 30 “
Apabila kesalahan penutup sudut hasil ukuran lebih besar
dari 30”, maka ukuran jelek, harus dicek ulang.
Tolerensi
2. Tolerensi linier relatip = (V (fx^2 + fy^2 ) ) /D

fx = koreksi total absis (mis. 0,040 m)


fy = koreksi total ordinat (mis. 0,060 m)
D = jumlah total jarak (mis, 2000 m )
Dalam hal ini kesalahan relatip linier =
( V ((0, 040)^2 + (0, 060)^2 ) )/2000 = 0,07211/2000
= 0.00004 atau 1/25.000
Apabila hasil ukuran kesalahan linier relatipnya lebih
besar dari 1/ 25.000, maka ukuran jelek, harus dicek
ulang.

Anda mungkin juga menyukai