Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESPONSI TOPONIMI

“GASETIR”

Disusun oleh :

Nanda Bagus Dwi Bujana (03311940000035)

Dosen :

Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA.DESS


Dr.-Ing. Noorlaila Hayati, S.T., M.T.

Departemen Teknik Geomatika

Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2021
Gasetir

Rupabumi adalah bagian dari permukaan bumi yang dapat dikenal identitasnya sebagai
unsur alam dan unsur buatan manusia, misalnya sungai, danau, gunung, tanjung, kawasan
permukiman, candi dan tugu. Nama rupabumi adalah nama yang diberikan pada unsur rupabumi
tersebut. Gasetir adalah daftar nama rupabumi yang dilengkapi dengan informasi tentang jenis
unsur, posisi, lokasi dalam wilayah administratif, dan informasi lain yang diperlukan untuk
mencari informasi tempat dan nama tempat (toponim) suatu daerah. Gazetir biasanya berisi
uraian geografi suatu Negara, wilayah, atau benua, serta statistik sosial atau bentang alamnya,
seperti pegunungan, perairan, atau jalan. Informasi mengenai nama rupabumi atau gasetir secara
terus menerus direvisi karena merupakan acuan untuk berbagai keperluan. Gasetir Nasional
adalah daftar nama rupabumi yang telah dibakukan secara nasional.

Gasetir sendiri menurut jenisnya dibagi menjadi 2 yaitu gasetir singkat (concise gazetteer)
dan gasetir lengkap (complete gazetteer).

1. Gasetir singkat (concise gazetteer)


Gasetir yang berisi informasi unsure rupabumi secara singkat seperti nama, jenis unsur,
posisi, lokasi dalam wilayah administratif, informasi nama dan nomor peta.
2. Gasetir lengkap (complete gazetteer)
Gasetir yang berisi informasi unsur rupabumi secara lengkap, seperti nama, jenis unsur,
posisi, lokasi dalam wilayah administratif, informasi nama dan nomor peta, pengucapan,
asal bahasa, sejarah, aksesibilitas, potensi dan informasi lain, dan jika diperlukan dapat
ditambah dengan informasi relevan lain yang lebih detail.

Gasetir rupabumi Indonesia merupakan basisdata nama rupabumi yang bersumber dari
peta rupabumi Indonesia yang ada, yang berisikan unsure rupabumi alam dan buatan manusia.
Pengumpulan nama rupabumi unsure alam dan buatan manusia dengan mengikuti ketentuan dan
aturan yang berlaku (Permendagri No.39 Tahun 2008-Pedoman Umum Pembakuan Nama
Rupabumi). Gasetir rupabumi Indonesia digunakan sebagai acuan Tim Nasional Pembakuan
Nama Rupabumi dalam melaksanakan tugasnya, diantaranya melakukan verifikasi dan
pembakuan secara nasional nama, ejaan, dan ucapan unsur rupabumi di Indonesia dalam bentuk
gasetir nasional.

Sejarah

Nama rupabumi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan
akan terus berkembang seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia. Aspek budaya juga
bisa mempengaruhi pemberian nama rupabumi. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah terdapat ketentuan bahwa perubahan batas suatu
daerah, perubahan nama daerah, pemberian nama bagian rupa bumi serta perubahan nama, atau
pemindahan ibu kota yang tidak mengakibatkan penghapusan suatu daerah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah. Atas dasar tersebut maka dikeluarkanlah Peraturan Presiden Nomor 112
Tahun 2006 tentang Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi yang selanjutnya disebut
Perpres No.112 Tahun 2006 dengan alasan untuk menjamin tertib administrasi wilayah dalam
kerangka NKRI dengan dilakukannya pembakuan nama unsur rupabumi yang lebih terencana
dan sistematis. Berdasarkan Perpres tersebut selanjutnya dibentuk Tim Nasional Pembakuan
Nama Rupabumi (TNPR). Pada tahun 2016 dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun
2016 tentang Pembubaran Badan Benih Nasional, Badan Pengendalian Bimbingan Massal,
Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan, Komite Pengarah Pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus di Pulau Batam, Pulau Bintan, dan Pulau Karimun, Tim Nasional
Pembakuan Nama Rupabumi (TNPR),dsb. Pada Perpres tersebut jelas menyebutkan bahwa
TNPR dibubarkan hal tersebut menandai perubahan besar dalam hal pelaksana pembakuan nama
rupabumi di Indoensia. Pasal 1 huruf e Perpres 116/2016 menyebutkan bahwa Tim Nasional
Pembakuan Nama Rupabumi dibubarkan sementara Pasal 2 huruf e menyebutkan bahwa tugas
dan fungsi TNPR dilaksanakan oleh lembaga pemerintah non kementerian yang
menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang geospasial.

Berdasarkan kedua bunyi pasal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sejak diundangkannya
Perpres 116/2016 maka kelembagaan TNPR dan fungsinya akan dilaksanakan oleh Badan
Informasi Geospasial (BIG) sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang
menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang geospasial. Adapun tujuannya adalah untuk
menjamin ketersediaan dan akses terhadap informasi geospasial yang dapat
dipertanggungjawabkan termasuk gasetir.

Contoh-Contoh Gasetir

Gambar 1. Gasetir Kabupaten Seluma


Gambar 2. Gasetir Kota Bengkulu

Peraturan Pemerintah terkait Gasetir

Berikut beberapa peraturan pemerintah terkait gasetir :

1. Permendagri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama


Rupabumi. Salah satu tujuan dari Permendagri ini yaitu untuk mewujudkan gasetir
nasional sehingga ada kesamaan pengertian mengenai nama rupabumi di Indonesia.
 Bab I Pasal 1 ayat 4 yang berbunyi “Gasetir adalah daftar nama rupabumi yang
dilengkapi dengan informasi tentang jenis unsur, posisi, lokasi dalam wilayah
administratif, dan infromasi lain yang diperlukan.”
 Bab II Pasal 2 poin c yang berbunyi “mewujudkan adanya gasetir nasional
sehingga ada kesamaan pengertian mengenai nama rupabumi di Indonesia.”
 Bab IV Pasal 17 ayat 1 yang berbunyi “Tim Nasional membakukan nama,
pengejaan, penulisan, serta pengucapan unsure rupabumi di Indonesia dalam
bentuk gasetir nasional berdasarkan usulan dari panitia Provinsi.”
 Bab IV Pasal 17 ayat 2 yang berbunyi “Gasetir nasional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disusun berdasarkan basisdata yang telah diverifikasi.”
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2006 Tentang Tim Nasional
Pembakuan Nama Rupabumi.
 Pasal 1 yang berbunyi “Gasetir adalah daftar nama rupabumi yang dilengkapi
dengan informasi tentang jenis unsur, posisi, lokasi dalam wilayah administratif,
dan informasi lain yang diperlukan.”
 Pasal 5 poin c yang berbunyi “Tim Nasional mempunyai tugas : mengusulkan
gasetir nasional untuk dijadikan sebagai bahan penyusunan rancangan Peraturan
Pemerintah mengenai pembakuan nama rupabumi di Indonesia.”
3. Peraturan Badan Informasi Geospasial Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Pembakuan Nama Rupabumi.
 Bab I Pasal 1 Ayat 3 yang berbunyi “Gazeter Nasional adalah daftar Nama
Rupabumi yang dilengkapi dengan informasi tentang jenis unsur, posisi, lokasi
dalam wilayah administratif, dan informasi lain yang diperlukan serta telah
dibakukan.”
 Bab IV Pasal 21 Ayat 2c dimana Dalam menyelenggarakan Pembakuan Nama
Rupabumi, Badan mempunyai tugas “mengusulkan Gazeter Nasional untuk
dijadikan sebagai bahan penyusunan rancangan Peraturan Pemerintah mengenai
Nama Rupabumi di Indonesia.”

Manfaat dan Kegunaan

Beberapa manfaat dan kegunaan gasetir yaitu antara lain :

1. Sebagai spatial identifier yaitu untuk merepresentasikan nama, jenis unsur,


posisi/koordinat lokasi, serta informasi terkait lainnya.
2. Sebagai referensi tunggal toponim
3. Dapat dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi, diantaranya aplikasi untuk perlindungan
sosial seperti yang sedang dilaksanakan United Nation Spatial Data Infrastructure
(UNSDI) Gazetteer Framework for Social Protection.
4. Gasetir mempermudah pencarian suatu daerah
5. Mempermudah pelayanan publik seperti ojek online dsb.
Kesimpulan

Gasetir adalah daftar nama rupabumi yang dilengkapi dengan informasi tentang jenis
unsur, posisi, lokasi dalam wilayah administratif, dan informasi lain yang diperlukan untuk
mencari informasi tempat dan nama tempat (toponim) suatu daerah. Gazetir biasanya berisi
uraian geografi suatu Negara, wilayah, atau benua, serta statistik sosial atau bentang alamnya,
seperti pegunungan, perairan, atau jalan. Gasetir sendiri sudah diatur dibanyak peraturan
pemerintah antarai lain pada Permendagri Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum
Pembakuan Nama Rupabumi, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2006
Tentang Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi, dan Peraturan Badan Informasi Geospasial
Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Pembakuan Nama Rupabumi. Pemanfaatan
gasetir atau informasi yang bereferensi lokasi geografis memiliki implikasi yang besar dalam
mendukung setidaknya tiga hal penting: administrasi publik (public administration), pelayanan
publik (public services) dan peran-peran internasional yang diemban pemerintah (adherence
international agreements).
DAFTAR PUSTAKA
Herliningsih, Ida. 2013. Gasetir Sebagai Bagian Kekayaan Budaya Bangsa. Bandung.

Djaja, Bambang Marhaendra. Peran Informasi Geospasial dalam Inventarisasi Toponimi,


Perencanaan dan Pengelolaan Pembangunan.

Omara, Andy. PENGATURAN KEWENANGAN PEMBAKUAN NAMA RUPABUMI DAN


IMPLIKASINYA PASCA PEMBUBARAN TIM NASIONAL PEMBAKUAN NAMA
RUPABUMI. D.I. Yogyakarta.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG


PEDOMAN UMUM PEMBAKUAN NAMA RUPABUMI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112 TAHUN 2006 TENTANG


TIM NASIONAL PEMBAKUAN NAMA RUPABUMI

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG


PENYELENGGARAAN PEMBAKUAN NAMA RUPABUMI

Anda mungkin juga menyukai