Anda di halaman 1dari 19

KARTOGRAFI

TOPONIMI
Hana Sugiastu Firdaus
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
Kartografi part IV
Tujuannya : Identifikasi atau
Memberi nama
acuan dan sebagai sarana
unsur-unsur komunikasi antar sesama
geografik manusia

Pendahuluan
Nama unsur geografi, atau disingkat “nama geografik” (geographical names) disebut
“toponim”. Secara harfiah berarti “nama tempat” (place names). Nama tempat tidak
harus diartikan nama pemukiman (nama tempat tinggal), tetapi nama unsur geografi
yang ada di suatu tempat (daerah), seperti sungai, bukit, gunung, pulau, tanjung, dll.
Unsur-unsur ini dikenal secara luas sebagai unsur “topografi”.
Unsur-unsur ini dikenal secara luas sebagai unsur
“topografi” (the physical features on an area of
land, such as rivers, mountains, islands, seas, etc
dalam Oxford Advances Learner’s Dictionary 2000).
Manusia yang bermukim pertama kali di suatu
wilayah tentunya memberi nama pada unsur-unsur
geografik di lingkungannya.

Kartografi part IV
PERKEMBANGAN TOPONIMI INTERNASIONAL

Awal pembuat peta, toponim Tahun 1950, disepakati


dituliskan pada tulisan penggunaan huruf romawi oleh
suku, contoh huruf kanji, PBB dalam toponim peta
huruf arab, huruf cina

Dibentuk UN Group of Expert on


Gegraphical Names (UNGEGN) Th Dual
1959 penyebutan
tempat antar
UN Conference on Standardization of bangsa
Geographical Names (UNCSGN)
Tujuan UN Group of Expert on
Gegraphical Names (UNGEGN)
 Menegaskan pentingnya standarisasi nama geografik pada tingkat nasional dan internasional serta
mempertunjukkan manfaat yang diperoleh dari standarisasi tersebut
 Menghimpun hasil dari badan yang terkait dengan penamaan unsur geografi di tingkat nasional dan
internasional dan menfasilitasi penyebaran hasil kerja badan-badan tersebut kepada negara-negara
anggota PBB
 Mempelajari dan mengusulkan, prinsip-prinsip dan metoda-metoda yang tepat untuk memecahkan
masalah standarisasi nama geografik pada tingkat nasional dan internasional
 Memainkan peranan aktif melalui fasilitasi pemberian bantuan teknis dan ilmiah, khususnya kepada
negara-negara berkembang dalam menciptakan mekanisme untuk standarisasi nasional dan
internasional
 Memberikan sarana koordinasi diantara negara-negara anggota PBB dan antara negara-negara
anggota dengan organisasi internasional, tentang pekerjaan yang terkait dengan standarisasi nama
geografis
 Menerapkan tugas yang diberikan sebagai hasil dari resolusi yang diadopsi pada UN Conference on
Standardization of Geographical Names (UNCSGN)
Perkembangan Toponimi di Indonesia

Perpres 112 tahun 2006 tentang pembentukan


tim nasional pembakuan nama Rupa Bumi

Permasalahan Toponim Indonesia : Permendagri No 38 Tahun 2008 tentang


 Baru 7870 pulau bernama dari Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupa Bumi
17.508
 Penamaan pulau yang belum
sesuai kaidah Permendagri no 30 tahun2012 tentang pedoman
 Perubahan nama pulau atau pemberian nama daerah, pemberian nama ibu
daerah akibat faktor ekonomi dan kota, perubahan nama daerah, perubahan nama
ibu kota, dan pemindahan ibu kota
sosbud

Peraturan daerah dan Panitia Pembakuan nama


Unsur Rupa Bumi sudah mulai dijalankan mulai
tahun 2015
Welcome!
We are very glad to meet you. SLIDE 7

Kartografi part IV
Peran Toponimi dalam
Kartografi SLIDE 8

 Toponimi di peta yang terdiri dari peta dasar; peta turunan;


peta foto; dan peta citra sedangkan, gasetir meliputi gasetir
ringkas (concise gazetter) dan gasetir lengkap (complete
gazetter).
 Gasetir adalah daftar nama rupabumi yang dilengkapi
dengan informasi tentang jenis unsur, posisi, lokasi dalam
wilayah administratif, dan informasi lain yang diperlukan.
 Gasetir Nasional adalah daftar nama rupabumi yang telah
dibakukan secara nasional.

Kartografi part IV
Peran Toponimi dalam
Kartografi SLIDE 9

Kartografi part IV
Peran Toponimi Non Kartografi
SLIDE 10

a. Adanya kepentingan sosial, yaitu peran toponimi disini untuk menunjukkan kejayaan
atau kekuasaan masa lalu; sebagai identitas nasional; keberlangsungan sejarah dan
peninggalan; dan untuk keperluan pemerintahan yang baik.
b. Adanya kepentingan ekonomi, peran toponiminya yaitu pembakuan nama untuk jadi
acuan dalam berbagai kegiatan pembangunan; manfaat dari basisdata toponimi
artinya lengkap, akurat dan kesiapan; dasar pembuatan alamat untuk pos dan
pengiriman; layanan darurat bantuan bencana; perencanaan trip dan promosi
wisata; perencanaan infrastruktur/ prasarana jalan; analisa demografi; serta
penarikan pajak.
c. Adanya kepentingan budaya, untuk dapat menunjukan budaya suatu bangsa;
keberlangsungan sejarah dan peninggalan; melibatkan sejarah, liguistik, sosiologi
dan etnografi; dapat menjawab pertanyaan historis; dan pengalaman kolonial.

Kartografi part IV
Prinsip Toponim berdasarkan
Permendagri No 39 Th 2008 SLIDE 11

 Penggunaan abjad romawi;


 Satu unsur rupabumi satu nama;
 Penggunaan nama lokal/daerah;
 Berdasarkan peraturan perundang-undangan;
 Menghormati keberadaan suku, agama, ras, dan golongan;
 Menghindari penggunaan nama diri atau nama orang yang
masih hidup;
 Menggunakan Bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah; dan
 Paling banyak tiga kata

Kartografi part IV
SLIDE 12
SLIDE 13
SLIDE 14
SLIDE 15
SLIDE 16
Toponimi di Indonesia
(Gunung Lawu) SLIDE 17

Sendang Panguripan
Sendang Panguripan berada pada posisi 07° 37' 54" LS dan 111° 11'
11" BT. Konon di Sendang Panguripan memiliki kekuatan
supernatural. Di Sendang Panguripan ini sumber airnya sering
dimanfaatkan oleh para peziarah untuk mencari kehidupan. Mereka
percaya sumber air yang ada di sana, airnya pernah dimanfaatkan oleh
Raden Brawijaya ketika mendaki Gunung Lawu dan sampai sekarang
masyarakat percaya bahwa air yang digunakan oleh Raden Brawijaya
di Sendang Panguripan sangat berkhasiat. Nama Sendang Panguripan
berasal dari kata sendang yang berarti mata air dan kata panguripan
yang berarti kehidupan. Jadi arti lengkapnya adalah mata air yang
memberi manfaat atau khasiat untuk kehidupan.

Kartografi part IV
Toponimi di Indonesia
(DAS Brantas) SLIDE 18
Sungai Lekso
Sungai Lekso merupakan anak sungai Brantas . Sungai Lekso merupakan salah satu
sungai utama yang mengalirkan lahar dari Gunung Kelud. Ditinjau dari segi
geologisnya, Sungai Lekso terbentuk dari batuan vulkanik dan sedimen batuan
padas dan lanau. Sehingga berpotensi terjadi erosi yang mempengaruhi kondisi daya
tampung waduk Wlingi yang berada di hilir. Diceritakan dalam Kitab Pararaton
bahwa bala tentara Daha yang dipimpin oleh Raja Jayakatwang berniat menyerang
pasukan Kerajaan Singosari yang dipimpin oleh Raja Kertanegara melalui jalur utara
(Mojosari). Adapun yang bergerak melalui jalur selatan disebutkan dalam Kitab
Pararaton dengan kalimat saking pinggir Aksa anuju in Lawor anjugjugring
Singosari pisan yang berarti dari tepi Aksa menuju Lawor langsung menuju
Singosari. Nama atau kata Aksa yang muncul dalam kalimat tersebut diperkirakan
merupakan kependekan dari Kali Aksa yang akhirnya sedikit berubah nama menjadi
Kali Lekso. Pendapat ini diperkuat lagi dengan peta buatan abad ke-17 (digambar
ulang oleh De Jonge) yang mengatakan bahwa di sebelah timur sungai ini (Sungai
Lekso) adalah wilayah Malang dan di sebelah baratnya adalah wilayah Blitar.

Kartografi part IV
Toponimi di Indonesia
(Gunung Lawu) SLIDE 19
Harga dalem
Komplek Hargo Dalem ini berjarak sekitar 4.5 km dari Sendang Derajat,
dengan ketinggian 3.167 m dpl dan pada posisi 07° 37' 32" LS dan 111° 11' 47"
BT. Dalem komplek ini terdapat sebuah tempat ritual dan juga terdapat
pondok-pondok yang terbuat dari seng, dan digunakan sebagai tempat
menginap oleh para penziarah. Komplek Hargo Dalem ini merupakan komplek
tempat para penziarah melakukan ritualnya. Didalam komplek ini terdapat
beberapa bangunan yang fungsinya sebagai pondokan para penziarah.
Diyakini, Argo Dalem adalah tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya. Hargo
merupakan bahasa jawa “argo” yang berarti gunung. Hal ini menunjukkan,
Hargo Dalem merupakan salah satu puncak dari Gunung Lawu.
Kartografi part IV

Anda mungkin juga menyukai