Arum Jayanti
Indonesia College
arumjayanti007@gmail.com
Abstrak
Tulisan ini membahas tentang bentuk dan makna nama-nama kampung di Kotagede. Data penelitian ini
berupa nama kampung di Kotagede. Data diperoleh dari Toponim KOTAGEDE Asal Muasal Nama
Tempat dan penelusuran langsung ke daerah penelitian. Metode penyediaan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode simak dan catat, serta dokumentasi. Berdasarkan satuan kebahasaan, nama-
nama kampung di Kotagede berupa kata dan frasa. Kata terbagi menjadi dua, yakni kata tunggal dan
kata kompleks. Kata kompleks diklasifikasikan lagi menjadi kata berimbuhan dan kata majemuk.
Berdasarkan hasil analisis makna, nama-nama kampung di Kotagede terdiri atas (1) Aspek perwujudan:
(a) Rupabumi, (b) Flora, (c) Fauna; (2) Aspek kemasyarakatan: (a) Tokoh, (b) Profesi, (c) Benda yang
Berkaitan dengan profesi penduduk, (d) Kegiatan, (e) Harapan; (3) Aspek kebudayaan: Folklor.
Abstract
This paper discusses the form and meaning of hamlet names in Kotagede. The research data is in the
form of village names in Kotagede. The data were obtained from KOTAGEDE Toponym of Place Name
Origin and direct search to the research area. The method of providing data used in this study is the
method of observing and taking notes, as well as documentation. Based on linguistic units, the names of
the villages in Kotagede are in the form of words and phrases. Words are divided into two, namely
single words and complex words. Complex words are further classified into affixed words and
compound words. Based on the results of the analysis of meaning, the names of the villages in Kotagede
consist of (1) manifestation aspects: (a) Topographic, (b) Flora, (c) Fauna; (2) Social aspects: (a)
Figure, (b) Profession, (c) Objects related to the profession of the population, (d) Activities, (e) Hope;
(3) Cultural aspects: folklore.
PENDAHULUAN
Kotagede merupakan cikal bakal berdirinya mengalahkan Arya Penangsang. Ki Gede
Kesultanan Mataram Islam. Kesultanan Pemanahan kemudian memberi nama
Mataram Islam dahulu berupa kadipaten di Kotagede dan berkuasa sebagai adipati
bawah Kesultanan Pajang. Pada abad ke- 1570—1584. Sutawijaya menggantikan Ki
17, Kadipaten Mataram berubah menjadi Gede Pemanahan bergelar Panembahan
sebuah negara berdaulat berbentuk Senapati yang kemudian naik takhta
kesultanan di Pulau Jawa yang kemudian menjadi Raja Mataram 1586—1601. Sultan
disebut Kesultanan Mataram. Ketika pertama yang bertakhta adalah
menjadi negara yang berdaulat pada abad Panembahan Senapati, putra dari Ki Ageng
ke-17, Kesultanan Mataram Islam dipimpin Pamanahan dengan Keraton Kotagede yang
Wangsa Mataram. Kotagede sebelumnya menjadi pusat awal pemerintahan.
disebut Bumi Mataram atau Mentaok yang Sebagai kota tua yang menjadi
dihadiahkan oleh Jaka Tingkir kepada Ki bagian dari lahirnya budaya dan raja-raja
Gede Pemanahan yang telah membantu Jawa, Kotagede menyimpan sejarah
35
BATRA, Volume 7, Nomor 1 Agustus 2021
36
Arum Jayanti: Toponimi Nama-Nama Kampung di Kotagede
proses penamaan (naming) berbagai hal, kata dasar lainnya disebut kata tunggal.
seperti jalan, orang, makanan, buah- Nama-nama kampung di Kotagede yang
buahan, tumbuh-tumbuhan, dan tempat berupa kata tunggal, seperti Bendha
(Danandjaja, 2004). /bendha/ (n) ‘pohon sebangsa nangka;
Penamaan (juga toponimi) Artocarpus elasticus’; Soka /soka/ (n)
termasuk ke dalam teori penamaan ‘angsoka (tanaman hias); Pavetta indica’;
(naming theory) yang berkaitan dengan Winong (n) ‘termasuk tumbuhan langka;
acuannya dan bersifat konvensional Tetrameles nudiflora’; Kanthil /kanthil/
(kesepakatan) dan arbitrer (manasuka) ‘cempaka; Michelia champaca’; Tanjung
(Nida, 1975). /tanjung/ (n) ‘pohon yang bunganya
Toponim jelmaan ingatan bersama berwarna putih kekuning-kuningan dan
(collective memory) atas peristiwa alam berbau harum, biasa dipakai untuk hiasan
atau budaya yang terkadang muncul dalam sanggul; Mimusops elengi’. Selain
bentuk legenda atau mitos. penamaan menggunakan nama tumbuh-
tumbuhan, di Kotagede juga ditemukan
METODE PENELITIAN penamaan kampung kata tunggal berkelas
Penelitian ini merupakan penelitian kata verba, yakni Tempel /tempel/ (v)
deskriptif eksploratif dengan nama ‘menempel’. Penamaan tempat di Kotagede
kampung di Kotagede sebagai datanya. juga menggunakan pola permukiman,
Data diperoleh dari Toponim KOTAGEDE seperti Karang /karang/ (n) ‘pekarangan’
Asal penyediaan data yang digunakan dan rupabumi, seperti Gumuk /gumuk/
dalam penelitian ini adalah metode simak ‘gunung kecil’; Ledhok /ledhok/ (n) ‘tanah
dan catat, serta dokumentasi. Muasal yang rendah atau cekung’.
Nama Tempat dan penelusuran langsung a. Kata Kompleks
ke daerah penelitian. Kata kompleks merupakan kata
berimbuhan. Kata kompleks di dalam
PEMBAHASAN penamaan kampung di Kotagede meliputi,
Bentuk Satuan Kebahasaan Nama- 1) kata berimbuhan, 2) kata majemuk, 3)
Nama Kampung di Kotagede pemendekan kata.
Bentuk satuan kebahasaan nama-nama
kampung di Kotagede berupa kata dan Kata Berimbuhan
frasa. Kata dibagi menjadi dua, yakni kata Kata berimbuhan adalah kata dasar
tunggal dan kompleks. yang sudah mendapat imbuhan atau afiksasi
Nama-Nama Kampung Berupa Kata (prefiks, infiks, sufiks, atau konfiks). Nama-
Kata Tunggal nama kampung di Kotagede menggunakan
Bentuk kata yang terdiri atas satu bentuk prefiks {N-}, infiks {-in-}, infiks {-er},
kata dasar dan tidak menerima imbuhan atau sufiks {-an}, konfiks {pa-/-an}, konfiks {ka-
37
BATRA, Volume 7, Nomor 1 Agustus 2021
38
Arum Jayanti: Toponimi Nama-Nama Kampung di Kotagede
39
BATRA, Volume 7, Nomor 1 Agustus 2021
40
Arum Jayanti: Toponimi Nama-Nama Kampung di Kotagede
41
BATRA, Volume 7, Nomor 1 Agustus 2021
42
Arum Jayanti: Toponimi Nama-Nama Kampung di Kotagede
Folklor dalam KBBI V adalah adat istiadat Prefiks {N-} ditemukan pada tumbuh-
tradisional dan cerita rakyat yang tumbuhan dengan kata dasar berawalan
diwariskan secara turun-temurun, tetapi fonem vokal, seperti Ngelo dan Ngori.
tidak dibukukan. Dalam penamaan Keempat, infiks {-in-} dan {-er-}
kampung di Kotagede terdapat nama yang ditemukan pada kata benda atau nomina,
diambil dari folklor masyarakat setempat. seperti Tinalan dan Krintenan. Penamaan
Penamaan kampung menggunakan folklor kampung di Kotagede yang dilekati sufiks
yang ditemukan di Kotagede, yakni {-an} berupa nomina, seperti nama tokoh
Depokan /depokan/ (n). Menurut Wibowo dan profesi; verba, seperti penamaan
(2011:131), dinamai Depokan karena kampung dari aktivitas pekerjaan abdi
tempat jatuhnya Raden Ronggo ketika dalem atau masyarakat pada Mancasan,
dikibaskan ayahnya, Panembahan Ngerikan, dan Ngecapan. Penamaan
Senopati. Raden Ronggo dikibaskan dan kampung yang belum merujuk pada nama
jatuh terduduk atau deprok di tempat tempat akan diberi afiksasi yang
tersebut sehingga dinamai Depokan. menunjukkan penanda tempat seperti {-
an}, {pa-/-an}, {ka-/-an}, dan {N-/-an},
KESIMPULAN kecuali pada nama tumbuhan dengan suku
Berdasarkan satuan kebahasaan, nama- kata lebih dari satu dan berakhiran
nama kampung di Kotagede berupa kata konsonan. Bentuk satuan kebahasaan kata
dan frasa. Kata terbagi menjadi dua, yakni kompleks lainnya yang ditemukan dalam
kata tunggal dan kata kompleks. Kata penamaan kampung di Kotagede berupa
kompleks diklasifikasikan lagi menjadi kata majemuk, seperti Gedongkuning dan
kata berimbuhan dan kata majemuk. Kata pemendekan kata, seperti Darakan
tunggal dipakai untuk sesuatu yang sudah pemendekan dari Mandarakan, Toprayan
merujuk pada nomina berupa tumbuhan pemendekan dari Mertaprayan dan
berfonem konsonan pada awal kata Pekaten pemendekan dari Pekathikan.
dasarnya, seperti Timoho, Soka, Winong, Selain berupa kata, ditemukan juga bentuk
dan Kanthil (kecuali pada tumbuhan frasa, seperti Gedhong Kiwa, Gedhong
bersuku kata tunggal seperti Tal menjadi Tengen, dan Lor Pasar.
Patalan), sedangkan untuk tumbuhan Berdasarkan hasil analisis makna,
berfonem vokal pada kata dasarnya akan nama-nama kampung di Kotagede terdiri
menjadi kata berimbuhan, seperti Ngelo atas (1) Aspek perwujudan: (a) Rupabumi,
dan Ngori. Nama-nama kampung di (b) Flora, (c) Fauna; (2) Aspek
Kotagede menggunakan kata berimbuhan kemasyarakatan: (a) Tokoh, (b) Profesi,
berupa prefiks {N-}, infiks {-er}, infiks {- (c) Benda yang Berkaitan dengan profesi
um}, sufiks {-an}, konfiks {pa-/-an}, penduduk, (d) Kegiatan, (e) Harapan; (3)
konfiks {ka-/-an}, dan konfiks {N-/-an}. Aspek kebudayaan: Folklor.
43
BATRA, Volume 7, Nomor 1 Agustus 2021
44
Arum Jayanti: Toponimi Nama-Nama Kampung di Kotagede
45