Anda di halaman 1dari 60

Toponim sebagai

Perekam Jejak
dan Refleksi
Sejarah
Perjalanan
Bangsa
Bangun Muljo Sukojo
Senin, 10 Agustus 2020
Departemen Teknik Geomatika
ITS Surabaya
TOPONIMI : PENGERTIAN
§ Toponim (toponym) dari 2 kata : topos dan nym (nim),
sedangkan topos, artinya permukaan dan nym =
nama.

§ Adapun Topografi (grafi dari grafos) adalah


gambaran permukaan, yaitu permukaan bumi atau
rupabumi.

§ Beberapa istilah topografi daratan dan topografi


dasar lautan, topografi bumi, topografi bulan atau
topografi planet.

§ Sehingga dapat dikatakan bahwa toponym adalah


nama unsur topografi atau nama unsur rupabumi,
atau nama rupabumi atau nama tempat (place
names) atau dengan kata lain toponymy (toponimi)
adalah ilmu tentang penamaan unsur rupabumi atau
totalitas dari toponim dalam suatu region.
§ Gb. Peta Piri Reis
TOPONIMI : RUANG LINGKUP
§ Ilmu ini berkaitan erat dengan kajian Linguistik,
Antropologi, Geografi Sejarah dan Kebudayaan.
(Agustan, 2005).

§ Toponim dipengaruhi oleh folklore, sejarah, legenda,


dongeng, kisah, hikayat dsb. Misalnya legenda
Tangkuban Parahu, Cipanas, Citiis dan Cibodas atau
dongeng Si Pahit Lidah, di Baturaja, Kemalaraja dsb.
Harapan seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dsb

§ Obyek di permukaan bumi dibedakan menjadi


beberapa yaitu alam, buatan dan administratif. Unsur
alam (gunung, sungai, laut, pulau dsb), buatan (jalan,
bendungan dsb) dan unsur administrative (kota, desa,
kabupaten dsb). Selain itu ada budaya (kawasan
purbakala : situs, candi, peninggalan pra sejarah dsb)

§ Gb. Lempengan batu misterius dari La Manna


TOPONIMI : KEGIATAN DAN MANFAAT
§ Kegiatan Toponimi dilakukan mulai dari
perorangan, desa/kampung, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, negara dan PBB.
§ Penamaan/perubahan nama obyek harus
dilaporkan dan dibakukan oleh PBB.
§ Arti penting toponimi adalah sebagai : Politik ,
Ekonomi, Sosial, Pertahanan Keamanan,
Budaya, Peradaban.
§ Sebagai bentuk mengenal Jati Diri sebagai
bangsa.
§ Teknologi : LIDAR, GPS, GIS, CLOUD, BIG DATA
§ Gb. Teknologi masa kini
SEJARAH DAN PERADABAN BANGSA
ALAM, MANUSIA DAN SANG PENCIPTA, bagaimana selalu
bergantung pada alam dan Sang Pencipta dalam segi kehidupan
dan peradaban yang dihasilkan.

GUNUNGAN DALAM WAYANG, disini digambarkan strata yang


paling bawah adalah memenuhi hajat hidup sehari hari, strata
kedua bagaimana berbagi dengan sesame dan yang ketiga adalah
bagimana mengabdikan dirinya pada Sang Pencipta

KONSEP MAKRO KOSMOS DAN MIKROKOSMOS, secara naluri


kemanusiaannya manusia akan mencari personifikasi dirinya
terkait hubungan alam, dirinya dan Sang Pencipta, baik di dirinya
(Mikrokosmos) maupun di lingkungannya (Makrokosmos)

PERADABAN MANUSIA, semua apa yang dirasakan dalam


konteks social, ekonomi, budaya dan sebagainya terakumulasi
menjadi hasil peradaban manusia di masa nya.
PERADABAN MANUSIA
§ SEJARAH DAN PERADABAN
BANGSA

§ MASA PRA SEJARAH (PREHISTORIC)

§ MASA SEJARAH :
MASA HINDU/BUDHA
MASA ISLAM
MASA KOLONIAL
MASA KEMERDEKAAN
MASA PRA SEJARAH (PREHISTORIC

Bentang alam Jambi di sebelah Barat


berupa daerah bergunung atau dataran
tinggi.
Munculnya peradaban pertama di
Jambi diperkirakan berlangsung pada
tahun 200 – 100 SM, terbukti dengan
ditemukannya sisa-sisa aktivitas
manusia masa lampau berupa perkakas
batu, yaitu alat serpih dan bilah yang
terbuat dari batu obsidian/kecubung di
Gua Ulu Tiangko dan Gua Tiangko
Panjang (Kabupaten Merangin).
Menurut B. Branson dan Teguh Asmar
yang mengadakan penelitian di Gua
Tiangko Panjang pada tahun 1974,
perkakas obsidian tersebut ditemukan
di bawah lapisan tanah yang
mengandung pecahan-pecahan
gerabah.
Pengujian dengan
menggunakan metode
pertanggalan C – 14 terhadap
sampel arang dari Gua Tiangko
Panjang,(art rock?)
menunjukkan pertanggalan
yang berkisar antara 9.210 ±
130 BP dan 10.250 ±140 BP.
Temuan alat obsidian juga
ditemukan di situs lain yaitu:
Bukit Talang Pulai, Danau
Kerinci, dan Muak (Kabupaten
Kerinci), dan Pratintuo,
Nilodingin, Karang Berahi, dan
Renah Kemumu (Kabupaten
Merangin).
Batu Silindrik
Batu silindrik ini terletak di tengah
ladang masyarakat Serampas,
Desa Renah Kemumu, Kecamatan
Jangkat, Kabupaten Merangin,
secara astronomis megalit tersebut
terletak pada posisi
02°26’12.0″ Lintang Selatan dan
101°37’22.8″ Bujur Timur, arah
hadap membujur kepuncak Gunung
Masurai. (Ingat filsafat gunungan)
Ukuran batu silindrik ini yaitu
panjang 345 cm, lebar pangkal 105
cm, tinggi pangkal 86 cm, lebar
ujung 80 cm dan tinggi ujung 41 cm,
dengan orientasi yaitu 115°.
MASA SEJARAH (SESUDAH MASEHI)
BENTANG ALAM
Sesudah Masehi peradaban masyarakat Jambi
bergeser ke sebelah Timur, apa karena dengan
diketemukan teknologi baru, kehidupan sosial
masyarakat menjadi individu, atau adanya
bencana alam (gempa, erupsi dsb). Bentang
alam Jambi disebelah Timur berupa dataran
rendah berawa yang terdapat beberapa sungai
besar antara lain Sungai Batanghari, di Utara
ada Sungai Rokan, Sungai Kampar dan Sungai
Indragiri, di sebelah Selatan ada dan Sungai
Musi. Yang tidak lepas dari perkembangan
sejarah dan peradaban di Jambi.
SEJARAH SUNGAI BATANGHARI
Agus Aris Munandar dalam dalam Risa Herdahita
Putri menyatakan bahwa beberapa toponimi dapat
dikaitkan dengan konsep keagamaan.
Misalnya, Sungai Batanghari yang berarti sungai
milik Avalokiteswara. “Kata hari berasal dari
mantra pemujaan kepada Avalokiteswara yang
berbunyi 'hrih…’
Salah satu aspek Awalokiteswara ialah
Hariharihariwahanodhbawa-Lokeswara.
Ia merupakan Dhyani Bhoddisattwa dalam agama
Buddha Mahayana yang dipuja oleh kaum Tantra.
Nama Sungai Batanghari jelas berasal dari
pemujaan Awalokiteswara Dhyani Bhoddisattwa
yang welas asih.
“Dapat diibaratkan bahwa aliran Sungai Batanghari
yang tidak pernah berhenti mengalir seakan-akan
mantra yang terus menerus dikumandangkan
untuk memujanya.
Sungai Kampar
§ Sungai Kampar Kanan merupakan sungai yang sangat
penting bagi masyarakat Riau selain perdagangan, disini
terdapat Situs Candi Muara Takus

§ Situs ini dikelilingi oleh tembok berukuran 74 x 74 meter,


yang terbuat dari batu putih dengan tinggi tembok ± 80 cm,
di luar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x
1,5 kilometer, mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir .
Di dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan candi
yang disebut dengan Candi sulung /tua, Candi
Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka.

§ Para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti


kapan situs candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad
ke-4, ada yang mengatakan abad ke-7, abad ke-9 bahkan
pada abad ke-11.

§ Namun candi ini dianggap telah ada pada zaman


keemasan Sriwijaya, sehingga beberapa sejarahwan
menganggap kawasan ini merupakan salah satu pusat
pemerintahan dari kerajaan Sriwijaya.
Legenda, dahulu seorang
bajak laut memberi tanda
serta memberikan nama
sungai ini dengan Mu
Ci yang dalam bahasa tua
Cina yang berarti ayam
betina. Mu Ci sendiri
nama bagi dewi ayam
betina yang memberikan
keberuntungan kepada
manusia. Sejak saat itu, ia
mulai memberikan
nama Mu Ci di peta.
Namun, seiring
berkembanganya waktu,
penyebutan Mu Ci telah
berubah dari mulut ke
mulut, dan menjadi
Musi.
SEJARAH SRIWIJAYA
Nama Kerajaan Sriwijaya diambil dari dua suku kata
yaitu Sri dan Wijaya, Sri yang artinya gemilang atau
bercahaya dan Wijaya yang berarti kemenangan. jika
keduanya digabung, Sriwijaya artinya adalah suatu
kemenangan yang gemilang.

Dapunta Hyang Sri


Jayanasa adalah maharaja Sriwijaya pertama yang
dianggap sebagai pendiri Kadatuan Sriwijaya.

Namanya disebut dalam beberapa prasasti awal Sriwijaya


dari akhir abad VII yang disebut sebagai "prasasti-prasasti
Siddhayatra", karena menceritakan perjalanan sucinya
mengalap berkah dan menaklukkan wilayah-wilayah di
sekitarnya.

Ia berkuasa sekitar perempat terakhir abad VII hingga


awal abad VIII, tepatnya antara kurun 671 masehi hingga
702 masehi.
SEJARAH SRIWIJAYA
§ Menurut I Tsing, seorang
pendeta Buddha yang pernah mengunjungi
Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6
bulan, terkesan akan kebaikan raja
Sriwijaya waktu itu (Casparis, J.G, 1975)
dan raja tersebut kemudian dihubungkan
dengan prasasti yang paling tua mengenai
Sriwijaya yang juga berada pada abad ke-7,
bertarikh 682 yaitu prasasti Kedukan
Bukit di Palembang, Coedès, George, 1918)
merujuk kepada orang yang sama.
§ Walaupun kemudian beberapa sejarawan
berbeda pendapat tentang penafsiran dari
beberapa kata yang terdapat pada prasasti
tersebut, Muljana Slamet, 2006)
SEJARAH SRIWIJAYA
Menurut Prasasti Kedukan Bukit berangka
tahun 605 saka (683 masehi), menceritakan
seorang Raja bergelar Dapunta
Hyang melakukan Siddhayatra (perjalanan
suci) dengan naik perahu. Ia berangkat dari
Minanga Tamwan dengan membawa satu
armada dengan kekuatan 20.000 bala tentara
menuju ke Matajap dan menaklukan
beberapa daerah.
Beberapa prasasti lain yang ditemui juga
menceritakan Siddhayatra dan penaklukkan
wilayah sekitar oleh Sriwijaya, yaitu prasasti
yang ditemukan di Kota Kapur di Pulau
Bangka (686 masehi), Karang
Brahi di Jambi Hulu (686 masehi) dan Palas
Pasemah di selatan Lampung, semua
menceritakan peristiwa yang sama.
SEJARAH SRIWIJAYA
Dari keterangan prasasti-prasasti ini,
dapat disimpulkan bahwa Dapunta
Hyang mendirikan Kerajaan
Sriwijaya setelah mengalahkan
musuh-musuhnya di Jambi,
Palembang, Selatan Lampung dan
Pulau Bangka (Elfriede Hermann,
Karin Klenke, Michael Dickhardt,
2009) dan bahkan melancarkan
serangan ke Bhumi Jawa yang
mungkin menyebabkan keruntuhan
kerajaan Tarumanagara di Jawa
Barat.
SEJARAH SRIWIJAYA
Munculnya nama Maharaja Sriwijaya
Sri Indrawarman berdasarkan surat
kepada Khalifah Umar bin Abdul-
Aziz dari Bani Umayyah tahun 718
(Azra, Azyumardi, 2006) Dalam surat
itu disebutkan dikirim dari seorang
Maharaja, yang memiliki ribuan gajah,
memiliki rempah-rempah dan
wewangian serta kapur barus, dengan
kotanya yang dilalui oleh dua sungai?
Palembang (Sungai yang melewati
Sungsang dan Upang atau Musi
dengan ….?) Jambi (Sungai Batang
Hari dan Sungai Berbak, Simpang)
sekaligus untuk mengairi lahan
pertanian mereka dan mengantarkan
hadiah untuk khalifah pada waktu itu.
SEJARAH SRIWIJAYA
Kemungkinan khalifah Umar bin Abdul-Aziz
juga memberikan hadiah untuk utusan
Sriwijaya dan mereka kembali dengan
membawa hadiah Zanji (budak wanita
berkulit hitam).
Kemudian dari kronik Tiongkok
disebutkan Shih-li-fo-shih dengan
rajanya Shih-li-t-'o-pa-mo pada tahun 724
mengirimkan hadiah buat kaisar
Tiongkok,berupa ts'engchi (bermaksud sama
dengan Zanji dalam bahasa Arab).
SEJARAH SRIWIJAYA
Kemungkinan khalifah Umar bin Abdul-Aziz
juga memberikan hadiah untuk utusan
Sriwijaya dan mereka kembali dengan
membawa hadiah Zanji (budak wanita
berkulit hitam).
Kemudian dari kronik Tiongkok
disebutkan Shih-li-fo-shih dengan
rajanya Shih-li-t-'o-pa-mo pada tahun 724
mengirimkan hadiah buat kaisar
Tiongkok,berupa ts'engchi (bermaksud sama
dengan Zanji dalam bahasa Arab).
KESIMPULAN
1. Menurut Agus Aris Munandar, ribuan biksu itu harus
meminta sedekah makan sehari dua kali kepada
penduduk desa. Artinya, di dekat pusat keagamaan
Muarojambi harus ada permukiman penduduk yang
ramai atau kota sehingga dapat menyokong kegiatan
para biksu. Tetapi mengapa relatif tidak terdapat nama
unsur toponimi seperti permukiman (desa, kecamatan,
kota) di sekitar situs? Perlu pendataan gazetir toponimi
yang lebih lengkap dan actual.
2. Di Sriwijaya, menurut I-Tsing, seseorang yang berdiri
tidak mempunyai bayangan. Itu berarti matahari tepat
di atas kepala. Sementara di Palembang, seseorang
masih punya bayangan jika berdiri di tengah hari. Perlu
pengamatan astronomis untuk menentukan waktu dan
koordinat dari lokasi Muarajambi dan Palembang.
3.Perlu kajian lebih mendalam terkait dengan toponimi
disekitar Muara Jambi dan Palembang untuk obyek
alam (sungai, bukit dsb), non alam (jalan, saluran dsb)
dan budaya (bahasa, kesenian dsb)
4. Indragiri kenapa disebut sebagai Raja Bukit? Apakah
memang ada kerajaan dari hulu sungai. Dimana
Minanga Tamwan (apa benar Minangkabau) dan
Matajap (apa Muarajambi). Perlu adanya pembuktian
dua nama tersebut.
History of Borobudur
Temple

Candi Borobudur
Berasal dari Bahasa Sansekerta

Bara
Kompleks biara

Budur
Atas

Jika digabungkan menjadi kata barabudur


yang dibaca borobudur yang berarti
kompleks biara di atas

Sumber : Wikipedia
Pendiri

Catatan sejarah hanya menyebutkan


bahwa Candi Borobudur dibangun pada
masa kejayaan dinasti Syailendra pada
masa itu.
Ada Pendapat Lain :

Candi Borobudur ini dibangun oleh seseorang bernama


Samaratungga, merupakan seorang raja kerajaan Mataram Kuno
yang juga keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8 M.
Keberadaan candi ini pertama kali diketahui oleh Thomas Stanford
Rafles sekitar tahun 1814.
We Create
Quality Professional
PPT Presentation

Letak Geografis
Candi Borobudur ada di sebelah mana sih?
Geographic Information
https://www.belajarsosial.com/2017/10/letak-geografis-candi-borobudur-dan.html

01 02 03

Koordinat Alamat Batas Wilayah


Desa Borobudur 1. Sebelah Utara: Desa Bumiharjo
7° 36′ 28.8″ LS
Kecamatan Borobudur 2. Sebelah Timur: Desa Wanurejo
110° 12′ 14.4″ BT
Kabupaten Magelang 3. Sebelah Selatan: Desa Tuksongo
Jawa Tengah 4. Sebelah Barat: Desa Karangrejo dan
Kode pos : 56553 Desa Wringin Putih
SITUS KERAJAAN MAJAPAHIT

1. SITUS PETIRTAAN SUMBERBEJI,


NGORO, JOMBANG
2. SITUS SUGIHWARAS DAN BULUREJO,
DIWEK DAN NGORO, JOMBANG
3. SITUS KUMITIR, TROWULAN,
MOJOKERTO
4. SITUS PETIRTAAN GENENG,
BRUMBUNG, KEPUNG, KEDIRI
Sumber : Wicaksono D.N
Berdasarkan Analisis
temuan fragmen
porcelain dan mata
uang kepeng yang
didominasi dari masa
Dinasti Yuan,
diperkirakan
Petirtaan Sumberbeji
berasal dari masa
Majapahit abad 13-
14 masehi (Sumber :
Wicaksono,D.N)
Sejarah
Sejarah Islam
• Kerajaan Makassar berdiri pada abad ke-16 Masehi
yang awalnya terdiri atas dua kerajaan yaitu
kerajaan Gowa dan Tallo, Kemudian keduanya
bersatu dibawah pimpinan raja Gowa yaitu Daeng
Manrabba. Setelah menganut agama Islam Ia
bergelar Sultan Alauddin. Sedangkan Raja Tallo
sendiri yaitu Karaeng Mattoaya yang bergelar Sultan
Abdullah, Bersatunya kedua kerajaan ini bersamaan
dengan tersebarnya agama Islam di Sulawesi Selatan.
Sultan Alauddin
(1591-1639 M)
Sultan Alauddin sebelumnya bernama asli Karaeng
Matowaya Tumamenanga Ri Agamanna dan
merupakan raja Makassar pertama yang memeluk
agama lslam. Pada pemerintahan Sultan Alauddin,
Kerajaan Makassar mulai terjun dalam dunia
pelayaran dan perdagangan (dunia maritim).
Dengan perkembangan tersebut menjadikan
kesejahteraan rakyat Makassar meningkat.
Sultan Hasanuddin
(1653-1669 M)
Sultan Hasanuddin adalah putra Sultan
Muhammad Said. Pada masa pemerintahan
Sultan Hasanuddin, Makassar mencapai
masa kejayaan. Makasar berhasil menguasai
hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan
memperluas wilayah kekuasaannya ke Nusa
Tenggara (Sumbawa dan sebagian Flores).
Berkat penguasaan wilayah tersebut seluruh
aktivitas pelayaran dan perdagangan yang
melalui Laut Flores harus singgah di pusat
Kerajaan Makassar.
Kondisi
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan
berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian
Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor :

• Letak yang strategis,


• Memiliki pelabuhan yang baik

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang


menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke
Indonesia Timur.
Hubungannya dengan Jalur Rempah
Kolonialisme
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Makassar mencapai
masa kejayaan. Berkat penguasaan wilayah Sulawesi Selatan dan
Nusa Tenggara, seluruh aktivitas pelayaran dan perdagangan yang
melalui Laut Flores harus singgah di pusat Kerajaan Makassar.

Hal tersebut ditentang oleh Belanda yang memiliki wilayah


kekuasaan di Maluku yang pusatnya di Ambon terhalang oleh
kekuasaan Makassar. Pertentangan antara Makassar dan Belanda
sering menimbulkan peperangan.

Untuk menguasai Makassar, Belanda melakukan politik devide et


impera yang kemudian menjalin hubungan dengan Kerajaan Bone
yang diperintah oleh Raja Aru Palaka.

Pasukan Belanda yang dibantu Aru Palaka berhasil mendesak


Makassar dan dapat menguasai kota kerajaan. Akhirnya Sultan
Hasanuddin terpaksa harus menandatangani Perjanjian Bongaya
Kolonialisme
Isi Perjanjian Bongaya pada tahun 1667 M antara lain sebagai
berikut :

q VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie), yaitu kompeni


dagang Belanda memperoleh hak monopoli dagang di Makassar.
q Belanda dapat mendirikan benteng di pusat Kerajaan Makassar
yang diberi nama Benteng Rotterdam.
q Makassar harus melepaskan daerah kekuasaannya seperti Bone
dan pulau-pulau di luar wilayah Makassar.
q Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.

Meskipun telah menandatangani Perjanjian Bongaya, orang-orang


Makassar tetap melakukan perlawanan yang berlangsung selarna dua
tahun dengan pusat pertahanan Sombaopu. Namun, Belanda tetap
berupaya merebut pertahanan itu dengan menghancurkan dinding
benteng dan akhirnya Sultan Hasanuddin menyerah.
Benteng Rotterdam atau yang dikenal juga dengan nama
Benteng Ujungpandang, merupakan situs masa kolonial
yang terdiri dari struktur dinding benteng dan bangunan
bergaya Eropa. Oleh masyarakat Makassar, benteng ini
dikenal sebagai “Benteng Pannyua” yang artinya benteng
yang menyerupai kura-kura, karena bentuknya yang bila
dilihat dari atas nampak seperti kura-kura yang sedang
menghadap ke laut. Rentang waktu penetapan yang cukup
signifikan seperti yang terlihat di atas, yaitu 70 tahun sejak
benteng ini pertama kali didaftarkan pada tahun 1940, 18
tahun sejak berlakunya Undang Undang No.5 Tahun 1992
Tentang Benda Cagar Budaya, serta 4 tahun sejak
berlakunya Undang Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang
Cagar Budaya, menjadi salah satu dari sekian masalah yang
sebenarnya dihadapi sebuah situs atau benda cagar budaya
dalam melewati waktunya.
Arti Nama
Oleh masyarakat Makassar, benteng ini
dikenal sebagai “Benteng Pannyua” yang
artinya benteng yang menyerupai kura-kura,
karena bentuknya yang bila dilihat dari atas
nampak seperti kura-kura yang sedang
menghadap ke laut. Fort Rotterdam diambil
dari kota di Belanda yang merupakan tempat
kelahiran Speelmen. Speelmen merupakan
penguasa Makassar dari VOC.
Sejarah
• Benteng Ujungpandang sebagai cikal bakal Benteng Rotterdam dibangun
pertama kali oleh Raja Gowa VIII Tumapa’risi’ Kallonna (1512-1548) pada
tahun 1545. Benteng Ujungpandang dibangun sebagai rangkaian
pembangunan benteng pertahanan disepanjang pesisir pantai barat
Kerajaan Gowa. Bersamaan dengan pembangunan Benteng Ujungpandang,
dibangun pula Benteng Somba Opu, Kale Gowa, Tallo, Sanrobone,
Barombong dan Ujung Tana
• Pada tanggal 21 Desember 1666 Cornelis Janszoon Speelman menyatakan
perang terhadap Kerajaan Gowa-Tallo yang dikenal dengn nama Perang
Makassar. Perang tersebut diakhiri dengan Perjanjian Bungaya antara pihak
Kerajaan Gowa-Tallo yang diwakili oleh Sultan Hasanuddin dengan pihak
Belanda yang diwakili oleh Speelman pada Hari Jumat 18 November 1667.
Salah satu butir perjanjian adalah menghancurkan seluruh benteng
pertahanan Kerajaan Gowa-Tallo kecuali Benteng Ujungpandang dan
menyerahkan benteng tersebut berikut perkampungan dan lingkungannya
kepada VOC
Sejarah
• Speelman, sebagai penguasa Makassar yang baru,
memilih wilayah Benteng Ujungpandang dan daerah
sekitarnya sebagai pusat pemukiman baru.
Pemilihan didasarkan pada keadaan alam, letak yang
strategis, dan sangat cocok untuk dijadikan
pelabuhan dibanding benteng-benteng lainnya.
Benteng ini diubah namanya menjadi “Rotterdam”,
yang mengacu pada tempat kelahiran Speelman
• Selama lebih dari 200 tahun Belanda memfungsikan
Benteng Rotterdam sebagai pusat pemerintahan dan
pusat perekonomiannya. Hingga pada tahun 1908
Belanda tidak lagi memfungsikan Benteng
Rotterdam sebagaimana fungsi awalnya yaitu
benteng pertahanan.
Sejarah
• Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Benten
Rotterdam dijadikan kantor administrasi Angkatan
Laut Jepang Wilayah Indonesia Timur. Selain itu,
Jepang juga menjadikannya sebagai Pusat Studi
Bahasa dan Penelitian Pertanian.
• Meskipun telah ditetapkan sebagai BCB dengan
Nomor Urut 01/UP/Sulsel dan Nomor Registrasi 320
oleh BPCB Sulawesi Selatan, namun penetapannya
oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata baru keluar
pada tahun 2010 dengan nomor
PM/59/PW.007/MKP/2010 (Database BPCB Sul-Sel,
update 2016).
Ancaman Lingkungan

• Lokasinya berada di pinggir pantai,


menyebabkan tingginya
kemungkinan kerusakan oleh
angin laut yang membawa partikel-
partikel garam
• Efek getaran kendaraan yang lalu
lalang di sekeliling benteng.
• Pertumbuhan pemukiman di
bagian timur benteng yang saat ini
sudah semakin padat dan
menempel hingga dinding benteng
Hubungan Spice Route dan
Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam


difungsikan sebagai pusat
perdagangan dan gudang
hasil bumi serta rempah-
rempah, sekaligus menjadi
pusat pemerintahan
Belanda di wilayah Timur
Nusantara.
Pembakuan
No Lintang Bujur Nama K o d e N o . Status Unsur Kepemilikan Luas
Wilayah Penetapan
1 05° 08’ 119° 24’ 30” B e n t e n g 43263 RNCB.2014 T e l a h Buatan M i l i k 11.605,85
10” LS BT F o r t 0117.04.000 Diresmik Pemerintah m2
Rotterdam 018 an

Penamaan
No Lintang Bujur Penamaan
Tulisan Bahasa Nama Lain Pengucapan
1 05° 08’ 10” 119° 24’ 30” BT Benteng Fort Belanda Benteng Pannyua Benteng Fort
LS Rotterdam Benteng Ujungpandang Rotterdam
Suku Makassar adalah sebuah suku yang mendiami ujung
Selatan pulau Sulawesi. Suku ini adalah salah satu dari 4
suku terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan, selain suku
Bugis, Toraja, dan Mandar. Kepiawaian suku Makassar
dalam mengarungi lautan sudah terkenal sejak dahulu.
Dengan menggunakan Kapal Pinisi, orang-orang Makassar
menjelajahi pulau-pulau di Nusantara dan bahkan sampai di
Afrika Selatan, Madagaskar, dan Australia. Karena sifat
suku Makassar yang suka menjelajah, serta adanya
kerajaan Gowa-Tallo sebagai pondasi mereka, maka tak
ayal nama suku Makassar banyak ditemukan di berbagai
belahan bumi.
Sejarah
• Secara etimologi, kata "Makassar" berasal dari bahasa setempat
yakni "mangkasarak" dari kata dasar "kasarak" yang berarti
"tampak." Arti "tampak" ini kemudian berkembang menjadi
"terbuka," maka secara keseluruhan Makassar berarti "mereka yang
bersifat terbuka." Jadi salah kalau ada yang mengatakan bahwa
Makassar itu identik dengan kata "kasar" karena sejatinya Makassar
itu identik dengan sifat "terbuka.“

• Diperkirakan pada tahun 1500 SM,orang-orang Yunan (orang


Deutro Melayu) atau disebut pula orang-orang Dong Son(kota
dekat Vietnam Utara),memasuki daerah kepulauan Nusantara
hingga kemudian mencapai daerah Sulawesi Selatan.Ada pula,yang
mengatakan bahwa sebagian perpindahan bangsa Deutro Melayu
tersebut juga melalui laut China Selatan dan memasuki selat Sulu
hingga mencapai selat Makassar dan sampailah pada kepulaun
Sulawesi.
Kepercayaan

• Orang Makassar sudah sejak lama memeluk agama


Islam. Walaupun begitu dalam kehidupan sehari-hari
sebagian masih mempertahankan sisa-sisa keyakinan
pra-Islam.
• Sebelum kedatangan agama Islam orang Makassar
mempercayai adanya tokoh-tokoh dewa dan roh nenek
moyang serta makhluk gaib lainnya.
• Tokoh dewa tertinggi dalam keyakinan mereka itu
disebut Patotoe atau Dewata Seuae (Dewata Yang
Tunggal).
• Keyakinan lama itu masih nampak dalam pelaksanaan
upacara-upacara setempat, terutama yang berkaitan
dengan pertanian dan daur hidup, serta pemeliharaan
tempat-tempat yang dianggap keramat (saukang).
Mata Pencaharian

• Pada dasarnya mata pencaharian orang Makassar


adalah menanam padi di sawah yang telah
mengembangkan sistem irigasi tradisional. Selain itu,
pertanian sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman
keras juga cukup berkembang.
• Akan tetapi di mata masyarakat lain orang Makassar
lebih terkenal sebagai nelayan penangkap ikan,
pedagang dan pelaut yang gigih. Mereka telah
mengembangkan tradisi dan pengetahuan kelautan
yang mengagumkan. Jenis perahu Makassar yang
disebut Pinisi terkenal sebagai perahu yang kuat dan
ramping serta mampu mengarungi lautan luas selama
berbulan-bulan.
Sejarah
• Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero
Melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama
dari daratan Asia tepatnya Yunan.
• Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis.
Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang
terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La
Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya,
maka mereka merujuk pada raja mereka.
• La Sattumpugi adalah ayah dari Sawerigading. Sawerigading
sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak
termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia
dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio.
Kepercayaan
§ Islam
Kepercayaan suku Bugis yang banyak dianut sejak abad ke-17
adalah Islam. Islam dibawa oleh para pesyiar dari daerah
Minangkabau.

§ To Lotang
Selain Islam, kepercayaan suku Bugis lainnya adalah sistem
kepercayaan To Lotang. Masyarakat yang menganut sistem
kepercayaan To Lotang tinggal di wilayah Amparita, Kecamatan
Tellu Limpoe, Kabupaten Sidenreng Rappang. Sistem
kepercayaan To Lotang didirikan oleh La Panaungi. Kepercayaan
ini ada karena pendirinya mendapatkan ilham dari Sawerigading.
Kitab suci bagi penganut sistem kepercayaan ini adalah La Galigo.
Isi yang terkandung dalam kitab tersebut diamalkan turun-
menurun secara lisan dari seorang uwak atau tokoh agama
kepada para pengikutnya.
Makassar memiliki peranan penting dalam perdagangan
rempah. Pada tahun 1607, kaum bangsawan mulai
menyadari posisi geografis Makassar yang strategis. Mereka
pun mulai berminat pada perdagangan. Awalnya mereka
meminta orang Portugis untuk berdagang. Seiring
bertambahnya penduduk dan aktivitas perdagangan di
Makassar, mereka pun mulai terlibat dalam perdagangan.
Perdagangan di Makassar meliputi Real dan rempah-
rempah dari Maluku; kayu cendana, lilin, dan kunyit penyu
dari Timor dan Solor; beras dari Makassar; intan dan batu
permata dari Borneo; dan sebagainya.
EKONOMI MAKASAR DAN JALUR REMPAH
EKONOMI MAKASAR DAN
JALUR REMPAH
q MARITIM SEBAGAI SUMBER EKONOMI
MAKASSAR

• Di masa Sultan Alaluddin (1593-1639), Malik as-


Said (1639- 1653), para pelaut dari Makassar
membeli rempah-rempah dari Maluku dengan
harga yang murah, kemudian dijual kembali di
Bandar Makassar dengan harga yang
bervariatif. Penjualan tersebut ternyata menarik
perhatian dari pedagang-pedagang lainnya,
sehingga para pedagang lain membeli barang
dan rempah-rempah dalam jumlah banyak.

• Merosotnya pelabuhan-pelabuhan yang ada di


daerah JawaTimur menyokong perkembangan
Makassar sebagai salah satu pusat
perdagangan.
EKONOMI MAKASAR DAN
JALUR REMPAH
q kegiatan perdagangan maritim yang
dilakukan oleh Kesultanan Makassar

Ø Perdagangan Bebas
Hubungan diplomasi sultan Makassar dan Alfonso
d’Alberqueque membuka jalan bagi Makassar untuk
jalur perdagangan ke Maluku.33 Tujuan
d’Alberqueque ialah untuk mencari dan mengetahui
jalur penjualan rempah-rempah yang sampai ke
Eropa. Letak yang strategis membuat Makassar
semakin ramai dikunjungi oleh para pedagang,
hingga di Makasar terjadilah perdagangan bebas.
EKONOMI MAKASAR DAN
JALUR REMPAH
q kegiatan perdagangan maritim yang
dilakukan oleh Kesultanan Makassar
Ø Commenda
Commenda adalah salah satu sistem perdagangan
dalam bentuk pinjaman, dan titipan uang dengan adanya
perjanjian. Orang- orang Makassar dan Bugis yang
memiliki semangat usaha dagang yang tinggi. Hal ini
membuat mereka sering meminjam sejumlah modal
dalam bentuk uang dan barang dagangan, dengan
jaminan kebebasan yang mereka miliki.

Ø Pasar
Para penggiat ekonomi di Makassar merupakan orang
yang diberi modal dan kepercayaan oleh penguasa.
Kebudayaan di Makasar dan jalur rempah
Kebudayaan di Makasar dan
jalur rempah

Mengingat Makasar sebagai kerajaan maritim


dengan sumber kehidupan masyarakat pada
aktivitas pelayaran perdagangan maka sebagian
besar kebudayaannya dipengaruhi oleh keadaan
tersebut. Hasil kebudayaan yang terkenal dari
Makasar adalah perahu Pinisi dan Lambo.
Kebudayaan di Makasar dan
jalur rempah
Bangsa China pun berlayar ke makasar untuk berdagang
dan mencari rempah, sehinga Kebudayaan lokal Sulawesi
Selatan sesungguhnya telah kena pengaruh China,
terutama dalam hal warna, pakaian, dan tradisi.

Pakaian adat Bugis-Makassar yang dikenal secara


nasional sebagai baju bodo dan pertenunan kain sutra
diduga terpengaruh kebudayaan China dalam
kebudayaan Bugis, Makassar, dan Mandar.

Demikian pula dengan berbagai aksesori keemasan


dalam pakaian adat Bugis-Makassar, terutama perhiasan
pakaian adat kaum wanitanya. Lebih faktual lagi pada
jenis perhiasan yang disebut ponto naga, artinya gelang
naga. Di dunia ini, binatang yang kita sebut naga itu
hanya ada dalam mitos China.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Tiada kata yang tidak bermakna dan berarti, karena kita belum bisa memaknai, kita
pasti akan mengerti jati diri kita dari toponimi , semoga

Anda mungkin juga menyukai