Anda di halaman 1dari 4

Alokasi Situs-Situs Arkeologi Di Kawasan DAS Way Sekampung

Rr. Triwurjani

Keywords: watershed, distribution, archaeological data, spatial

How to Cite:

Triwurjani, R. Alokasi Situs-Situs Arkeologi Di Kawasan DAS Way Sekampung.


Berkala Arkeologi, 15(3), 177–179 https://doi.org/10.30883/jba.v15i3.691

Berkala Arkeologi
https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/

Volume 15 No. 3, 1995, 177-179


DOI: 10.30883/jba.v15i3.691

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-


ShareAlike 4.0 International License.
ALOKASI SITUS-SITUS ARKEOLOGI
DI KAWASAN DAS WAY SEKAMPUNG
Rr. Triwurjani
(Pusat Penelitian Arkeologi Nasional)
Permasalahan. pun Kolonia! di sepanjang Way Sekampung
Lampung merupakan salah satu daerah di membuktikan bahwa Way Sekampung sangat
Samatera Selatan yang mempunyai tinggalan ar­ berperan besar bagi kehidupan manusia masa
keologis yang cukup potensial dan besar, setelah lalu.
daerah Palembang. Penelitian arkeologis di dae­ Bagaimana dan faktor-faktor apa yang ber­
rah Lampung telah berhasil menampakkan ber­ peran ataupun yang berpengaruh atas pemilihan
bagai ragam tinggalan arkeologis, termasuk juga Situs-situs pada dataran di sepanjang sunga1 Se­
dalam periodesasinya. Beberapa tinggalan arkeo­ kampung, sangat menarik untuk dikaji. Pendekat­
log1s tersebut antara lain: Kompleks Megalitik, an kawasan sebagai implementasi dari survey ar­
Benteng Tanah, parasati-parasati baik dari masa keologis di sepanjang DAS Sekampung secara
Snwijaya ·maupun Kesultanan Banten, area batu, horizontal, sangat diharapkan dapat menJawab
keramik asing, keramik lokal dan artefak-artefak beberapa permasalahan yang timbul. Kawasan
lainnya. (region, off-site) sebagai basic categories of ar­
Penelitian-penelitian arkeologis terdahulu cheological evidence (Renfrew & Bahn, 1991; Ku­
telah membuktikan beberapa temuan arkeologis sumohartono, 1994) sangat penting dikaji bagi ke­
banyak tersebar di wilayah Lampung meliputi pentingan studi perubahan kebudayaan dalam
daerah Lampung Tengah, Lampung Selatan dan studi arkeologi (Kusumahartono, 1994 ). Penga11-
Lampung Utara. Penggalian-penggalian tersebut an kawasan dalam hal ini akan mencoba melihat
setelah dipetakan secara akurat temyata mengi­ relasi antara artefak, lingkungan alam penemuan­
kuti pola keletakan sumber air, seperti sungai, nya dan manuai pendukungnya.
ataupun mata air. Peninggalan-peninggalan ini ti­
dak terbatas pada tinggalan arkeologis bersifat Pembahasan.
religius tetapi juga tingalan arkeologis yang ber­ Sungai Sekampung secara garis besar ber­
hubungan dengan kehidupan sosial manusia ma­ ada pada dua garis lintang yakni, 104 ° 30'- 105 °
sa lalu. 50' BT dan 5°5'-5° 37' LS, dengan ketinggian 1272
Secara garis besar tinggalan-tinggalan ter­ m dpl di bagian hulu, tercantum pda peta topo­
sebut dapat dipetakan tersebar di sepanjang Way grafi lembar 1010 kota Agung dan lembar 1110
Sekampung yang dapat dibagi atas daerah hulu, Tanjung Karang dengan skala 1 · 250.000.
tenga� dan hilir. Tinggalan-tinggalan tersebut ti­ Sungai Sekampung mengalir berkelok-ke­
dak hanya tersebar di sepanjang Way Sekam­ lok dan telah banyak mengalami eros1-sampmg
pung tetapi juga di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan proses pelebaran lembah secara geolog1s
Sekampung. studi (tingkatan pertumbuhan) DAS Sekampung
Bila diurut dari hulu hingga hilir, sungai Se­ dan sekitarnya digolongkan pada Stadia Dewasa
kampung memanjang dari Lampung Selatan Tua dengan ciri perbukitan yang membulat de­
hingga Lampung Tengah. Bebarapa tinggalan ngan lereng yang mulai melandai.
arkeolog1s yang terdapat didaerah hulu antara Sungai Sekampung mempunyai hulu Jauh d1
lain: Kompleks Megalitik Batu Bedil. Batu Gajah, wilayah Lampung Selatan yaitu merupakan ga­
dan juga Benteng Tanah. Sedangkan di bagian bungan dari Sungai Sekampung Balak dan Su­
tengah terdapat situs Bukit Wungkal (Silitonga), ngai Sekampung Tenong. Sungai Sekampung
Kampung Tua, Bentang Pejambon, situs Megali­ Balak berhulu di Gunung Tangkit Begelung (1272
tik Sidomukti. Sedangkan di daerah hilir terdapat M) dan Gunung Tangkit Ulu Sekampung (1107
kompleks Megalitik Pogung Raharjo, Benteng M). Sedangkan SUngai Sekampung Tenong ber­
Sari, Benteng Perigi, Benteng Gedik, Benteng Ci­ hulu di Gunung Tangkit Pisang (1091 m). Stadia
cilik, makam kuno dari masa Islam, Prasasti Dewasa Tua pada sungai Sekampung ditanda1
Bungkuk dari batu dan temuan-temuan lepas dengan Lapangan gradient sungai sedang, aliran
lainnya seperti keramik asing (Cina) dan keramik sungai bermeander, tidak lagi dijumpai air tequn
lokal, alat batu dan artefak lainnya. ataupun danau sepanjang aliran sungai, dan lem­
Temuan-temuan ini tidak mustahil akan bahnya lebar. Pengamatan atas tebing sunga1
terus bermunculan seiring dengan kerapnya pe­ menunjukkan bahwa sungai Sekampung telah
nelitian arkeologi di DAS Sekampung tersebut. mengalami peremajaan (rejuvination) ataupun
Dengan beragamnya tinggalan arkeologis baik perpindahan sungai secara alam1. Hal 1n1 dibuk­
dan masa Prasejarah, masa Klasik, Islam atau- tikan dengan adanya lapisan gravel (kerik1I) pada

Berka/a Arkeologi - EDIS/ KHUSUS - 1995 177


beberapa tempat antara lain di Situs Bukit Wung­ Batu Bedil diperkirakan berasal dari masa Sri­
kal (Silitonga), Situs Pejambon, Rejomulyo dan wijaya abad 9-10 M, bertuliskan Jawa kuno dan
daerah Bumi Agung. berbahasa Sanskerta. Berukuran tinggi 175 cm
Dilihat dari kualitas air, maka sungai Se­ dan tebal 45 cm.
kampung termasuk sungai normal yang alirannya Di sebelah Timur ± 3 km dari kompleks Ba­
konstan dari waktu ke waktu. Pada musim hujan tu Bedil terdapat kompleks megalitik yang dise­
volume airnya banyak dan pada musim kemarau but dengan Batu Gajah. Jenis batuan di kom­
volume airnya sedikit. Sedangkan anak-anak su­ pleks ini sama dengan jenis batuan pada kom­
ngai Sekampung pada musim kemarau airnya pleks megalitik Batu Bedil.
kering. Anak-anak sungai Sekampung tersebut Adanya temuan Benteng-benteng di seba­
antara lain: Sungai Putaran, Sungai Keramat, Su­ gian daerah hilir Sekampung (Lampung Tengah)
ngai Kurupan, Sungai Gadingrejo, Sungai Tubalu­ menunjukkan adanya suatu pemukiman kuno. Hal
nik, Sungai Batu Keting, Sungai Kenali. ini dibuktikan dengan temuan artefak lepas
Adapun satuan batuan yang menyusun DAS (keramik asing, lokal, dll.), makam-makam kuno
Sekampung dan sekitarnya terdiri dari ber-bagai ataupun menhir-menhirt dalam benteng tersebut.
batuan s�dimen, batuan beku, batuan me-tamorf Keadaan ini menunjukkan bahwa ada suatu pe­
dan aluvial yang merupakan hasil pela-pukan dari mukiman kuno yang cukup lama di DAS Sekarn­
ketiga jenis batuan tersebut. Batuan penyusun pung. Pola pemukiman ini dapat dikenali lewat
tersebut adalah Tufa, batu pasir, batu gamping, sebaran bentang dari hulu (Pejambon) mengarah
Breksi Vulkanik, Andesit, Basal, Diorit, Granit, ke hilir di daerah Pugung Raharjo.
Skiss & Aluvial. Bila diamati lebih jauh ternyata makin ke
Batuan Tufa tersingkap di daerah hulu, dan arah hilir makin banyak dijumpai benteng-ben­
situs-situs yang termasuk di wilayah tersebut an­ teng tanah (Negarasaka dan Bentengsari) se­
tara lain: Situs Batu Bedil, Situs Pejambon, dan dangkan peninggalan megalitik baik yang meru­
Kampung Tua. Batuan Batu pasir tersingkap di pakan kompleks ataupun temuan yang terkon­
daerah hilir yakni Pogung Raha�o dan sekitamya, sentrasi tersebar di sepanjang DAS Sekampung,
termasuk Situs Kemiling. Batu gamping tersing­ seperti kompleks megalitik Batu Bedil di daerah
kap di sebagian daerah hulu, di Kampung Negeri hulu dan kompleks megalitik Pugung Raharjo di
Katon, s�dangkan Batuan Boeksi Vulkanik ter­ daerah hilir. Apalagi temuan artefak lepas lainnya
singkap id daerah Batu Bedil dan sekitarnya. Ba­ keramik Cina misalnya dari masa Dynasti Tang
tuan Jasper dan Batu Rijang ( Chert) ditemukan (10-11M), Sung (12-13 M), Yuan (13-14 M), Viet­
berupa bongkahan baik sebagai singkapan mau­ nam (15-16 M), Ming (17 M), Ching (18 M) dan
pun bolder-boulder yang terdapat di sungai lla­ Eropah (19-20 M) banyak ditemukan di sepan­
han, dan hampir sepanjang Way Sekampung. Ti­ jang DAS Sekampung. Beberapa aktivitas manu­
dak heran apabila artefak alat batu seperti Kapak sia masa lalu dapat diidentifikasi melalui konteks
Batu, Beliung banyak ditemukan bersama-sama temuannya, antara lain aktivitas keagamaan, pe­
temuan-temuan lain di sepanjang Way Sekam­ nguburan, perdagangan, bercocok tanam, pern­
pung. Batuan Andesit tersingkap hampir di se­ buatan gerabah, pemukiman, perlindungan, per­
panjang aliran Sungai Sekampung. tahanan dan pemerintahan.
Di Situs Batu Bedil tidak kurang dari 35 bu­ Melihat temuan-temuan yang ada diketahui
ah menhir, ditambah dengan batu lumpang dan bahwa Sungai Sekampung sudah digunaka·n oleh
meja batu, sebagian besar menhir-menhir ter­ manusia jauh sebelum abad-abad masehi yakni
sebut terbuat dari batu basal dan andesit. Ada sejak masa prasejarah. Bagaimana meng­
beberapa (sedikit) menhir yang terbuat daru ba­ gambarkan proses budaya yang terjadi di DAS
tuan breksi vulkanik. Batuan- batuan jenis terse­ Sekampung bukanlah hal yang mudah. Pene-litian
but di atas memang banyak tersingkap di daerah geomorfologis menunjukkan bahwa pada
ini (Situs Batu Bedil). Dan daerah ini dekat de­ umumnya situs-situs yang tertetak di sepanjang
ngan daerah perbukitan dan menhir-menhir terse­ DAS Sekampung terletak pada meander sungai
but menghadap ke arah Gunung Tanggamus, di yang tinggi.
sebelah Utaranya sebuah prasasti yang terdapat
di salah satu menhir di kompleks ini disebut juga Penutup.
prasasti Batu Bedil. Terdiri dari satu tegakan batu Pada da�arnya setiap bentuk lahan me­
monolith dari jenis tufa. Adanya tulisan pada miliki karakteristik tertentu tentang topografi/re­
menhir tersebut kemungkinan memang sengaja lief, material penyusun dan proses sehingaa sa­
dipahatkan pada batu yang memang sudah ter­ tuan bentuk lahan sering dijadikan dasar pen­
sedia, akan tetapi bagaimana konteks yang se­ dekatan untuk studi unsur-unsur sumberdaya la­
benamya belum diketahui dengan pasti. Prasasti han yang lain dan sering digunakan sebagai dasar

Berl<ala Ark.eologi - ED/SI KHUSUS · 1995 178


pemilihan lahan untuk tujuan tertentu. (Su­ Batanghari. PIA Ill Puslit Arkenas. Depdik­
tikno, 1944-20) bud.Jakarta.
Pandangan Binford (1983) bahwa kebuda­ Binford, Lewis. R.1992. Teori dan Metode Arkeologi
yaan dan lingkungan alam adalah faktor yang Jurnal Arkeologi Indonesia 1 Jakarta: IAAI
bertanggung jawab terhapda proses perubahan
kebudayaan, sangat sesuai diterapkan pada alo­ Bugie,Kusumohartono;1994. Proses perubahan
kasi Situs-situs di DAS Sekampung. Kebudayaan dan Kajian Kawasan dalam
Alokasi Situs-situs arkeologi di daerah Arkeologi. EHPA Palembang 10-16 0kt.
Lampung yang mengarah pada sepanjang Su­
ngai Sekampung agaknya telah dipertimbangkan ___,, 1995.Manajemen Sumberdaya Budaya
masak-masak oleh pelaku/pendukungnya seba­ Pendekatan Strategis dan Taktis. Seminar
gai proses adaptasi manusia terhadap lingku-ngan Nasional Metodologi Riset Arkeologi Oe­
dimana dia akan tinggal ataupun sebagai pok 23-24 Januari 1995. FS UI
serangkaian gagasan yang dimiliki dalam pendis­
Butzer,Karl.W.1982.Archeology as Human Eco­
tribusian situs-situs dalam suatu kawasan yang logy: Methode and Theory for a
luas. Hal ini telah dibuktikan dengan alokasi Situs Contextual approach. Cambridge
Batu Bedil di daerah Lampung Selatan dimana'
University Press
daerah tersebut merupaka tempat batuan Basal,
Andesit dan Vulkanik tersingkap (Triwurjani, Fa­ F.lanerry,Kent.V,1992.Sejarah Budaya vs Proses
dhlan 1994). Budaya: Debat Klasik dalam Arkeologi
Secara garis besar umumnya Situs-situs di Amerika Jurnal Indonesia no: 1 Jakarta IAAI
sepanJang Sungai Sekampung sebagian besar
terletak pada meander-meander sungai yang Wayan Ardika, 1995.Beberapa pendekatan Oa­
tmggI yang sebenarnya daerah ini sangat labil. lam Arkeologi Pemukiman, Seminar Nasio­
Secara berkala pada daerah labil ini dapat terjadi nal Metodologi Riset Arkeologi FS-UI
petahan-patahan sungai dan dapat menyebabkan
terjadinya banjir yang cukup besar sehingga Hodder.Ian, 1991,Reading The Past Current Ap-
membahayakan bagi manusia yang berdiam di proaches to lnterpretaion in Archaeology.
atasnya, seperti halnya pada alokasi Situs bukit Cambridge University Press.
Silitonga di Lampung Tengah yang terletak persis
Parsudi Suparlan,ed.1984, Manusia, Kebudaya­
di puncak meander sungai. Namun demikian da­
an dan Lingkungan CV Rajawali Jakarta di­
taran tinggi inilah yang lebih disukai manusia se­
terbitkan untuk konsorsium antar Bidang
bagai tempat untuk berinteraksi ataupun ber­
DEPOIKBUD.
aktivitas dengan alam lingkungannya. Hal ini me­
rupakan- suatu kewajaran bahwa secara naluriah Subroto Ph,1983, Studi tentang Pola Pemukiman
manusia mer'nbutuhkan suatu tempat berlindung Arkeo/ogi, Kemungkinan-kemungkinan Pe­
yang aman dari gangguan alam ataupun lainnya. nerapannya di lndonesdia PIA Ill Ciloto:IAAI
Keadaan ini diperkuat lagi dengan kepercayaan
yang melatarinya yaitu bahwa tempat-tempat yang Sutikno,1991, Analisis Geomorfologi Program
tmggi dan dekat dengan sumber air adalah Pendidikan Pelatihan IFSA, Puslit A�kenas
merupakan tempat yang suci. Dengan demikian DEPOIKBUD Jakarta.
bagaimanapun labilnya suatu daerah asalkan
memenuhi segala persyaratan pada tingkat tert­ Sutikno, Aris Poniman, Maulana Ibrahim, 1992
entu yang dibutuhkan manusia pada satu waktu, Tinjauan Geomorfologi-Geografis Situs Mua­
tetap akan manjadi pilihan dengan serangkaian ra Jambi Dan Sekitarnya, Seminar Sejarah
hubungan yang ada. Tentu saja dalam hal ini Malayu Kuno, Jambi, 7-8 Oesember, Ker­
teknologi pada tingkat tertentu telah mereka jasama PErJDA Tk I Prop. Jamb, dengan
kuasai dan apabila daerah-daerah terpilih terse­ Kanwil DEPDIKBUD Prop. Jambi.
but sudah tidak layak lagi untuk ditempati maka
merekapun mencari tempat lain yang lebih layak Triwurjani,Rr & Fadhlan, 1994,Survei Oaerah Alir­
untuk mereka tinggal dan beraktivitas. an Sungai Sekampung Propinsi Lampung.
Laporan Penelitian Bidang Arkeometri Pus­
lit Arkenas"(Tidak Terbit).
KEPUSTAKAAN
Tim Peneliti Arkeologi Islam, 1992/1992,Peneli-tian
Bambang Budi Utomo, 1983.Penelitian Pendahu­
Arkeologi Benteng-benteng Tanah di Sekitar
luan Situs Arkeologi di daerah Tepi Sungai DAS Way Sekampung. Laporan Penelitian,
Puslit Arkenas (Tidak Terbit).

Berka/a Arkeologi - EDIS/ KHUSUS - 1995 179

Anda mungkin juga menyukai