Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

GEOLOGI SANGIRAN

Disusun Oleh:

Dewi Susilowati 4411412058


Nurul Khowatim 4411412065
Olga Ferdianawati N. I 4411412066
Isni Nurul Chamidah 4411412073
Ulin Nikmatul Aflah 4411412074

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012
A. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas kuliah kerja lapangan mata kuliah Geologi.
2. Untuk mengetahui lokasi situs Sangiran di Sragen Jawa tengah.
3. Untuk mengetahui karakteristik batuan yang meliputi Geologi, Paleontologi, dan
biologi serta cirri-ciri spesifik dari batuan tersebut.

B. LANDASAN TEORI
Sangiran adalah sebuah desa di kelurahana Krikilan Kecamatan Kalijambe,
Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Desa tersebut dikenal sebagai situs
prasejarah yang kaya dengan temuan fosil manusia dan hewan purba. Selain itu di
Sangiran juga banyak ditemukan alat-alat batu peninggalan manusia prasejarah yang
dulu pernah hidup disana. Situs Sangiran terletak kira-kira 15 km di sebelah utara
kota Surakarta. Situs ini luas arealnya kira-kira 6x15 km. sebagai suatu situs
sebagian arealnya terletak di wilayah kabupaten sragen, sebagian lagi terletak di
wilayah kabupaten Karanganyar. Situs ini pernah diteliti oleh berbagai ahli dengan
latar belakang yang berbeda. Disiplin Paleoantropologi dan Paleontologi
memusatkan penelitian pada temuan fosil-fosilnya, disiplin geologi pada struktur dan
stratigrafinya.
Bentang alam Sangiran secara umum dapat dibedakan atas satuan morfologi
perbukitan dan satuan morfologi dataran. Dalam bentang alam tersebut mengalir 2
buah sungai besar yaitu kali Cemoro dan kali Ngrejeng. Kali Cemoro merupakan
sungai terbesar di daerah ini yang mengalir dari barat ke timur membelah sayap
kubah Sangiran sampai pusat kubahnya. Aliran sungai ini hamper memotong semua
batuan di tempat-tempat yang dilaluinya dari yang tertua sampai yang termuda.
Sungai besar lainnya yaitu kali Ngrejeng yang mengalir di daerah sangiran sebelah
utara. Sungai ini memotong sayap utara sebelah utara kubah Sangiran dan membelah
satuan breksi laharik formasi kabuh dan satuan batu lempung serta Napal dari
formasi Pucangan. Satuan morfologi dataran membentang disekeliling daerah
Sangiran dan tersusun oleh breksi laharik formasi Notopuro. Satuan dataran yang
lain tersebar di lembah-lembah kali Cemoro, kali Ngrejeng dan kali Kedungdowo.
Satuan litologinya berupa endapan alluvial. Satuan morfologi perbukitan tersebar
mengelilingi daerah Sangiaran berupa bukit-bukit kecil yang diselingi oleh dataran
sempit. Satuan ini juga tampak pada daerah-daerah tebing terjal yang merupakan
perbatasan antara formasi Notopuro dan formasi Kabuh. Satuan perbukitan yang lain
terdapat pada bagian dalam kubah Saniran (Sangiran Dome). Pada daerah ini satuan
perbukitan telah tersingkap membentuk lembah yang luas.
Pada bagian tengah kubah Sangiran terdapat sebuah bukit kecil yang terbentuk
oleh aliran lahar dari formasi Pucangan bawah. Di kanan kiri bukitb tersebut terdapat
cekungan yang berisi endapan lempung laut dari formasi kalibeng.
Stratigrafi daerah Sangiran menurut GHR Von Koenigswald terbagi atas formasi
Kalibeng, formasi Pucangan, formasi Kabuh dan formasi Notopuro. Umur formasi-
formasi tersebut dari tua ke muda menurut J. Duyffjes adalah ; Kala Pliosen untuk
formasi Kalibeng, Kala Plestosen bawah untuk formasi Pucangan, Kala Plestosen
tengah untuk formasi Kabuh sampai Notopuro.

C. DATA PENGAMATAN
Data 1.
Nama Desa: Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen
Posisi Geografis: Dukuh Pablengan, Desa Krikilan
Nama Formasi: Kalibeng
Umur Formasi: 2,4 juta tahun yang lalu.
o Geologi :
a. Pelapisan : kalibeng
b. Warna : abu-abu kebiruan
c. Struktur : datar
o Paleontologi ( paleobotany, paleozoology)
a. Paleobotany : ditemukan tumbuh-tumbuhan jenis : Melastomataceae,
Rhizophara, Pandanus, Palme, Calophyllus, Anacardiceae, Calamus,
Caswarina, Arborsal euphorbiaceae, Podocarpus mimosaceae,
Gramineae, Cyperaceae dll
b. Paleozoology : ditemukan fosil berupa foraminifera dan mollusca laut.
o Biologi
Dulunya formasi kalibeng merupakan lautan dengan ditemukannya fosil
foraminifera dan molusca laut serta rasa air yang asin.
o Karakteristik spesifik / unik formasi
Airnya mengandung garam dan terdapat kubangan yang berisi air dengan
PH=8 serta adanya gelembung-gelembung gas.

Data 2.
Nama Desa: Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen
Posisi Geografis: Dukuh Ngampon, Desa Krikilan
Nama Formasi: Pucangan
Umur Formasi: 1,8 juta tahun yang lalu.
o Geologi :
a. Pelapisan : Pucangan\
b. Warna : Abu-abu muda sampai tua, apabila lapuk berwarna hitam
c. Struktur : datar yang terdiri atas lapisan breksi vulkanik bawah dan
lempung hitam.
o Paleontologi ( paleobotany, paleozoology)
a. Paleobotany : fosil pollen yang ditemukan antara lain : jenis Graminae,
Cyperaceae, Arboreae, Taxa, Choenopodiaceae, Taxodiaceae,
Typhatsuga, Floshuetzia, Myrtaceae, Rhizophora, Podocarpus,
Castanosis, Pinus, Sparganium, Alnum dll.
b. Paleozoology : didominasi binatang reptile, fosil-fosil mollusca laut
seperti Anadara, Balanus, Conus, murex, Archa, dan temuan gigi ikan
hiu.
o Biologi
Dulunya formasi pucangan merupakan hutan bakau / rawa payau yang
dibuktikan dengan ditemukannya fosil molusca laut dan reptile.
o Karakteristik spesifik / unik formasi
Terdapat lempung mollusca yang membatasi antara lempung hitam dan
lapisan breksi vulkanik.

Data 3.
Nama Desa: Kecamatan Kalijambe , Kabupaten Sragen
Posisi Geografis : dukuh Ngampon, desa Krikilan
Nama Formasi : Kabuh
Umur Geologi : 900ribu -200ribu tahun yang lalu (plestosen tengah)
o Geologi :
a. Pelapisan : kabuh
b. Warna : kuning
c. Struktur : berlapis
o Paleontologi ( paleobotany, paleozoology)
a. Paleobotany : fosil pollen yang ditemukan antara lain : podocarpus,
Graminae, Cyoeracae, Myrtaceae, Cerpinus, Cardocarpus, Taxodiae,
sedangkan spora yang ditemukan berasal dari jenis Pteridophyta,
Monolete, Trilete, Verucatosporite.
b. Paleozoology : fosil elephantids, rhinoserus, bovidae, buaya, kura-kura,
rattus dll.
o Biologi
Formasi kabuh merupakan daratan asli daerah sangiran yang dihuni oleh
manusia purba yaitu phytecantropus erectus, phytecantropus dubois dengan
ditemukannya tulang femur dan atap tengkorak serta ditemukannya fosil alat-
alat batu oleh GHR Von Koenigswald.
o Karakteristik spesifik / unik formasi
Masih berupa daratan aslinya di daerah sangiran dan merupakan dataran
tertinggi di daerah sangiran.
D. PEMBAHASAN
1. Formasi Kalibeng
Formasi Kalibeng. Formasi ini terletak selaras di atas Formasi Kerek. Formasi
ini terbagi menjadi dua anggota yaitu Formasi Kalibeng Bawah dan Formasi
Kalibeng Atas. Bagian bawah dari Formasi Kalibeng tersusun oleh napal tak
berlapis setebal 600 meter berwarna putih kekuningan sampai abu-abu kebiruan,
kaya akan foraminifera planktonik. Asosiasi fauna yang ada menunjukkan bahwa
Formasi Kalibeng bagian bawah ini terbentuk pada N17 N21 (Miosen Akhir
Pliosen). Pada bagian barat formasi ini oleh de Genevraye & Samuel, 1972
dibagi menjadi Anggota Banyak, Anggota Cipluk, Anggota Kalibiuk, Anggota
Batugamping, dan Anggota Damar. Di bagian bawah formasi ini terdapat
beberapa perlapisan batupasir, yang ke arah Kendeng bagian barat berkembang
menjadi suatu endapan aliran rombakan debris flow, yang disebut Formasi
Banyak (Harsono, 1983, dalam Suryono, dkk., 2002). Sedangkan ke arah Jawa
Timur bagian atas formasi ini berkembang sebagai endapan vulkanik laut yang
menunjukkan struktur turbidit. Fasies tersebut disebut sebagai Formasi
Atasangin, sedangkan bagian atas Formasi Kalibeng ini disebut sebagai Formasi
Sonde yang tersusun mula mula oleh Anggota Klitik, yaitu kalkarenit putih
kekuningan, lunak, mengandung foraminifera planktonik maupun foraminifera
besar, moluska, koral, alga, bersifat napalan atau pasiran dan berlapis baik.
Bagian atas bersifat breksian dengan fragmen gamping berukuran kerikil sampai
karbonat, kemudian disusul endapan bapal pasiran, semakin ke atas napalnya
bersifat lempungan, bagian teratas ditempati napal lempung berwarna hijau
kebiruan.

2. Formasi Pucangan
Formasi Pucangan Di bagian barat dan tengah Zona Kendeng formasi ini
terletak tidak selaras di atas Formasi Sonde. Formasi ini penyebarannya luas. Di
Kendeng Barat batuan ini mempunyai penyebaran dan tersingkap luas antara
Trinil dan Ngawi. Ketebalan berkisar antara 61 480 m, berumur Pliosen Akhir
(N21) hingga Plistosen (N22). Di Mandala Kendeng Barat yaitu di daerah
Sangiran, Formasi Pucangan berkembang sebagai fasies vulkanik dan fasies
lempung hitam.
3. Formasi Kabuh
Formasi Kabuh Formasi Kabuh terletak selaras di atas Formasi Pucangan.
Formasi ini terdiri dari batupasir dengan material non vulkanik antara lain kuarsa,
berstruktur silangsiur dengan sisipan konglomerat dan tuff, mengandung fosil
Moluska air tawar dan fosil fosil vertebrata berumur Plistosen Tengah,
merupakan endapan sungai teranyam yang dicirikan oleh intensifnya struktur
silangsiur tipe palung, banyak mengandung fragmen berukuran kerikil. Di bagian
bawah yang berbatasan dengan Formasi Pucangan dijumpai grenzbank. Menurut
Van Bemmelen (1972) di bagian barat Zona Kendeng (daerah Sangiran), formasi
ini diawali lapisan konglomerat gampingan dengan fragmen andesit,
batugamping konkresi, batugamping Globigerina, kuarsa, augit, hornblende,
feldspar dan fosil Globigerina. Kemudian dilanjutkan dengan pembentukan
batupasir tuffaan berstruktur silangsiur dan berlapis mengandung fragmen
berukuran kecil yang berwarna putih sampai cokelat kekuningan.
Formasi ini terletak di dukuh Ngampon, desa Krikilan, Kecamatan Klaijambe
dan Kabupaten Sragen. Umur formasi ini adalah Plestosen atas sampai plestosen
tengah (900ribu-200ribu tahun yang lalu). Formasi kabuh mempunyai ketebalan
5,8 58,6 M. lapisan ini mempunyai kandungan litologi berupa lempung lanau ,
pasir, besi dan kerikil. Satuan litologi tersebut ditemukan berselang- seling
dengan lapisan konglomerat dan batu lempung vulkanik (tuf). Dibawah lapisan
ini ditemukan lapisan batu pasir, konglomerat calcareous dengan ketebalan
lebih dari 2M yang merupakan ciri lingkungan transisi antara lautan dan daratan.
Lapisan tuf yang terkandung dalam formasi kabuh dibedakan atas lapisan tuf
bawah, tuf tengah, dan tuf atas. Lapisan tuf bawah terletak pada formasi kabuh
dengan ketebalan 4,2 20 M, lapisan tuf tengah terdapat pada formasi kabuh
dengan ketebalan 5,8 20M, dan lapisan tuf atas pada formasi kabuh atas dengan
ketebalan 3,4-16M. Kandungan fosil formasi kabuh meliputi hewan vertebrata
dan moluska air payau. Fosil vertebrata yang ditemukan antara lain : bovidae,
babi, buaya, bulus, banteng, gajah dan rusa. Sedang fosil moluska air payau yang
ditemukan meliputi astartea, melania, dan corbicula. Selain itu ditemukan pula
fosil cetakan daun.
E. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Situs sangiran terletak disebuah desa di kelurahana Krikilan Kecamatan
Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
2. Situs Sangiran terletak kira-kira 15 km di sebelah utara kota Surakarta. Situs ini
luas arealnya kira-kira 6x15 km. sebagai suatu situs sebagian arealnya terletak di
wilayah kabupaten sragen, sebagian lagi terletak di wilayah kabupaten Karanganyar.
3. Berdasarkan study lapangan mata kuliah geologi, dalam situs sangiran terdapat 3
formasi antara lain : Formasi Pucangan, Formasi Kalibeng, dan Formasi Kabuh.

Saran
1. Jalan menuju masing-masing formasi sebaiknya diberi jalan khusus sehingga
pengunjung lebih mudah menjangkau formasi tersebut.
2. Di sediakan alat transportasi yang dapat mengantar pengunjung ke tempat formasi
yang ada di daerah sekitar museum sangiran.
3. Dalam perjalanan menuju formasi kabuh, panitia sebaiknya menyediakan tempat
untuk beristirahat untuk pengunjung karena lokasi yang terlalu jauh dan panas.
F. DAFTAR PUSTAKA

MoelyadidanWidiasmoro. 1978. Laporan Penyelidikan Biologi Daerah Sangiran Jawa


Tengah. Yogyakarta: BagianTehnik Geologi Fakultas Tehnik UGM.

Soerdjono, R.P. ed. 1975. Jaman Prasejarah di Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia I.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Soerastopo Hadisumarno. 1972. Geomorfologi Pergunungan Kubah Sangiran


Jawa,Indonesia. Reprinted from the journal ilmualam.

Widiasmoro. 1982. Lingkungan Pengendapan Formasi Pucangan dan Kabuh, serta


Hubungannya dengan PenafsiranDaerahPemukiman Phitecanthropus di
Sangiran Jawa Tengah.Jakarta: Proyek Penelitian Purbakala Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan

www. Situs Purbakala Sangiran.com

Anda mungkin juga menyukai