Anda di halaman 1dari 4

ANALISA PROSES PEMFOSILAN GIGI STEGODON YANG DITEMUKAN DI SANGIRAN,

JAWA TENGAH

Deasy Gitasari1
21100113120040
Email : dgitasari@gmail.com

1
TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRAK

Di Sangiran, Jawa Tengah banyak ditemukan fosil yang sangat penting untuk keperluan dating, mengetahui
lingkungan pengendapan serta menjelaskan kehidupan masa lalu. Salah satu dari sekian banyaknya fosil yang
ditemukan di Sangiran adalah fosil Gigi Stegodon sp. Stegodon adalah marga anggota dari suku Stegodontiae
yang telah punah dari bangsa Proboscidea (vertebrata berbelalai). Stegodon hidup di benua Asia selama era
Pliosen dan Pleistosen. Fosil gigi Stegodon berbeda dengan gajah purba yang lain seperti Mastodon ataupun
Elephas karena fosil gigi Stegodon banyak dijumpai beserta rahangnya. Fosil gigi Stegodon yang banyak
ditemukan di Sangiran, umumnya masih menampakkan susunan gigi beserta rahang sehingga dapat dikategorikan
sebagai fosil body utuh. Diinterpretasikan bahwa Stegodon hidup berkelompok. Menurut sumber, stegodon hidup
pada umur geologi pliosen dan pleistosen, diperkirakan pada rentang waktu ini terjadi kepunahan massal.
Diinterpretasikan proses pemfosilan gigi Stegodon dengan tipe pengawetan bagian keras organisme dengan fosil
yang bersifat fosfatan. Kemudian akibat proses eksogen atau endogen lapisan ini tersingkap.

Kata kunci : cara hidup, alasan kepunahan massal, proses pemfosilan gigi Stegodon sp

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Di Sangiran, Jawa Tengah banyak ditemukan fosil Stegodon adalah marga anggota dari suku
yang sangat penting untuk keperluan dating, Stegodontiae yang telah punah dari bangsa
mengetahui lingkungan pengendapan serta Proboscidea (vertebrata berbelalai). Stegodon hidup
menjelaskan kehidupan masa lalu. Salah satu dari di benua Asia selama era Pliosen dan Pleistosen.
sekian banyaknya fosil yang ditemukan di Sangiran Fosil-fosil Stegodon banyak ditemukan di Indonesia,
adalah fosil Gigi Stegodon sp. Suatu hal dapat khususnya di pulau-pulau Indonesia bagian barat
dikatakan sebagai fosil harus memiliki syarat, salah seperti Pulau Sumatera, Jawa (situs Cisaat, Ngandong,
satunya adalah organisme tersebut harus memiliki Patiayam, Sangiran dan Trinil) dan Flores. Meskipun
bagian keras seperti cangkang, tulang, gigi, jaringan kebanyakan fosil gigi atau tulang rahang, ditemukan
kayu. Stegodon memiliki gigi yang menjadi fosil pula fosil tulang paha (femur) dan gading.
index sehingga sangat dibutuhkan oleh paleontologis
untuk dikaji. Situs Kepurbakalaan Sangiran adalah situs
arkeologi di Jawa, Indonesia. Area ini memiliki luas
Paper ini akan membahas mengenai cara hidup kurang lebih 48 km² dan sebagian besar berada dalam
hingga proses pemfosilan gigi Stegodon. Tujuan dari wilayah administrasi Kecamatan Kalijambe,
pembuatan paper ini adalah untuk memberikan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, 17 kilometer
informasi berdasarkan analisis data sehingga dapat sebelah utara Kota Surakarta, di lembah Bengawan
menginterpretasikan lingkungan hidup organisme Solo dan di kaki Gunung Lawu. Ada sebagian yang
masa lalu dan untuk keperluan dalam hal menentukan merupakan bagian dari Kabupaten
umur geologi. Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo). Pada
tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar
budaya dan ada tahun 1996 situs ini terdaftar
dalam Situs Warisan Dunia UNESCO.
GEOLOGI REGIONAL
1. Formasi Kalibeng
Berdasarkan studi pustaka, daerah Sangiran
merupakan perbukitan rendah dan di dominasi oleh Menurut Wartono R. (2005), formasi ini
susunan batuan berumur pleistosen, disebelah barat tersusun atas batulempung gampingan abu-abuian
terdapat Gunung Merapi dan Merbabu serta di sebelah kebiruan dan napal dibagian bawah kemudian
timur terdapat Gunung Lawu (Wartono Rahardjo, diikuti dengan batugamping kalkarenit dan
2005). Daerah Sangiran Disebut juga sebagai depresi kalsidunit dibagian atas. Napal dicirikan dengan
tengah pulau jawa (zona solo), zona depresi ini terdapatnya fosil foraminifera bentonik yang
bebatasan dengan Pegunungan Kendeng di sebelah berypa Operculina complanata, Ammonia beccarii,
utara dan disebelah selatan berbatasan dengan Elphidium craticlatum bersama dengan fosil gigi
pegunungan selatan. Dari beberapa singkapan yang ikan hiu (Soedarmadji,1976). Ini mencirikan
teramati di lapangan, di jumpai singkapan endapan bahwa batuan tersebut diendapkan pada kala akhir
laut dangkal, endapan vulkanisme, endapan rawa dan Pliosen pada laut dangkal yang berhubungan
sungai serta singkapan mud vulcano. langsung dengan laut terbuka. (Wartono R, 2005).

A. Struktur Geologi Batulempung abu-abunya bercirikan fosil


gastropoda dan pelecypoda, antara lain Turitella
Struktur daerah ini berupa kubah yang bantamensis, Melongena corona, Cominella
membentang dari arah timur laut ke selatan barat sangiranensis, Placenfa sp. dan Strombus sp. yang
daya, struktur kubah ini belum begitu lama, sekitar menunjukan bahwa pengendapan terjadi pada
500.000 tahun yang lalu, hal ini dilihat dari lingkungan laut dangkal. (Wartono R, 2005).
formasi batuan termuda yang ikut terlipat Diatas batulempung dan lapisan kalkarenit dan
(Wartono Rahardjo, 2005). Ada beberapa kalsidurit di cirikan seluruhnya hampir semuanya
kemungkinan terbentuknya struktur kubah ini, Van tersusun oleh fragmen fosil (coquina) memiliki
Gorsel (1987) berpendapat bahwa struktur lipatan orientasi seragam menunjukan pengendapan laut
ini sebagai akibat dari proses wrenching atau dangkal. Balanus menunjukan daerah
mungkin juga karena proses pembentukan gunung pengendapan pada daerah pasang surut. (Wartono
api yang baru mulai, sehingga gaya tersebut terus R., 2005).
menekan ke arah tengah, sehingga terbentuknya
struktur kubah tadi. 2. Formasi Pucangan

Akan tetapi karena adanya proses erosi yang Formasi ini terletak di atas formasi kalibeng,
disebabkan oleh sungai Cemoro dan sungai formasi ini tersusun atas breksi vulkanik yang
Brangkal yang melintasi daerah tersebut, berasal dari endapan lahar bawah dan tersusun
menjadikan struktur kubah itu, sekarang tersisa oleh batulempung hitam. Breksinya tersusun oleh
bentukan sebuah cekungan yang dikelilingi oleh fragmen andesit piroksen, andesit hornblenda dan
perbukitan melingkar, sehingga yang tampak fragmen batulempung, batugamping dan batupasir
merupakan struktur kebalikan dari struktur awal, yang berasal dari formasi kalibeng. Formasi
hal demikian ini biasa disebut inverse Pucangan pengendapannya semula merupakan
topography. (Wartono R., 2005). aliran lahar ke cekungan yang berair payau.
(Wartono R, 2005).
B. Stratigrafi
3. Formasi Kabuh
Berdasarkan studi pustaka yang telah
dilakukan, formasi penyusun daerah sangiran Formasi ini berada di atas formasi pucangan
merupakan urutan dari pengendapan syn- di mana pada lapisan paling bawah ini di temukan
orogenic dan post-orogenic (proses pengendapan batu gamping konglomeratan, pelapisan dari
bahan rombakan yang terjadi pada dan setelah lapisan ini tidak selalu menerus karena di temukan
terangkatnya perbukitan Kendeng yang berada beberapa lensa yang terputus seperti yang di
disebelah utara Sangiran), kecuali formasi tertua. temukan di daerah brangkal. Lapisan ini di sebut
(Wartono R, 2005). Urutan Formasi yang juga dengan lapisan batas artau yang biasa di
menyusun daerah Sangiran adalah Formasi sebut grenzbank (Koeningswald,1940). Lapisan ini
Kalibeng, Pucangan, Kabuh dan Notopuro. tersusun atas fragmen-fragmen yang membulat
yang terdiri dari kalsedon dan beberapa batuan lain serta pencarian studi pustaka untuk mencari referensi.
yang telah mengalami altersi hidrothermal Pencarian studi pustaka menggunakan literatur Buku
(silifikasi), bercampur dengan pelecypoda yang Panduan Praktikum Makropaleontologi serta internet
cangkangnya menebal dan membulat karena sebagai referensi.
adanya proses kalsifikasi dan tesemen secara DESKRIPSI
kuat. Pada lapisan ini banyak ditemukan fosil
mamalia, yang terkenal diantaranya adalah Gigi gajah purba (Stegodon sp) merupakan salah
ditemukannya fosil Homo erectus. (Wartono R, satu yang paling banyak ditemukan di daerah
2005). Sangiran. Fosil gigi Stegodon berbeda dengan gajah
purba yang lain seperti Mastodon ataupun Elephas
4. Formasi Notopuro karena fosil gigi Stegodon banyak dijumpai beserta
rahangnya. Fosil gigi Stegodon yang banyak
Formasi ini di sebut juga lapisan lahar ditemukan di Sangiran, umumnya masih
atas, terbentuk sebagai akibat adanya proses menampakkan susunan gigi beserta rahang sehingga
vulkanisme yang ada di sekitar daerah tersebut. dapat dikategorikan sebagai fosil body utuh. Gajah
Pada formasi ini di temukan Breksi, Konglomerat, memiliki 24 gigi yang masing-masing berjumlah 6
yang mengandung fragmen-fragmen yang berasal pada tiap separuh rahangnya. Sedangkan gading
dari batuan beku yang berukuran berangkal hingga merupakan gigi seri atau gigi susu yang berada pada
bongkah. Di mana batuan tersebut mengambang rahang atas (maxila) dan bukan taring. Rahang pada
oleh masa dasar yang berasal dari batu pasir dan gajah muda memiliki ukuran rahang yang relatif lebih
batu lempung vulakanik. Formasi ini jarang sekali kecil daripada gajah tua. Hal ini berkaitan dengan
ditemukan fosil. (Wartono R, 2005) periode pertumbuhan gajah tersebut.

5. Endapan Mud Vulcano


PEMBAHASAN
Struktur mud vulcano terjadi akibat adanya
struktur sesar yang turun hingga Fosil merupakan benda alam yang berupa tubuh
lapisan basement. mengakibatkan lapisan lumpur atau cangkang organisme yang berupa jejak atau sisa
mencotot keluar hingga ke permukaan membawa kehidupan yang terproses secara alamiah, terawetkan
material batuan yang sempat pecah saat terjadinya dan terekam terutama dalam batuan sedimen. Salah
sesar tersebut. satu syarat suatu hal dapat dikatakan sebagai fosil
adalah organisme tersebut harus memiliki bagian
6. Endapan Undak (terrace deposit) keras seperti cangkang, tulang, gigi, jaringan kayu.

Endapan ini di temukan di sekitar brangkal. Stegodon memiliki gigi yang menjadi fosil index
Endapan ini terdir dari konglomerat, batupasir, sehingga sangat dibutuhkan oleh paleontologis untuk
fragmen napal dan andesit yang mengandung fosil dikaji. Stegodon merupakan salah satu organisme
vetebrata. Fosil-fosil yang di temukan di sini di dalam kelas Mammalia yang hidupnya berkelompok.
perkirakan hasil dari pengendapan yang ulang oleh Organisme ini bermigrasi bersama dari benua Asia
lapisan yang lebih tua. Selain fragmn-fragmen hingga ke Sangiran, Indonesia saat daratan ini masih
tersebut di temikan juga fragmen-fragmen menyatu. Inilah mengapa banyak sekali fosil gigi
kalsedondan rijang yang bersal dari proses alterasi Stgegodon yang ditemukan bersamaan pada satu
pada batuan. Tidak hanya fragmen baytua saja daerah. Diinterpretasikan bahwa Stegodon hidup
yang di temukan pada lapisan ini tetapi artefak berkelompok, mencari makan dan bermigrasi
budaya homo erectus pun di temukan juga. bersama-sama. Kemudian karena suatu hal, organisme
(Wartono R, 2005) ini mati dan lama kelamaan akan menanggalkan
bagian rahang beserta giginya. Menurut sumber,
stegodon hidup pada umur geologi pliosen dan
METODOLOGI pleistosen, diperkirakan pada rentang waktu ini terjadi
kepunahan massal gajah purba, yang salah satu
Dalam pembuatan paper ini, dilakukan beberapa penyebab gajah purba ini mati karena lingkungan
metodologi dengan beberapa cara, antara lain dengan hidupnya yang berupa hutan secara tiba-tiba hilang.
pengamatan yang dilakukan secara interpretasi Kemungkinan hilangnya hutan ini akibat pada masa
dengan cara pengolahan data-data yang diperoleh itu sempat terjadi cuaca ekstrim sehingga banyak
tumbuhan mati dan menyebabkan hutan atau tempat
hidup gajah purba ini menghilang. Akibatnya pasokan
makanan bagi gajah purba ini berkurang sehingga
lama-kelamaan organisme ini tidak dapat bertahan
hidup dan mati.
Gigi memiliki kandungan fosfatan seperti halnya
tulang ataupun gading. Akibat adanya penyusun fosfat
ini menyebabkan gigi suatu organisme dapat terhindar LAMPIRAN
dari pelapukan sehingga apabila suatu organisme mati
dan menanggalkan giginya maka akan terawetkan
secara alamiah dan sangat bagus karena merupakan
body utuh sehingga mudah diidentifikasi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka fosil gigi
Stegodon ini dapat dikategorikan dalam tipe
pengawetan bagian keras dari organisme dengan fosil
yang bersifat fosfatan. Kemudian gigi ini terkubur
dalam material sedimen dan mengendap. Setelah itu
gigi ini mengalami proses pemfosilan. Seiring
berjalannya waktu, lapisan tanah yang dulunya
merupakan tempat terendapkannya gigi, tersingkap
karena pengaruh eksogenik yang berupa weathering
Gambar 1 Stegodon trigonocephalus
atau bahkan proses endogenik.

KESIMPULAN

Fosil merupakan benda alam yang berupa tubuh


atau cangkang organisme yang berupa jejak atau sisa
kehidupan yang terproses secara alamiah, terawetkan
dan terekam terutama dalam batuan sedimen. Gigi
Stegodon dapat menjadi fosil index. Diinterpretasikan
proses pemfosilan gigi Stegodon dengan tipe
pengawetan bagian keras organisme dengan fosil yang
bersifat fosfatan. Kemudian akibat proses eksogen
atau endogen lapisan ini tersingkap. Gambar 2 Fosil Gigi Stegodon trigonocephalus

REFERENSI

[1] Tim Asisten Makropaleontologi. 2011. Buku


Panduan Praktikum Makropaleontologi.
Semarang ; UNDIP
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Sangiran
(Diakses pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 13.00
WIB)
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Stegodon (Diakses
pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 13.00 WIB)
[4]
http://younggeolog.blogspot.com/2013/01/geologi-
regional-daerah-sangiran.html (Diakses pada
tanggal 17 Mei 2014 pukul 13.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai