Anda di halaman 1dari 6

Tugas ips

Asal usul nenek moyang bangsa


Indonesia

Tersusun oleh

Nama:MUH.Raihan akbar
Kelas: VII-1
Asal usul nenek moyang bangsa indonesia
A.   Latar Belakang

            Mempelajari bagaimana kehidupan dimasalalu merupakan kegiatan yang amat


menarik.Kahidupan manusia dari jaman kezaman senantiasa mengalami
perkembangan.Kehidupan manusia pada jaman pra aksara atau jaman pra sejarah dapat di
pelajari melalui berbagai temuan fosil dan artefak sisa kehidupan dimasa lalu.Kehidupan
manusia purba adalah kehidupan yang amat sederhana. Manusia purba hidup dan
memenuhi kebutuhanya dengan cara berburu dan meramu, berpindah pindah dari satu
empat ketempat lain (nomaden). Pada masa pra sejarah manusia belum mengenal tulisan
sehingga masa ini di sebut dengan masa pra aksara.Sejak pertama kali bumi diciptakan
hingga saat ini, bumi telah banyak sekali mengalami perubahan dan
perkebangan.Diperkirakan bumi saat ini telah berusia kurang lebih 2.500 juta tahun.Para ahli
geologi membagi masa perkembangan bumi mejadi beberapa zaman yaitu arkeozoikum,
paleozoikum, mesozoikum, neozoikum.

            Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu
waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.Sehubungan dengan konsep
waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo meliputi perkembangan,
keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Disebut mengalami
perkembangan apabila dalam kehidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari
bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkembangan terjadi biasanya dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang kompleks. Misalnya adalah perkembangan demokrasi di Amerika
yang mengikuti perkembangan kota. Pada awalnya masyarakat di Amerika tinggal di kota-
kota kecil. Di kota-kota kecil itulah tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul.
Dari kota-kota kecil mengalami proses menjadi kota-kota besar hingga menjadi kota
metropolitan. Di sini, demokrasi berkembang mengikuti perkembangan kota.

B.  Rumusan Masalah

            Bagaimana Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan Corak
Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara

C.  Tujuan

            Untuk mengetahui dan lebih memahami Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang
Bangsa Indonesia dan Corak Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara

B. awal mula dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

1.  Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)

            Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto Melayu masuk ke Indonesia.Bangsa


Proto Melayu memasuki Indonesia melalui dua jalur/ jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui
Malaya – Sumatra dan jalan timur, yaitu melalui Pilipina - Sulawesi Utara.Bangsa Proto
Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi daripada kebudayaan Homo
Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo
= baru, lithos = batu). Meskipun barang-barang hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari
batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik.Barang-barang hasil kebudayaan yang terkenal
ialah kapak persegi dan kapak lonjong.Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh bangsa
Proto Melayu yang melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa
melalui jalan timur.Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak dan bercampur dengan bangsa
Deutero Melayu yang kemudian menyusul masuk ke Indonesia.Bangsa Indonesia sekarang
yang termasuk keturunan bangsa Proto Melayu, misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan
Toraja.

2.  Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu Muda)

            Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita gelombang ke dua mulai memasuki
Indonesia. Bangsa Deutero Melayu memasuki Indonesia melalui satu jalan saja, yaitu jalan
barat (yakni melalui Malaya - Sumatera ). Menurut N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero
Melayu atau Melayu Muda ini berasal dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga mereka ini
kadang kala disebut orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki kebudayaan yang lebih
tinggi daripada bangsa Proto Melayu.Peradaban mereka ditandai dengan kemampuan
mengerjakan logam dengan sempurna.Barang-barang hasil kebudayaan mereka telah
terbuat dari logam.Mula-mula dari perunggu dan kemudian dari besi.Hasil kebudayaan
logam di Indonesia yang terpenting ialah kapak corong atau kapak sepatu dan nekara.Di
bidang pengolahan tanah, mereka telah sampai pada usaha irigasi atas tanah-tanah
pertanian yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan membabad hutan terlebih
dahulu.Sudah selayaknya mereka mencari daerah-daerah seperti di Jawa dan pantai-pantai
Sumatra untuk digarap seperti di negeri asal mereka.Mereka juga telah mengenal perikanan
laut dan pelayaran, sehingga rute perpindahan ke Nusantara juga memanfaatkan jalan
laut.Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa Deutero Melayu,
misalnya suku bangsa Jawa, Madura, Menado dan Melayu (Sumatra, Kalimantan dan
Malaka).

3.  Golongan Papua Melanesoid

            Ciri-ciri golongan Papua Melanesoid adalah rambut keriting, bibir tebal, dan kulit
hitam.Kelompok manusia yang termasuk golongan ini adalah penduduk Pulau Papua, Kai,
dan Aru.

4.  Golongan Negroid

            Golongan Negroid mempunyai sifat seperti orang negro, tetapi mereka bukan
keturunan negro. Dengan ciri-ciri rambut keriting, perawakan kecil, dan kulit
hitam.Persebarannya di Semenanjung Malaka dan orang Mikroskopi di Pulau Andaman.

5. Golongan Weddoid
            Golongan Weddoid berasal dari Srilanka dengan ciri-cirinya adalah perawakan, kulit
sawo matang, dan rambut berombak. Persebarannya adalah orang Sakai di Siak, orang
Kubu di Jambi, orang Enggano (Bengkulu), Mentawai, Toala Tokea, dan Tomuna di
Kepulauan Muna.

6.  Golongan Melayu Mongoloid

            Golongan Melayu Mongoloid adalah golongan terbesar yang ditemukan di Indonesia


dan dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Ciri-cirinya adalah rambut ikal atau
lurus dan muka bulat. Golongan ini dibagi atas: Golongan Melayu Tua (Proto Melayu)
seperti Suku Batak, Toraja, dan Dayak. Golongan Melayu Muda (Deutro Melayu) seperti
Jawa, Bali dan Banjar.

B.  Corak Kehidupan Masyarakat Masa Pra-Aksara

1. Pola Hunian

            Lingkungan merupakan faktor penentu manusia memilih lokasi permukiman.Oleh


karena itu, manusia memperhatikan kondisi lingkungan dan penguasaan teknologi. Terdapat
beberapa variabel yang berhubungan dengan kondisi lingkungan, antara lain:

·         Tersedianya kebutuhan akan air, adanya tempat berteduh, dan kondisi tanah yang tidak
terlalu lembab,

·         Tersedianya sumber daya makanan baik berupa flora-fauna dan faktor-faktor yang
memberikan kemudahan di dalam cara-cara perolehannya (tempat untuk minum binatang,
batas-batas topografi, pola vegetasi),

·         Faktor-faktor yang memberi elemen-elemen tambahan akan binatang laut atau binatang air
(dekat pantai, danau, sungai, mata air) (Subroto,1995:133-138;Butzer,1984:14-21).

            Kehidupan manusia pada masa prasejarah tergantung pada lingkungan dan


penguasaan teknologi.Sumber-sumber subsistensi dari lingkungan ditambah dengan
penguasaan teknologi pada masa itu, mengakibatkan pola kehidupan berburu dan
mengumpulkan makanan.Selain itu, manusia juga memanfaatkan bentukan alam untuk
mempertahankan hidupnya. Oleh karena itu, gua dan ceruk menjadi salah satu alternatif
tempat tinggal bagi manusia pada masa prasejarah (Nurani,1999:1-13).

            Selain sumber daya yang memadai, aspek-aspek fisik lingkungan merupakan faktor
penting lainnya yang menentukan kelayakan suatu lokasi untuk permukiman. Dalam
kaitannya dengan hunian gua, faktor-faktor tersebut meliputi morfologi dan dimensi tempat
hunian, sirkulasi udara, intensitas cahaya, kelembaban, kerataan dan kekeringan tanah, dan
kelonggaran dalam bergerak (Yuwono,2005).

            Kawasan Gunung Sewu merupakan daerah yang bercirikan ribuan bukit karst yang
menampilkan sejarah kehidupan manusia, setidaknya sejak kala Pleistosen Akhir hingga
Holosen Awal.Salah satu karakter budaya yang khas adalah pemanfataan gua dan ceruk
secara intensif. Ekskavasi yang telah dilakukan di sejumlah gua hunian prasejarah di
Gunungkidul memberikan gambaran adanya aktivitas pemanfaatan bahan baku yang tidak
berasal dari wilayah permukimannya. Beberapa temuan yang didapatkan di gua-gua itu
merupakan hasil dari daerah pantai, bukan dari daerah pedalaman, seperti peralatan dan
perhiasan dari cangkang kerang laut dan juga adanya temuan hasil eksploitasi daerah
pantai di situs-situs pedalaman tetapi belum diketahui bagaimana temuan itu dapat sampai
di pedalaman. Dari hasil barter antara komunitas pantai dan pedalaman, atau hasil
eksploitasi komunitas pedalaman di daerah pantai. Dengan terungkapnya bagaimana
hubungan itu terjadi maka data tersebut berguna untuk memahami proses penghunian dan
migrasi manusia purba di Jawa dan Indonesia (Tanudirjo dkk,2003:1–2).

            Data yang diperoleh dari hasil survei penelitian pendahuluan di Kecamatan


Tanjungsari, Gunungkidul yang dilakukan oleh Tim PTKA UGM pada tahun 2003 (Tanudirjo,
dkk., 2003; Yuwono, 2005: 40-51; lihat Peta 1) dan survei lanjutan oleh penulis pada tahun
2006 diketahui adanya 53 situs gua dan 23 diantaranya merupakan situs gua dan ceruk
yang potensial dijadikan hunian pada masa prasejarah. Dari hasil PTKA tahun 2003 tersebut
diketahui adanya pola spasial gua dan ceruknya, terdiri atas tiga kelompok yaitu daerah
pesisir, daerah pedalaman, dan daerah ‘antara’.Namun dari penelitian tersebut tipe hunian
gua dan ceruk tersebut belum diketahui, gua untuk hunian sementara atau atau hunian
menetap.

2. Sejarah api pertama kali ditemukan

Dalam sejarah banyak sekali penemuan-penemuan yang sangat membantu bagi kehidupan
kita, dan hampir setiap penemuan dalam sejarah bisa merubah kehidupan umat manusia
hingga dunia. Salah satunya adalah api, sedikit aneh memang kalau kita membicarakan
tentang api, namun api yang kita pergunakan memang merubah bagi kehidupan, dan kita
juga harus tahu sejarah pertama kali api itu ditemukan di dunia ini. Api sangat dibutuhkan
bagi kelangsungan hidup manusia walau kadang api ini menimbulkan masalah. Tergantung
seperti apa api itu kita gunakan, ada pepatah mengatakan "kecil jadi kawan dan besar jadi
lawan". Manfaat api memang sudah bisa kita rasakan dalam kehidupan seperti untuk
penerangan, memasak, menghangatkan tubuh dan lain sebagainya. image source : public-
domain-image.com Dan terkadang kita bertanya-tanya bagaimana api mula-mula ditemukan
dan siapa penemunya?, Api atau energi panas yang pada awalnya bisa kita dapatkan
dengan membenturkan dua buah batu atau dengan mmenggesekan dua buah kayu,
sehingga akan menimbulkan percikan api yang kemudian bisa kita gunakan pada ranting
kering atau daun kering yang kemudian bisa menjadi sebuah api. Pertama kali api dikenal
adalah pada zaman purba yang secara tidak sengaja mereka melihat petir yaitu cahaya
panas dilangit yang menyambar pohon-pohon disekitarnya, sehingga api itu pun muncul
membakar pohon-pohon itu. Mulai dari situ lah peradaban mulai berubah, para manusia
purba itu pun baru mengenal api untuk memasak, penerangan dan yang lainnya.

3. Sistem Kepercayaan

Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba
mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya.Untuk
menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara
dan ritual. Sistem akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa
prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan shamanisme.

      1.            Animisme,
adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak
mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.

      2.            Dinamisme,
adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib.
Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut,
gua, keris, azimat, dan patung.

      3.            Totemisme,
adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan.
Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan
membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar.Masa ini di sebut
sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).

A.  Kesimpulan

            Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan.Mengapa demikian?


Hal ini berkaitan erat dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang
bersangkutan.Bangsa Sumeria misalnya, telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa
Sumeria menggunakan simbol-simbol sebagai huruf yang disebut piktograf. Sedangkan,
Bangsa Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno hampir
sama dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno
menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu.Huruf
ini disebut hieroglif.

B.  Saran

            Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman praaksara, keterangan
mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi,
geologi, antropologi, arkeologi.Dalam artian bahwa bukti-bukti praaksara didapat dari
artefak-artefak yang ditemukan di daerah penggalian situs praaksara.Oleh sebab itu ada
baiknya kita menjaga dengan baik benda-benda peninggalan manusia praaksara, agar kita
dapat mengetahui kehidupan jaman dahulu.

Berikut tugas dari saya sekian terima kasih

Anda mungkin juga menyukai