Anda di halaman 1dari 10

PRASEJARAH ASIA TENGGARA

Dosen pengampu:Dra. Hafnita S.D Lubis, M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1.FAISAL PARULIAN PARDOSI (3193121023)

2.OWEN PERMANENTA SEMBIRING (3193121009)

3.DWIKI PAMUNGKAS MURIS (3193321002)

KELAS C REGULER 2019

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
NAMA : FAISAL PARULIAN PARDOSI

NIM :3193121023

MATA KULIAH : ASIA TENGGARA

ASIA TENGGARA DAN ZAMAN PRASEJARAH

Asia Tenggara merupakan suatu wilayah yang terbentang dari antara India dan Cina
dengan batas lautnya yakni Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Kawasan Asia Tenggara
terdiri dari sepuluh negara, antara lain ialah Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam,
Kamboja, Laos, Myanmar, Singapura, dan Brunei Darusallam. Nama Asia Tenggara ini juga
merupakan sebuah Istilah bagi suatu kesatuan daerah di sudut Tenggara benua Asia, yang
bukan hanya merupakan daratan tetapi juga memiliki wilayah berbentuk kepulauan, yang
terletak di antara negeri India dan negeri Cina, serta beserta gugusan-gugusan pulau yang ada
di depannya.

Sejak dahulu kala wilayah ini telah menjadi medan perebutan pengaruh antara dua
negara raksasa saat itu yakni India dan Cina untuk berusaha supaya mereka bisa bercokol di
kawasan itu. ketiak bangsa barat menjajah, mereka mengatakan bahwa Asia Tenggara itu
merupakan India Belakang, hal ini karena mereka melihat Asia Tenggara di belakang India,
sedangakan Asia Barat disebut India depan. Konsep Asia Tenggara ini dibuat sebagai nama
pemersatu wilayah strategis dalam rangka mempercepat penyelesaian perang pasifik.

2.2 Zaman Pra Sejarah

Zaman pra sejarah merupakan zaman dimana manusia belum mengenal tulisan.
Dalam bahasa sansekerta pra sejarah itu dikatakan nirleka, nir artinya tidak dan leka artinya
tulisan, jadi bila diartikan maka pra sejarah ialah zaman manusia sebelum mengenal tulisan.
Zaman ini merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada masa dimana catatan
sejarah yang tertulis belum ditemukan. Zaman ini dikatakan bermula pada zaat terbentuknya
alam semesta. Zaman ini merupakan zaman awal kehidupan dari semua zaman. Berakhirnya
zaman ini untuk setiap bangsa di dunia tidak sama, hal itu bergantung pada peradaban negara
itu sendiri. Batasa antara zaman pra sejarah dengan zaman sejarah adalah dimulainya ada
tulisan.
Zaman ini juga memiliki pembagian sesuai dengan bukti-bukti yang ditemukan. Zaman
ini dibagi mulai dari berdasarkan geologi dan arkeologi. Pada zaman geologi dibagi lagi atas
zaman archaikum, palaezoikum, mesozoikum, neozoikum, tersier, dan quarter. Lalu
berdasarkan penemuan arkeologinya dibagi lagi menjadi zaman batu dan zaman logam.
zaman batu dibagi lagi menjadi zaman batu tua (palaeolithikum), batu tengah (mesolithikum),
batu muda (neolithikum) dan batu besar (megalithikum). Itu merupakan pembagian pada
zaman pra sejarah.

Di sini kita kembali lagi membahas mengenai Asia Tenggara, dimana tadi kita lihat
bahwa kawasan ini memiliki cerita sejarah yang panjnag. Banyak sekali sejarah yang
melingkupi Asia Tenggara ini, salah satunya ialah sejarah mereka pada masa pra sejarah.
Sama seperti wilayah lainnya di seluruh dunia, Asia Tenggara juga memiliki cerita mengenai
kodisi mereka pada saat masa pra sejarah, dalam hal ini informasi mengenai keadaan Asia
Tenggara pada masa pra sejarah diambil dari negara-negara yang ada di dalam kawasan Asia
Tenggara ini.
NAMA : OWEN PERMANENTA SEMBIRING

NIM : 3193121009

MATA KULIAH : ASIA TENGGARA

ZAMAN PRASEJARAH DI ASIA TENGGARA

Seperti yang dibahas di awal tadi, bahwasanya informasi dari zaman pra sejarah di Asia
Tenggar ini diambil dari negara-negara yang ada di kawasasan Asia Tenggara ini. Karena
perkembangan sejarah pada setiap negara di kawasan ini tidak sama, walaupun latar belakang
sejarah mereka sama. Pada zaman sekarang ini bisa dikatakan bahwa Asia Tenggara menjadi
surga bagi para ahli Antropologi, hal ini karena di dalam hutan dan gunung-gunung di daerah
ini masih menyimpa banyak bukti yang menunjukkan adanya suku-suku bangsa yang
mewakili pergumulan sejarah di wilayah ini.

Dalam periode sebelum adanya prasasti dan tulisan, sejarah Asia Tenggara masih kabur,
karena belum ada peninggalan bukti sejarah secara tertulis. Pra sejarah pada wilayah Asia
Tenggara mencakup sejarah migrasi bangsa-bangsa dari daerah pedalaman ke daerah delta-
delta yang subur di Asia Tenggara melalui sungai besar. Namun migrasi ini sukar untuk di
urutkan, karena sejarah ini masih gelap dan banyak masalah yang belum terpecahkan.jika
melihat dari sisi fosil manusia paling awal, manusia tertua ialah meganthropus
paleojavanicus, yang ditemukan oleh Von Koeningswal pada tahun 1941 di Jetis dekat
Mojokerto. Namun hal ini juga masih buram dikarenakan belum dapat diketahui apakah ada
hubungannya dengan penduduk Asia Tenggara pada saat ini. Sedangkan untuk benda-benda
sejarah ditemukan di beberapa tempat, yakni chopper atau chopping-tool-complex di wilayah
pacitan (Jawa Timur), kota tampan (semenanjung melayu), Anyathian (Myanmar), bahkan
juga di luar Asia Tenggar yakni di soa lama (India Barat Laut) dan juga Gua Chu Ki Kien
( China Utara).

Menurut dugaan para ahli, benda-benda itu merupakan benda-benda kebudayaan


manusia jenis pithecanthropus erectus (Manusia Kera) yaitu jenis manusia purba yang lebih
dulu ditemukan dari meganthropus paleojavanicus. Jenis manusia ini ditemukan oleh Eugene
Dubois di bengawan solo dekat desa Trinil ( Jawa Tengah pada tahun 1891). Namun hal itu
juga masih belum jelas, karena benda itu ditemukan di daerah yang berbeda-beda. Negara
Indonesia merupaka salah satau negara yang ada di kawasan Asia Tenggara, negara ini
menjadi salah satu kawasan yang penting dalam persebaran manusia purba di Asia Tenggara,
hal ini karena banyaknya ditemukan fosil-fosil tengkorak dan tulang belulang manusia purba.
Para ahli juga melakukan penelitian di kawasan lain, akan tetapi mereka menghadapi masalah
yang serius, yakni masyarakat di daerah tersebut masih tertutup, sehingga mereka tidak
mendapat izin untuk melakukan penelitian. Sehingga para peneliti hanya memfokuskan
dirinya ke Indonesia saja.

Bekas manusia purba terawal pertama kali ditemukan di pulau jawa (Indonesia). Pada
saat itu para ahlii percaya bahwa Indonesia masih bergabung dengan wilayah benua Asia
pada masa Pleitocen (jutaan tahun SM). Hal itu karena pada msa itu Indonesia belum ada
masa palaeocen(70 juta tahunSM), juga masa eocen(30 juta tahun SM), oligocen ( 25 juta
tahun) dan miocen (12 juta tahun SM). Masa mencairnya es di sebelah utara Eropa dan
Amerika serta naikkan permukaan laut, memiliki hubungan dengan penemuan manusia
pertama di wilayah ini yaitu pithecanthropus erectus yang ditemukan oleh Eugene Dubois
dan Homo Mojokertensis yang ditemukan oleh Von Koeningswak.

Di penghujung zaman pleistosen ditemukan sebelas buah tengkorak yang dibongkar di


Ngandong dalam lembah Solo, tengkorak ini menunjukjan jenis manusia yang lebih maju,
tetapi lebih mirip kepada jenis pithecanthropus, hal yang sama juga ditemukan di Wajak, dan
hal ini nampaknya memiliki hubungan dengan manusia proto Ausustrloid. Homo
Mojokertensis dan Pithecanthropus Erectus dikatakan memiliki hubungan yang erat dengan
Sinanthropus Erectus atau masyarakat Anyathia di Bhirma. Dari hasil penemuan ini
dikeluarkan dua hipotesis yakni satu bahwa orang-orang keturunan Mongoloid kemungkinan
berasal dari rumpun ini, dan kedua, pada masa ini Ras Mongoloid telah tersebar di kawasan
ini.
NAMA : DWIKI PAMUNGKAS MURIS

NIM : 3193321002

MATA KULIAH : ASIA TENGGARA

BABAKAN SEJARAH di ASIA TENGGARA

Mengenai babakan prasejarah di Asia Tenggara dapat kita lihat pada kesatuan, karena
pada waktu itu belum bermula kelahiran masyarakat yang beraneka warna. Ada satu hal
yang menarik dalam peninggalan babakan prasejarah di wilayah Asia Tenggara yaitu,
adanya peninggalan berkas-berkas yang jelas dari perkembangan manusia didaerah ini
bermula dari daerah Indonesia yang berdasarkan temuan benda-benda yang tidak tertulis.
Ada pun beberapa berkas-berkas manusia yang ditemukan yaitu:

a. Pithecanthropus Erectus
Tulang-belulang manusia (fosil) ini ditemukan oleh Eugene Dubois didaerah aliran
sungai bengawan Solo dan Berantas tahun 1891. Kemudian hasil penumuan ini
direkontruksi dengan hasil menempatkannya antara manusia (anthropos) dan era
(Pithecos). Dubois menyebutkan bahwa Pithecythropus Erectus (pithecos=kera,
antropos=manusia, erectus=berdiri), pada mulanya Dubois berpendapat itulah
missing-link, dengan melihat penenaman ini tentunya yang ada didalam pikiran kita
adanya hubungan antara manusia dengan kera.
b. Sinantropus Pekinensis
Fosil ini ditemukan dalam sebuah gua di Chou-Kou-Tien di Peking, fosil ini hampir
sama majunya dengan Pithecanthropus Erectus.
c. Homo Mojokertensis 1936
d. Homo Soloensis

Pithecanthropus adalah satu diantara manusia yang pernah hidup dan merupakan
¾
manusia yang tertua didunia yang mengisi ruang waktu kurang lebih juta tahun yang
lamanya. Pithecanthropus adalah yang tertua didalam sejarah maka timbullah pendapat
bahwa perkembangan adalah dari Selatan menuju ke Utara. Perjalanan itu dapat kita lihat dari
pulau-pulau Nusa Tenggara bagian Barat (Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan) yang bersatu
dengan Asia. Adapaun dibeberapa daerah di Nusantara yang ditemukan fosil-fosil manusia
diantara nya:

 Di Ngandong yaitu di daerah aliran Sungai Solo ditemukan beberapa tulang manusia
diantaranya tengkoraknya, fosil ini ditemukan pada tahun 1939`
 Didesa Wajak satu tempat ditepi sungai Brantas didaerah Kediri ditemukan fosil yang
diberi nama dengan ”homo Wajakensis” (orang wajak). Manusia jembatan
penghubung kemanusiaan sekarang.

Dari hasil temuan diatas menunjukan bahwa penumuan tertua adalah didaerah Selatan,
maka ber-alaskan pendapat yang mengatakan bahwa perkembangan manusia dari
pithecnthropus ke homo sapiens adalah dari selatan ke utara.

1. Bangsa-bangsa Austroloide-Weddoide
2. Bangsa-bangsa Negrito
3. Bangsa-bangsa Melanesoid
4. Bangsa-bangsa Austronesia

Perkembangan yang termuda adalah Austronesoid yaitu pada kira-kira tahun 2500-
1500 S.M . Kebudayaan disini memperlihatkan perkembangan pra-sejarah di Asia
Tenggara. Perkembangan dari utara ke selatan dilakukan oleh homo sapiens. Orang-
orang Austrolida dan Weddoide mungkinlah peduduk pertama yang bertebar di Asia
Tenggara. Tipe Weddoide (walaupun telah bercampur tangan dengan melayu) terdapat
dibagian Sulawesi Selatan, Pulau Enggano dan Pulau Mentawai. Ciri-ciri Austroloida-
Meddoida adalah kulit hitam, hidung pesek dan rambut berombak. Orang-orang Negrito
masih dapat ditemukan sisa-sisa sekarang ini di Semenenjung Melayu dan Philipina
(Acta).

Kedua kelompok tersebut tersebar sampai ke benua Australia. Orang-orang


melanesoida merupakan gelombang ketiga, tetapi berlainan dengan dua yang pertama.
Ketiga kelompok manusia yang merupakan pendukung kebudayaan mesolitikum di Asia
Tenggara seperti yang terdapat di Indocina (Bacson dan Hoabinh), Siam, Semenanjung
Melayu, Indonesia dan Philipina. Didalam gua sebelah utara Tonkin ditemukan sejumlah
alat-alat yang dihasilkan oleh kebudayaan Bacson.
Diluar Indocina tipe Bacson ini ditemukan pulau di Siam, Semenanjung Melayu dan
Sumatera. Melihat dari temuan-temuan alat ini dapat dikemukakan bahwa manusia pada
zaman tersebut telah mulai mengenal organisasi (pemeintah) tempat tingal menetap
secara priodik menghasilkan kebutuhan hidupnya (makanan dan sebagainya). Begitu pun
yang sudah ada kemungkinan bahwa mereka telah mengenal semacam kepercayaan,
seperti akan semangat kehidupan setelah kehidupan di dunia ini. Gerakan pertebaran
manusia yang beakhir dari utara keselatan dan merupakan gerakan yang terpenting
adalah pertebaran bangsa-bangsa yang termasuk Austronrsia atau Indonesia. Keturunan
mereka adalah yang merupakan dasar dari penduduk Semenanjung Melayu dan pulau-
pulau Asia Tenggara sekarang. Penduduk Indocina dibagian lain terdapat pada dibatasan
Tiongkok besar kemungkinan adalah keturunannyaa yang bercampur dengan keturunan
Mongoloida. Keturunan Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu proto
melayu dan detro melayu. Dewasa ini masih hidup terus berkembang, seperti suku Jakun
di semenanjung melayu, batak dan nias di Sumatera, Dayak dikalimantan dan Toraja di
Sulawesi.

Didataran Asia Tenggara sebelah utara Kra pada umumnya ditemukan kampak bahu
dan kampak lonjong sedangkan dikepulauan pertama Indonesia, dipakai alat kampak
empat persegi. Alat ini dipergunakan untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semua
pertebaran kebudayaan yang disertai oleh pertebaran manusia penduduknya terjadi
seluruh sebelum perhitungan Tarich Masehi mulai. Dengan demikian maka pertebaran
keselatan terjadi sebelum tahun 1500 sebelum kristus yaitu kira-kira 2000 sebelum
kristus. Begitu juga pertebaran ketimur yang mengisi pulau-pulau yang terletak di lautan
Fasifik yang terbentang sejak dari Irian sampai dekat ke pantai Amerika. Bangsa-bangsa
yang bertebaran ini menjadi bangsa-bangsa yang asli dan menjadi penduduk yang
berumah tangga di Annam, Kamboja, Laos, Madagaskar, Indonesia, Semenanjung
Melayu, dan sebagainya yaang dipengaruhi oleh iklim dan suasana yang berbeda
mempengatuhi palu ke dalam cara produksinya menimbulkan perbedaan-perbedaan
antara mereka.

Berdasarkan uraian diatas, maka pada zaman prasejarah di Asia Tenggara terjadi gerak
manusia dari utara ke selatan dalam kelompok gelombang:

1. Zaman Mesolitikum (Austrolida, Weddoida, Negrito dan Melanesia)


2. Zaman sesudahnya (Neolitikum, Logam) yaitu keturunan Austria (Austronesia atau
Indonesia).

Masing masing dengan kehidupan kebudayaannya, cara hidup dan produksi serta
perkakas-perkakas produksinya. Bangsa-bangsa yang kemudian menjadi keturunan
mereka, terutama keturunan kelompok gelombang kedua, setelah bertempt tinggal secara
tempat ditanah yang menjadi pendukung sejarah atau peran sejarah berlangsung dan
berputar diwilayah masing-masing di Asia Tenggara.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Dewi Sari Hafniat.2013.Sejarah Indonesia.Medan:Unimed Press.
Lubis,Dewi Sari Hafnita.2013.Sejarah Asia Tenggara.Medan:Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai