Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

KKL KEBUDAYAAN HINDU BUDHA (JAKARTA-CIREBON)


“Situs Peninggalan Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KKL Kebudayaan Hindu Budha

Dosen Pembimbing : Dr. Kartono, M.Si.


Disusun :
Dewi Samawati (1801020018)
Aditia Ismara (1801020020)
Nur Faiz Rizki P (1801020021)
Tri Ayu Widiyani (1801020023)
Eka Nur Sahara AP (1801020024)
Melina Damayanti (1801020025)
Kurnia Tri Setiaji (1801020026)
Hilmy Mufid S (1801020027)

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PURWOKERTO
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya kami akhirnya bisa menyelesaikan laporan KKL Kebudayaan Hindhu
Budha yang berjudul “Situs Peninggalan Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi" ini
dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing bapak Dr. Kartono, M.Si yang telah memberikan bimbingan serta
masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan laporan ini. Rasa terima kasih
juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan bisa
selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan laporan ini, namun kami menyadari bahwa di dalam laporan ini masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran
serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya laporan lain yang lebih baik
lagi. Akhir kata, kami berharap agar laporan bisa memberikan banyak manfaat bagi
pembaca sekalian.

Purwokerto, 22 April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Taman Sari Gua Sunyaragi ditinjau dari Situs Peninggalan Sejarah .. 3
2.2 Latar belakang berdirinya Taman Sari Gua Sunyaragi ....................... 5
2.3 Bangunan-Bangunan Gua di Sunyaragi beserta fungsinya ................. 8
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 16
3.2 Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17
LAMPIRAN ..................................................................................................... 18

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan salah satu mata kuliah yang ada
di program studi Pendidikan Sejarah UMP. KKL pada tahun ini melibatkan
mahasiswa semester 4 dan semester 2 dan diselenggarakan di Kota Jakarta dan Kota
Cirebon. Untuk laporan KKL semester 2 ditugaskan meneliti situs-situs
peninggalan Kota Cirebon. Kelompok kami, ditugaskan meneliti situs Taman Sari
Gua Sunyaragi.
Kota Cirebon pada awalnya termasuk salah satu daerah kesultanan yang (
pada saat ini kesultanan lebih berfungsi sebagai lembaga pelesterian budaya )
Tamansari Gua Sunyaragi adalah salah satu peninggalan sejarah di Kota Cirebon,
setelah keraton-keraton, seperti Kasepuhan, Kanoman, Kaprabonan, kacirebonan
dan Mesjid Wali Sang Ciptarasa. Letak tamansari ini hanya beberapa ratus meter
dari jalan by pass Brigjen A.R.Darsono, luas situs ini lebih kurang 1,5 ha.
Berdasarkan bentuk dan komposisi bangunannya Tamansari Gua Sunyaragi
merupakan sebuah taman air yang amat indah.
Tahun 1852 M bangunan tersebut mengalami perbaikan yaitu pada zaman
pemerintahan Sultan Syamsudin IV, setelah dilanda kerusakan oleh pihak Belanda
pada tahun 1787 M, yakni pada zaman pemerintahan Sultan Matangaji Tajul Arifin,
yang bersifat non kooperatif dengan pemerintahan Belanda.
Pada tahun 1937-1938 M pernah dipugar oleh pemerintahan Belanda yang
pelaksanaannya diserahkan kepada seorang petugas Dinas Kebudayaan di
Semarang Krijsman namanya. Krijsman dalam menangani hanya mengerjakan
bagian-bagian bangunan memper-kuat konstruksi aslinya dengan menambah
tiang/pilar bata penguat terutama pada bagian atap-atap lengkung dan bahkan
kadang-kadang menghilangkan bentuk aslinya, karena mungkin dianggap
bangunan itu membahayakan bangunan keseluruhan-nya, seperti dikomplek Gua
Pengawal dan sayap kanan kiri tara gedung Jinem dan Mande Beling.
Pada zaman Orde Baru dimana tengah dilaksanakannya pembangunan
Nasional, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Perlin-dungan dan Pembinaan

1
Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan, memugar
taman ini secara keseluruhan sejak tahun 1976 sampai tahun 1984, Setelah selesai
pemugaran pengunjung Tamansari Gua Sunyaragi semakin meningkat.
Untuk pembahasan lebih lengkapnya, akan dibahas di bab pembahasan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Taman Sari Gua Sunyaragi ditinjau dari Situs Peninggalan
Sejarah?
2. Apa latar belakang berdirinya Taman Sari Gua Sunyaragi?
3. Apa saja Bangunan-Bangunan Gua di Sunyaragi beserta fungsinya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Taman Sari Gua Sunyragi ditinjau dari Situs Peninggalan
Sejarah.
2. Untuk mengetahui sekilas latarbelakang berdirinya Taman Sari Gua
Sunyaragi.
3. Untuk mengetahui bangunan-bangunan gua di Sunyaragi beserta fungsinya.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Taman Sari Gua Sunyaragi ditinjuan dari Situs Peninggalan Sejarah
Walaupun telah mengalami pemugaran, tidak kurang dari delapan puluh
empat persen Tamansari Gua Sunyaragi yang terdiri atas bangunan-bangunan kuno,
masih asli dalam keadaan tidak utuh. Sisanya yang hanya empat belas persen telah
mengalami sentuhan renovasi, rekonstruksi dan pergantian material atau bahan-
bahan kontruksi.
Dari keadaan seperti itu dapat kita amati dan kita cermati sehingga
menghasilkan suatu asumsi yang meyakinkan tentang adanya pentahapan
berdirinya Tamansari Gua Sunyaragi, walaupun versi Caruban Nagari ( yang
muncul pada tahun tujuh puluhan ) hanya menyebutkan angka tahun 1703 M. Selain
dari pada corak ragam hias pola-pola bahan bangunan dan bahan konstruksi,
pentahapan berdirinya gua Sunyaragi juga diperkuat dengan adanya beberapa
candrasengkala.
Candrasengkala-candrasengkala yang telah diketahui disana semua berupa
relief dan patung-patung saja, bukan berupa tulisan kalimat-kalimat atau kata-kata.
Hal tersebut memang mempersulit orang awam untuk mengetahui angka tahun
secara langsung. Candrasengkala-candrasengkala tersebut letaknya tidak satu
tempat tetapi menyebar ketempat-tempat strategis yang satu sama lain terpisah.
Berikut ini adalah deskripsi tentang candrasengkala-candrasengkala tersebut.
1. Di depan Gua Peteng
 Bentuk : Gajah Derum Diatas Air
 Bunyi : Gajah Derum Tirta Linuwih
 Pengertian Dalam Bahasa Indonesia : Gajah Derum (Semacam Rebahan)
Berlebi
 Alih Wilangan : Gajah=8, Derum=5, Tirta=4 Dan
Linuwi
 Tahun Saka : 1458ς
 Tahun Masehi : 1458 + 78 = 1535

3
2. Di tepi Barat Taman Bujenggi
 Bentuk : Patung Garuda Dililit Ular
 Bunyi Candrasengkala : Bujangga Ratu Obahing
Bumi
 Pengertian Dalam Bahasa Indonesia : Ular Raja Penggerak Bumi
(Dua Kata Terakhir Digambarkan Dengan Garuda)
 Alih Wilangan : Bujangan= 8, Ratu = 1, Obah
= 6 dan Bumi = 1
 Tahun Saka : 1628 Σ
 Tahun Masehi : 1618 + 78 = 1696 M

4
3. Di depan gua Arga Jumut
 Bentuk : Monumen Relief Senjata Api
 Bunyi Candrasengkala : Braja Asta Rarasing Bumi
 Pengertian Dalam Bahasa Indonesia : Senjata Tangan Indahnya Bumi
 Alih Wilangan : Braja = 5, Asta = 2, Raras = 6 Dan
Bumi
 Tahun Saka : 1625 Σ
 Tahun Masehi : 1625 + 8 = 1703 M
Dari deskripsi tersebut diketahui, bahwa angka tahun di gua Sunyaragi
terdiri atas :
1. Tahun 1536 M (1458 Σ)
2. Tahun 1696 M (1618 Σ)
3. Tahun 1703 M (1625 Σ)
Angka-angka tahun yang lain mungkin saja masih ada. Akan tetapi yang
berhasil diketahui baru 3 macam. Sedangkan bunyi candrasengkala yang tiga paket
tersebut sudah ada dan merupakan penuturan secara turun temurun sejak dahulu
kala.
2.2 Latar belakang berdirinya Taman Sari Gua Sunyaragi
Nur Giri Sapta Rengga,sebuah pesanggrahan yang telah dikenal sejak belum
berdirinya kota Cirebon. Tempat tersebut letaknya di sebelah barat bukit Amparan
Jati. Gunung sembung tepatnya. Banyak kegiatan yang dilaksanakan di
pesanggrahan ini. Selain tempat untuk memperdalam ilmu agama islam, Nur Giri
Sapta Rengga ini juga digunakan untuk tempat penggemblengan fisik dan mental.
Semenjak Ong Tien Nio dikebumikan di gunung sembung, yang kemudian disusul
oleh keluarga Syekh Syarif Hidayatullah dan para keturunannya; gunung sembung
akhirnya penuh dengan makam-makam keluarga Sunan Gunung Jati dan Pangeran
Cakrabuwana.
Melihat keadaan seperti itu, Pangeran Emas Muhammad Arifin II mulai
bangkit inisiatifnya, ingin mendirikan sebuah Pesanggrahan yang baru untuk
menggantikan Nur Giri Sapta Rengga. Keinginan tersebut segera dirundingkan
dengan uwanya, Pangeran Losari dan disampaikannya kepada Raden Sepat dari

5
Demak yang kemudian disepakati untuk mendirikan sebuah pesenggrahan di tepi
Timur Segaran (danau ) Jati pada tahun 1458 Saka dengan fungsi utamanya untuk
berkhalawat/bertahanuts atau untuk menepi. Setelah bangunan-bangunan berdiri,
maka tempat tersebut diberi nama Sunya Ragi. Dengan pengertian, Sunya berarti
sunyi dan Ragi berarti raga. Sedangkan sebutan taman kelangenan diposisikan di
depan nama pesenggrahan tersebut yang memiliki makna tidak berbeda dengan
taman sari. Sehingga sebutan lengkap areal pesanggrahan tersebut menjadi “Taman
Kelangenan Sunya-ragi”. Oleh karena sebutan tersebut kelangenan memiliki makna
yang sama dengan istilah taman sari maka pesanggrahan tersebut dikenal pula
dengan sebutan “Taman Sari Sunyaragi”. Selanjutnya pesanggrahan tersebut lebih
dikenal dengan gua Sunyaragi.
Berikut ini adalah sebutan-sebutan lengkap atas situs pesanggrahan tersebut,
baik untuk suasana formal maupun nonformal, baik ragam lisan maupun tulisan,
Taman Kelangenan Sunyaragi, Taman Sari Sunyaragi, Taman Kelangenan Gua
Sunyaragi, Taman Sari Gua Sunyaragi, Gua Sunyaragi. Sebutan yang terakhir itulah
yang kini paling populer, baik untuk bentuk formal maupun nonformal, baik secara
lisan maupun tertulis. Latar belakang berdirinya gua Sunyaragi ini hanya dapat
diperoleh beritanya dari versi Carub Kanda. Sedangkan dari versi Caruban Nagari
atau disebut juga versi Purwaka, gua Sunyaragi tidak terinformasi secara detil atau
mendalam.
Versi Caruban Nagari, sebuah versi yang berdasarkan buku “Purwaka
Caruban Nagari”, tulisan tangan Pangeran Karangan tahun 1720, mengatakan
bahwa gua sunyaragi didirikan oleh Pangeran Karangan (bergelar Arya Caruban),
adik Sultan Sepuh II pada tahun 1703 M. Konon pembangunan gua sunyaragi
dilanjutkan oleh putra-putra pangeran tersebut, yaitu Pangeran Carbon Martawijaya
dan Pangeran Carbon Adiwijaya dan diteruskan lagi oleh Pangeran Abu Hayat, adik
ipar mereka. Versi Caruban Nagari ini merupakan versi yang didukung oleh berita
tertulis dari buku kuno yang ditulis tangan Pangeran Kararangan sendiri dengan
judul “Purwaka Caruban Nagari” Tahun 1720 M. Oleh karena versi ini memiliki
pembuktian tertulis, maka versi inilah yang dijadikan pegangan, terutama untuk

6
kepentingan penelitian karya ilmiah. Dari versi ini lalu muncul berbagai persepsi
yang bernada minor terhadap berita tersebut.
Mereka berpendapat bahwa kemungkinan Pangeran Kararangan ingin
menonjolkan diri sangatlah besar, sebab saat itu pengaruh budaya barat telah
tumbuh diantara kaum bangsawan Cirebon. Sehingga wajarlah bilamana dia tidak
menyebutkan periode-periode sebelumnya didalam tulisannya, “Purwaka
Caruban Nagari”. Sementara itu versi lama yang telah lama muncul sebelum
ditemukannya Purwaka Caruban Nagari, yakni versi Carub Kanda (bukan CK
carang seket tetapi berita lisan yang dituturkan turun temurun oleh para bangsawan
Cirebon), menceritakan bahwa gua Sunyaragi didirikan dalam tiga periode.
Periode Pertama, berupa gua Pangawal, gua Pawon, Gua Lawa, kompleks
gua Peteng, gua Kelanggengan dan gua Padang Ati. Bangunan-bangunan tersebut
didirikan oleh Pangeran Emas Muhammad Arifin II (bergelar Panembahan Gusti
Ratu Pangkuwati I), cicit dari Syekh Syarif Hidayatullah pada pertengahan abad
XVI konon pada periode pertama ini diperoleh bantuan, baik berupa moril maupun
materil dari Raden Sepat ( utusan dari Demak ) dan Pangeran Losari (seorang cucu
dari Sunan Gunung Jati atau Uwa Pangeran Emas) serta dari orang-orang
Cina,terutama para keturunan-keturunan pengiring dan pengawal-pengawal Putri
Cina istri Sunan Gunung Jati yang berasal dari dataran Cina yang bernama Ong
Tien Nio atau Ratu Rara Sumanding.
Periode kedua, tahun 1625 M, atsu tahun 1703 M. Oleh Pangeran
Kararangan ( adik Sultan Sepuh II, bergelar Pangeran Arya Carbon) berupa gua
Arga Jumut, Bale Kambang dan Mande Beling. Sedangkan periode katiga
diprakarsai oleh Sultan Sepuh V, Pangeran Amir Sidik (bergelar Pangeran
Matangaji) pada abad 18,sepuluh tahun sebelum Belanda memporak poranda gua
Sunyaragi. Tempat-tempat yang dibangunnya berupa gua Panda Kemasan, gua
Simanyang dan Bangsal Jinem. Semuanya berada di bagian depan arel kompleks
gua Sunyaragi. Versi Carub Kanda (bukan Carub Kanda Carang seket) ini memiliki
banyak kelemahan, karena tidak ada faktor-faktor pendukung yang tertulis.
Informasi yang penulis sampaikan ini hanya berdasarkan ceritera turun temurun
dari para kemit dan ngabehi-ngabehi terdahulu hingga sekarang, dengan

7
narasumber Pangeran Ida Jayakelana (Elang Idut), seorang ngabehi presil
Sunyaragi, Wewengkon Kraton Kesepuhan.
2.3 Bangunan-Bangunan Gua di Sunyaragi beserta fungsinya
Taman Sari gua sunyaragi sebenarnya merupakan kompleks bangunan-
bangunan kuno. Bangunan-bangunan yang dimaksud telah mempunyai nama-nama
yang satu sama lain berbeda. Nama-nama tersebut umumnya disesuaikan dengan
fungsi masing-masing atau suasana sekitar. Menurut tradisi, nama-nama setiap
bangunan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Gua Pengawal : gua ini terletak disebelah selatan pada areal bagian
depan. Diyakini merupakan bangunan yang paling awal didirikan dan
berfungsi sebagai tempat istirahatnya para pengawal /pengiring keluarga
kraton yang berkunjung ke gua sunyaragi.

2. Gua Pande Kemasang : gua ini terletak di sebelah utara pada areal bagian
depan. Konon gua pande kemasan ini didirikan oleh sultan sepuh kasepuhan
V, pangeran Amir Sidik (bergelar Pangeran Matangaji) pada abad kedela-
pan belas, satu dasa warsa sebelum Belanda memporak porandakan gua
Sunya-ragi. Gua ini sekarang tinggal puing-puingnya saja, tanpa bentuk
yang jelas.
3. Bangsal Jinem : Bangunan ini tidak berbentuk gua tetapi berbentuk
tribune Konon dahulu digunakan untuk duduknya sultan dan keluarga serta
pengawal-pengawalnya ketika mereka menyaksikan atraksi para prajuritnya

8
dalam kecakapan peperangan dan bela diri. Jinem adalah akronim puji dan
gunem; puji berarti sanjung dan gunem bararti berbicara atau berpidato.
Demikianlah sultan selalu menyempatkan diri untuk memberi pengarahan
dan doabagi para prajuritnya yang akan melakukan latihan ataupun atraksi
dalam kecakapan peperangan dan bela diri di alun-alun taman kelangenan
Sunyaragi. Pengarahan dan doa tersebut selalu saja disertai puji-pujian
terhadap Allah Swt.

4. Gua Pawon : Gua ini adalah bekas tempat untuk mempersiapkan


konsumsi bagi sultan dan keluarganya, ketika mereka mengunjungi , atau
berekreasi ke gua Sunyaragi.

9
5. Mande Beling : merupakan bangunan joglo beratap sirap dengan
bentuk kerucut. Lantainya terbuat dari marmer yang mengkilap seperti
beling. Dahulu bangunan ini hanya digunakan untuk pemidangan (ber-
santai).

6. Gua Lawa : Bangunan ini adalah bekas sarang kelelawar.


Sebelum Gua Sunyaragi dipugar banyak sekali kelelawar yang bersarang di
Gua ini.

10
7. Gua Padang Ati : Padang berarti terang dan ati adalah hati.
Demikianlah, gua ini dikhususkan bagi keluarga krato yang mempunyai
cita-cita tetapi belum tercapai atau mempunyai permasalahan tetapi belum
terpecahkan. Mereka biasanya menyepi di gua ini untuk memperoleh ilham
atau inspirasi sebagai penerang hati. Gua ini memiliki dua kamar
pershalatan yang salah satunya dialiri air untuk berwudhu.
8. Gua Kelanggenan : Gua ini terletak di bawah gua padang ati, dilalui
oleh saluran airyang mengalir dari gua Langse. Di dalamnya terdapat
bentukan menyerupai altar dan dahulu digunakan sebagai tempat duduk
dikala sedang berkholawat. Untuk masuk kedalam gua ini, sampai sekarang
kita harus melalui saluran air yang menembus ruangruang bagian dalam.
Konon gua ini digunakan untuk menyepi bagi mereka yang menghendaki
kelanggenggan dalam hidupnya.

11
9. Kompleks Gua Peteng

Bangunan ini merupakan kompleks yang terdiri atas:

a. Gua Peteng : Peteng berarti gelap. Gua ini merupakan gua yang
paling gelap di gua Sunyaragi. Di dalamnya terdapat kamar yang sangat
kecil dengan dua lubang dangkal yang diyakini sebagai bakas jalan rahasia
yang tembus ke gunung jati.

b. Gua Langse : sesuai dengan data yang ada di saana konon gua ini gua
yang bertiraikan air terjun. Langse berarti tirai. Air yang mengalir dari
segaran atau danau jati, untuk irigasi sawah-sawah penduduk dan kraton,
memang harus melalui bagian atas gua ini. Sedangkan kedudu-kan
lokasinya sama rendahnya dengan lokasi gua kelangenan.

12
c. Bangsal Pengulingan atau disebut juga ruang Panembahan. Dahulu lokasi
yang berbentuk kamar ini merupakan ruang-ruang khusus untuk putra-putra
kraton. Di dalamnya terdapat tempat petirtaan dengan menggunakan pintu
gebyog sebagai penyekatnya.
d. Ruang Kaputren : adalah bekas ruangan khusus untuk para putri kraton.
Dilengkapi dengan ruang peristirahatan, kamar permandian dan ruang hias.

e. Ruang Patung Putri Cina : dahulu di dalam ruangan ini terdapat patung
putri Cina atau Ratu Rara Sumanding yang terbuat dari kayu cendana.
f. Cungkub Puncit : bangunan ini berbentuk joglo dengan atap sirap
berbentuk kerucut. Ditengah-tengahnya terdapat bak air bertutup papan jati
untuk pendingin ruang patung Putri Cina. Selain untuk pendingin juga

13
digunakan untuk duduknya para penjaga, karena bagian atasnya bertutupkan
papan jati.
10. Bale Kambang : sejak dahulu sampai sekarang bangunan ini lebih
banyak digunakan sebagai tempat bersantai atau pemidangan. Bangunannya
berbentuk joglo, beratap sirap dan berbentuk kerucut.
11. Gua Arga Jumut : Konon gua Jumut ini didirikan oleh Karangan, adik
Sultan Sepuh II yang beupa rgelar Arya Carbon pada tahun 1625 (Candra
Sengkala: Braja Asta Rarasing Bumi ) atau tahun1903 M. Maka arga jumut
berasal dari kata Argha yang berarti jamuan dan jumut berarti mengambil.
Fungsinya memang untuk mengambil jamuan, terutama setelah bersampan
atau berperahu mengelilingi segaran atau danau Jati. Ruangan – ruangan
yang terdapat di dalamnya antara lain:
- Ruang Jamuan
- Ruang Pertemuan
- Ruang Pemidangan
- Dapur
- Menara jaga dan
- Dua buah bak pendingin di atas ruang jamuan

12. Gua Simanyang : Gua Simanyang adalah sebuah gua yang berada di
depan wilayah taman air Sunyaragi mengingat fungsinya sebagai pos
penjagaan dan garda depan dari ancaman dunia luar.

14
Selain yang telah diuraikan diatas, masih ada satu bangunan lagi
yang jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan tadi ia termasuk
bangunan paling baru. Bangunan tersebut adalah gedung Pesanggrahan.

Di dirikan pada tahun 1884 M oleh Ratu Mas Adimah, ibunda Sultan Sepuh
X. Bersamaan dengan dibangunnya gedung Pesanggrahan dibangun pula
sandaran air pada kolam Pesanggrahan yang terletak di depan gedung
tersebut Sedangkan fungsi gedung Pesanggrahan sendiri dahulu digunakan
sebagai tempat peristirahatan bagi keluarga kraton yang ingin meluangkan
waktunya untuk tinggal beberapa hari di Taman Sari Sunyaragi

15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa walaupun
telah mengalami pemugaran, tidak kurang dari delapan puluh empat persen
Tamansari Gua Sunyaragi yang terdiri atas bangunan-bangunan kuno, masih asli
dalam keadaan tidak utuh. Sisanya yang hanya empat belas persen telah mengalami
sentuhan renovasi, rekonstruksi dan pergantian material atau bahan-bahan
kontruksi. Cerita didirikannya Taman Sari Sunyaragi ada beberapa sumber yaitu
dari Carub Kanda dan Caruban Nagari.
Selain itu, Taman Sari gua sunyaragi merupakan kompleks bangunan-
bangunan kuno. Bangunan-bangunan yang dimaksud telah mempunyai nama-nama
yang satu sama lain berbeda, yaitu ada gua arga jumut, gua pengawal, gua pawon,
bangsal jinem, gua padang ati, gua peteng, gua pande kemasang, gua kelanggenan,
gua simanyang dsb, yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Demikianlah laporan yang penulis buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.
Karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Dan penulis
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Sekian penutup dari
penulis semoga dapat diterima di hati dan penulis ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
Tjahjono, Budi. 2015. “Obyek Wisata Situs Peninggalan Sejarah Sebagai Karya
Arsitektur”.
https://sttcirebon.ac.id/eJournals/Arsitektur/ObyekWisataSitusPeninggalan
Sejarah_Ir_Drs_BudiTjahjono_MT.pdf. Diakses 01 Mei 2019.

17
LAMPIRAN

18
19

Anda mungkin juga menyukai