OLEH:
KELAS XI IPS 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang
Masalah......................................................................1
B. Perumusan Masalah………………….………………………………2
C. Tujuan Penelitian………………………………….…………………3
D. Manfaat Penelitian…………………….……………………………..3
A. Kesimpulan………………………………………………………….25
B. Saran…………………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...26
DAFTAR LAMAN……………………………………………………………...27
LAMPIRAN…………………………………………………………………….28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan yang ada di
Negara Indonesia, membuat Indonesia menjadi kaya akan budaya bangsa,
terlebih banyak sekali masyarakat yang mempertahankan budaya tersebut
yang di wariskan oleh nenek moyang mereka. Budaya merupakan suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
iv
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang ada ini
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Salah satu hasil kebudayaan yang sampai saat ini masih diwariskan oleh
masyarakat ialah upacara perkawinan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterprestasikan lingkungan dan pengalamannya serta menjadi
kerangka landasan bagi terwujudnya kelakuan (Soekanto, 1981 : 238).
Kebudayaan merupakan pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh
yang bersangkutan dan yang diselimuti perasaan-perasaan manusia serta
menjadi sistem nilainya. Hal itu terjadi karena kebudayaan diselimuti oleh
nilai-nilai moral yang bersumber dari nilai-nilai, pandangan hidup dan
sistem etika yang dimiliki manusia.
v
Dalam berbagai prasasti, Sumatra disebut dalam bahasa
Sanskerta dengan istilah: Suwarnadwipa ("pulau emas")
atau Suwarnabhumi ("tanah emas"). Nama-nama ini sudah dipakai dalam
naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk
paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-
pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam
cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang
diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa.
B. Perumusan Masalah
Penelitian terhadap film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer
dimaksudkan untuk memperoleh nilai-nilai pendidikan karakter yang
sebenarnya ingin disampaikan penulis kepada penonton dan berkaitan
dengan ketepatannya jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari. Jadi, dalam
penelitian ini penulis akan memfokuskan pada nilai-nilai pendidikan
karakter dalam film tersebut.
vi
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan di atas, maka penulis
merumuskan masalah yang akan dijadikan fokus penelitian penulis sebagai
berikut.
1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter pada Film Dua Garis Biru
karya Gina S. Noer?
2. Apa saja makna yang terkandung pada Film Dua Garis Biru karya
Gina S. Noer?
3. Apa pesan atau hikmah pada Film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter pada Film Dua Garis Biru
karya Gina S. Noer jika ditinjau dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan memahami arah penelitian ini, maka penulis
merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai pendidikan karakter pada
Film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer,
2. Untuk mengetahui dan memahami makna yang terkandung pada Film
Dua Garis Biru karya Gina S. Noer,
3. Untuk mengetahui dan memahami pesan atau hikmah pada Film Dua
Garis Biru karya Gina S. Noer yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari,
4. Untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai pendidikan karakter pada
Film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer jika ditinjau dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi penonton Film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca sekaligus
merupakan penonton film Dua Garis Biru karya Gina S. Noer untuk
vii
mengetahui dan memahami nilai-nilai pendidikan karakter yang
sebenarnya ingin disampaikan penulis.
BAB II
A. SUKU
1.SUKU MELAYU
viii
ada di Sumtara. Suku Melayu tersebar di wilayah-wilayah Sumatra,
kalimantan, Thailand bahkan sampai ke India.
3. SUKU NIAS
6. SUKU MINANGKABAU
ix
daratan Riau, Bagaian Utara Bengkulu, Barat Daya Aceh, Bagian
Barat Jambi, Pantai Utara Sumatra Utara, hingga di Negeri Sembilan
Malaysia.Suku Minang ini adalah suku yang menanut sistem
Matrilineal. Dan juga suku ini satu rumpun dengan suku melayu.
Suku Batak Toba masih satu bagian dari suku Batak, dan
tersebar di beberapa wilayah antara lain Kabupaten Toba Samosir,
Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten
Tapanuli Utara dan sebagian juga ada di Kabupaten Dairi,Kabupaten
TapanuliTengah, Kabupaten Sibolga dan sekitarnya.
Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang
beragam antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak
Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis Sibolga
Pesisir, dan etnis pendatang.
x
mendukung dalam pasar pariwisata di Sumatera Utara. Walaupun
begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat
perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat
berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau
di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang
memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini
tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.
Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis yaitu :
xi
nilai jual hingga ke mancanegara, daerah ini juga memiliki
kekayaan situs megalitik dan daerah ini masih tergolong daerah
yang orisinal yang belum terlindas dengan kemajuan zaman karena
didaerah ini masih banyak peninggalan megalitik seperti kampung
batu, nilai budaya yang tradisional dan banyak lagi yang sangat
bernilai tinggi, dan menurut cerita masyarakat setempat, daerah
tersebut sudah direncanakan untuk dijadikan salah satu zona situs
megalitik yang dilindungi dunia. Etnis Sibolga Pesisir ini juga
memiliki berbagai budaya dan adat istiadat yang khusus yang juga
memiliki nilai sejarah yang sangat berharga.
10. SUKU MENTAWAI
xii
13. SUKU MUSI SEKAYU
B. Makanan Adat
xiii
C. Kebisaan / Tradisi
1. Lompat Batu
Lompat batu yang dikenal juga hombo batu berasal dari Desa
Bawo Mataluo Nias, Kabupaten Nias Selatan. Desa ini dikenal dengan
situs megalitik atau batu besar berukir, dan di dalamnya terdapat Omo
Hada yaitu perumahan tradisional khas Nias. Tradisi ini merupakan
ritual wajib bagi para lelaki sebagai simbol menuju kedewasaan. Setiap
lelaki yang akan menikah harus mampu melompati batu setinggi dua
meter melalui sebuah batu kecil sebagai pijakan.
2. Mangokkal Holi
Mangokkal Holi berarti mengambil tulang-belulang dari leluhur
dari dalam kuburan lalu ditempatkan di dalam peti dan diletakkan
dalam tugu khusus. Inti dan tujuan dari tradisi ini adalah untuk
mempertahankan silsilah garis keturunan marga, dan juga
menunjukkan eksistensi dan taraf hidup keluarga yang
melaksanakannya. Suku Batak percaya dengan menempatkan bagian
tubuh dari leluhur di tugu merupakan simbol bahwa mereka tidak
pernah lupa dengan nenek moyangnya. Tradisi Ritual Mangokkal Holi
digelar secara meriah selama beberapa hari dengan memotong
beberapa hewan ternak.
3. Kenduri Laut
Tradisi Kenduri Laut berasal dari Tapanuli Tengah, dilaksanakan
satu tahun sekali pada bulan Oktober. Kenduri Laut digelar dengan
seremonial yang melibatkan semua elemen dari 11 kecamatan yang
ada di Tapanuli Tengah. Kenduri Laut mulai digelar pada malam
kemudian berlanjut hingga siang hari. Tradisi ini menjadi wujud
ungkapan rasa syukur masyarakat Batak di Tapanuli Tengah kepada
Tuhan atas melimpahnya hasil laut dan pertanian.
4. Balimau
Balimau adalah tradisi mandi membersihkan diri menjelang bulan
ramadhan. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan oleh masyarakat
Minangkabau di lubuak atau sungai. Selain itu Balimau juga memiliki
makna lainnya yaitu mensucikan bathin dengan bermaaf-maafan satu
sama lain sebelum menyambut bulan suci ramadhan.
5. Makan Bajamba
Makan bajamba sering juga disebut Makan Barapak, tradisi ini
sampai sekarang masih jamak dilakukan oleh masyarakat
xiv
Minangkabau. Makan Bajamba adalah tradisi makan dengan cara
makan bersama di sebuah tempat, biasanya dilakukan pada hari besar
islam, upacara adat atau acara-acara penting lainnya. Tradisi makan
bajamba diperkirakan masuk ke Sumatera Barat seiring dengan
masuknya islam ke Ranah Minang pada abad ke-7. Maka tidak heran
banyak adab dalam makan bajamba yang sesuai dengan syariat islam.
6. Pacu Itiak
Pacu Itiak (Balapan Itik) adalah salah satu tradisi unik dari
Sumatera Barat khususnya di daerah Payakumbuh dan Limapuluh
Kota. Event Pacu Itiak biasanya dilaksanakan di 11 tempat berbeda di
Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Tata cara
perlombaan Pacu Itiak ini adalah dengan melemparkan Itiak sehingga
Itiak pun terbang menuju garis finish. Itiak yang paling cepat mencapai
garis finish akan dinyatakan sebagai pemenang. Jarak tempuh satu
lintasan Pacu Itiak ini biasanya sepanjang 800 meter.
D. Upacara Adat
1. Batagak Penghulu
xv
menyisipkan sebilah keris sebagai tanda serah terima jabatan, akhirnya
penghulu baru diambil sumpahnya.
2. Tabuik
Tradisi Tabuik merupakan upacara adat yang dilakukan pada setiap
tanggal 10 Muharam. Kegiatan ini kabarnya memperingati wafatnya
Husein, cucu dari Nabi Muhammad SAW dan lebih dikenal dengan
sebutan hari Asyura. Acara ini pertama kali dikenalkan oleh tentara
Tamil muslim yang berasal dari India pada tahun 1831. Adapun makna
Tabuik sendiri merupakan pengusungan jenazah. Pada mulainya,
tradisi ini merupakan adat Syi’ah, anehnya seiring berjalan waktu, tak
sedikit penganut Sunni yang turut melakukannya.
3. Balimau
Balimau merupakan upacara atau tradisi agama Hindu yang masih
mengakar di Sumatera Barat. Upacara ini yakni dengan membersihkan
diri di sungai atau di tempat-tempat pemandian umum. Diadakan saat
sebelum bulan Ramadhan, Balimau bertujuan untuk menyucikan diri
secara lahir dan batin. Beberapa hal yang unik dari tradisi ini adalah
cara mandinya dengan menggunakan air limau atau jeruk nipis. Jeruk
nipis dipercaya dapat membasuh kotoran serta keringat yang melekat
pada kulit.
E.Pakaian Adat
xvi
2. Ulos – Sumatra Utara
xvii
4. Aesan Gede dan Aesan Pasangko – Sumatra Selatan
xviii
5. Kebaya Labuh dan Teluk Belanga – Riau
xix
F.Bahasa
Aceh:
Aceh
Alas
Devayan
Gayo
Haloban
Kluet
Lekon
Sigulai
Singkil
Simalur
Sumatra Utara:
Angkola
Dairi
Karo
Lubu
Mandailing
Medan
Melayu Deli
Melayu Langkat
xx
Melayu Pesisir (Maye-maye)
Nias
Padang Lawas
Pakpak
Simalungun
Toba
Riau:
Akit
Anak Laut (Orang Laut)
Bangka
Bengkalis
Melayu Riau
Melayu Siak
Ocu (Kampar)
Rokan
Sakai
Sumatra Barat:
Minang
Mentawai
Rao
xxi
Jambi:
Kerinci
Kubu (Anak Dalam)
Melayu Jambi
Sumatra Selatan:
Komering
Kubu (Anak Dalam)
Lahat
Melayu Palembang
Musi
Ogan
Pasemah
Bengkulu:
Enggano
Kaur
Haji
Rejang
Lampung:
xxii
Lampung
Lain-lain:
Col
Duano
Loncong
Melayu Tengah
Pekal
G. Mata pencaharian
xxiii
BAB III
xxiv