Anda di halaman 1dari 56

TOPONIMI

1
Pendahuluan (1)
• Toponim (toponym) dari 2 kata : topo dan nym (nim)
• Topo dari topos, artinya tempat atau permukaan dan
nym = nama
• Topografi bumi adalah gambaran permukaan bumi
atau (rupabumi) – Geografi adalah salah satu aspek
dari “topografi Bumi”
• Ada istilah topografi daratan, topografi dasar lautan,
topografi Bulan atau topografi Mars, Venus dsb.;
• Toponym adalah nama unsur-unsur topografi atau
nama unsur geografi, atau nama geografis atau
nama Rupabumi
• Toponymy (toponimi) adalah ilmu tentang
penamaan unsur geografi/topografi (rupabumi) atau
totalitas dari toponim dalam suatu region

2
Pendahuluan (2)
• Manusia lahir di Bumi dengan 2 atribut:
– Nama diri (antroponim, anthroponym)
– Tempat lahir (toponim, toponym)
• Atribut ini tercatat dalam semua indentitas manusia sampai
di batu nisannya
• Manusia dpt kehilangan semua harta benda, tetapi tidak
kedua atribut
• Kalau seorang berjasa namanya dapat dikenang sepanjang
masa(Commemorative name)
• Contoh: Mount Everest dari nama surveyor John Everest;
Tasmania dari Abel Tasman; Washington,DC dari George
Washington, dll.

3
Ruang Lingkup Toponimi
• PBB (Persatuan Bangsa Bangsa)memberi pedoman atas
6 unsur yang perlu diberi nama:
– Natural landscape features (Unsur bentang alam alami)
– Populated Places and localities (tempat-tempat
berpenduduk dan lokalitas lainnya)
– Civil/political subdivisions (Pembagian pemerintahan/
politik (Provinsi, kabupaten, kecamatan, distrik dst.)
– Administrative areas (Kawasan administratif) : Taman
Nasional, Hutan Lindung,Hutan Raya, Kawasan suaka
margasatwa, etc.
– Transportation routes (jalur-jalur transportasi): jalan, jalan
tol, trails,dsb
– Other constructed features (Unsur-unsur yang dibangun,
lainnya): bandara, pelabuhan, bendungan, jembatan,
monumen, gedung, mercu suar, dsb.)

4
Mengapa PBB berperan
• Peranan nama rupabumi dalam kehidupan
manusia
• Peranan peta sebagai sumber informasi
nama rupabumi
• Peranan abjad dalam peta bagi
komunikasi antar bangsa

5
Peranan nama rupabumi dalam
kehidupan manusia
• Begitu manusia dari bangsa nomad mulai menetap maka mereka
mulai memberi nama bentang alam yang ada sekitar kehidupan
mereka atau yang tampak dari tempat mereka.
• Muncul nama-nama pohon atau binatang yang mereka lihat utk
mengidentifikasi lokasi tempat tinggal mereka, misalnya kampung
Rambutan, pulau Babi, Kampung Merica, kawasan Kebon Sirih,
Duren Tiga, Mangga Dua; dsb.
• Atau menciptakan legenda dari suatu gunung seperti legenda
Sangkuriang utk Gunung Tangkubanprahu, Gunung Batok dsb
• Ada bangsa yang telah mengenal simbol/abjad seperti bangsa
Mesir Kuno maka peta dan nama ditulis di berbagai media, seperti
daun papyrus atau tablet tanah liat (zaman Babylonia) atau marmer
Zaman Romawi)atau di kulit kayu (zaman Pajajaran), kertas di
manusia modern.

6
Peta dari tablet tanah liat
di zaman Mesopotamia
(Sungai Eufrat dan Tigris)
dan nama-nama tempat
dalam abdjad simbol
pada masa itu.
(2500 – 2300 Seb. M)

7
Peta tertua di
Indonesia dari masa
Kerajaan Pajajaran.
Nampak ada
gambar sungai yang
mengalir ke Utara
dan ada skrip yang
belum dikenal
Peta ini dikeramat-
kan di daerah Garut
pada suatu keluarga
yang diturunkan dari
puluhan generasi

8
Manusia dan Peta
• Manusia modern tidak dapat lepas dari peta: orientasi,
arah, jarak bagi berbagai tujuan perencanaan, survei,
ekspedisi dan perjalanan
• Sebelum abad ke-14 tiap negara sudah membuat peta
negaranya masing-masing atau negara lain untuk
menjelajah.
• Seperti Indonesia sudah ada peta Laut Jawa yg dibuat
oleh navigator Arab; Cheng Ho telah memetakan laut
selatan dalam pelayarannya ke Jawa dan Sumatra;
begitu juga Marco Polo, Vasco da Gama, Mercator, dsb
• Setelah kertas ditemukan di Cina/Jepang maka kertas
jadi bahan peta yg dapat dibawa kemana-mana.

9
Peran Peta sebagai Sumber
Informasi
• 1950: PBB menyadari peta adalah sumber informasi bagi
komunikasi antar Bangsa-Bangsa
• Menyadari bahwa masing-masing negara telah membuat
peta-petanya dengan abjad yang berlaku di negaranya
masing-masing, seperti peta Jepang, China, Korea, India,
Thailand, Arab, Rusia, Romania, Hungaria, Israel, Etopia,
Persia, dsb.
• Maka, timbullah gagasan PBB memcari abjad yang
berlaku secara internasional, yaitu abjad Romawi yang
telah diterima sejak “International Geographical
Congress” ke-1 di Antwerp (Belgia) thn 1871

10
Sejarah Pembakuan Nama-Nama Geografi

• Perkembangan Perpetaan sebagai sarana


komunikasi antar bangsa
• Pekerjaan Pemberian Nama-nama Geografis
– Dari nama verbal (yg diucapkan penduduk)
oleh ahli bahasa direkamnya dalam bentuk
tulisan
• Berbagai sistem abjad yang dipakai, namun
dalam tahun 1950, PBB mengambil peran utk
Romanisasi peta-peta baku di dunia agar dapat
berfungsi sebagai sarana komunikasi yang
ampuh bagi antar- bangsa
11
Contoh: Peta Jepang (kanan) - tidak komunikatif jika
anda dapat membaca dalam abjad Jepang(Honji,
Katakana, Hirakana)
12
Peta Arab
dengan huruf
Arab

Sebagai
sarana
komunikasi
antar Bangsa
juga tidak
komunikatif

13
Program Utama PBB
• Pembakuan abjad secara internasional (Romanisasi peta-peta)
• Pembakuan nama secara internasional bertumpu pada
pembakuan secara nasional
• Membentuk Kelompok Pakar Nama Geografi PBB (UN Group
of Experts on Geographical Names, UNGEGN)
– Membuat pedoman tentang prosedur penamaan, pembakuan
penulisan dan membangun sistem informasi nama geografis
(gasetir, database) dan menyiapkan resolusi-resolusi sebagai
patokan/panduan pembakuan
• Mengadakan Konperensi PBB pada th 1967mengenai
Pembakuan Nama Geografis (UN Conf. on the Standardization
of Geographical Names, UNCSGN)
– Laporan pembakuan oleh tidap negara anggota dan mengadopsi
resolusi serta memecahkan masalah konflik antara negara (Contoh:
Korea – Jepang ttg nama Japan Sea)
14
Otoritas Nasional Nama RUPA-
bUMI (GEOGRAFIS)
•Resolusi PBB (UN-CSGN) No.4 tahun 1967:
 tiap negara harus membentuk suatu “Otoritas
NG” atau “National Names Authority” (NNA), dengan
nama apapun juga, sebagai bagian dari fungsi
pemerintahan yang tertib (good governance)
 Indonesia telah membentuk “Tim Nasional
Pembakuan Nama Rupabumi” atau TNPNR)
(Indonesian Topographical Names Standardization
Team)- Perpres No. 112 Tahun 2006 (29-12-2006)
 Mendagri sebagai NNA Indonesia
 Sekretariat NNA (BAKOSURTANAL & Depdagri)
harus segera dilaporkan alamat dan struktur
organisasinya ke Sekretariat PBB (UN-ECOSOC)
15
Bentuk NNA di Beberapa Negara
• Australia: Committee for GN of Australia (1985)
• Amerika Serikat: US Board of Geographical Names (1947). DOI
• Botswana: Botswana Place Names Commission (1967)
• Brunei Darussalam: Geographical Names Commission (1976)
• Canada: Geogr. Names Board of Canada (1987)
• Cina: Adminisrative Areas and Geogr. Names Division; Civil Affairs
Ministry
• Cyprus: Cyprus Permanent Comm. for Standardization of GN (1977),
Council of Ministers
• Israel: Government Names Commission, The Prime Minister Office
(1951)
• Turkey: The Ministry of Interior, General Directorate for Provinces
Administration (1998)
• Korea: Nat’l Geogr. Institute (1958)

16
Indonesia – Tim Nasional
Pembakuan Nama Rupabumi
• Peraturan Pressiden No. 112 Tahun 2006
• Menetapkan Peraturan Presiden tentang Tim Nasional
Pembakuan Nama Rupabumi
• Rupabumi adalah bagian dari permukaan Bumi yang
dapat dikenal identitasnya sebagai unsur alam dan
unsur buatan manusia, misalnya sungai, danau,
gunung, tanjung, desa, bendungan dst.
• Nama rupabumi adalah nama yang diberikan pada
unsur rupabumi
• Gasetir dalah daftar nama rupabumi yang dilengkapi
dengan informasi ttg jenis unsur, posisi, lokasi dalam
wilayah administrasi dan informasi lain yang
17
diperlukan
Susunan Tim Nasional PNR
• Ketua merangkap anggota: Menteri Dalam Negeri
• Anggota:
– Menteri Pertahanan
– Menteri Luar Negeri
– Menteri Kelautan
– Menteri Pendidikan
• Sekretaris I: Kepala BAKOSURTANAL
• Sekretaris II : Direktur Jenderal Pemerintahan Umum
Depdagri

18
Kelompok Pakar dan Kelompok
Kerja
• Pasal 6
– Dalam melaksanakan tugasnya Tim Nasional dibantu oleh
Tim Pelaksana dan Sekretaris
– Tim Pelaksana sbgmn dimaksud dalam ayat(1) dibantu
oleh Kelompok Pakar
• Pasal 9 : Kelompok Pakar terdiri dari pakar geografi,
geologi, pemetaan, bahasa/linguistik, sejarah,
antropologi dan/atau pakar2 terkait yg berasal dari
instansi pemerintah, non-pemerintah dan/atau
perorangan
• Saat ini KK (kelompok kerja) yang ada : KK Nama
Pulau dan KK Unsur Bawah Laut

19
Panitia Pembakuan Nama Rupabumi
Daerah (PPNR Daerah)
•Pasal 11
– Utk melaksanakan pembakuan nama rupabumi di
daerah, dibentuk Panitia Pembakuan Nama Rupabumi
(PPNR) Provinsi dan PPNR Kabupaten/Kota

– Pembentukan PPNR Provinsi dan PPNR


Kabupaten / Kota ditetapkan oleh Gubernur dan
Bupati/Kota

20
PP

Pusat Nasional

PPNR Provinsi

PPNR Kabupaten/Kota

21
Resolusi UN ECOSOC No.600
(XXI)
• Pembakuan bentuk tulisan dari nama geografis
adalah mungkin jika membakukan lafal dapat
diterima
• Pembakuan internasional bertumpu pada
pembakuan nasional
• Kerjasama internasional adalah perlu utk
mengembangkan pengertian bersama dan metoda
kerjasama yang praktis

22
Masalah Jumlah Pulau-Pulau
Bernama di Indonesia
• Indonesia mengklaim memiliki 17.508 pulau-pulau (kini
17.504 krn hilangnya/lepasnya 4 pulau)
• Namun, tidak ada dokumentasi resmi yg diterbitkan oleh
Pemerintah
• Ada 4 dokumen yg diterbitkan oleh lembaga di bawah ini:
– LIPI. 1972 : 6.127 nama-nama pulau (Unpubl.)
– Pussurta ABRI. 1987.Daftar Pulau Indonesia : 5.707
pulau yang bernama termasuk 337 nama pulau di
sungai
– BAKOSURTANAL. 1992.Gazetteer Nama-Nama Pulau
dan Kepulauan : 6.489 pulau yang bernama, termasuk
374 nama pulau di sungai
– Depdagri 2004: laporan para Gubernur/Bupati (dari se-
Indonesia) ada 7.870 nama pulau namun belum diverifikasi
23
Prosedur Penamaan Geografis/Rupabumi
berdasarkan Resolusi PBB
• Pulau adalah unsur geografi perlu memiliki nama,
seperti unsur geografi lainnya, dan bukan jumlahnya.
• Perolehan nama dari unsur geografi/rupabumi
dihimpun dari penduduk lokal; minimal 2 orang lokal
yang berbeda menyebut nama geografis yang sama
dan dicatat fonetiknya (Resolusi UNCSGN No.4 Tahun
1967, Rekomendasi B: Pengumpulan Nama-Nama
Geografi)
• Nama-nama tsb harus disyahkan oleh Otoritas
Nasional ttg Nama Geografis dan di publikasi dalam
Gasetir Nasional Nama-Nama Geografis (Resolusi
UNCSGN No. 4 Tahun 1967 Rekomendasi C: Gasetir
Nasional)
24
Resolusi UNCSGN No. 16 Thn
1977
• Tiap perubahan nama resmi yg tidak
dilakukan oleh “Otoritas”, akan tidak diakui
oleh PBB (Resolusi No.16 Tahun 1977 jo.
Resolusi No.9 Tahun 1992)

25
Definisi “Pulau”

• UN Convention on the Law of the Sea (UNCLOS


1982), Article 121:
• Regime of Islands: “Island “ (pulau) and “Rock”
(batu-batu)
1.An island is a naturally formed area of “land”,
surrounded by water, which is above water at high
tide (daratan yg terbentuk secara alami dan
selalu berada di atas muka air tinggi - tidak
pernah tenggelam)
2. Rocks (Batu-batu, juga dianggap daratan, lahan
keras, tidak pernah tenggelam)

26
Definisi Pulau/Batu:
Daratan yg terbentuk
Profil Pantai alami, dikelilingi air dan
selalu berada di atas
muka air tinggi UNCLOS
DARATA LAUTAN
N 1982, Art.121

Pasut Tinggi
Muka Laut Rata-rata
Pasut Rendah

27
Empat Persyaratan untuk disebut
“Pulau”
• Ada area lahan daratan (“land” bukan “soil”)
• Terbentuk secara alami, bukan hasil reklamasi
• Dikelilingi oleh air (tawar atau asin)
• Selalu berada di atas pasut tinggi (air pasang)
• Kasus-Kasus yang bukan pulau atau batu (lihat
contoh berikut ini)
– Tanaman mangrove yang tumbuh di laut,
adalah bukan pulau walaupun hutan
mangrovenya berada di atas muka air tinggi,
tetapi lahannya (daratannya), jika ada adalah
di bawah muka air rendah
– Gosong (unsur bawah laut)
28
Ini Pulau Ini bukan pulau

Kasus di P.Seribu
29
Tidak memenuhi definisi sebagai pulau karena tidak ada
daratan terbentuk secara alami

30
Vegetasi Mangrove yang nampak dari citra satelit
sebagai pulau, tetapi tidak memenuhi definisi “pulau”
(UNCLOS 1982)

31
Hutan Mangrove di Kepulauan Seribu, bukan
“pulau” menurut UNCLOS 1982, dan dapat keliru
jika di-interpretasi melalui citra
32
33
Nasib sebuah Pulau di
Pelabuhan Bitung ???
34
Perlu klasifikasi pulau lebih rinci selain
ketentuan UNCLOS 1982 dan definisi pukau
kecil < 2000 km2
• Ini secara teoretis
adalah pulau
• Apa sebutannya?
Pulau kecil atau
pulau mikro

35
Kepulauan Seribu dari Citra Satelit Landsat ETM

36
Ruang Lingkup Kegiatan Penamaan
Unsur-Unsur Geografis/Rupabumi
• Ruang lingkup kegiatan toponimi:
– Pengumpulan nama unsur geografi di lapangan
– Pembakuan penulisan dan ejaan nama geografis
– Publikasi resmi pemerintah: Gazetir Nama-Nama
Geografis Nasional
– Menetapkan prinsip-prinsip dan petunjuk dalam
penamaan unsur rupabumi
– Menetapkan prosedur tentang perubahan dan
penghapusan nama rupabumi
– Membangun database nama rupabumi nasional
– Membangun sistem informasi nama-nama rupabumi
nasional
37
Pengembangan SDM
– Riset : Toponimi sebagai sejarah pemukiman
manusia di masa lalu
– Pelatihan
• 1980 Pilot Trainig Course on Toponymy diorganisir
bersama UNGEGN di Cisarua utk Asia-Pasifik dan di
Maroko untuk Afrika
• 1989 The 2nd Training Course on Toponymy diorganisir
bersama UNGEGN di Cipanas
• 2005 The 3rd Training Course on Toponymy diorganisir
bersama UNGEGN di Malang
– Toponimi sebagai kurikulum perguruan tinggi (Resolusi
PBB No. 5 /1987)

38
Kaedah Penulisan Baku Nama Geografis
dlm Bahasa Indonesia

• Nama geografis dari unsur rupabumi terdiri atas nama


generik (sebutan utk bentuk rupabumi) dan nama spesifik
(nama diri)
• Nama generik : pulau, gunung, bukit, tanjung dll
• Setiap nama generik harus diikuti dengan nama spesifiknya
(nama diri) dan ditulis terpisah antara nama generik dan
nama spesifik:
– Gunung Merapi, Bukit Menoreh, Pulau Bawean,
Tanjung Harapan, Danau Toba, Sungai Musi, Teluk
Jakarta dsb
– Provinsi Bengkulu, Kota Bandung, dsb
– Bandara Sukarno-Hatta, Bendungan Juanda;
– Taman Nasional Bunaken, dsb
39
Kaedah Penulisan Baku Nama
Geografis dlm Bahasa Indonesia (2)
• Jika nama generik dipakai dalam nama spesifik,
sedangkan generiknya adalah “kota”(permukiman)
atau pulau atau wilayah, maka nama spesifik ditulis
dengan serangkai
– (Kota) Gunungsitoli, Bukittinggi, Tanjungpinang adalah
nama spesifik yang memakai nama generik (gunung, bukit,
tanjung) dalam nama spesifiknya, maka nama spesifik
harus ditulis serangkai, karena nama ini bukan nama
gunung, bukit atau tanjung
– sedangkan nama generiknya “kota” umumnya tidak ditulis
karena masyarakat sudah tahu

40
– Begitu juga harus ditulis :
• “Tanjungpriok” bukan “Tanjung Priok”,
“Pulogadung” bukan “Pulo Gadung”
– Banyak kasus nama rupabumi di Indonesia
yang memakai nama generik dalam nama
spesifiknya, baik di awal maupun di belakang,
harus ditulis serangkai; contoh :
• Pulau Pulaulaut; Desa Pagargunung,
Kotamubago, Sungailiat, Bukittinggi,
Pangkalpinang, Muaraenim, Tanjungjabung.
Tanjungemas, Tanjungperak

41
Nama generik dlm bahasa lokal
• Indonesia sangat kaya akan nama generik dalam bahasa
lokal, daerah, etnis
• Sungai dalam bahasa Indonesia, menjadi Ci (Jawa Barat),
Wai (Lampung, Seram, Buru, Sula, Sumba, Papua),
Batang, Air, Aek (Sumatera), Krueung (Aceh), Nanga
(Sumbawa, Kalimantan Tengah), Tukad (Lombok), Yeh
(Bali), Jeneh atau Jenne (Sulsel), Bengawan (Jateng),
Kali (bhs Melayu), dst
• Lihat contoh penulisan yang benar di bawah ini:
– Ci Tarum (sungai); Cimahi (kota)
– Wai Seputih (sungai); Waikambas; Waingapu (kota);
Waigeo (pulau); Gunung Merapi; Gunungsitoli (kota)
– Batang Hari (sungai); Batangtarang (desa)
– Tukad Blingkang (sungai di Bali)
– Yeh Sumbul (sungai di Bali)
– Jeneh Tello (sungai di Sulsel)
42
Prinsip dlm Pemberian Nama
Rupabumi
 Memakai abjad Romawi
 Mengutamakan nama dalam kebiasaan lokal
terutama yg mempunyai nilai warisan budaya
(cultural heritage)
 Satu nama utk satu unsur geografis dalam satu
wilayah administrasi pemerintahan
 Tidak memakai nama yang bersifat melecehkan
Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA)
dan Jender
 Tidak memakai nama orang atau tokoh yang
masih hidup
43
Tidak memakai nama perusahaan
Tidak menggunakan nama asing atau
bahasa asing
Penulisan nama menggunakan bahasa
Indonesia yg baik dan benar
Tidak memakai nama yang panjang
Nama yg ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yg berlaku secara
nasional dan

44
Nama pemukiman dalam bahasa Asing; hilang ciri
kebudayaan Indonesia (Green Cove; Vermont)

45
Daftar Nama generik untuk “pulau” dalam
bahasa lokal/daerah
di Sulawesi Utara
Nama generik Daerah

Wanua Kep. Sangihe-Talaud

Toade Kep.Sangihe-Talaud

Towade Minahasa

Libuton Bolaangmongondow

Lihuto Bolaangmongondow

Pulau Minahasa, Bitung, Manado, Kep.Sangihe-


Talaud
   

46
Wai adalah nama generik untuk Sungai,
bukan “Way” yang saat ini ditulis di
Lampung

Wai berasal dari suku bangsa di Pasifik


(Polinesia), seperti di Hawaii, Nauru, Tonga,
Maori (Waikiki, Waimea)
Daftar di samping adalah nama rupabumi
“sungai”, pulau, tempat dengan memakai
“wai” terdapat di seluruh Indonesia dari
Timur ke Barat
Lihat Wai Kambas sebagai nama sungai di
Lampung dan Waigeo sebagai nama pulau
Cuplikan ini dari gasetir Belanda yang
menulis nama geografis dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar
r = rivier (river); p = plaats (place); e = eiland 47
(island)
Peranan Gasetir Nasional Nama
Geografis
• Nama geografis dalam Gasetir Nasional
adalah nama resmi dan baku serta dipakai
sebagai acuan dalam semua dokumen resmi
pemerintah, masyarakat, media massa, buku-
buku sekolah dan semua peta-peta resmi,
baik cara penulisannya maupun ejaannya
• Gasetir Nama Pulau memuat nama pulau,
fonetiknya, nama generik (bhs Indon. dan
lokal), posisi geografis, lokasi dalam wilayah
administratif, data biofisik yg diperlukan

48
Standardisasi Nama Geografis
Maritim
• Secara internasional dikoordinasi oleh International
Hydrographic Organization (IHO)
• Objektif IHO :
– Mengusahakan uniformitas peta-peta nautika dan
dokumen terkait
• Konperensi IHO 1919:
– menentukan batas (limits) dari Samudera dan Laut dan
harus menyebut samudera dan laut mana suatu selat
menyambung;
– Romanisasi nama-nama geografis di peta-peta laut;
– terminologi unsur-unsur bawah laut

49
Nomenklatur Nama Geografis dari
Unsur Bawah-Laut
• Dalam Kongres Geografi Internasional di Berlin 1899
dibentuk Panitia “Nomenclature of Sub-Oceanic
Features”, seperti ridge, rise, canyon, seamount,dsb
• Sejak itu perhatian pada nama-nama geografis di
laut tumbuh
• Indonesia telah membentuk Kelompok Kerja
Penamaan Unsur Geografi Bawah Muka Laut
– Memberi nama-nama palung (trough), parit (trench),
basin, gunung bawahlaut, gosong, lembah dasar
laut

50
Standardization of Maritime Geographical Names : Sea Surface
Names – Limit of the Oceans and Seas – IHO Activities

51
Pacific Ocean

Teluk Tomini

L.Halmahera

T.Banggai

52
Di mana batas geografis Laut
Arafura dan Laut Timor ?

Laut Aru

53
54
Sumatera dalam 3-D (cekungan, Palung)
Sumber: PPGL 2007

Cek. Simeulue
Cek. Sibolga P. Sumatera
Cek. Nias
Cek. Mentawai

Palung Sumatera
Cek. Enggano

Cek. Bengkulu

Palung Jawa

55
Terima Kasih

56

Anda mungkin juga menyukai