Anda di halaman 1dari 9

Laporan

“Identifikasi Unsur Rupa Bumi’


Tugas Responsi 1

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Muhammad Hanan Ashiddiqi (03311940000008)


2. Pratama Janur Wenda (03311940000054)
3. Favian Adith Budiarto (03311940000056)

Mata Kuliah:

Toponimi (B)

Dosen Pengampu:

Nurwatik, S.T., M.Sc.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah nama sering diartikan dengan kata sebutan oleh masyarakat. Akan tetapi,
dalam nama dapat juga diartikan dengan nama orang dan nama tempat. Jika nama orang
biasanya sebagai lambang sebuah identitas, berbeda dengan nama tempat. Nama tempat
ini bisa saja ditelusuri secara historis. Toponimi adalah ilmu atau teori yang mempelajari
tentang penamaan suatu tempat. Toponimi menyelidiki penamaan unsur-unsur geografis
pada nama- nama tempat salah satunya yaitu desa, dalam desa terdapat dusun tempat
dimana masyarakat hidup dan beradaptasi dengan masyarakat lainnya. Hidup dalam
sebuah dusun masyarakatnya harus mengetahui identitas dari tempat tinggalnya.
Pemberian nama dalam suatu dusun berangkat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalam masyarakat setempat. Nama merupakan media sebuah ide dan gagasan yang
dihasilkan dari pikiran masyarakat. Dengan ini hubungan bahasa dan kebudayaan sangat
penting keberadaannya dalam pemberian nama. Seperti halnya nama-nama tempat yang
ada di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan yang juga memiliki
makna dan sejarah historis.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam pembuatan laporan pada praktikum ini adalah:
1. Bagaimana sejarah penamaan dari Kabupaten Lampung?
2. Bagaimana sejarah penamaan unsur alam maupun buatan di Kabupaten Lampung
Selatan dan Kota Bandar Lampung?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui sejarah penamaan dari Kabupaten Lampung.
2. Mahasiswa diharapkan mengetahui penamaan dari unsur alam maupun buatan di
Kabupaten Lampung Selatan.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Studi Kasus


Studi kasus yang kami ambil kali ini adalah Peta Persebaran Wisata Kabupaten
Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung. Oleh karena itu, pada bahasan kali ini
akan dibahas mengenai toponimi asal mula penamaan wilayah dan beserta unsur-unsur
didalamnya.

2.2 Metode Pelaksanaan


Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Metode studi literatur adalah
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat, serta mengelola bahan penelitian.
Dengan demikian penelitian dengan studi literatur juga sebuah penelitian dan dapat
dikategorikan sebagai sebuah karya ilmiah karena pengumpulan data dilakukan dengan
sebuah strategi dalam bentuk metodologi penelitian. Variabel pada penelitian studi
literatur bersifat tidak baku. Data yang diperoleh dianalisis secara mendalam oleh
penulis. Data-data yang diperoleh dituangkan ke dalam sub bab-sub bab sehingga
menjawab rumusan masalah penelitian.

2.3 Waktu Pelaksanaan


Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:
Hari, tanggal : 16 Maret 2021 - 29 Maret 2021
Tempat : Rumah masing-masing
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Penamaan Lampung


Menurut Sayuti Ibrahim (1995:4-7) dalam buku handak II, apabila diselusuri baik
berdasarkan penyelidikan ahli sejarah ataupun berdasarkan cerita-cerita rakyat, maka ada
lima pendapat tentang asal usul adanya nama Lampung, yaitu:
1. Menurut hasil penyelidikan Residen Lampung yang pertama, orang Belanda
yang berkuasa di Lampung tahun 1829 sampai 1834 Masehi. Ia mengatakan asal usul
nama Lampung, mengambil dari sebuah sebutan Puyang si Lampung. Puyang si
Lampung adalah ratu Belalau di Sekala Beghak disekitar Gunung Pesagi. Tercatat dalam
buku sejarah majapahit bahwa Sang Dewa Senembahan dan pengantin perempuannya
Widodari Sinuhun mempunyai tiga anak bersaudara. Si Jawa memerintah Kerajan
Majapahit, Si Pasundan memerintah Kerajaan Pajajaran dan Si Lampung memerintah
keratuan Belalau di Sekala Beghak.
2. Lampung berasal pubalahan dari Lambung, dimana hal ini menunjukkan
bahwa nenek moyang kita Lampung berasal dari daerah yang tinggi atau daerah
pegunungan. Daerah tinggi atau daerah pegunungan yang dimaksud, tidak lain yaitu dari
daerah Sekala Beghak, sekitar kaki Gunung Pesagi, yang sekarang Masuk dalam dua
Kecamatan yaitu Kecamatan Belalau dan Kecamatan Balik Bukit.
3. Lampung berasal dari kata-kata Lappung (bahasa Batak), yang artinya lebar.
Pada waktu terjadi gunung merapi meletus di pulau Andalas bagian utara yang sekarang
berubah menjadi Danau Toba. Empat orang bersaudara menyelamatkan diri dari bencana
tersebut, mereka menaiki rakit masing-masing, diantara mereka empat saudara tersebut
yang bernama Ompung Silamponga terdampar di pantai laut Krui. Ompung Silamponga
menaiki perladangan dan menuju puncak Gunung Pesagi. Dari puncak Gunung Pesagi,
setelah ia melihat pemandangan yang luas dan bagus, Ompung Silamponga ada yang
menyuruhnya untuk mengatakan: Lappung, lappung, lappung. Hal ini dikarenakan ia
merasa kagum. Berdasarkan hikayat di Lampung, maka besar kemungkinan bahwa:
nenek moyang orang Lampung berasal dari suku Batak. Diantara Lampung dan Batak
banyak persamaan, terutama dalam bahasa, misalnya Lampung menggunakan tulisan Ka-
Ga-Nga, Batak menggunakan tulisan Ka-Ga-Nga pula. Lampung mempunyai salah satu
kebuayan yang bernama Buay Manik, Batak mempunyai Marga Manik, disamping itu
orang batak mengakui bahwa mereka adalah satu keturunan dari orang Lampung.
4. Menurut penelitian ahli sejarah Belanda Prof. Dr. Krom, ia mengatakan istilah
Lampung berasal dari bahasa Cina. Menurut dialek bahasa Cina Lampohwang yang
maksudnya adalah Lampung. Hal ini dapat kita baca yang tercatat dalam buku susunan
Prof. Dr. Krom yang berjudul Zaman Hindu halaman 48. Menurut Prof. Dr. Krom pada
abad ke-4 Masehi, Kerajaan Tulang Bawang di Lampung mengirimkan utusan ke
Kerajaan Cina tepatnya dikota Kwancou. Kota Kwancou selain merupakan kota dagang
yang ramai dan maju, keamanan dikota itu cukup terjamin. Oleh sebab itu kota Kwancou
ramai didatangi para pedagang dari berbagai negara, termasuk pedagang dari Indonesia.
5. Menurut cerita rakyat, khususnya orang-orang tua kelompok Lampung
Peminggir/ Saibatin, nama Lampung berasal dari salah satu peristiwa yang terjadi dilaut.
Pada waktu nenek moyang kelompok Lampung peminggir berlayar menyisiri pesisir
laut, mereka mencari permukiman baru yang tanahnya subur yang dapat untuk bercocok
tanam. Ditengah pelayaran, perahu yang dinaiki mereka terselam dan kadang-kadang
terapung. Laut dengan kejadian tersebut dinamai mereka Lampung yang berasal dari
katimat terselam dan terapung. Berkemungkinan kejadian tersebut dilaut antara Kalianda
dan laut Teluk Betung sehingga timbulnya nama Teluk Lampung.

3.2 Sejarah Penamaan Unsur Alam Maupun Buatan di Kabupaten Lampung Selatan

Gambar 3.1 Peta Obyek Wisata Kab. Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung

Pada Peta Obyek Wisata Kab. Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung terdapat
total 12 unsur alam dan buatan. Yang termasuk unsur alam adalah sebagai berikut:
1. Sumber Air Panas Way Belerang
2. Pantai Marina
3. Pantai Wartawan
4. Laguna Helau
5. Pantai Pasir Putih
6. Pulau Condoh Sulah
Sedangkan untuk unsur buatannya adalah sebagai berikut:
1. Benteng Cempaka
2. Kalianda Resort
3. Monumen Krakatau
4. Museum
5. Balai Budidaya Laut
6. Bergen, Wisata Agro
Pada laporan kali ini unsur alam dan buatan yang akan kita cari sejarah penamaannya
yaitu Pantai Wartawan dan Monumen Krakatau.

3.2.1 Sejarah Penamaan Pantai Wartawan


Nama pantai yang satu ini tergolong unik, mengingatkan kita pada satu profesi
yang berhubungan dengan berita. Namanya Pantai Wartawan, pantai yang berada di
kawasan Way Muli, Pesisir Selatan Rajabasa.

Nama wartawan yang disandangkan pada pantai ini konon berhubungan


dengan pengelola pantai yang dahulu dikelola oleh warga lokal yang berprofesi
sebagai wartawan. Pantai yang berada di area sempit antara Jalan Lingkar Gunung
Rajabasa, lereng gunung, dan laut ini menyajikan pemandangan hamparan pantai
yang sangat indah lengkap dengan air biru dan panorama pulau-pulau yang ada
disekitarnya.

Gambar 3.2 Pantai Wartawan

3.2.1 Sejarah Penamaan Monumen Krakatau


Nama Monumen Krakatau diambil dari Gunung Krakatau. Monumen
Krakatau merupakan monumen peringatan meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal
27 Agustus 1883, letusan dahsyat dengan gempa vulkanik, semburan material gunung
api yang menutupi langit selama berhari-hari menjadi gelap tanpa sinar matahari, dan
diikuti dengan gelombang pasang tsunami yang menghempaskan kapal dari pantai ke
daratan.
Monumen berupa sebuah rambu laut seberat 250 kg yang terlempar akibat
tsunami, setinggi 40 meter dari garis pantai. Taman monumen berdiri pada dahulu
merupakan dari lokasi Kantor Residen Lampung pada aman Pemerintahan Hindia
Belanda. Monumen ini merupakan titik nol kilometer Lampung, terletak di Taman
Dipangga, Jl. W.R. Supratman Telukbetung Bandar Lampung.
Gambar 3.3 Monumen Krakatau
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan yang telah kami tulis, dapat disimpulkan bahwa penamaan
wilayah “Lampung” memiliki sejarah dengan dasar 5 pendapat yang diyakini kuat
merepresentasikan asal usul penamaan wilayah “Lampung”. Peta yang kami identifikasi
penamaan geografisnya adalah Peta Wisata Lampung selatan dimana pada peta tersebut
terdapat 6 penamaan geografis unsur alam (Sumber Air Panas Way Belerang, Pantai Marina,
Pantai Wartawan, Laguna Helau, Pantai Pasir Putih, Pulau Condoh Sulah) dan 6 penamaan
geografis unsur buatan (Benteng Cempaka, Kalianda Resort, Monumen Krakatau, Museum,
Balai Budidaya Laut Bergen, Wisata Agro).
Unsur alam yang kami tinjau penamaan geografisnya adalah Pulau Wartawan dimana
nama wartawan yang disandangkan pada pantai ini konon berhubungan dengan pengelola
pantai yang dahulu dikelola oleh warga lokal yang berprofesi sebagai wartawan. Selanjutnya,
unsur buatan yang kami tinjau penamaan geografisnya adalah Monumen Krakatau dimana
nama Monumen Krakatau diambil dari Gunung Krakatau. Monumen Krakatau merupakan
monumen peringatan meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883.
DAFTAR PUSTAKA

Dinaspariwisata.lampungprov.go.id. MONUMEN KRAKATAU. Diakses pada 26 Maret


2021, dari https://dinaspariwisata.lampungprov.go.id/halaman/detail/monumen-krakatau

Ibrahim, S. (1900). Buku Handak II Mengenal Adat Lampung. Bandar Lampung Gunung
Pesagi, 1995.

Zed, M. (2004). Metode peneletian kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai