Anda di halaman 1dari 9

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan pustaka

1. Konsep Tinjauan Historis

Kata tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa,

dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan. Sedangkan kata Historis

berasal dari bahasa Yunani yaitu merupakan kata benda Istoria yang berarti ilmu.

Kata Histori dalam Bahasa Jerman yaitu Geschichte yang berarti sesuatu yang

telah terjadi. (Lukman Ali, 19911061)

Tinjauan adalah hasil meninjau pandangan, pendapat tentang suatu hal sesudah

menyelidiki atau dipelajari. (Hasan Almi, 2005:1198)

Dalam bahasa Indonesia kata historis lebih dikenal dengan istilah sejarah.

Pengertian sejarah adalah cerita perubahan, peristiwa atau kejadian masa lampau

yang telah diberi tafsiran atau alas an dan dikaitkan sehingga membentuk suatu

pengertian yang lengkap. (Poewantana dan Hugiono, 1987:2)

Definisi yang paling umum dari kata history yaitu masa lampau umat manusia.

(Nugroho Notosusanto, 1645:27)


8

Sejarah sebagai rekonstruksi masa lalu (Kuntowijoyo, 1995:7).

Sejarah adalah “ilmu pengetahuan pada umumnya yang berhubungan dengan

cerita tentang kejadian dalam masyarakat pada waktu yang lampau sebagai hasil

penyelidikan bahan-bahan atau tanda-tanda yang lain”. (Moh. Yamin dan Husin

Sayuti, 1974:74)

Sejarah adalah:

Salah satu bidang ilmu pengetahuan yang meneliti secara sistematis


keseluruhan perkembangan masyarakat dimasa lampau beserta
kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh
hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan
pedoman bagi penelitian dan penentuan keadaan sekarang serta mengarah
pada proses masa depan. (R. Ruslan Abdulgani kutipan Muhammad Ali)

Jadi penulis menyimpulkan bahwa tinjauan historis merupakan suatu kajian

mengenai sejarah atau tinjauan mengenai objek yang diteliti berdasarkan bukti-

bukti sejarah baik tertulis maupun pada masa yang akan dating dan sebagai

sumber ilmu pengetahuan.

2. Konsep Sekala Bekhak

Sekala Bekhak memiliki makna yang dalam dan sangat penting bagi bangsa

Lampung, yang melambangkan peradaban, kebudayaan dan eksistensi Lampung

itu sendiri. Bukti tentang kemasyuran Kerajaan Sekala Bekhak didapat dari cerita

turun temurun yang disebut warahan, warisan kebudayaan, adat istiadat, keahlian

serta benda dan situs seperti tambo yang terdapat di Kenali, Batu Brak dan Sukau.

Ada beberapa teori tentang Etimologi sekala Bekhak (Diandra

Natakembahang:2005), yaitu:
9

1. Sekala Brha yang berarti titisan Dewa (terkait dengan Kerajaan Sekala Brak

kuno)

2. Segara brak yang berarti genangan air yang luas (diketahui sebagai Danau

Ranau)

3. Sekala Brak yang berarti tumbuhan sekala dalam jumlah yang banyank dan

luas. (tumbuhan ini banyak terdapat di Pesagi dan Dataran tingginya)

Jadi penulis menyimpulkan bahwa sekala Bekhak merupakan warahan secara

turun-temurun dalam adat budaya Lampung, juga dapat diartikan sebagai

tumbuhan Sekala dalam jumlah yang banyak dan tumbuhan tersebut banyak

terdapat di Dataran Tinggi Gunung Pesagi.

3. Konsep Keratuan

Kata Keratuan berasal dari kata Ratu yang berarti raja-raja atau suatu Kerajaan.

Namun Keratuan juga bukan merupakan Kerajaan yang berdiri dengan

Keratonnya, mereka hanya merupakan perkampungan biasa dan rumahpun seperti

yang lainnya. Sedangkan sebutan Ratu atau Datu tidak lebih daripada panggilan

terhadap kepala rombongan atau kepala adat. {Abdullah, 1988, Hal:8).

Keratuan Adat Lampung dipimpin orang Lampung yang pernah berdiri sekitar

abad 14. Di dalam keratuan orang Lampung terdapat keratuan yang masing-

masing memiliki pimpinan yaitu dari Keratuan Adat Lampung Pesisir dan

Keratuan Adat dari Lampung Pepadun.


10

Adapun Keratuan tersebut adalah:

1. Keratuan yang dipimpin oleh Indokh Gajah adok Katu Di Puncak Lampung

Abung, berpusat di Cangguk Rancak Way Ranaw pada Keratuan Adat

Lampung Pepadun.

2. Keratuan yang dipimpin Belunguh Lampung Belalau Krui, berpusat di Way

Mincang pada Keratuan Adat Lampung Pesisir.

3. Keratuan yang dipimpin oleh Paklang Lampung Pubian, berpusat disekitar

Way Pengubuan dan Way Pubian, pada Keratuan Adat Lampung Pepadun.

4. Keratuan yang dipimpin Ratu Di Pugung berpusat disekitar Labuhan

Meringgai dan Jabung, Lampung Melinting.

5. Keratuan yang di pimpin oleh Ratu Dara Putih berpusat di Kuripan Kalianda

Lampung Melinting.

Kemudian pada sekitar akhir abad ke-16 Masehi, pernah pula berdiri Keratuan

Pugung milik Lampung Pubian yang berpusat di daerah Kolonisasi Gedung

Tataan, antara Pasar Gadinrejo dan Gedung Tataan. Keratuan ini bersifat

kekerabatan yang sangat besar dipengaruhi Banten. (Hilman Hadikusuma,

1978:138)

Jadi penulis menyimpulkan bahwa Keratuan atau Datu merupakan suatu raja-raja

ataupun kerajaan yang memiliki kepala adat ataupun yang mempunyai keturunan

adat itu sendiri.

4. Konsep Adat Lampung

Adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu

masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi
11

masyarakat pendukungnya. Di Indonesia aturan-aturan tentang segi kehidupan

manusia tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut

hukum adat. Adat telah melembaga dalam dalam kehidupan masyarakat baik

berupa tradisi, adat upacara dan lain-lain yang mampu mengendalikan perilau

warga.

Adat merupakan norma yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga

bahkan masyarakatnya.Anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat

akan menderita, karena sanksi keras yang kadang-kadang secara tidak langsung

dikenakan. Misalnya pada masyarakat yang melarang terjadinya perceraian

apabila terjadi suatu perceraian maka tidak hanya yang bersangkutan yang

mendapatkan sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh keluarga atau

Kata Lampung berasal dari kata Lappung merupakan singkatan dari melampung.

Asal sebutan Lampung ada dua macam, yaitu:

1. Bahwa orang yang menurunkan Suku Lampung ini dengan nama Appu

Serunting Satti adalah orang yang tidak bias terendam dalam air atau

sungai, dengan kata lain bila ia menyelam selalu terapung atau melampung

karena itu ia dipanggil si Lampung (Sai Lampung).

2. Bahwa daerah ujung Pulau Sumatera ini dikatakan dahulu merupakan

daerah yang seolah-olah terapung di laut dan hanya dihubungkan oleh

Bukit Barisan.

Jadi penulis menyimpulkan bahwaAdat Lampung merupakan kebiasan-kebiasaan

atau norma-norma dalam masyrakat yang terbentuk atas dua masyarakat adat

diantaranya masyrakat adat lampung Pepadun dan masyarakat adat Lampung

saibatin yang masing-masing memiliki cirri-ciri tersendiri.


12

B. Kerangka Pikir

Asal-muasal penduduk Lampung itu ternyata mereka berasal dari Paguruyung,

disebutkan bahwa ketika itu Paguruyung diserang musuh dari india penduduk

setempat mengalami kekalahan karena musuh telah menggunakan senjata dari

besi, sedang rakyat menggunakan alat dari nibung. Mereka kemudian melarikan

diri ada yang melalui sungai Rokan sebagian melalui laut dan terdampar di Hulu

Sungai Ketaun di Bengsuku Batak yang terdampar di Gowa Sulawesi Selatan

dengan menurunkan Suku Bugis, sedangkan yang terdampar di Sungai Krui lalu

menyebar ke dataran tinggi Sekala Bekhak, mereka inilah yang menurunkan Suku

Lampung.

Sebelum kedatangan Para Umpu dari Paguruyung, Sekala Bekhak dihuni oleh

Suku Tumi. Para Umpu menaklukkan Suku Tumid an mendirikan Konfederasi

Paksi Pak Sekala Bekhak, kemudian Para Umpu-umpu bernazar sebagai berikut,

Umpu Bejalan Di Way bernazar menjadi seorang yang gagah berani, Umpu

Nyerupa meminta untuk seurang yang sakti, Umpu Belunguh meminta

kemakmuran dan kekayaan, Umpu Pernong bernazar untuk menjadi seorang yang

cerdik dan pandai.

Sekala Bekhak sebagai sebuah Peradaban Kuno yang besar menghasilkan banyak

produk-produk kebudayaan. Salah satu eksistensi terbesar dari Sekala Bekhak

adalah diciptakannya Had Lampung oleh raja-raja di sekala Bekhak pada Abad ke

9 Masehi. Setelah terciptanya Had Lampung, raja-raja Sekala Bekhak

mendokumentasikan Sumber sejarah berupa Tambo dan silsilah dalam huruf


13

Lampung yang ditulis dengan benda tajam di atas tanduk kerbau yang mengkilat,

kulit kayu dan dalung sebelum adanya kertas.

Di dalam kehidupan, tepatnya di Sekala Bekhak Takit Pesagi berdirilah

perkampungan atau bias disebut Tiyuh. Mereka masing-masing mendirikan

Kedatuan yang mereka anggap tepat dari segala segi. Kedatuan ini menjadi tempat

kediaman keluarga berikut yang mengikutinya dan merupakan bagian dari

perkampungan mereka. Sedangkan sebutan Datu diberikan kepada pimpinan

rombongan yang ditunjuk mereka selaku orang yang di hormati dan berwibawa

diantara mereka.

Empat orang Datu dengan kedatuannya ini merupakan cirri khas daripada

pembentukkan kampong bagi orang Lampung. Kedatuan yang dimaksud adalah:

1. Keratuan datu di Puncak mengambil tempat arah ke Puncak Bukit.

2. Keratuan Datu di Pugung mengambil tempat di Punggung Bukit.

3. Keratuan Datu di Belalau mengambil tempat di tengkuk bukit

4. Keratuan Datu di Pemanggilan mengambil tempat yang strategis dalam

menyampaikan panggilan kepada warga Bukit Pesagi.

Keadaan aman dan tentram mereka nikmati di Kampung sekala Bekhak rupanya

tidak bias berjalan untuk beberapa generasi. Mereka telah melihat akan

kemungkinan terjadi penguasaan oleh kekuatan lebih besar yang dating dari luar.

Untuk itu mereka harus Untuk menghindari penguasaan atas mereka, agar dapat

menduduki daerah seluas mungkin, maka satu-satunya cara adalah melakukan

perpindahan dengan menyebar. Sebelum melaksanakannya mereka terlebih


14

dahulu melakukan perundingan yang menghasilkan kesepakatan dalam

melaksanakan rencana tersebut. Kesepakatan itu diwujudkan dalam bentuk

Bekasam dari siamang Putih yang disimpan dalam sebuah gentong. Gentong

berisi tersebut baru dapat dibuka kembali apabila keturunan mereka bersatu

kembali di Sekala Bekhak.

Dalam perjanjian itu juga ditetapkan bahwa hak prnguasaan atas adat berda atas

Datu di Puncak dan keturunanya, sedangkan benda-benda yang berat seperti

Gentong emas, Pepadun, Tongtong atau Kentongan dan lain-lain tetap pada

mereka yang tinggal di sana. Datu di Puncak selaku pimpinan pra Datu dan

pemegang hak adat pergi berpindah dan diikuti oleh Datu di Punggung dan Datu

di Pemanggilan masing-masing bersama keluarga, keturunan dan warga kedatuan

mereka. Sedangkan datu di Belalu tetap tinggal di Sekala Bekhak sebagai

pemegang amanat baik mengenai barang-barang maupun daerah yang merupakan

milik mereka bersama. Perpindahan dan penyebaran ini mereka laksanakan

dengan menempati daerah mulai dari batas Way komring hingga Pantai Selatan

dan Timur daerah Lampung. Pusat mereka berada di Canguk Ratcak Way Rerem

yaitu tempat pemukiman keturunan Datu di Puncak dan berbagai Jurai keturunan

datu di Pemanggilan.
15

C. Paradigma

Sekala Bekhak

Latar Belakang Pelaksanaan Akibat

Keratuan Adat Lampung

Keterangan :
: Garis Sebab

: Garis Akibat

Anda mungkin juga menyukai