BAB I
Hukum
Hukum merupakan sebuah sistem yang dibuat oleh manusia untuk
membatasi tingkah laku manusia agar dapat bisa terkontrol. Hukum
juga merupakan alat yang dapat digunakan untuk menegakan dan
mencari keadilan.
Pajak
Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan
digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat
pembayar pajak tidak akan merasakan manfaat dari pajak secara langsung,
karena pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan
pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk melakukan
pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Hukum Pajak
Hukum Pajak adalah hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan
rakyatnya, dalam hal ini pemerintah bertindak sebagai pemungut pajak dan
rakyatnya sebagai pembaya pajak (wajib pajak).
Perkembangan Hukum Pajak Di Indonesia
Pada tahun 1983 dan sebelumnya, peraturan pajak di Indonesia
merupakan peninggalan kolonial Belanda dan hanya berfokuskan
pada kepentingan pemerintahan penjajahan dan setelah
Indonesia merdeka hukum pajak kini lebih didasari Pancasila dan
UUD 1945.
Pembagian hukum pajak
Tugas
Tugas umum yang harus diemban oleh hukum pajak adalah:
Menelaah keadaan masyarakat yang dapat dihubungkan dengan
pengenaan pajak;
Merumuskannya kedalam peraturan-peraturan hukum;
Menafsirkan peraturan-peraturan hukum tersebut;
Mengatur ketentuan-ketentuan pidana;
Mengatur ketentuan-ketentuan administrasi;
Mengatur ketentuan peradilan administrasi dan peradilan pajak.
Tugas Khusus hukum pajak adalah sebagai alat kebijaksanaan untuk
menentukan politik perekonomian ataupun tugas di luar kepentingan
keuangan negara.
Tujuan
• Keadilan
• Kemanfaatan
• Kepastian Hukum
Fungsi
Fungsi Anggaran (Fungsi Budgeter)
Pajak merupakan sumber pemasukan keuangan negara dengan cara
mengumpulkan dana atau uang dari wajib pajak ke kas negara untuk
membiayai pembangunan nasional atau pengeluaran negara lainnya.
Sehingga fungsi pajak merupakan sumber pendapatan negara yang memiliki
tujuan menyeimbangkan pengeluaran negara dengan pendapatan negara.
Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.
Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan ekspor, seperti:
pajak ekspor barang.
Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap barang produksi dari
dalam negeri, contohnya: Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu perekonomian
agar semakin produktif.
Fungsi Stabilisasi
Pajak dapat digunakan untuk menstabilkan kondisi dan keadaan perekonomian,
seperti: untuk mengatasi inflasi, pemerintah menetapkan pajak yang tinggi, sehingga
jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Sedangkan untuk mengatasi kelesuan
ekonomi atau deflasi, pemerintah menurunkan pajak, sehingga jumlah uang yang
beredar dapat ditambah dan deflasi dapat di atasi.
Keterkaitan Hukum Pajak Dengan Hukum Lainnya
Sumber Hukum Pajak
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23A
“Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang”.
Penafsiran Historis
Penafsiran historis adalah penafsian atas suatu undang-undang dengan
meihat pada sejarah dibuatnya suatu undang-undang. Misalnya,
dokumen rapat para pembuat UU, dokumenrapat pembahasan antara
pemerintah dengan DPR, dan dokumen surat-surat yang dibuat secara
resmi, baik oleh pemerintah maupun pemerintah dengan DPR
Penafsiran Sosiologis
Penafsiran sosiologis adalah penafsiran atas suatu ketentuan dalam undang-
undang yang disesuaikan dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
Seprti diketahui bahwa kehidupan suatu masyarakat selalu berkembang
(bersifat dinamis), sedangkan undang-undang yang bentuknya tertulis tidak
bias selalu mengikutti kehidupan masyarakat yang selalu lebih cepat
perkembangannya. Oleh karena itu, perlu adanya penyesuaian antara
undang-undang dengan perkembangan kehidupan suatu masyarakat
Penafsiran Sitematis
Penafsiran Sitematis adalah penafsiran atas suatu ketentuan dalam
undang–undang dengan mengaitkannya dengan ketentuan
( pasal–pasal ) lain dari undang–undang dimaksud ( dalam satu
undang–undang ) atau dengan mengaitkannya dengan ketentuan
(pasal–pasal ) lain dari undang–undang yang lainnya. Karena suatu
undang–undang terdiri atas pasal–pasal, maka ketentuan atas
suatu pasal yang tidak jelas dapat diketahui dengan melihat atau
mengaitkannya dengan arti atau maksud dari pasal–pasal lainnya
atas suatu undang– undang yang lainnya, sehingga membentuk
suatu sistem yang saling berhubungan.
Penafsiran Autentik
Penafsiran Autentik adalah penafsiran yang dilakukan berdasarkan
pengertian yang ditentukan oleh pembentuk undang-undang.
Penafsiran Analogis
Penafsiran Analogis dilakukan dengan memberikan suatu kiasan atau
ibarat pada kata-kata sesuai dengan hukumnya
Penafsiran A Contrario
Penafsiran A Contrario adalah penafsiran yang didasarkan pada
perlawanan antar masalah yang dihadapi dengan masalah yang diatur
dalam undang-undang.
Sistematika Hukum Pajak