Anda di halaman 1dari 31

Pengertian dan

fungsi konstitusi
Pengertian Konstitusi
 

 Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan


tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan
atau hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat
mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum
dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.
 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia , kata konstitusi diartikan sbb :
 1. segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan
 2. UUD suatu negara
 Konstitusi atau undang-undang dasar (bahasa latin : constitutio) dalam negara
adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintahan
negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
 Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya
menjabarkan prinsip-prinsip yang menajdi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnya. Dalam kasus bentukan negara, kontitusi memuat aturan dan prinsip-
prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk
menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-
prinsip dasar hukum termasuk dalam bentuk struktur, prosedur dan kewajiban
pemerintahan negara pada umumnya
 Konstitusi merujuk umumnya merujuk pada pinjaman hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
 Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan
peraturan baik tertulis maupuntidak tretulis yang mengatur secara mengikat
mengenai cara penyelenggaraan suatu pemerintahan. Istilah konstitusi pada
umumnya menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara.
 Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau
memenuhi negara. Peraturan perundang-undangan tersebut ada yang tretulis
sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang
berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara. Dengan demikian,
pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan
ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Beberapa definisi Konstitusi dari para
Ahli , yaitu :

 Herman Heller, membagi pengertian konstitusi menjadi tiga yaitu :


 1). Konstitusi dalam pengertian politik sosiologi. Konstitusi mencerminkan
kehiupan politik didalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
 2). Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat
yang selanjutnya dijadikan satu kesatuan kaidah yang hidup dalammasyarakat
yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum konstitusi dalam hal
ini sudah mengandung pengertian yuridis.
Beberapa definisi Konstitusi dari para
Ahli , yaitu :

 Konstitusi atau undang-undang dapat dianggap sebagai perwujudan dari


hukum tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara
sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil “Goverment by law, not by men”
( pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia). Pada permulaan
abad ke-19 dan awal abad ke 20, gagasan mengenai konstitusionalisme,
(kekuasaan terbatas dan jaminan hak dasar warga negara). Mendapatkan
perumusan secara yuridis.
Fungsi Konstitusi:

 1. Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan


konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik konstitusi
dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi dalam arti
luas meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik, peraturan
perundang-undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti sempit berupa
Undang-Undang Dasar(Astim Riyanto, 2009).
 2. Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian
rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.
Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan lebih terlindungi.
Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich
dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan
kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang
dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untu pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh
mereka yang mendapat tugas untuk memerintah (Thaib dan Hamidi, 1999).
Konstitusi berfungsi :

 a.          membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam


menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap
rakyatnya;
 b.          memberi suatu rangka dasar hukum bagi perubahan masyarakat
yang dicita-citakan tahap berikutnya;
 c.           dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga
negaranya;
 d.         menjamin hak-hak asasi warga negara
Pengertian & pentingnya konstitusi

 Pengertian Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar
kekuasaan yang ada dalam Negara tidak salah gunakan dan hak asasi manusia/warga
Negara tidak dilanggar, konstitusi sangat penting artinya bagi suatu Negara karena
kedudukannya dalam mengatur dan membatasi kekuasan dalam suatu Negara.
 Konstitusi berasal dari istilah bahasa Perancis,yaitu constituer artinya
membentuk.Beberapa istilah dari konstitusi seperti gronwet ( bahasa Belanda )
artinya, yaitu wet berarti undang-undang dan ground berarti tanah. Beberapa Negara
yg menggunakan istilah constitution ( bahasa Inggris ) untuk mengartikan konstitusi.
 Dalam bahasa Indonesia , kontitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang
dasar. Istilah itu menggambarkan keseluruhan system ketatanegaraan suatu Negara.
Konstitusi yang pernah berlaku di
Indonesia
Sejak proklamasi kemerdekaan bangsa indonesia sudah menciptakan tiga buah
konstitusi serta memberlakukannya dalam masa yang berbeda-beda. Pemberlakuan
ketiganya tidak lepas dari perubahan kehidupan ketatanegaraan indonesia akibat
terjadinya berbagai perkembangan politik tetapi, pergantian konstitusi itu juga
sekaligus menunjukan pergulatan bangsa indonesia dalam mencapai dan menemukan
konstitusi yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa indonesia. Konstitusi
yang pernah berlaku di indonesia adalah :
 A.  Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
 B.  Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
 C.  UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
 D.  UUD 1945 (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
 E.   UUD 1945 setelah Amandemen (19 Oktober 1999 – Sekarang )
Negara dan konstitusi

 A. Konstitualisme
Gagasan tentang konstitualisme
 Dalam perkembangannya beberapa constitutional state menyadari bahwa
konstitusi negara – negara dimaksud kurang memuat pengaturan hal
pembatasan penguasa dan pengakuan hak – hak sipil rakyat banyak di
dalamnya.
 Muncul gagasan agar dalam konstitusi diatur semacam constitutional
government, yang pada hakikatnya mewujudkan hal pembatasan
pemerintahan atau limited government, yang bertujuan to keep government
in order. Hal dimaksud menggagas diadopsinya paham konstitusionalisme atau
constitutionalism dalam perubahan konstitusi (constitution amandement)
beberapa negara di abad XX dan XXI.
 konstitusi bermakna permakluman tertinggi yang menetapkan a.l. pemegang
kedaulatan tertinggi, struktur negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan,
kekuasaan legislatif, kekuasaan peradilan dan pelbagai lembaga negara serta
hak – hak rakyat.
 Pada umumnya, konstitusi pertama-tama memaklumkan: siapa pemegang
kedaulatan tertinggi dalam negara. Who keep the souvereignty anyway?
 Masalah kedaulatan menjadi demikian penting karena secara formal
merupakan sentrum kekuasaan yang membagi-bagi sub-sub kekuasaan ke
bawah.
 Kedaulatan memuat pengakuan akan suatu kekuasaan karena di balik
kedaulatan melekat kekuasaan. Kedaulatan dan kekuasaan bagai dua sisi
sekeping mata uang. Kewenangan (de bevoegdheden) secara formal
melekatkan kekuasaan pada kedaulatan.
 Istilah kedaulatan merupakan terjemahan dari souvereignty, souvereinitas,
keduanya berasal dari kata bahasa latin: superanus atau supernitas,
bermakna de hoogste bevoegdheid, kewenangan yang sempurna dan tertinggi.
Djokosoetono memintakan perhatian atas beberapa makna konstekstual
pemahaman konstitusi sebagai berikut:
 • Konstitusi dalam makna materil (constitutie in materiele zin), berpaut
dengan gekwalificeerde naar de inhoud, yaitu dititikberatkan pada isi
konstitusi yang memuat dasar (grondslagen) dari struktur (inrichting) dan
fungsi (administratie) negara.
 • Konstitusi dalam makna formal (constitutie in formele zin), berpaut dengan
gekwalificeerde naar de maker, yaitu dititikberatkan pada cara dan prosedur
tertentu dari pembuatannya.
 • Konstitusi dalam makna UUD (grondwet) selaku pembuktian (constitutie als
bewijsbaar), agar menciptakan stabilitas (voor stabiliteit) perlu dinaskahkan
dalam wujud UUD atau Grondwet.
 Djokosoetono mengingatkan agar makna konstektual ketiga pemahaman
konstitusi tidak dibaurkan, misalnya kadangkala konstitusi dalam makna
formal tidak dibedakan dengan konstitusi dalam wujud naskah UUD atau
Grondwet. (Harun Alrasid, Kuliah Hukum Tata Negara Prof. Mr Djokosoetono.
Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, halaman 47 – 49, 53 – 57).
 Tidak berarti, pemberlakuan konstitusi dengan sendirinya mengandung esensi
pemerintahan rakyat.
 Walaupun paham konstitusionalisme diturunkan (derive) dari konstitusi, dan
dalam perkembangannya bahkan mendorong keberadaan constitutional state
namun esensi konstitusionalisme mengagas pembatasan kekuasaan dalam
negara. Constitutionalism implements the rule of laws; it brings about
predictability and security in the relations of individuals and the government
by defining in the power and limit of that government (Konstitusionalisme
mengatur pelaksanaan rule of law dalam hubungan individu dengan
pemerintah. Konstitusionalisme menghadirkan situasi yang dapat memupuk
rasa aman, karena adanya pembatasan terhadap wewenang pemerintah yang
telah ditentukan terlebih dahulu), kata Richard Kay (Miriam Budiarjo,
2008:170).
 Constitutionalism atau Konstitusionalisme
mengemban the limited state, agar
penyelenggaraan negara dan pemerintahan tidak
sewenang-wenang dan hal dimaksud dinyatakan
serta diatur secara tegas dalam pasal-pasal
konstitusi.
 Menurut Carl J Friedrich dalam buku beliau, ”Constitutional Government and
Democracy”, konstitusionalisme mengandung gagasan bahwa pemerintahan
yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat dikenakan beberapa
pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwasanya kekuasaan yang
diselenggarakan tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas
untuk memerintah (Miriam Budiarjo, 2008:171).
 Kekuasaan dibutuhkan oleh negara karena memberi kekuatan vital bagi
penyelenggaraan pemerintahan namun harus diwaspadai tatkala kekuasaan
itu terakumulasi di tangan penguasa tanpa dibatasi konstitusi.
Gagasan tentang konstitualisme

 Kekuasaan negara perlu dibatasi


 Kerkuasaan negara kalau tidak dibatasi , akan sewenang-wenang
 Untuk menjamin serta mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari
kesewenang-wenangan perlu dituangkan dalam konstitusi
 Gagasan untuk mebatasi kekuasaan negara dengan membentuk konstitusi
negara disebut dengan konstitualisme
 Dalam naskah konstitusi , ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis dalam
naskah
Konstitusi negara bercirikan dua hal
pokok, yaitu :
 A. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa agar tidak
bertindak sewenang-wenang thd warganya

 B. Konstitusi menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga negara


Negara Konstitusional

 Setiap negara memiliki konstitusi sebagai hukum dasar


 Setiap negara tidak cukup hanya memiliki konstitusi akan disebut negara
konstitusional , akan tetapi juga negara perlu menganut gagasan tentang
konstitusionalisme: negara menjamin warganya, negara membatasi
kewenangan kekuasaannya, memberi perlindungan san jaminan akan hak-hak
dasar warga negara
 Negara yang menganut gagasan konstitusionalisme inilah yang disebut negara
konstitusional
B Konstitusi negara

Kedudukan Konstitusi
 Konstitusi sangat erat dengan sejarah bangsa dan bukti pendahulu pejuang
suatu bangsa
 Sebagai arahan bagi para penerus pejuang bangsa pengisi kemerdekaan
 Konstitusi dan konstitualisme merupakan syarat setiap negara modern
 Basis konstitusi merupakan kesepakatan umum atau consensus , diantara
masyoritas rakyat
 Jika kesepakatan runtuh dan dikhianati maka akan mudah rapuh
3 elemen kesepakatan consensus
menurut William Andrews:

a. Berkenaan tentang Kesamaan tujuan dan cita-cita bersama

b. Berkenaan tentang kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas


aturan hukum dan konstitusi

c. Berkenaan tentang : 1. Bangunan Organ negara dan prosedur yang mengatur


kekuasaannya, 2. hubungan antar warga negara dan organ negara, 3. Hubungan
antar organ negara satu dengan lainnya
Konstitusi sebagai hukum dasar dan
hukum tertinggi
 A. Konstitusi sebagai Hukum dasar

 B. Konstitusi sebagai hukum tertinggi


3. Isi, tujuan dan fungsi konstitusi
negara
Mirriam budiardjo (1977): Konstitusi atau UUD memuat ketentuan sbb :
 1. Organisasi negara
 2. Hak-hak asasi manuasia
 3. Prosedur mengubah UUD
 4. Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari
UUD
Hal – hal yang diatur dalam UUD 1945

 1. Hal – hal yang bersifat umum, misalnya tentang kekuasaan dalam negara
dan identitas negara
 2. hal-hal yang menyangkut lembaga-lembaga negara
 3. Hal-hal yang menyangkut hubungan antar negara dengan warga negara,
tentang hak dan kewajiban
 4. Konsepsi atau cita –cita negara dalam berbagai bidang, misalnya
pendidikan, kesejahteraan, ekonomi, social dan pertahanan
 5. Mengenai perubahan UUD
 6. Ketentuan-ketentuan peralihan atau transisi
Konstitusi secara ringkas memiliki 3
tujuan :
 A. memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik
 B. melepaskan control kekuasaan dari penguasa itu sendiri
 C. Memberi btatasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya
JimlY Asshiddiqie (2002), konstitusi
negara memiliki fungsi-fungsi sbb :
 1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara
 2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara
 3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara
 4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi thd kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara
 5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli kepada
organ negara
 6. Fungsi simbolik , yaitu sebagai sarana pemersatu , sebagai rujukan identitas dan
keagungan kebangsaan , serta sebagai center of ceremony
 7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik secara sempit meliputi politik
dan arti luas social ekonomi
 8. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembauran masyarakat
UUD 1945 sebagai konstitusi negara
Indonesia
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai