fungsi konstitusi
Pengertian Konstitusi
Pengertian Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar
kekuasaan yang ada dalam Negara tidak salah gunakan dan hak asasi manusia/warga
Negara tidak dilanggar, konstitusi sangat penting artinya bagi suatu Negara karena
kedudukannya dalam mengatur dan membatasi kekuasan dalam suatu Negara.
Konstitusi berasal dari istilah bahasa Perancis,yaitu constituer artinya
membentuk.Beberapa istilah dari konstitusi seperti gronwet ( bahasa Belanda )
artinya, yaitu wet berarti undang-undang dan ground berarti tanah. Beberapa Negara
yg menggunakan istilah constitution ( bahasa Inggris ) untuk mengartikan konstitusi.
Dalam bahasa Indonesia , kontitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang
dasar. Istilah itu menggambarkan keseluruhan system ketatanegaraan suatu Negara.
Konstitusi yang pernah berlaku di
Indonesia
Sejak proklamasi kemerdekaan bangsa indonesia sudah menciptakan tiga buah
konstitusi serta memberlakukannya dalam masa yang berbeda-beda. Pemberlakuan
ketiganya tidak lepas dari perubahan kehidupan ketatanegaraan indonesia akibat
terjadinya berbagai perkembangan politik tetapi, pergantian konstitusi itu juga
sekaligus menunjukan pergulatan bangsa indonesia dalam mencapai dan menemukan
konstitusi yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa indonesia. Konstitusi
yang pernah berlaku di indonesia adalah :
A. Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
B. Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
C. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959)
D. UUD 1945 (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)
E. UUD 1945 setelah Amandemen (19 Oktober 1999 – Sekarang )
Negara dan konstitusi
A. Konstitualisme
Gagasan tentang konstitualisme
Dalam perkembangannya beberapa constitutional state menyadari bahwa
konstitusi negara – negara dimaksud kurang memuat pengaturan hal
pembatasan penguasa dan pengakuan hak – hak sipil rakyat banyak di
dalamnya.
Muncul gagasan agar dalam konstitusi diatur semacam constitutional
government, yang pada hakikatnya mewujudkan hal pembatasan
pemerintahan atau limited government, yang bertujuan to keep government
in order. Hal dimaksud menggagas diadopsinya paham konstitusionalisme atau
constitutionalism dalam perubahan konstitusi (constitution amandement)
beberapa negara di abad XX dan XXI.
konstitusi bermakna permakluman tertinggi yang menetapkan a.l. pemegang
kedaulatan tertinggi, struktur negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan,
kekuasaan legislatif, kekuasaan peradilan dan pelbagai lembaga negara serta
hak – hak rakyat.
Pada umumnya, konstitusi pertama-tama memaklumkan: siapa pemegang
kedaulatan tertinggi dalam negara. Who keep the souvereignty anyway?
Masalah kedaulatan menjadi demikian penting karena secara formal
merupakan sentrum kekuasaan yang membagi-bagi sub-sub kekuasaan ke
bawah.
Kedaulatan memuat pengakuan akan suatu kekuasaan karena di balik
kedaulatan melekat kekuasaan. Kedaulatan dan kekuasaan bagai dua sisi
sekeping mata uang. Kewenangan (de bevoegdheden) secara formal
melekatkan kekuasaan pada kedaulatan.
Istilah kedaulatan merupakan terjemahan dari souvereignty, souvereinitas,
keduanya berasal dari kata bahasa latin: superanus atau supernitas,
bermakna de hoogste bevoegdheid, kewenangan yang sempurna dan tertinggi.
Djokosoetono memintakan perhatian atas beberapa makna konstekstual
pemahaman konstitusi sebagai berikut:
• Konstitusi dalam makna materil (constitutie in materiele zin), berpaut
dengan gekwalificeerde naar de inhoud, yaitu dititikberatkan pada isi
konstitusi yang memuat dasar (grondslagen) dari struktur (inrichting) dan
fungsi (administratie) negara.
• Konstitusi dalam makna formal (constitutie in formele zin), berpaut dengan
gekwalificeerde naar de maker, yaitu dititikberatkan pada cara dan prosedur
tertentu dari pembuatannya.
• Konstitusi dalam makna UUD (grondwet) selaku pembuktian (constitutie als
bewijsbaar), agar menciptakan stabilitas (voor stabiliteit) perlu dinaskahkan
dalam wujud UUD atau Grondwet.
Djokosoetono mengingatkan agar makna konstektual ketiga pemahaman
konstitusi tidak dibaurkan, misalnya kadangkala konstitusi dalam makna
formal tidak dibedakan dengan konstitusi dalam wujud naskah UUD atau
Grondwet. (Harun Alrasid, Kuliah Hukum Tata Negara Prof. Mr Djokosoetono.
Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982, halaman 47 – 49, 53 – 57).
Tidak berarti, pemberlakuan konstitusi dengan sendirinya mengandung esensi
pemerintahan rakyat.
Walaupun paham konstitusionalisme diturunkan (derive) dari konstitusi, dan
dalam perkembangannya bahkan mendorong keberadaan constitutional state
namun esensi konstitusionalisme mengagas pembatasan kekuasaan dalam
negara. Constitutionalism implements the rule of laws; it brings about
predictability and security in the relations of individuals and the government
by defining in the power and limit of that government (Konstitusionalisme
mengatur pelaksanaan rule of law dalam hubungan individu dengan
pemerintah. Konstitusionalisme menghadirkan situasi yang dapat memupuk
rasa aman, karena adanya pembatasan terhadap wewenang pemerintah yang
telah ditentukan terlebih dahulu), kata Richard Kay (Miriam Budiarjo,
2008:170).
Constitutionalism atau Konstitusionalisme
mengemban the limited state, agar
penyelenggaraan negara dan pemerintahan tidak
sewenang-wenang dan hal dimaksud dinyatakan
serta diatur secara tegas dalam pasal-pasal
konstitusi.
Menurut Carl J Friedrich dalam buku beliau, ”Constitutional Government and
Democracy”, konstitusionalisme mengandung gagasan bahwa pemerintahan
yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat dikenakan beberapa
pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwasanya kekuasaan yang
diselenggarakan tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas
untuk memerintah (Miriam Budiarjo, 2008:171).
Kekuasaan dibutuhkan oleh negara karena memberi kekuatan vital bagi
penyelenggaraan pemerintahan namun harus diwaspadai tatkala kekuasaan
itu terakumulasi di tangan penguasa tanpa dibatasi konstitusi.
Gagasan tentang konstitualisme
Kedudukan Konstitusi
Konstitusi sangat erat dengan sejarah bangsa dan bukti pendahulu pejuang
suatu bangsa
Sebagai arahan bagi para penerus pejuang bangsa pengisi kemerdekaan
Konstitusi dan konstitualisme merupakan syarat setiap negara modern
Basis konstitusi merupakan kesepakatan umum atau consensus , diantara
masyoritas rakyat
Jika kesepakatan runtuh dan dikhianati maka akan mudah rapuh
3 elemen kesepakatan consensus
menurut William Andrews:
1. Hal – hal yang bersifat umum, misalnya tentang kekuasaan dalam negara
dan identitas negara
2. hal-hal yang menyangkut lembaga-lembaga negara
3. Hal-hal yang menyangkut hubungan antar negara dengan warga negara,
tentang hak dan kewajiban
4. Konsepsi atau cita –cita negara dalam berbagai bidang, misalnya
pendidikan, kesejahteraan, ekonomi, social dan pertahanan
5. Mengenai perubahan UUD
6. Ketentuan-ketentuan peralihan atau transisi
Konstitusi secara ringkas memiliki 3
tujuan :
A. memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik
B. melepaskan control kekuasaan dari penguasa itu sendiri
C. Memberi btatasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya
JimlY Asshiddiqie (2002), konstitusi
negara memiliki fungsi-fungsi sbb :
1. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara dengan warga negara
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi thd kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli kepada
organ negara
6. Fungsi simbolik , yaitu sebagai sarana pemersatu , sebagai rujukan identitas dan
keagungan kebangsaan , serta sebagai center of ceremony
7. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat, baik secara sempit meliputi politik
dan arti luas social ekonomi
8. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembauran masyarakat
UUD 1945 sebagai konstitusi negara
Indonesia
Terima Kasih