INTERAKSI OBAT DENGAN PENYAKIT Kel 3 B-S1 Farmasi 2017
INTERAKSI OBAT DENGAN PENYAKIT Kel 3 B-S1 Farmasi 2017
M PO
KELO
INTERAKSI DENGAN
2 0 1 7 PENYAKIT
A S I
A R M
S 1 F
BD&
S
KELA
KELOMPOK III- KELAS B&D S1 FARMASI
1 A N D R I A D I T YA D A L I 4 JUMRIANI RANNU
821 417 067 821 417 079
2 HASNIAN ARIFIN 5 M AY N O V R I R U S TA M A N
821 417 060 821 417 055
7 S I LVA N I A N G R E A N Y P Z A I N
8 WAWA N M I Y O D U
821 417 104
9 Y O L A N D A TA N G A H U
821 417 052
PENDAHULUAN
P E N YA K I T T U B E R K U L O S I S U S I A D E WA S A I N T E R A K S I O B AT
PA R U
Rentang usia 18-65 tahun.Pasien TB Paru Ksus diatas dpt trjdi pd pnggunaan obat rifampisin yg dignakn scra
Penyakit menular ini disebabkan oleh infeksi
memerlukan banyak obat yang diberikan bersamaan dgn kortikosteroid, menyebabkan interaksi farmakokinetik pd
Mycobacterium tuberculosis. Resiko untuk terjadinya
untuk terapi penyakit yang diderita. fase metabolisme dgn cra mnrunkan efek farmakologi dri kortikosteroid.
TB Paru masih menjadi perhatian bagi pemerintah
Banyaknya kejadian interaksi obat Mengingat TB Paru ini merupakan masalah kesehatan dengan
mengingat penyakit ini salah satu penyakit infeksi kronis
tersebut karena pasien menerima lebih prevalensi, morbiditas dan mortalitas yang terus meningkat serta risiko
yang terjadi terutama pada usia dewasa
dari satu obat dalam satu resep. terjadinya interaksi obat pada pasien dewasa sangatlah besar sehingga
penelitian ini perlu dilakukan.
TUJUAN
Untuk mengetahui ada tidaknya kejadian
interaksi obat, presentase kejadian interaksi
OAT dengan non OAT, , presentase tipe
interaksi farmakokinetik, farmakodinamik,
maupun unknow yang terjadi dalam
pengobatan pada pasien TB Paru
(Tuberkulosis Paru)
M E T O D E
Menggunakan metode observasional dengan
rancangan penelitian dilakukan secara potong
lintang (cross sectional) dan bersifat deskriptif .
Sampel pada penelitian ini adalah sampel pasien TB Paru yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.. Teknik pengambilan
sampel dilakukan secara consecutive sampling. Pengumpulan
data dilakukan secara retrospektif berdasarkan data rekam medik
pasien TB paru dewasa yang mendapatkan terapi OAT dan non
OAT.
HASIL DAN PEMBAHSAN
No Karakteristik pasien Jumlah Presentase %
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 108 65,45
Perempuan 57 34,54
2 Usia
a. 18-55 tahun 131 79,39
b. >55 tahun 34 20,60
3. Berat Badan
a. 25 kg – 28 kg 2 1,21
b. 30 kg – 37 kg 16 9,69
c. 38 kg – 54 kg 110 66,67
d. 55 kg – 70 kg 33 20
e. >71 kg 4 2,42
4 Ekskresi 76 25,16
Total 302 100 Total 3 100
Tabel 5. Distribusi Fase pada Interaksi Tabel 6. Kombinasi Obat yang Berinteraksi
Farmakokinetik pada Tipe Intekasi Unknow
Hasil interaksi farmakokinetik pada pengobatan TB Paru terdiri dari 4 fase yaitu Berdasarkan tabel interaksi paling besar terjadi pada penggunaan
fase absorpsi sebanyak 138 (45,69%), tidak terdapat persentase pada fase distribusi, isoniazid dengan metformin secara bersamaan yaitu sebesar 66,67
fase metabolisme sebanyak 88 (29,13%), fase ekskresi sebanyak 76 (25,16 %). Hal %. Penggunaan metformin ini digunakan untuk mengatasi penyakit
ini menunjukkan bahwa interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah pada fase penyerta pada pasien TB Paru yang menderita diabetes melitus.
absorpsi dan metabolisme. Dari hasil penelitian terdapat 94,54 % kejadian interaksi Mekanisme isoniazid dengan metformin adalah isoniazid
obat antara OAT dengan non OAT, interaksi obat tersebut paling banyak terjadi menurunkan efek dari metformin melalui mekanisme interaksi yang
pada interaksi farmakokinetik tidak spesifik sehingga perlu dilakukan pemantauan kadar gula
darah, simptom hiperglikemia dan pengaturan dosis jika perlu
9
Kesimpulan