Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Tingkat

Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak


Prasekolah Dan Sekolah Dasar Di
Kecamatan
Godean
Disusun Oleh :
1. Ihwanul Nur Aini (G0E021009)
2. Isna Yunianti (G0E021013)
3. Ristiyani (G0E021014)
4. Eli Fatmawati (G0E021020)
5. Qori Andani (G0E021021

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


A. Status Gizi
Perkataan gizi berasal dari bahasa arab, gizi berarti makanan. Setelah diketahui bahwa di dalam
makanan terdapat zat hidrat arang, lemak, protein, vitamin dan mineral, maka gizi itu merupakan seba-
gian dari kehidupan manusia yang harus di praktekkan sehari-hari. Status gizi adalah keadaan tubuh
yang di hasilkan dari keseimbangan antara konsumsi, penggunaan, absorbsi makanan. Status gizi meru-
pakan kondisi yang di pengaruhi oleh keseimbangan dinamik antara pemasukan dan pengeluaran zat
gizi.

Manusia membutuhkan gizi itu untuk melakukan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, bila suatu hari
mengalami kekurangan makanan, tubuh akan terasa lemas, tak bertenaga, malas, kurang bersemangat,
perut sakit dan sebagainya. Pada saat tertentu seseorang merasa lapar dan dahaga, itu merupakan tanda
pertama gizi yang diperlukan tak lagi mencukupi tubuh. Makanan selain untuk pelepas rasa lapar dan
dahaga juga berfungsi untuk pertumbuhan, perkembangan fisik dan mental, kegiatan kerja, menjaga
kondisi tubuh, menimbulkan rasa aman serta bahagia.
Pengertian keadaan gizi
Makanan selain pelepas rasa lapar dan dahaga juga berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan mental, kegiatan kerja, menjaga kondisi tubuh, menimbulkan rasa
aman,
tentram dan bahagia. Keadaan gizi menurut Bambang Soetedjo (1992:1) diartikan sebagai
beriku:

Suatu keadaan jasmani dan rohani yang di hasilkan oleh makanan yang dimakan dan proses
penggunaannya oleh tubuh. Kiranya perlu dikembangkan suatu kebiasaan makan yang sehat
sejak usia muda, sehingga dapat tercipta kebiasaan makan yang baik.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat didefinisikan bahwa keadaan gizi merupakan pencer-
minan atau akibat dari makanan yang dimakan oleh tubuh, sehingga status kegizian yang
dimiliki seseorang tergantung dari makanan yang di makan.
B. Pendapatan Keluarga
Pendapatan
Pendapatan merupakan dasar penghidupan, sebab dengan pendapatan itu seseorang dapat memenuhi kebutuhannya,
baik kebutuhan materiil maupun kebutuhan spirituil. Setiap orang yang bekerja akan mendapatkan kontra prestasi
yaitu berupa pendapatan. Sedangkan besar kecilnya pendapatan yang di terima oleh seseorang berpengaruh terhadap
besar kecilnya kebutuhan yang akan dipenuhi.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita rasakan bahwa kebutuhan hidup manusia sangat beraneka ragam. Namun
dalam mencapainya, tiap keluarga berlainan dalam satu sama lain. Hal ini tergantung pada tinggi rendahnya tingkat
pendapatan seseorang. Semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula posisi ekonomi keluarga tersebut dalam
masyarakat.
Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat inilah yang mempengaruhi terpenuhinya status gizi di
lingkungan keluarga terutama anak. Dimana dalam hal ini masyarakat yang berpendapatan menengah ke bawah yang
kurang dalam memenuhi kebutuhan status gizi anak.
Pendapatan adalah tingkat hidup seseorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau
sumber-sumber pendapat lain.
C. Tingkat Pendidikan
Pendidikan
Menurut Muri Yusuf (1986:23) “pendidikan” berasal dari kata mendidik yaitu mengasuh anak
atau membimbing ke arah yang lebih baik, memajukan mental, keindahan fisik atau perkem-
bangan moral.
Sedangkan Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (199:69) mengemukakan bahwa secara etimologi,
pendidikan berasal dari kata “Paedogogie” (bahasa Yunani), yang terdiri dari kata “pais” artinya
anak dan “again” diterjemahkan membimbing. Jadi Paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan
kepada anak. Agar diperoleh pengertian yang lebih berikut ini dikemukakan beberapa pendapat
ahli tentang pendidikan.
Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (199:70) mengemukakan bahwa “pendidikan adalah
suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta dewasa kepada anak sehingga timbul inter-
aksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlang-
sung
terus menerus.
Berdasarkan pendapat di atas di dalam pendidikan tercakup beberapa hal sebagai berikut : Pen-
didikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa secara sengaja dan tanggung
jawab dan di berikan pada anak atau orang yang belum dewasa dan berlangsung terus menerus
bertujuan agar anak didik mendapatkan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian yang
fungisional dan berguna bagi kehidupan.
 
D. Hasil penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi TK ABA Jowah dan SD Muhammadiyah Sangonan IV dengan jumlah re-
sponden sebanyak 138 siswa. Responden pada penelitian ini 67 orang (48,6%) merupakan laki laki, dan 71 orang
(51,4%) perempuan.
  status gizi frekuensi Persentase(%)

kurus 20 14,5

normal 114 82,6

overweight 4 2,9

jumlah 138 100

Berdasarkan Tabel 1 diatas diketahui 82,6% status gizi responden adalah normal .
Tabel 2. Distribusi tingkat pendidikan ibu di TK ABA Jowah dan SD Muhammadiyah Sangonan
IV.

Pendidikan ibu frekuensi Persentase(%)


Tidak sekolah 1 0,7

SD 30 21,7

SLTP 36 26,1

SLTA 61 44,2

Perguruan tinggi/D3 10 7,2

Tabel 2. Distribusi tingkat pendidikan ibu di TK ABA Jowah dan SD Muhammadiyah Sangonan
IV.
E. Pembahasan.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui status gizi anak prasekolah dan sekolah dasar sebagian besar mempunyai status gizi
yang normal (82,6%). Hasil tersebut menunjukan bahwa sebagian besar responden telah mendapatkan kecukupan
gizi
dari makanan yang mereka konsumsi. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemam-
puan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat semaksimal mungkin.
 
Responden dengan status gizi yang kurang sebanyak 14,5%. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami keku-
rangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.6 Responden dengan status gizi lebih hanya 4 anak (2,9%). Status gizi
yang
lebih terjadi karena tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan. 6
Berdasarkan Tabel 2 diketahui sebagian besar ibu dari responden berpendidikan menengah yaitu
SMA sebanyak 44,2%. Hasil analisis tingkat pendidikan ibu dengan status gizi didapatkan
probability sebesar 0,471, menunjukan tidakadanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu
dengan status gizi anak di TK ABA Jowah dan SD Muhammadiyah Sangonan IV. Tidak adanya
hubungan pendidikan dengan status gizi dapat dikarenakan perkembangan teknologi yang ada
saat ini.

Ibu dengan tingkat pendidikan rendah dengan adanya perkembangan teknologi saat ini dapat
dengan mudah mengakses informasi dari berbagai media, sehingga mereka dapat meningkatkan
pengetahuannya. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi pola konsumsi makanan sehingga
akan terjadi status gizi yang baik. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun
informal. Penelitian ini tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan status gizi, meskipun pada
penelitian lain tingkat pendidikan dapat mempengaruhi status gizi.

Pendapatan keluarga responden paling rendah sebesar Rp: 100.000 dan tertinggi sebesar
Rp: 9.000.000 dan rata-rata pendapatan Rp: 1.184.500. Pendapatan responden jika di kelom-
pokkan, sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan yang rendah 55,1%. Pendapatan
pada penelitian ini dikriteriakan rendah jika kurang dari UMR Yogyakarta 2012 sebesar Rp:
892.660. Pendapatan keluarga sangat mempengaruhi terhadap konsumsi makanan sehari-hari.
Apabila pendapatan rendah maka makanan yang dikonsumsi tidak mempertimbangkan nilai
gizi, tetapi nilai materi lebih menjadi pertimbangan.
Analisis hubungan tingkat pendapatan dengan status gizi pada penelitian ini didapatkan p-value 0,136 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tingat pendapatan dengan status gizi pada anak TK ABA Jowah dan SD
Muhammadiyah Sangonan IV. Penelitian ini berbeda dengan penelitian lain yang menujukkan adanya hubungan
pendapatan dengan status gizi10, 11 Pendapatan rendah mempengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi keluarga dan
meningkatkan kemungkinan kerkenanya penyakit infeksi sehingga status gizinya rendah.
 
Penelitian ini tidak menunjukan adanya hubungan antara pendapatan dengan status gizi pada anak dapat di karenakan
pendapatan keluarga yang kurang dari UMR masih dapat mencukupi kebutuhan makanan keluarga sehingga status
gizinya normal.
 
 
 
 
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai