Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH SASTRA

Indriyana Uli, M.Pd


Ikhtisar Sejarah Satra

Studi Sastra dibagi menjadi 3 bagian:


1. Teori Sastra

2. Sejarah Sasra

3. Kritik Sastra

Sejarah sastra adalah studi sastra yang membicarakan


perkembangan sastra sejak lahirnya sampai
perkembangannya yang terakhir (Pradopo, 1967:9;
Wellek, 1968:255).
Selanjutnya (Todorov; 1985: 61) mengatakan bahwa
tugas sejarah sastra adalah:
1. meneliti keragaman setiap kategori sastra.

2. meneliti jenis karya sastra baik secara diakronis,


maupun secara sinkronis.
3. menentukan kaidah keragaman peralihan sastra dari
satu masa ke masa berikutnya.
Dikemukakan oleh Fananie (2000:19-20) bahwa
berdasarkan aspek kajiannya, sejarah sastra dibedakan
menjadi:
a. Sejarah genre, yaitu sejarah sastra yang mengkaji
perkembangan karya-karya sastra seperti puisi dan
prosa dan sebagainya.
b. Sejarah sastra secara kronologis, yaitu sejarah sastra
yang mengkaji karya-karya sastra berdasarkan
periodesasi atau babakan waktu tertentu.
c. Sejarah sastra komparatif, yaitu sejarah sastra yang
mengkaji dan membandingkan beberapa karya sastra
pada masa lalu, pertengahan, dan masa kini. Bandingan
tersebut bisa meliputi karya-karya sastra antar negara
seperti sastra Eropa dengan sastra Indonesia, Melayu
dan sebagainya.
Awal Kelahiran Sastra Indonesia
 Tahun 1920, Belanda mendirikan sekolah-sekolah karena
balas jasa terhadap Indonesia.
 Terbentuklah suatu badan yang kemudian bertugas
menerbitkan buku-buku yang baik untuk meningkatkan
kecerdasan masyarakat.
 Didirikan juga Taman Pustaka atau perpustakaan yang
ditempatkan di sekolah-sekolah rakyat.
 Badan ini diperluas dan diperbesar seiring dengan makin
banyaknya tamatan seolah yang memerlukan bahan-bahan
bacaan, dan badan inilah yang kemudian disebut Balai
Pustaka.
 Balai Pustaka merupakan awal dari lahirnya sastra
Indonesia adalah pada masa penjajahan setelah
Belanda, tepatnya kependudukan Jepang (1942-
1945) Balai Pustaka masih tetap eksis meski
menggunakan nama lain yaitu Gunseikanbo
Kokumin Tosyokyoku yang artinya Biro Pustaka
Rakyat Pemerintah Militer Jepang.
 Menurut Sarwadi (1999: 29) permasalahan itu meliputi:
 Roman terpenting yang diterbitkan Balai Pustaka pada
tahun 20an ialah Salah Asuhan karya Abdul Muis.
Dalam karya itu pengarang lerbih realistis dalam
menyoroti masalah kawin paksa. Selain itu berisi juga
tentang pertentangan antara kaum muda dengan kaum
tua dalam pernikahan. Yang menjadi permasalahan bagi
pengarang ialah akibat-akibat lebih jauh dari pertemuan
kebudayaan Eropa yang masuk dalam tubuh anak-anak
bangsanya melalui pendidikan sekolah kolonial Belanda.
 Novel Belenggu karya Armin Pane pernah ditolak
oleh Balai Pustaka karena isinya dianggap tidak
bersifat membangun dan tidak membantu budi
pekerti, namun kemudian novel ini disadur oleh
Pujangga Baru pada tahun 1938, dan dicetak ulang
oleh Balai Pustaka.
Masalah Periodesasi atau Angkatan
Sastra Indonesia
Sejarah sastra itu merupakan rangkaian atau jajaran
periode-periode sastra.
Wellek (1968:265) mengatakan bahwa periode adalah
sebuah bagian waktu yang dikuasai oleh sesuatu sistem
norma-norma sastra, standar-standar, dan konvensi-
konvensi sastra yang kemunculannya, penyebarannya,
keberagaman, integrasi dan kelenyapannya dapat
dirunut.
Angkatan sastra tak lain adalah sekumpulan sastrawan
yang hidup dalam satu kurun waktu masa atau
menempati suatu periode tertentu (Pradopo, 2003:2).
Perbandingan Periodesasi Sastra Indonesia
UMUM B.SIMORANGK SABARUDIN JS. BADUDU USMAN HB. JASSIN NUGROHO AJIB ROSIDI
IR AHMAD EFFENDI NOTO
SUSANTO

A. LAMA A. A. LAMA A. MELAYU A. LAMA A. MELAYU / A. MELAYU /


1. Purba LAMA/PURBA 1. Dinamisme 1. Purba (.... – 1920) LAMA LAMA
2. Hindu B. HINDU / 2. Hinduisme 2. Hindu/Islam
3. Islam ARAB 3. Islamisme

B. PERALIHAN C. BARU B. BARU 3. Abdullah


Abdullah 1. Abdullah 1. Abdullah

C. BARU 2. BP / 20 2. BP / 20 B. INDONESIA B. BARU B. INDONESIA B. INDONESIA A. KELAHIRAN


1. BP/20 3. PB / 30 3. PB / 30 1. BP / 20 (1920 – 1945) MODERN MODERN 1. awal abad XX
2. PB/30 D. 4. 45 2. PB / 30 C. MODERN 1. BP / 20 1. Kebangkitan s/d 1933
3. 45 MUTAKHIR 3. 45 (1945-....) 2. PB / 33 a. 20 2. 1933 – 1942
4. 66 4. Sesudah 45 3. 45 b. 33 3. 1942 - 1945
5. 70 4. 66 c. 42 B.
2. PERKEMBANG
Perkembang AN
an 1. 1945 - 1953
a. 45 2. 195 – 1960
b. 50 3. 1960 - ……
Perbandingan Ciri-Ciri Angkatan Sastra Indonesia
PERBANDINGAN ANGK. 20 ANGK. 30 ANGK. 45 ANGK. 66 ANGK. 70

BAHASA Bahasa Indonesia (masih Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa sastra tidak Bahasa dieksploitasi
terpengaruh B. Melayu) (sebagai alat ucap sastra diperhatikan, yang sebagai alat ucap sastra /
yang sebebas-bebasnya) penting misinya ide / gagasan

BENTUK DAN ISI Bentuk lebih penting Bentuk dan isi sama- Isi lebih penting dari Isi (tujuan/misi) lebih Beragam (ada yang
daripada isi (struktur sama penting pada bentuk penting dari pada bentuk mengandalkan isi, tetapi
cerita/gaya bercerita ada yang mengeksploitasi
masih sederhana) bentuk)

TEMA/PERSOALAN Persoalan yang diangkat Kehidupan masyarakat , Kebanyakan bertema Bertema perjuangan Semua persoalan
persoalan adat persoalan intelektual, perjuangan (melawan melawan struktur sosial kehidupan sebagai ide
kedaerahan dan kawin emansipasi (struktur penjajah dan dan politik yang korup sastra (kegelisahan batin,
paksa cerita / konflik sudah menegakkan eksistensi – dan tidak adil, kritik social, ketuhanan,
berkembang) pencarian diri) kemiskinan warna local, dll)

PENGARUH Kahidupan tradisi sastra Pengaruh barat mulai Pengaruh universal Pengaruh pujangga dunia Pengaruh lokal, dan
daerah / local masuk dan berupaya dalam rangka mencari (universal) dalam rangka dunia, sebagai imajinasi
melahirkan budaya identitas diri mempertahankan untuk mencipta
nasional martabat bangsa) pembaharuan

ALIRAN KS Romantisme Idealisme Ekspresionisme, Realisme, idealisme, Beragam (idealisme,


naturalisme, simbolik mistisisme psikologisme, mistisisme,
determinisme, dll)

PROSES Perubahan hanya sedikit Meramu hal-hal lama Berusaha membentuk Mencipta dengan sejujur- Kreativitas, kebaruan,
dari proses sebelumnya menjadi sesuatu yang sesuatu yang baru jujurnya inovasi menjadi dasar
(masih terikat oleh baru (menyiasati situasi) dan penciptaan sastra
aturan-aturan sastra menghilangkan pengaruh
lama) lama

Anda mungkin juga menyukai