Anda di halaman 1dari 49

KEJADIAN LUAR BIASA

Oleh :
R. SUSY DAMASANTY, S.Kp, MM
Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Primer dan Kestrad
DEFINISI KLB
KLB adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan/
kematian yang bermakna secara
epidemiologis dalam kurun waktu dan
daerah tertentu.
KEJADIAN LUAR BIASA
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau
kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus kepada terjadinya wabah. (PP 40, th 1991, Bab 1,
Pasal 1)
Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah
adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan
kasus yang melebihi situasi yang lazim atau normal, namun
wabah memiliki konotasi keadaan yang sudah kritis, gawat atau
berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang
lebih luas.
DASAR
Penanggulangan KLB dan wabah penyakit menular
diatur dalam:
 UU Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular,
Peraturan Pemerintah No.40 tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular,
Peraturan Menteri Kesehatan No.501 tahun 2010
tentang Penyakit Tertentu yang Dapat
Menimbulkan Wabah.
PENETAPAN KLB BILA MEMILIKI
SALAH 1 DARI 7 KRITERIA
(PERMENKES NO 1501, 2010)
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga)
kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun
waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya.
NEXT
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1
(satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate)
dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita
baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali
atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
Beberapa penyakit khusus : Kholera,
DHF/DSS,SARS,Avian Flu,Tetanus neonatorum.
Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya
( pada daerah endemis )
Terdapat satu atau lebih penderita baru di mana pada
periode 4 ( Empat) minggu sebelumnya tidak ada.
Beberapa penyakit yang dialami 1 (satu) atau lebih
penderita :
Keracunan makanan
Keracunan pestisida
KLASIFIKASI KLB
Menurut Penyebab   
a. Toksin : Entero toksin, exotoxin, endotoxin    
b. Infeksi : Virus, bakteri, cacing, protozoa    
c. Toksin Biologis : Racun jamur, plankton,
alfatoxin, racun ikan, racun,     tumbuh-
tumbuhan
d. Toksin Kimia : Zat organic (logam berat,
cyanide), insekta, gas beracun
MENURUT SUMBER
1. Dari Manusia : Jalan nafas, tangan, tenggorokan,
hubungan seks, tinja.
2. Kegiatan Manusia : Toksin bilogis dan kimia (tempe
brongke, penyemprotan, penangkapan ikan dengan
racun), jarum suntik tidak steril
3. Dari Binatang : Binatang piaraan, ikan, binatang
pengerat (contoh : leptospirosis)
4. Serangga : Lalat, nyamuk (DBD, filarial, malaria)
5. Dari Udara dan Air : stapilococcus, streptococcus,
vibrio
6. Dari makanan dan minuman : Keracunan singkong,
jamur makanan kaleng
EPIDEMIOLOGI

ilmu yang mempelajari tentang pola


penyebaran penyakit atau kejadian yang
berhubungan dengan kesehatan, beserta faktor-
faktor yang dapat memengaruhi kejadian
tersebut. 
Penerapan ilmu epidemiologi dilakukan melalui
investigasi terhadap suatu kejadian yang
berhubungan dengan kesehatan agar bisa
dikendalikan, misalnya saat terjadi wabah.
NEXT
Ada beberapa istilah dalam epidemiologi:
Wabah
Epidemi,
Endemi, dan
Pandemi.
Semua istilah tersebut berhubungan dengan
penyakit-penyakit yang bersifat serius.
WABAH (KECIL, TAPI LUAR BIASA)
Wabah terjadi ketika suatu penyakit mulai menyebar dan menulari
penduduk dengan jumlah lebih banyak daripada biasanya di dalam
suatu area atau komunitas atau saat musim-musim tertentu.
Wabah biasanya berlangsung dalam jangka waktu lama, mulai dari
hitungan hari hingga tahun. Tidak hanya di satu wilayah, tetapi wabah
juga bisa meluas ke daerah atau negara lain di sekitarnya.
Namun, tidak semua penyakit menular dapat disebut sebagai wabah.
Suatu penyakit dapat dikatakan wabah ketika penyakit tersebut
memiliki kondisi sebagai berikut:
Sudah lama tidak muncul dan menjangkiti masyarakat
Datang penyakit baru yang sebelumnya tidak diketahui
Penyakit tersebut baru pertama kali menjangkiti masyarakat di daerah
tersebut
EPIDEMI ( LEBIH BESAR DAN MENYEBAR)
Usai penyakit mewabah, penularan selanjutnya adalah epidemi.
Epidemi sebenarnya mirip dengan wabah. Hanya saja
jangkauannya jauh lebih luas dan penularannya terjadi dengan
cepat.
Epidemi terjadi ketika suatu penyakit telah menyebar dengan
cepat ke wilayah atau negara tertentu dan mulai memengaruhi
populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut.
Beberapa contoh epidemi yang pernah terjadi adalah penyakit 
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) pada tahun 2003
yang terjadi di seluruh dunia dan menelan korban ratusan jiwa,
penyakit yang disebabkan oleh virus Zika, serta malaria di
Liberia.
Di tingkat penyebaran yang lebih luas, epidemi berubah menjadi
endemi. 
ENDEMI
Endemi adalah penyakit yang menyerang lingkup
yang lebih kecil dibanding pandemi, misalnya
satu negara saja, wilayah, atau benua.
Penyakit endemi adalah penyakit yang muncul
dan menjadi karekteristik di wilayah tertentu,
misalnya penyakit malaria di Papua. Penyakit ini
akan selalu ada di daerah tersebut, namun dengan
frekuensi atau jumlah kasus yang rendah.
Contoh penyakit endemi adalah ebola yang berada
di daerah sub-Sahara Afrika.
PANDEMI ( INTERNASIONAL DAN DI LUAR KENDALI)
WHO mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran
penyakit baru ke seluruh dunia. Tercatat ada beberapa
penyakit pandemi yang paling mematikan sepanjang
sejarah, salah satunya cacar, campak, tipus, flu spanyol,
black death, HIV/AIDS.
Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara luas di
seluruh dunia. Dengan kata lain, penyakit ini sudah
menjadi masalah bersama bagi seluruh warga dunia.
Contoh penyakit yang tergolong pandemi adalah 
HIV/AIDS dan COVID-19.
Tidak hanya itu, influenza yang saat ini tampak ringan pun
dahulu pernah menjadi penyakit yang masuk ke dalam
kategori pandemi dan menjadi masalah bagi seluruh negara
di dunia.
NEXT
Pandemi adalah tingkat tertinggi untuk
darurat kesehatan global dan menunjukkan
bahwa wabah yang meluas ini
mempengaruhi banyak wilayah di dunia.
Walaupun begitu, statemen-statemen dari
WHO tetap berharap agar pandemi ini bisa
dikendalikan dan kerusakannya bisa di
minimalisir dengan mengambil tindakan-
tindakan yang cepat dan aggresif.
Untuk KLB, penanganan hanya dilakukan
otoritas kesehatan setempat. Penetapan KLB
dikeluarkan kepala daerah.
 
"Sementara kalau wabah pandemi harus
dikeluarkan setingkat negara.
 
Penjelasan pandemi atau wabah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana. Pendemi
masuk dalam konteks becana non-alam.
 
Salah satu bentuk tanggap darurat yakni
SISTEM KEWASPADAAN DINI
Tujuan SKD
1. Antisipasi/prediksi : sehingga KLB dapat
dicegah
2. Deteksi dini : mengetahui kapan ada
masalah
3. Reaksi cepat : pedoman/ staff terlatih/bahan
tersedia sebelum KLB
4. Effective Response : metoda
penanggulangan yang tepat, sumber daya
dan logistik yang memadai
LANGKAH-LANGKAH PENYELIDIKAN KLB,
1. Mempersiapkan penelitian lapangan
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
3. Memastikan diagnosa etiologis
4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika
diperlukan)
7. Mengidentifikasi sumber penularan dan keadaan penyebab KLB
8. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
9. Menetapkan saran cara pengendalian dan penanggulangan
10. Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat
dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi
LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI KLB/WABAH

Langkah-langkah investigasi KLB/wabah meliputi


beberapa tahapan sebagai berikut:
Persiapan penelitian lapangan Pada tahap ini harus
dipersiapkan 3 kategori:
a. Persiapan investigasi : pengetahuan penyakit
yang potensial menjadi KLB,
b. Persiapan administrasi : perijinan, surat-surat
atau dokumen formal/legal,
c. Persiapan konsultasi ;  peran dan posisi tim
kesehatan dalam proses investigasi.
SURVEILANS
Surveilans adalah kegiatan “analisis” yang
sistematis dan berkesinambungan melalui kegiatan
pengumpulan dan pengolahan data serta penyebar
luasan informasi untuk pengambilan keputusan dan
tindakan segera.
Melakukan Analisis Orientasi tidak cukup hanya
penyakit
Pertimbangkan faktor resiko di luar sektor
kesehatan, Ketajaman analisis Pertimbangkan
lintas batas wilayah, tidak cukup hanya
pertimbangan wilayah administrasi pemerintahan
Surveilans Kejadian Penyakit :
Deteksi dini Mencermati kecenderungan penyakit
(secular trend), Identifikasi perubahan faktor agent
dan host, Deteksi perubahan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
Peran Surveilans Pengendalian penyakit
menular KLB
Mempelajari riwayat alamiah penyakit, gambaran
klinis, dan epidemiologi sehingga dapat disusun
program pencegahan dan penanggulangannya,
Mendapatkan data dasar penyakit dan faktor
risiko, sehingga dapat diteliti kemungkinan
pencegahan dan penanggulangan, dan program
nantinya dapat dikembangkan
Emergency (Situasi Bencana)
Situasi bencana dari sisi surveilans, Gempa Tsunami,
Gunung Meletus, Banjir, Kebakaran, Angin ribut,
Kerusuhan massal, Ada Korban Langsung(meninggal, luka),
Korban Tak Langsung(Pengungsian), Kondisi Rentan(Status
Kesehatan)
Situasi bencana dari sisi surveilans Penyakit Menular,
Potensial Wabah/ KLB, Ada Korban Langsung(sakit /
meninggal dlm waktu singkat)
Situasi bencana dari sisi surveilans Pencemaran Bahan
Kimia :- Udara- Air- Tanah, Ada Korban Langsung(sakit,
meninggal dlm jangka panjang)
Situasi bencana dari sisi surveilans Kejahatan Manusia-
Borak pd makanan- Formalin pd makanan- Pewarna bahaya,
Ada Korban Langsung(sakit, meninggal dlm jangka
Membangun Sistem Surveilans Situasi Bencana
Sistem sangat tergantung situasi bencana yang mana,
Substansi sangat tergantung situasi bencana yang mana,
Proses surveilans berlaku umum (pengumpulan, pengolahan,
analisis, interpretasi, penyebar luasan informasi untuk
respon secara dini)
Prinsip Membangun Surveilans Situasi Bencana
Unsur kecepatan Proses surveilans (pasif & aktif), Respon
(sedini mungkin), Sederhana Yang dapat dijangkau (sadar
bahwa hanya sebagian), Substansi terbatas (sangat prioritas)
contoh di NAD penyakit (Diare,Malaria, DBD, ISPA,
Campak), faktor risiko (air & vektor), dukungan lab.
sederhana (bila dimungkinkan), Integrasi (Pemerintah,
Masyarakat/LSM,NGO)  Jejaring SE
Prinsip Penyelenggaraan Surveilans untuk SKD & Pen. KLB
Perbaikan Kondisi Rentan Antisipasi SKD KLB
Kajian Epidemiologi
Inisial Assessment Tidak Menjadi Masaslah Kes Mas
ResponPenang-gulang-an KLB
Kesiapsiagaan menghadapi KLB
Tahapan Alamiah Situasi Bencana & Peranan Surveilans Dalam Situasi Bencana
Situasi Normal, Ancaman Kedaruratan
Kedaruratan terjadi, Kembali Normal
Penyelidikan, Penanggulangan & Surveilans Intensif
Respon Cepat & Surveilans Intensif
Surveilans Rutin untuk SKD
Menentukan arah respon/penanggulangan
Menilai keberhasilan respon/penanggulangan
Menilai situasi & kecenderungan situasi darurat
Kegiatan Surveilans Intensif pada situasi bencana
Analisis Data Pelayanan Pengobatan
Analisis Data Faktor Risiko
Laporan Berkala Situasi Darurat
Laporan Berkala Upaya Penanggulangan
Laporan Masyarakat Hasil Wawancara
Kajian Terus Menerus
Informasi Terus Menerus Pada Tim
Penanggulangan
Prioritas Kajian Awal Status Epidemiologi Pengungsi Sebagai Bahan
Penetapan Sistem Surveilans
Perkembangan Penyakit Potensial KLB, Makanan & Gizi, Imunisasi, Air, Sanitasi,
dan Musim, Status Pelayanan Kesehatan Darurat, termasuk sistem surveilans yang
ada, Ekonomi, Sosial, Politik, Keamanan, Transportasi, Komunikasi, Ancaman
Penyakit Menular, Pnemonia, Gizi, Pelayanan Kesehatan
Pengungsi Kelompok Rentan
Bayi dan Anak, Balita, Orang Tua (sendiri), Keluarga dengan KK, wanita, Ibu
Hamil dan Melahirkan
Pengungsi Rentan Padat Jumlah Besar Satu Lokasi Terisolir
Tanpa informasi Tanpa PengelolaTipuan Data
Contoh : Aplikasi Surv pada Pengungsi
Substansi Angka Kesakitan & Kematian
Lingkungan (air, sampah / tinja & vektor)
Gizi / Makanan
Populasi ber risiko Bayi, Balita, Ibu Hamil, Manula
PENETAPAN KEADAAN
WABAH
apabila situasi KLB berkembang atau meningkat dan
berpotensi menimbulkan malapetaka, dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1. Secara epidemiologis data penyakit menunjukkan
peningkatan angka kesakitan dan/atau angka kematian.
2. Terganggunya keadaan masyarakat berdasarkan aspek
sosial budaya, ekonomi, dan pertimbangan keamanan.
3. Jenis-jenis penyakit menular tertentu yang dapat
menimbulkan wabah adalah sebagai berikut: Kolera, Pes,
Demam Berdarah Dengue, Campak, Polio, Difteri,
Pertusis, Rabies, Malaria, Avian Influenza H5N1,
Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A baru
(H1N1), Meningitis, Yellow Fever, Chikungunya.
YANG MENETAPKAN KLB
1. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi,
atau Menteri dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu
daerah memenuhi salah satu kriteria KLB.
2. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
provinsi menetapkan suatu daerah dalam keadaan KLB di wilayah
kerjanya masing-masing dengan menerbitkan laporan KLB.
3. Dalam hal kepala dinas kesehatan kabupaten/kota tidak menetapkan suatu
daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, kepala dinas kesehatan
provinsi dapat menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.
4. Dalam hal kepala dinas kesehatan provinsi atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota tidak menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam
keadaan KLB, Menteri menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.
5. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan provinsi,
atau Menteri harus mencabut penetapan daerah dalam keadaan KLB
berdasarkan pertimbangan keadaan daerah tersebut tidak sesuai dengan
keadaan.
PENETAPAN WABAH
Menteri menetapkan daerah dalam
keadaan wabah berdasarkan
pertimbangan secara epidemiologis dan
terganggunya kesehatan masyarakat.
Menteri harus mencabut penetapan
daerah wabah berdasarkan pertimbangan
keadaan daerah tersebut tidak sesuai
dengan keadaan yang memenuhi kriteria
penetapan daerah wabah.
PENYAKIT MENULAR
Penyakit menular masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang menimbulkan
kesakitan, kematian, dan kecacatan yang
tinggi sehingga perlu dilakukan
penanggulangan melalui upaya pencegahan,
pengendalian, dan pemberantasan yang
efektif dan efisien. Penyakit menular yang
dimaksud adalah penyakit yang dapat
menular ke manusia yang disebabkan oleh
agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur,
dan parasit.
PENDAHULUAN
Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan
makanan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
karena dapat menyebabkan jatuhnya korban kesakitan dan
kematian yang banyak, menyerap anggaran biaya yang
besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak pada
sektor ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebar luas
lintas kabupaten/kota, provinsi bahkan antar negara.
Diare, campak, difteri, demam berdarah, keracunan
makanan adalah jenis penyakit yang sering menyebabkan
KLB di Indonesia. Jenis KLB penyakit lainnya juga terjadi
walaupun jarang adalah KLB Polio, HFMD, Malaria,
Permenkes
No.1501/MENKES/PER/X/2010 tentang
jenis penyakit menular tertentu yang
dapat menimbulkan wabah dan upaya
penanggulangannya, manajemen atau
penatalaksanaan kasus penyakit menular
potensial KLB/wabah merupakan salah
satu upaya penanggulangan KLB/wabah.
Kegiatan penatalaksanaan kasus tersebut
mencakup kegiatan pemeriksaan,
pengobatan, perawatan dan isolasi
penderita, dan tindakan kekarantinaan.
NEXT
Dalam beberapa tahun terakhir muncul beberapa penyakit
yang dinyatakan sebagai penyakit Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat dengan Kepedulian Internasional (Public
Health Emergency of International Concern/PHEIC) oleh
WHO diantaranya
Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS (2003),
Mers CoV di wilayah TimurTengah (mulai 2012-2014),
H7N9 di Tiongkok ( 2012)
Ebola di negara Afrika Barat (2014) dan
Covid-19 (2019) Mulai di Cina
PRIORITAS PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR DENGAN
KRITERIA
1. Penyakit endemis lokal
2. Penyakit menular potensial wabah
3. Penyakit dengan tingkat fatalitas
tinggi/angka kematian tinggi
4. Memiliki dampak sosial, ekonomi, politik
dan ketahanan yang luas; dan atau
5. Menjadi sasaran reduksi, eliminasi dan
eradikasi global
STRATEGI
PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR
a. Mengutamakan pemberdayaan masyarakat
b. Mengembangkan jejaring kerja, koordinasi
dan kemitraan serta kerja sama lintas
program, lintas sektor dan internasional
c. Meningkatkan penyediaan sumberdaya dan
pemanfaatan teknologi
d. Mengembangkan sistem informasi
e. Meningkatkan dukungan penelitian dan
pengembangan
KEGIATAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR DILAKUKAN
MELALUI UPAYA PENCEGAHAN,
PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN
a.YANG
PromosiMELIPUTI:
kesehatan
b. Surveilans kesehatan
c. Pengendalian faktor risiko
d. Penemuan kasus
e. Penanganan kasus
f. Pemberian kekebalan (imunisasi)
g. Pemberian obat pencegahan massal

Kegiatan-kegiatan lainnya sesuai pedoman penanggulangan


penyakit menular langsung, penyakit tular vektor dan zoonosis.
PROTOKOL KESEHATAN DI TEMPAT
KERJA SAAT PANDEMI
Pengukuran susu Pengukuran suhu dilakukan dipintu masuk
Skrining tanda gejala Bila hasil skrining ditemukan suhu tubuh > 37,5
derajat C atau salah satu gejala maka petugas diarahkan berobat
Lakukan kebersihan tangan
Gunakan siku untuk menutup
Gunakan masker kecuali makan dan minum
Tidak berkerumunan dan menjaga jarak di mesin absensi
Bersihkan meja / area kerja sebelum dan setelah digunakan
Menjaga jarak dengan rekan kerja minimal 1 meter
Usahakan aliran darah dan sinar matahari masuk ke ruang kerja
Hindari kontak fisik seperti bersalaman dan berpelukan
Saat makan :
Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan
sesudah makan
Menggunakan peralatan makan sendiri
Menjaga jarak minimal 1 meter
Tidak diperkenankan bercakap-cakap saat makan
Masker yang dilepas diletakkan dalam lipatan kertas dan
gunakan
kembali setelah makan
Peralatan makan segera dibersihkan
Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun
dengan air mengalir atau menggunakan handsanitizer
Saat Ibadah
Memakai peralatan ibadah sendiri meliputi mukena, sajadah, Kitab suci dan
lain sebagainya
Menggunakan masker saat ibadah
Menjaga jarak minimal 1 meter antar sesama jamaah
Hindari kontak fisik, seperti bersalaman atau berpelukan
Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan handsanitizer

Penggunaan Toilet bersama :


Tetap gunakan masker saat di toilet.
Mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan
handsanitizer sebelum dan sesudah memegang handle pintu.
Jika ada batuk dan bersin saat di toilet, maka tutup mulut dan hidung
dengan lengan bagian dalam kemudian cuci lengan dengan sabun dan air.
PROTOKOL KESEHATAN DI MASYARAKAT
Perlindungan Individu
Gunakan Alat pelindung Diri
Lakukan Kebersihan tangan
Menjaga jarak 1 meter
Meningkatkan daya tahan tubuh
Perlindungan Masyarakat
Pencegahan dengan kegiatan promosi kesehatan, edukasi,
sosialisasi, informasi
Perlindungan melalui penyediaan sarana cuci tangan,
handsanitizer, sabun cuci tangan
Pengaturan jaga jarak
Disinfeksi permukaan, ruangan dan peralatan secara berkala
Gunakan masker
UPAYA
PENANGGULANGAN
a. WABAH
Penyelidikan epidemiologis
b. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan
isolasi penderita termasuk tindakan
karantina
c. Pencegahan dan pengebalan
d. Pemusnahan penyebab penyakit
e. Penanganan jenazah akibat wabah
f. Penyuluhan kepada masyarakat
PENANGANAN

a. Isolasi Kasus
b. Karantina kontak erat
Indikator Isolasi Mandiri (rumah, kos, Isolasi di fasilitas khusus (sekolah, asrama haji, balai
hotel mandiri, apartemen, dll) desa, hotel yang ditunjuk, tenda darurat dsb)
Definisi Proses isolasi yang dilakukan Fasilitas isolasi berbasis komunitas disiapkan untuk
secara mandiri di rumah atau orang yang tidak mungkin menyelenggarakan upaya
tempat yang tidak dikelola oleh isolasi di rumah sendiri baik di gedung permanen atau
pemerintah dengan tetap mengikuti non permanen
arahan dari petugas setempat
Sasaran Kasus positif tanpa gejala, suspek Kasus positif tanpa gejala, Suspek sedangringan yang
ringan-sedang, orang yang tidak dinilai tidak mampu melakukan isolasi mandiri dan
memiliki penyakit penyerta tidak memenuhi persyaratan rawat di rumah sakit
Jenis Pemantauan suhu, gejala dan tanda perburukan harian oleh petugas
Intervensi
Lama 10-14 hari (bergantung perkembangan informasi penyakit atau pedoman)
isolasi
Ketersediaa Tersedia persediaan masker medis minimal untuk 14 hari (2-3 masker perhari)
n masker
Privasi/ Sangat direkomendasikan untuk merawat pasien terkonfirmasi di kamar hunian tunggal dengan
tempat pintu dan sistem ventilasi udara yang terpisah untuk menghindari bercampurnya udara antar
tidur ruangan
Kamar tidur terpisah dengan Jika tidak memungkinkan kamar tidur terpisah, maka
penghuni lainnya jarak antar tempat tidur minimal 2 meter dan pemisahan
ruangan untuk pria dan wanita. Perhatian: kasus positif
tidak boleh dicampur dengan kasus suspek
(konsultasikan dengan dinas kesehatan setempat)
Penanggulangan KLB meliputi pencegahan
penyebaran KLB termasuk pemantauan upaya
pencegahan dan penanggulangannya yang
bertujuan menghentikan atau membatasi
penyebar luasan penyakit di wilayah yang
sedang berjangkit KLB.
Berdasar hasil penyeledikan epidemiologi
disusun rencana penanggulangan KLB.
Rencana tersebut harus memuat unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Tempat / sasaran
a. Menentukan daerah yang akan
ditanggulangi.
b. Jumlah penduduk dan penduduk
terancam / rumah dicakup
penanggulangan terutama ditunjukkan
pada kelompok penduduk paling
terancam ( high risk ).
2. Metode Penanggulangan
a. Tergantung pada jenis penyakit yang sedang berjangkit.
b. Kegiatan penanggulangan
1) Pengobatan / perawatan penderita.
2) Penyelidikan epidemiologi di lapangan ( lanjutan ).
3) Pencegahan penyebaran perluasan penyakit :
Malaria (MDA, IRS, larvasiding, dll),
DBD ( fogging, abatisasi )
Imunisasi
Isolasi penderita dsb.
4) Pemantauan tindakan pencegahan
5) Penyampaian informasi kepada yang berisiko terjadinya KLB akibat
meluasnya KLB.
6) Penyampaian laporan hasil penanggulangan.
c. Tim Penanggulangan KLB
Adalah tim fungsional, terdiri dari unsur-unsur atau unit-unit
baik lintas program maupun lintas sektor terkait ( sesuai
KLB penyakit ) untuk menanggulangi KLB. Tim ini
selanjutnya disebut sebagai Tim Gerak Cepat ( TGC )
d. Sarana
Menyiapkan :
- Tenaga sesuai kegiatan penanggulangan.
- Bahan dan alat ( termasuk transportasi, obat-obatan, dan
sarana lainnya )
- Biaya, dll
e. Waktu
Menyusun jadwal kegiatan penanggulangan sesegera
mungkin agar KLB tidak cepat meluas.

Anda mungkin juga menyukai