Oleh :
R. SUSY DAMASANTY, S.Kp, MM
Sub Koordinator Pelayanan Kesehatan Primer dan Kestrad
DEFINISI KLB
KLB adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan/
kematian yang bermakna secara
epidemiologis dalam kurun waktu dan
daerah tertentu.
KEJADIAN LUAR BIASA
Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau
kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus kepada terjadinya wabah. (PP 40, th 1991, Bab 1,
Pasal 1)
Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah
adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan
kasus yang melebihi situasi yang lazim atau normal, namun
wabah memiliki konotasi keadaan yang sudah kritis, gawat atau
berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang
lebih luas.
DASAR
Penanggulangan KLB dan wabah penyakit menular
diatur dalam:
UU Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular,
Peraturan Pemerintah No.40 tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular,
Peraturan Menteri Kesehatan No.501 tahun 2010
tentang Penyakit Tertentu yang Dapat
Menimbulkan Wabah.
PENETAPAN KLB BILA MEMILIKI
SALAH 1 DARI 7 KRITERIA
(PERMENKES NO 1501, 2010)
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga)
kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun
waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya.
NEXT
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1
(satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate)
dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita
baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali
atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
Beberapa penyakit khusus : Kholera,
DHF/DSS,SARS,Avian Flu,Tetanus neonatorum.
Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya
( pada daerah endemis )
Terdapat satu atau lebih penderita baru di mana pada
periode 4 ( Empat) minggu sebelumnya tidak ada.
Beberapa penyakit yang dialami 1 (satu) atau lebih
penderita :
Keracunan makanan
Keracunan pestisida
KLASIFIKASI KLB
Menurut Penyebab
a. Toksin : Entero toksin, exotoxin, endotoxin
b. Infeksi : Virus, bakteri, cacing, protozoa
c. Toksin Biologis : Racun jamur, plankton,
alfatoxin, racun ikan, racun, tumbuh-
tumbuhan
d. Toksin Kimia : Zat organic (logam berat,
cyanide), insekta, gas beracun
MENURUT SUMBER
1. Dari Manusia : Jalan nafas, tangan, tenggorokan,
hubungan seks, tinja.
2. Kegiatan Manusia : Toksin bilogis dan kimia (tempe
brongke, penyemprotan, penangkapan ikan dengan
racun), jarum suntik tidak steril
3. Dari Binatang : Binatang piaraan, ikan, binatang
pengerat (contoh : leptospirosis)
4. Serangga : Lalat, nyamuk (DBD, filarial, malaria)
5. Dari Udara dan Air : stapilococcus, streptococcus,
vibrio
6. Dari makanan dan minuman : Keracunan singkong,
jamur makanan kaleng
EPIDEMIOLOGI
a. Isolasi Kasus
b. Karantina kontak erat
Indikator Isolasi Mandiri (rumah, kos, Isolasi di fasilitas khusus (sekolah, asrama haji, balai
hotel mandiri, apartemen, dll) desa, hotel yang ditunjuk, tenda darurat dsb)
Definisi Proses isolasi yang dilakukan Fasilitas isolasi berbasis komunitas disiapkan untuk
secara mandiri di rumah atau orang yang tidak mungkin menyelenggarakan upaya
tempat yang tidak dikelola oleh isolasi di rumah sendiri baik di gedung permanen atau
pemerintah dengan tetap mengikuti non permanen
arahan dari petugas setempat
Sasaran Kasus positif tanpa gejala, suspek Kasus positif tanpa gejala, Suspek sedangringan yang
ringan-sedang, orang yang tidak dinilai tidak mampu melakukan isolasi mandiri dan
memiliki penyakit penyerta tidak memenuhi persyaratan rawat di rumah sakit
Jenis Pemantauan suhu, gejala dan tanda perburukan harian oleh petugas
Intervensi
Lama 10-14 hari (bergantung perkembangan informasi penyakit atau pedoman)
isolasi
Ketersediaa Tersedia persediaan masker medis minimal untuk 14 hari (2-3 masker perhari)
n masker
Privasi/ Sangat direkomendasikan untuk merawat pasien terkonfirmasi di kamar hunian tunggal dengan
tempat pintu dan sistem ventilasi udara yang terpisah untuk menghindari bercampurnya udara antar
tidur ruangan
Kamar tidur terpisah dengan Jika tidak memungkinkan kamar tidur terpisah, maka
penghuni lainnya jarak antar tempat tidur minimal 2 meter dan pemisahan
ruangan untuk pria dan wanita. Perhatian: kasus positif
tidak boleh dicampur dengan kasus suspek
(konsultasikan dengan dinas kesehatan setempat)
Penanggulangan KLB meliputi pencegahan
penyebaran KLB termasuk pemantauan upaya
pencegahan dan penanggulangannya yang
bertujuan menghentikan atau membatasi
penyebar luasan penyakit di wilayah yang
sedang berjangkit KLB.
Berdasar hasil penyeledikan epidemiologi
disusun rencana penanggulangan KLB.
Rencana tersebut harus memuat unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Tempat / sasaran
a. Menentukan daerah yang akan
ditanggulangi.
b. Jumlah penduduk dan penduduk
terancam / rumah dicakup
penanggulangan terutama ditunjukkan
pada kelompok penduduk paling
terancam ( high risk ).
2. Metode Penanggulangan
a. Tergantung pada jenis penyakit yang sedang berjangkit.
b. Kegiatan penanggulangan
1) Pengobatan / perawatan penderita.
2) Penyelidikan epidemiologi di lapangan ( lanjutan ).
3) Pencegahan penyebaran perluasan penyakit :
Malaria (MDA, IRS, larvasiding, dll),
DBD ( fogging, abatisasi )
Imunisasi
Isolasi penderita dsb.
4) Pemantauan tindakan pencegahan
5) Penyampaian informasi kepada yang berisiko terjadinya KLB akibat
meluasnya KLB.
6) Penyampaian laporan hasil penanggulangan.
c. Tim Penanggulangan KLB
Adalah tim fungsional, terdiri dari unsur-unsur atau unit-unit
baik lintas program maupun lintas sektor terkait ( sesuai
KLB penyakit ) untuk menanggulangi KLB. Tim ini
selanjutnya disebut sebagai Tim Gerak Cepat ( TGC )
d. Sarana
Menyiapkan :
- Tenaga sesuai kegiatan penanggulangan.
- Bahan dan alat ( termasuk transportasi, obat-obatan, dan
sarana lainnya )
- Biaya, dll
e. Waktu
Menyusun jadwal kegiatan penanggulangan sesegera
mungkin agar KLB tidak cepat meluas.