Anda di halaman 1dari 63

Transformator Instrument

(Relay Input Sources)

Ir. Supriyanto, MT
CURRENT TRANSFORMER

Fungsi

- Mentransformasikan dari arus yg besar (primer) ke arus yg kecil


(sekunder) guna pengukuran atau poteksi

- Sebagai isolasi sirkit sekunder dari sisi primernya.

- Memungkinkan penggunaan standar arus pengenal utk meter atau relai di


sisi sekundernya.

Contoh : 2.000/5 A , 300/1 A

P1 P2 2.000 A dan 300 A = Ip = merupakan arus


primer

5 A dan 1 A = Is = merupakan arus


S1 S2 sekunder
PERBANDINGAN BELITAN CT

IP N1
= = kCT
IS N2

CATATAN:

N1 = jumlah lilitan primer

N2 = jumlah lilitan sekunder

kct = perbandingan transformasi merupakan nilai yg konstan

N2 >> N1
Bila sekunder di Hubung Singkat

Z = 0, P = 0, Vs = 0

Tidak ada Resiko Bahaya

Bila sekunder  Terbuka/Open


Z = ~,

V da P theoretically infinite but are fortunately


limited by the magnetic and copper losses of the CT.

the voltage may reach peaks of several


kV
Dua Kelompok Dasar Trafo Arus
a. Trafo arus untuk pengukuran

- Mempunyai ketelitian tinggi pada daerah kerja (daerah


pengenalnya) 5 % - 120 % In

- Cepat Jenuh

b. Trafo arus untuk proteksi

- Mempunyai daerah ketelitian yang luas

- Tidak cepat jenuh

CATATAN:
Kinerja relai tergantung dari trafo arus yang digunakan.
Sekunder
1000

100
Coil Rogowski Jenuh
10

0,1 Kovesional CT

0,01
0,01 0,1 1 10 100 1000
Primer

- Linier di seluruh djangkauan pengukuran


- Tidak jenuh
- Tidak terdapat rugi histerisis
PENGENAL TRAFO ARUS.
Pengenal primer : 10 ; 12,5 ; 15 ; 20 ; 25 ; 30 ; 40 ; 50 ; 60 ; 75
; 80 A dan kelipatan 10

Pengenal sekunder : 1 - 2 - 5 A

2 A untuk keperluan tertentu.

Keluaran pengenal standar sampai 30 VA:

2,5 ; 5,0 ; 10 ; 15 ; 30 VA

Catatan : nilai diatas 30 VA dipilih untuk


penggunaan yang sesuai.
BEBAN (BURDEN).
Beban pengenal
- Nilai dari beban CT dimana klas ketelitian dinyatakan
- Beban CT dinyatakan dalam VA
- Nilai beban umum digunakan : 2,5 ; 5 ; 7,5 ; 10 ; 15 ; 30 VA

Arus pengenal kontinyu


Umumnya dinyatakan pada sisi primer, misalnya 300/5 A, 2000/5 A
PENGENAL ARUS WAKTU SINGKAT
(SHORT TIME RATED CURRENT)

- Umumnya dinyatakan untuk 0,5 ; 1,0 ; 2,0 ; 3,0 detik.


- Tidak menimbulkan kerusakan
- Umumnya dinyatakan pada keadaan sekunder CT di hubung singkat.
- Arus dinyatakan dalam RMS (nilai efektif)

PENGENAL ARUS DINAMIK

Perbandingan : Ipuncak / Ipengenal .

Ipuncak : kemampuan arus maksimum CT tanpa menimbulkan suatu


kerusakan
TRAFO ARUS UNTUK PROTEKSI

Trafo arus untuk proteksi diutamakan pada saat gangguan


dimana arus yg mengalir beberapa kali arus pengenalnya masih
harus teliti atau kejenuhannya tinggi.

Nilai Batas Kesalahan C.T untuk Proteksi

Faktor batas ketelitian standar ( ALF) 5 - 10 - 15 - 20 - 30


BATAS KETELITIAN ARUS PRIMER PENGENAL.
( ACCURACY LIMIT PRIMAIRY CURRENT)

Nilai arus primer ( A ) minimum dimana kesalahan composite error dari trafo
arus sama atau lebih kecil dari 5 % atau 10 %, pada sekunder berbeban pengenal

FAKTOR BATAS KETELITIAN (ACCURACY LIMIT FACTOR, ALF )

Nilai arus primer ( Ip /In ) minimum dimana kesalahan composite error dari trafo
arus sama atau lebih kecil dari 5 % atau 10 %, dengan sekunder berbeban pengenal

Contoh :
CT dgn ALF 5 P 10 dan 10 P 10 pada kurva berikut.
Kurva Acuracy Limit Factor (ALF) 5 P 10

x Is
10 e<5%
8

0
0 2 4 6 8 10 12
x Ip
Kurva Accuracy Limit Factor (ALF) 10 P
10
x Is
10 e < 10 %
8

0
0 2 4 6 8 10 12
x Ip
Example of a protective current transformer

100/1 A 15 VA 5P10

Rated primary current (Ipn): 100 A.


Rated secondary current (Isn): 1 A.
Accuracy power: 15 VA.
Accuracy class: 5P.
Accuracy limit factor (ALF): 10.

Maximum Error Secondary Current

• Less than 1% at Ipn = 100 A, thus (Isn× 1%) = 1 A × 1% = ± 0.01 A (sisi


sekunder )

• Less than 5% at (Ipn× ALF) = 100 A × 10 = 1,000 A, thus (Isn× 10 ×


• 5%) = 1 A × 10 × 5% = ± 0.5 A(sisi sekunder )
KLAS KETELITIAN
TRAFO ARUS UNTUK PENGUKURAN

- CT untuk meter teliti untuk daerah rendah 0,1 s/d 1,2 In

- Cepat jenuh, diusahakan 5 kali pengenal telah mulai jenuh.


Supaya CT cepat jenuh dibuat dengan luas penampang jg relatif
kecil atau bahan yg mempunyai lengkung B vs H cepat jenuh
misalnya Mu-Metal
Ipl adalah nilai arus primer ketika error pada
arus sekunder mencapai 10%

Safety factor (SF) of measuring CTs


IEC 60044-1 gives the maximum current and
phase displacement errors in relation to the
accuracy class and rated primary current
percentage
Contoh :

Pengenal Transformator
Pengukuran
 500/1 A 15 VA cl 0.5
 Rated primary current 500 A.
 Rated secondary current 1 A. .
 Accuracy class: 0.5.
 Accuracy power: 15 VA.
100% and 120% In , error kurang dari ± 0.5%
Knee Point

Knee point = titik ketika kenaikan tegangan 10% akan menghasilkan


kenaikan arus magnetisasi 50%,

Melebihi/melewati knee point akan dipertimbangkan sebagai jenuh.


Contoh data CT 20 kV
Tabel 4
Data CT 24 kV , 50 Hz sekunder 5 A

Rated Short circuit strength Core S1 Core S2

primary Short time Surge Class Class Uk I0


current current, 1 s current 0,5 RCT 5P10 RCT
A kA r.m.s. kA peak VA FS  VA V mA
100 - 200 11 - 12 30 - 60 15 5 0,16 15 0,07 25 145
100 - 200 20 - 40 50 - 100 15 5 0,16 15 0,07 25 145
150 - 300 16 - 32 40 - 80 15 5 0,18 15 0,28 34 100
150 - 300 27 - 54 68 - 136 15 5 0,18 15 0,19 34 100
200 - 400 20 - 40 50 - 100 15 5 0,16 15 0,07 25 145
200 - 400 27 - 54 68 - 136 15 5 0,16 15 0,07 25 145
300 - 600 27 - 54 68 - 136 15 5 0,18 15 0,28 34 100
400 - 800 27 - 54 68 - 136 15 5 0,24 15 0,31 34 75

Data Medium Voltage CT : ABB catalog KOVA 2 GB 95 - 03


Trafo arus dengan 2 pengenal primer

Primer seri paralel Sekunder tap


P1 P2 P1 P2 P1 P2

S1- S2 = 500/5 A
S1- S3 = 1000/5 A

S1 S2 S1 S2 S1 S2 S3
1000/5 A 500/5 A 500 - 1000/5 A
Multi rasio
Contoh : 100 -200 -300 - 400 -500/5 A
P1 P2
Umum merupakan trafo arus
dan banyak digunakan A.S

A - B : 100/5 A A
- C : 200/5 A A -
D : 300/5 A A - E
: 400/5 A A - F :
A B C D E F 500/5 A

Hanya dapat digunakan satu julat saja, yang lain dibuka


TRAFO ARUS DENGAN BEBERAPA INTI

Tujuan untuk berbagai keperluan yang mempunyai sifat berbe-da dan untuk
menghemat tempat.
Sebagai contoh.
CT with two cores : 300 / 5-5 A (untuk kubikel)
Penandaan primer P1 -- P2 atau C1 -- C2
Penandaan sekunder inti ke 1 1S1 -- 1S2 ---> pengukuran
Penandaan sekunder inti ke 2 2S1 -- 2S2 ---> relai arus lebih

P1 P2

1S1 1S2 2S1 2S2


Trafo Arus (Inti &
kumparan sekunder)

Isolasi
Konduktor

P1 (C1) P2 (C2)

1S1 1S2 2S1 2S2


CT DENGAN 4 INTI.

Penandaan primer P1 -- P2 atau C1 -- C2

Penandaan sekunder inti ke 1 1S1 - 1S2 ---> pengukuran


Penandaan sekunder inti ke 2 2S1 - 2S2 ---> relai jarak
Penandaan sekunder inti ke 3 3S1 - 3S2 ---> proteksi rel
Penandaan sekunder inti ke 4 4S1 - 4S2 ---> proteksi rel

P1 P2

1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1 4S2


P (C1 P (C2)
1 ) 2

1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 3S2 4S1


4S2
P (C P (C2
1 1) 2 )

1S1 1S2 2S1 2S2 3S1 4S1 4S2


3S2
Rangkaian Arus.

A W VAR
kWh kvarh

Beban
Sambungan langsung

P1 P2

S1 S2

Beban

A W
kWh kVARh

VAR
kWh
A W
1S1
1S2 VAR kvarh

F 51/50 F 51/50G
2S1
2S2
PEMBUMIAN SALAH SATU SISI SEKUNDER

Tujuan salah satu sisi sekunder dibumikan ialah jika terjadi hubung
singkat antara sisi primer dan sisi sekunder, tegangan sirkit
sekunder tidak naik.

Pada dasarnya pembumian dapat dilakukan pada S1 atau S2 .

Dalam beberapa hal letak pembumian sisi sekunder mengikuti buku


petunjuk pemasangan meter atau relainya.

Pembumian tidak mempengaruhi arah arus.


Tujuan sisi sekunder di hubung pendek.

kWh
A W
1S1
1S2 VAR kvarh

2S1
2S2

Agar tidak terjadi kenaikan tegangan di sisi sekunder


Penjelasan sekunder CT yg tidak digunakan harus
dihubung singkat

N1 I1 = N2 I2 .
F1 = F2 .
Es1 = 4,44 f N2 F0 Volt
Es2 = 4,44 f N2 ( F1 + F0 ) Volt
Karena F1 tidak ada yang
mengkompensir yaitu F2 maka
tegangan pada sekunder dapat
menjadi besar, tergantung arus
yang mengalir.

F1 = kN1I1 F0 = kN1I0 F2 = kN2 I 2


Rangkaiam arus CT 250-500/5 A tap sisi sekunder.
VAR kvarh
1S1 kWh
A W

1S2 Tidak boleh di hubung singkat


1S3
1S1
F 51/50 F 51/50G

1S2

1S3
Salah satu dipakai dan yg lain dihubung singkat.

Akan terjadi kesalahan pengukuran

S2 - S3 tidak boleh dihubung singkat, harus terbuka


Pemilihan Arus Primer untuk CT Pengukuran
Tegangan Sistem 20 KV

Tegangan Sistem 380 Volt


Pemilihan Arus Primer untuk CT
Proteksi

Untuk Pasokan dari Gardu Induk atau PLTD


Arus Primer dipilih mempertimbangkan KHA
hantaran
Untuk Incomming Feeder dari Gardu Induk
Arus Primer dipilih mempertimbangkan
Transformator Tenaga
Pemilihan Arus Sekunder untuk CT

Secara umum dipilih  5 A

Bila lokasi jauh sehingga Z tinggi dipilih yang  1 A

Pertimbangannya adalah VA beban sekunder


BEBAN (BURDEN).
Beban pengenal
- Nilai dari beban CT dimana klas ketelitian dinyatakan
- Beban CT dinyatakan dalam VA
- Nilai beban umum digunakan : 2,5 ; 5 ; 7,5 ; 10 ; 15 ; 30 VA
Pemilihan Burden VA dari CT
Total kapasitas (VA) yang tersambung ke CT,
tidak boleh melebihi nilai Burden yang dipilih

PERTIMBANGAN YANG DIGUNAKAN

Nilai VA Rele Proteksi dan Alat Ukur Nilai Tahanan Penghantar


Pemilihan Burden VA dari CT

Contoh

Alat Ukur Jenis Mekanik  dipili burden 15 VA

Alat Ukur Jenis Elektronik  dipili burden 7,5 VA


Pemilihan Accuracy Class
Arus Thermal Pengenal (Ith )
Arus Dynamic Pengenal (Ith )
ILUSTRASI
KEJENUHAN INTI TRANSFORMATOR
SISTEM KELISTRIKAN DAN GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

IFG1 IFG1+ IFG2

OC OC
SISTEM DENGAN SATU PEMBANGKIT
IFG2
ARUS SEWAKTU GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
PADA UMUMNYA ARUS GANGG. DITRANSFER
KE SEKUNDER C.T DGN RATIO MASIH NORMAL
OC
O.C YANG DIKOORDINASI MASIH
MENGHASILKAN KERJA SELEKTIF
SEWAKTU PEMBANGKIT BERTAMBAH UNTUK PENUHI DEMAND
ARUS GANGGUAN DI PENYULANG MENJADI 
BERTAMBAH BESAR
PADA NILAI ARUS GANGGUAN TERTENTU BESARNYA
RATIO C.T PENYULANG SUDAH ERROR RATIO C.T INCOMING MASIH BAIK
BAHKAN ARUS DI SEKUNDER C.T
DAPAT DIKATAKAN COLLAPSE
KEGAGALAN KERJA RELAI OC AKIBAT CT JENUH

SISTEM KELISTRIKAN DAN GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

IFG1 IFG1+ IFG2

OC OC

IFG2 PADA KONDISI INI O.C DI PENYULANG


BISA TIDAK KERJA SAMA SEKALI
KARENA OUTPUT SEKUNDER C.T
PENYULANG YANG COLLAPSE,
OC
BUKAN SETTING O.C SALAH

SEMENTARA OUTPUT SEKUNDER C.T INCOMING MASIH TETAP BAIK,


KARENA UNTUK GANGG DITEMPAT YANG SAMA, I FG1 ATAU IFG2
TIDAK TERLALU BERBEDA BILA SALAH SATU GENERATOR OFF,
O.C DI MASING2 GENERATOR TETAP BEKERJA BAIK SESUAI TIME DELAY
BLACK OUT SISTEM TERJADI

MENGAPA O.C PENYULANG TIDAK MAMPU BEKERJA ?


KEGAGALAN KERJA RELAI OC AKIBAT CT JENUH

BOLEH DIKATAKAN RELAI PENGAMAN LISTRIK MENGUKUR RMS


BESARAN BOLAK BALIK SESUAI FREKWENSI SPEC.

UNTUK FREKWENSI 50 HZ

PENGUKURAN PADA GELOMBANG SINUS


FREKWENSI 50 HZ ADALAH SELUAS ½
GELOMBANG SINUS ITU PADA PERIODA
10 mS
10mS

ATAU SAMA DENGAN LUAS NILAI D.C


UNTUK PERIODA 10mS JUGA
NILAI/ LEVEL INI YANG DISEBUT RMS

BAGAIMANA KALAU GELOMBANG SINUS ITU CACAT ?

NILAI RMS NYA MENGECIL


KEGAGALAN KERJA RELAI OC AKIBAT CT JENUH
RATIO CT NORMAL RATIO CT ERROR
BATAS JENUH INTI + BATAS JENUH INTI +

RMS ARUS PRIMER

RMS ARUS PRIMER

ARUS PRIMER ARUS PRIMER

BATAS JENUH INTI -

BATAS JENUH INTI -

RMS ARUS SEKUNDER RMS ARUS SEKUNDER

ARUS SEKUNDER

ARUS RMS SEKUNDER C.T ARUS RMS SEKUNDER CT


PROPORTIONAL  O.C TIDAK PROPORTIONAL
KERJA NORMAL O.C BISA TIDAK KERJA
Instrument transformer

02 Potensial Transformer ( PT )
Fungsi
Mentransformasikan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah guna pengukuran atau
proteksi dan sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur / diproteksi dengan alat
ukurnya atau proteksinya.

Contoh : (150.000/ 3/20.000/ 3 V


: 20.000/ 3/100/ 3 V

150.000/ 3  E1 , merupakan tegangan primer


100/ 3  E 2 , merupakan tegangan sekunder
E1/E 2  N1/N 2  a
 perbanding an transfo rmasi
supriyanto_suhono@yahoo.com.sg
Jenis trafo Tgangan

• Trafo Tegangan dengan inti besi seperti transformator


biasa umum nya untuk tegangan rendah sampai
tegangan tingi.

• Trafo tegangan dengan kapasitor,disadap pada


tegangan menengah, kemudian diturunkan dengan
transformator ke tegangan rendah,umum nya
digunakan pada tegangan tinggi dan ektra tinggi
( Capasitive Voltage Transformer = CVT )

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg
Konstruksi Trafo tegangan
dengan inti besi dan CVT

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg
Penandaan.

- Dipasang anatara fasa dan fasa dengan pengenal :


20.000 / 100 V
- Dipasang antara fasa dengan tanah dengan
pengenal :
150.000/ 3 / 100/ 3 V atau
20.000/ 3 / 100/ 3 V

P1 P1 P2 Tegangan sekunder
berdasarkan standar
P2
100V atau 110V
100/ 3 atau 110/ 3
100/3 atau 110/3
S1 S1 120 atau 120/ 3
S2 S2

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg
Trafo tegangan dengan 2 pengenal sekunder
Contoh : (150,000/ 3 / 100/ 3  100/ 3 V)
;20,000/ 3 / 100/ 3  100/ 3 V
Dua buah rangkaian sekunder yang dapat mempunyai
karakteristk yang berbeda.
P1

P2
Penandaan :
Primer P1 dan P2
Sekunder ; pertama 1S1 – 1S2 untuk
pengukuran 1S1
1S2
kedua 2S1 – 2S2 untuk proteksi
Masing masing sekunder dapat mempunyai 1S2
kelas ataupun beban ( burden ) yang sama 2S2
atau berbeda,

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg IBAA
Klas ketelitian dan Beban ( burden )

Contoh :

- Beban pengenal 100VA , dan klas 1,0 untuk proteksi

- Beban pengenal 100VA , dan klas 0,2 untuk meter


CVT ini mempunyai 2 sekunder dapat dibebani
100VA, dengan klas ketelitian masing masing 1,0
dan 0,2 .

- Kapasitas termal 1000 VA


Trafo tegangan ini dapat berfungsi seperti transformer
biasa dengan kapasitas 1000 VA tanpa melihat
kesalahan nya

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg IBAA
KLAS KETELITIAN ( IEC 186/1987 )

Ada dua macam kesalahan yaitu :

a. Kesalahan Perbandingan
(K n E S  E P )
E 100%
EP
K n  perbanding an transfo rmasi nominal

b. Kesalahan sudut

Pergeseran sudut sisi sekunder kurang lebih 180


derajat.

c. Standar klas ketelitian :


0,1 – 0,2 – 0,5 – 1,0 – 3,0 .
supriyanto_suhono@yahoo.com.sg IBAA
Batas kesalahan tegangan dan pergeseran sudut

Tabel 1

Klas % Kesalahan rasio Pergeseran sudut


tegangan   ( menit )
0,1 0,1 5
0,2 0,2 10

0,5 0,5 20
1,0 1,0 40
3,0 3,0 -
Untuk setiap tegangan dari 80% sampai 120% tegangan pengenal
dengan beban 25% sampai 100% beban pengenal pada faktor daya
0,8 tertinggal.

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg IBAA
Batas kesalahan tegangan dan pergeseran sudut
untuk proteksi
Tabel 2

Klas % Kesalahan Pergeseran sudut


rasio tegangan   ( menit )
3P 0,1 5
6P 3,0 -

Pada frekuensi pengenal dari 5% tegangan pengenal sampai tegangan


pengenal kali faktor tegangan pengenal ( 1,2 – 1,5 – 1,9 ) dengan faktor
daya 0,8 tertinggal.

Pada 2% tegangan pengenal dengan beban antara 25% dan 100%


beban pengenal pada faktor kerja 0,8 tertinggal .
Batas kesalahannya 2 kali tabel diatas.

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg IBAA
Beban ( Burden )

Beban trafo tegangan menunjukan kemampuan


beban yang disambung pada trafo tegangan
termasuk kawat kawat penghubung sehingga
karakteristik nya tetap memenuhi klas nya .

Contoh : PT, (20.000/ 3 )/(100/ 3 ) V, burden 30VA


V2  100/ 3 V dan I 2  0,3A, maka burden PT  17VA

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg IBAA
Khusus untuk CVT
Untuk CVT merupakan kapasitor seri dengan demikian ditentukan
besarnya kapasitor. Contoh ; CVT dari ABB type CPN 170 C =
10500 pF

Faktor rugi dielektrik


Kapasitor umumnya tidak murni C tetapi ada rugi rugi yang
dinyatakan dengan tangen
Contoh : CVT,dari ABB type CPN 170,tg delta 0,25%
C tidak murni C

C R
ER
R IC
Tg  E R /E C Tg  I R /I C
 CR  1 / CR

EC IR
supriyanto_suhono@yahoo.com.sg
Hal hal yang perlu diperhatikan

1. Salah satu sisi sekunder harus ditanahkan tujuannya kalau


terjadi tegangan tembus antara tegangan tinggi dan sisi
tegangan sekunder, tegangan peralatan tidak naik.

2. Rangkaian sekunder harus dipasang sekring atau MCB


sedekat mungkin dengan terminal sekunder.

3. Rangkaian sekunder harus terbuka bila tidak digunakan.

supriyanto_suhono@yahoo.com.sg

Anda mungkin juga menyukai