TEKNOLOGI &
SENI DALAM ISLAM
KELOMPOK 5
• ANG MEY NISAH TAFAKKUR
(2021061013028)
• AISYAH ZALZABILAH RISKY
(2021061013012)
• FITO DUTA B
(2021061014113)
• NUR HIDAYAT
(2021061014062)
•YOGI
(2021061014085)
A. KONSEP IPTEKS DALAM ISLAM
Dalam pengertian
singkat, Integritas artinya
konsep konsistensi
B. INTEGRITAS IMAN, tindakan, nilai, prinsip,
ILMU, DAN AMAL harapan dan hasil.
Definisi integritas yaitu
memenuhi komitmen,
dan mengerjakan
sesuatu dengan penuh
konsisten.
APA DEFINISI
DARI IMAN ?
Menurut bahasa, Iman berarti "kepercayaan,
keyakinan, ketetapan hati, atau keteguhan hati".
Kata Iman sendiri berasal dari bahasa Arab yang
kata dasarnya amana-yu'minu-imanan yang
artinya beriman atau percaya. Secara istilah
berarti keyakinan bulat yang dibenarkan oleh
hati, diikrarkan oleh lidah, dan dimanifestasikan
dengan amalan atau pembenaran dengan penuh
keyakinan. Tanpa adanya sedikit pun keraguan
mengenai ajaran yang datang dari Allah dan
Rasulullah SAW.
Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khatthab
radhiyallahu'anhu, ia berkata pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh
Malaikat Jibril, Jibril bertanya pada Rasulullah,
Akan dimudahkan jalan menuju surga Diberikebaikan Dan Karunia Oleh Allah
Derajatnya di tinggikan oleh Allah SWT Orang Yang Berilmu Berbeda Dengan
Orang Yang Tidak Berilmu
D. TANGGUNG JAWAB PARA ILMUWAN
TERHADAP ALAM DAN LINGKUNGAN
Al Ghazali sangat menghargai orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya dengan ikhlas.
Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan kepada orang lain. Orang yang berilmu dan
tidak mengamalkannya menurut Al Ghazali sebagai orang yang celaka. Ia mengatakan, seluruh
manusia akan binasa, kecuali orang-orang berilmu. Orang-orang berilmu akan celaka kecuali
orang-orang yang mengamalkan ilmunya. Dan orang-orang yang mengamalkan ilmunya pun
akan binasa kecuali orang-orang yang ikhlas.
Adaa dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai ‘abdun (hamba Allah) dan sebagai
khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab kepada diri
sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam kontek ‘abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini
mempunyai konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada
penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai
pencipta akan menghilangkan rasa syukur dan anugrah yang diberikan Sang
Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk
lainnya, yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia
menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan
diri kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia,
termasuk pada dirinya. Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan,
yaitu kecenderungan pada ketaqwaan dan kecenderungan kepada perbuatan
fasik. Dengan ke dua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa
agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada
keimanan dan ketaqwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu
amarah.
Fungsi yang ke dua sebagai khalifah/ wakil Allah di muka bumi, ia mempunyai
tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat
mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali
sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar
kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk
menggali potensi dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang
memadai. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukuplah
atau para ilmuwan dan para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber
alam ini. Akan tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya
alam akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia apabila
tidak dijaga keseimbangannya.
Oleh sebab itu tanggung jawab kekhalifahan banyak bertumpu pada para
ilmuwan dan cendikiawan. Mereka mempunyai tanggung jawab jauh lebih besar
disbanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Bagi
mereka yang memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi ala mini
secara berlebihan, paling hanya sekedar kebutuhan primernya bukan untuk
pemenuhan kepuasan hawa nafsunya, karena mereka tidak memiliki kemampuan
dan kesanggupan untuk mengeksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber
alam ini. Demikian pula mereka tidak akan sanggup menjaga keseimbangan dan
kelestariannya secara sistematis.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah
manusia sendiri. Mereka banyak yang berkhianat terhadap perjanjiannya
sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah
yang bertugas untuk menjaga kelestarian ala mini sebagaimana firman Allah
dalam QS. 30 (Al-Rum): 41.
Dua fungsi di atas merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh terpisah. Dan
simbul dari ke dua fungsi itu adalah zikir dan piker. Untuk melaksanakan
tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan berupa kebebasan untuk
memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan
kodratnya sebagai makhluk psiko-fisik. Namun ia harus sadar akan
keterbatasannya yang menurut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan
Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara
langsung (fungsi sebagai ‘abdun) maupun dalam konteks ketaatan
terhadap sunnatullah, hokum alam di ala mini (fungsi sebagai khalifah).
Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah ini akan mewujudkan manusia
yang ideal, yakni manusia yang selamat di dunia dan di akhirat.
THANK
YOU