Anda di halaman 1dari 21

ILMU PENGETAHUAN

TEKNOLOGI &
SENI DALAM ISLAM
KELOMPOK 5
• ANG MEY NISAH TAFAKKUR
(2021061013028)
• AISYAH ZALZABILAH RISKY
(2021061013012)
• FITO DUTA B
(2021061014113)
• NUR HIDAYAT
(2021061014062)
•YOGI
(2021061014085)
A. KONSEP IPTEKS DALAM ISLAM

1.IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM 2. IPTEKS DALAM PANDANGAN ISLAM

• IPTEK : Analisis fenomena alam yang di IPTEKS :


dokumentasikan, disebarkan dan diwujudkan • Bersifat terikat nilai ( tidak bebas nilai ),
• Komplikasi pengetahuan manusia yaitu harus disesuaikan dengan nilai-nilai
didokumentasikan yang akhirnya melahirkan sains, ajaran islam.
yaitu ada Astronomi, Fisika, Kimia, dsb. • Pedoman dan sarana bagi manusia dalam
• Semua sains sudah sesuai dengan hukum Allah melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan
SWT. Khalifah Allah dalam meningkatkan kulitas
• Sedangkan tujuan manusia meningkatkan ilmu dan kesejahteraan Ibadah.
pengetahuan adalah untuk meningkatkan harkat • Islam sangat mendorong pengembangan
kemanusiaannya. Ipteks
Konsep Ipteks dalam Islam

Hakikat iptek dari sudut


pandang islam yaitu pengkajian
terhadap sunnatullah secara
obyektif, memberi kemaslahatan
kepada umat manusia, dan yang
terpenting adalah harus sejalan
dengan nilai-nilai ke-islaman.
APA ITU INTEGRITAS ?

Dalam pengertian
singkat, Integritas artinya
konsep konsistensi
B. INTEGRITAS IMAN, tindakan, nilai, prinsip,
ILMU, DAN AMAL harapan dan hasil.
Definisi integritas yaitu
memenuhi komitmen,
dan mengerjakan
sesuatu dengan penuh
konsisten.
APA DEFINISI
DARI IMAN ?
Menurut bahasa, Iman berarti "kepercayaan,
keyakinan, ketetapan hati, atau keteguhan hati".
Kata Iman sendiri berasal dari bahasa Arab yang
kata dasarnya amana-yu'minu-imanan yang
artinya beriman atau percaya. Secara istilah
berarti keyakinan bulat yang dibenarkan oleh
hati, diikrarkan oleh lidah, dan dimanifestasikan
dengan amalan atau pembenaran dengan penuh
keyakinan. Tanpa adanya sedikit pun keraguan
mengenai ajaran yang datang dari Allah dan
Rasulullah SAW.
Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khatthab
radhiyallahu'anhu, ia berkata pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh
Malaikat Jibril, Jibril bertanya pada Rasulullah,

ْ ###‫ْؤ ِم َن ِب‬###‫ َو ُت‬,‫آل ِخ ِر‬##‫ ا‬#‫لي ْوم‬##‫ا‬


#ِ ‫رِّ ه‬# ‫ َو َش‬#‫ ْد ِر َخي ِْر ِه‬#‫لَق‬##‫ا‬ ْ ِ ##‫ا‬###‫ َأ ْن ِب‬:‫ل‬##‫ َا‬##‫ َق‬,‫ ْيِإل َم ِان‬##‫َأ ْخ ِبرْ ِن ْي َع ِنا‬###‫َف‬
ِ َ ‫ َو‬,#‫ َو ُر ُس ِل ِه‬,#‫ َو ُك ُت ِب ِه‬,#‫ َو َم َالِئ َك ِت ِه‬,#‫هلل‬

Artinya: "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman


itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-
kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang
baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).
ILMU
Kata Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan (dalam bahasa Inggris:
science; dalam bahasa Arab: 6‫ل ِع ْلـ ُم‬66‫ )ا‬memiliki pengertian “usaha-
usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia”

 Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan


berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode
yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia
berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
 Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi (teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan
dasar-dasar pengetahuan).
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya
DEFINISI AMAL

Amal adalah perbuatan manusia, amal pada garis


besarnya terbagi dua yaitu amal lahiriyah dan amal
batiniyah, amal lahiriyah adalah amal yang dilakukan
oleh anggota badan seperti berdzikir, shalat, puasa
dan lain-lain, sedangkan amal Batiniyah adalah
perbuatan-perbuatan manusia yang dilakukan oleh
hati seperti Beriman, Bersabar, Bertawakal, Ikhlas,
dll.
Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal Dalam
INTEGRITAS pandangan Islam, antara agama, ilmu
IMAN, ILMU pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan
DAN AMAL dinamis yang terintegrasi kedalam suatu
BERARTI sistem yang disebut dinul islam. Di
dalamnya terkandung tiga unsur pokok,
yaitu akidah, syari’ah dan akhlak,
dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal
shaleh
Sebagaimana digambarkan dalam Al-Quran yang artinya :
“Tidakkah kamu perhatikan Allah telah /membuat perumpamaan
kalimat yg baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yg baik, akarnya
kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon
itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan – perumpamaan itu agar manusia selalu
ingat“ ( QS : 14 ;24-25)
 Ayat diatas mengindentifikasikan bahwa Iman adalah akar, Ilmu adalah
pohon yg mengeluarkan dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Sedangkan Amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi
dan seni. IPTEK dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan
menghasilkan amal saleh bukan kerusakan alam.
Hubungan Iman, Ilmu , dan Amal amal yang ikhlas itu merupakan amal
perbuatan yang berangkat dari keyakinan semata-mata karena Allah,
bukan karena niat-niat lain yang ada di balik itu. 
C. KEUTAMAAN
ORANG BERIMAN
DAN BERILMU
PENGERTIAN BERIMAN
DAN BERILMU
BERIMAN
Menurut bahasa, iman adalah
percaya atau membenarkan
Menurut istilah, iman adalah
Your Picture Here And Send To Back kepercayaan yang di yakini
kebenarannya dalam hati,
diucapkan degan lisan, dan
diamalkan dengan perbuatan
BERILMU
Adalah, memiliki atau mempunyai
ilmu pengetahuan atau kepandaian
Seperti yang di jelaskan dalam al – Quran pada surah Al Muzadallah (58) :
11 yang artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah
Swt. Akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah
kamu, maka berdirilah. Niscaya Allah Swt. Akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat. Allah Swt. Maha teliti dengan apa yang kamu kerjakan.”
(Surah al-Mujadalah/58: 11)
Surah al-Mujadalah/58 ayat 11 menjelaskan keutamaan orang-orang
beriman dan berilmu pengetahuan.
 
Ayat di atas  menjelaskan untuk bersemangat menuntutilmu, belapang dada,
menyiapkan kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu, bersemangat
belajar, menyiapkan segala sumber daya untuk meningkatkan keilmuan kita,
dan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
KEUTAMAAN ORANG BERIMAN

 Iman melenyapkan kepercayaan  Iman mewujudkan


terhadap kekuasaan suatu benda  kehidupan menjadi yang
 iman menanamkan semangat lebih baik
berani menghadap maut  iman melakukansikap
 iman menanamkan sikap saling konsekuen dan ikhlas 
tolong menolong   iman adalah panutan
 iman memberikan ketentraman semua umat muslim di
jiwa ketika kali manusia di landa dunia 
kesedihan,duka,kebingungan, dll
KEUTAMAAN ORANG BERILMU

Akan dimudahkan jalan menuju surga Diberikebaikan Dan Karunia Oleh Allah

Memiliki pahala yang mengalir Mewarisi Kekayaan Nabi

Takut kepada Allah SWT Di sejajarkan dengan Para Malaikat

Derajatnya di tinggikan oleh Allah SWT Orang Yang Berilmu Berbeda Dengan
Orang Yang Tidak Berilmu
D. TANGGUNG JAWAB PARA ILMUWAN
TERHADAP ALAM DAN LINGKUNGAN

Al Ghazali sangat menghargai orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya dengan ikhlas.
Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan kepada orang lain. Orang yang berilmu dan
tidak mengamalkannya menurut Al Ghazali sebagai orang yang celaka. Ia mengatakan, seluruh
manusia akan binasa, kecuali orang-orang berilmu. Orang-orang berilmu akan celaka kecuali
orang-orang yang mengamalkan ilmunya. Dan orang-orang yang mengamalkan ilmunya pun
akan binasa kecuali orang-orang yang ikhlas.
Adaa dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai ‘abdun (hamba Allah) dan sebagai
khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab kepada diri
sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam kontek ‘abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi ini
mempunyai konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada
penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai
pencipta akan menghilangkan rasa syukur dan anugrah yang diberikan Sang
Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk
lainnya, yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia
menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan
diri kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia,
termasuk pada dirinya. Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan,
yaitu kecenderungan pada ketaqwaan dan kecenderungan kepada perbuatan
fasik. Dengan ke dua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa
agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada
keimanan dan ketaqwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu
amarah.
Fungsi yang ke dua sebagai khalifah/ wakil Allah di muka bumi, ia mempunyai
tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat
mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali
sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar
kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk
menggali potensi dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang
memadai. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukuplah
atau para ilmuwan dan para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber
alam ini. Akan tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya
alam akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia apabila
tidak dijaga keseimbangannya.
Oleh sebab itu tanggung jawab kekhalifahan banyak bertumpu pada para
ilmuwan dan cendikiawan. Mereka mempunyai tanggung jawab jauh lebih besar
disbanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Bagi
mereka yang memiliki ilmu pengetahuan tidak mungkin mengeksploitasi ala mini
secara berlebihan, paling hanya sekedar kebutuhan primernya bukan untuk
pemenuhan kepuasan hawa nafsunya, karena mereka tidak memiliki kemampuan
dan kesanggupan untuk mengeksploitasi secara besar-besaran terhadap sumber
alam ini. Demikian pula mereka tidak akan sanggup menjaga keseimbangan dan
kelestariannya secara sistematis.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah
manusia sendiri. Mereka banyak yang berkhianat terhadap perjanjiannya
sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanat Allah sebagai khalifah
yang bertugas untuk menjaga kelestarian ala mini sebagaimana firman Allah
dalam QS. 30 (Al-Rum): 41.
Dua fungsi di atas merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh terpisah. Dan
simbul dari ke dua fungsi itu adalah zikir dan piker. Untuk melaksanakan
tanggung jawabnya, manusia diberi keistimewaan berupa kebebasan untuk
memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan
kodratnya sebagai makhluk psiko-fisik. Namun ia harus sadar akan
keterbatasannya yang menurut ketaatan dan ketundukan terhadap aturan
Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara
langsung (fungsi sebagai ‘abdun) maupun dalam konteks ketaatan
terhadap sunnatullah, hokum alam di ala mini (fungsi sebagai khalifah).
Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah ini akan mewujudkan manusia
yang ideal, yakni manusia yang selamat di dunia dan di akhirat.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai