CUT DARA VOENNA 821319024 DHEA ANANDA KOBANDAHA 821319005 KHAIRUNNISA NUNU 821318017 QURAISYA MANOPPO 821319008 Titrasi Bebas Air adalah titrasi yang menggunakan pelarut organik sebagai pengganti air. Titrasi ini dilakukan pada zat asam atau basa lemah seperti halnya asam-asam organik atau alkaloida. Alkaloida sukar larut dalam air juga kurang reaktif dalam air, seperti misalnya garam-garam amina dimana garam-garam dirombak dulu menjadi basa bebas yang larut dalam air. Syarat-syarat:
a) Senyawa yang sukar/tidak larut dalam air
b) Tidak mengandung H2O dan CO2
c) Analit tidak reaktif
PRINSIP
• Reaksi yang terjadi pada titrasi bebas air dapat diterangkan
dengan konsep asam basa Bronsted Lowry
• Air bersifat amfoter, dapat bersifat asam lemah dan basa
lemah
• Dalam lingkungan air, air dapat berkompetisi dengan asam-
asam dan basa-basa dalam hal menerima atau memberi proton.
• Akan terjadi kompetensi reaksi antara sampel dan air dengan
titran sehingga tidak diperoleh titik akhir titrasi yang jelas. PRINSIP
Penetapan kadar Efedrin HCl dengan metode TBA berdasarkan
reaksi netralisasi antara sampel yang bersifat asam lemah dengan titran dimana mengunakan pelarut organik dan titran HCIO4 0,4170 N dan indikator kristal violet, dengan titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari ungu kebiru-biruan menjadi hijau zamrud. Tipe Pelarut dalam Titrasi Bebas Air:
1. Pelarut amfiprotik, pelarut yang memiliki sifat asam atau basa
. Contoh : Metanol, Etanol, Asam asetat, ammonia, air dll
2. Pelarut aprotik, pelarut tidak memiliki sifat asam atau basa (inert) Contoh : Benzena, karbon tetraklorida dan kloroform
3. Pelarut protofilik, pelarut yang mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap proton (menaikan ionisasi asam lemah dengan menggabungkan proton yang dimiliki) Contoh : piridin, formamid, dietilamin dll
4. Pelarut protogenik, proton donor
Contoh : asam florida, HCl dan asam sulfat Pelarut Untuk Titrasi Bebas Air
1. Melarutkan zat yang dititrasi
2. Tidak bereaksi baik dengan titran
3. Murah dan mudah pemurniannya jika perlu dan tidak kompleks
4. Hasil titrasi berupa larutan atau kristal
ASIDIMETRI
Pelarut yang digunakan dalam titrasi basa lemah (Asidimetri)
Indikator yang digunakan: Kristal violet, biru timol,
thymolphthalein, O-nitro anilin titrasi INDIKATOR
Pada titrasi bebas air, indikator bereaksi dengan H+ atau
melepaskan H+ dengan disertai perubahan warna. Pemilihan Indikator secara empiris menggunakan potensiometer bersama-sama dengan indikator visual yang diselidiki dan harus memperlihatkan perubahan warna yang tajam dekat dengan titik ekuivalen. KEUNTUNGAN
Metode ini cocok untuk titrasi asam-asam atau basa-basa yang
sangat lemah
Pelarut yang digunakan adalah pelarut organik yang juga mampu
melarutkan analit-analit organik. KERUGIAN
Kebanyakan pelarut organik mempunyai koefisien pemuaian
yang besar, sehingga perubahan suhu mengakibatkan perbedaan volume titran
Adanya air mempengaruhi ketajaman titik akhir titrasi
Kebanyakan pelarut organik harganya mahal
Pada alkalimetri, CO2 dari udara dapat bereaksi dengan titran
sehingga perlu dilakukan titrasi blangko atau titrasi dilakukan didalam wadah tertutup sambil dialiri N2 Penetapan Kadar Titrasi Bebas Air (FI III:823) Untuk basa dan garamnya kecuali dinyatakan lain, larutkan sejumlah zat seperti yang tertera pada masing-masing monografi dalam sejumlah volume asam asetat glasial p yang sebelumnya telah dinetralkan dengan asam perklorat 0,1 N menggunakan indikator kristal violet p. Bila perlu dihangatkan kemudian didinginkan. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 N hingga perubahan warna indikator sampai sesuai dengan harga maksimum dF/dV. Jika titrasi dilakukan secara potensiometri E adalah daya elektromotif dalam mV danV adalah volume dalam mL