Anda di halaman 1dari 19

Roddialek Pollo (Odi)

Dosen Prodi Agroteknologi


Faperta Undana Sejak 1990
RSS Baumata Blok C/12 Jl. Debu No. 6
RT/RW 005/001 Desa Baumata Barat Kecamatan Taebenu,
Kabupaten Kupang-NTT 85361 (HP. 0813-5385-5145)
proddialek@gmail.com


Kematangan seseorang tepergantung kepada
intensitas dan kualitas tantangan.
“Konservasi dan Rehabilitasi Pengembangan Padi
Lahan Kering Berkelanjutan”
Materi yang Disampaikan Dalam “Webinar Gerakan Tanam di Lahan PATB”
Diselenggarakan oleh Dit. Serealia, Ditjen Tanaman Pangan Kementan”
Jakarta, Selasa, 28 September 2021 (Mode Virtual)
Kementan terus menggenjot peningkatan
produksi padi nasional dengan berbagai cara,
salah satunya via perluasan areal tanam baru
(PATB) lahanuntuk
PATB Laker kering (Laker). perluasan
peningkatan
Apa Kata jumlah tanam, sehingga diharapkan akan
Media menambah produksi nasional. Target periode
Mengenai Okmar (2020–2021), perluasan areal tanam
PATB Padi hingga 8,2 juta ha dan
Luas tanam selama MTproduksi
I Okmarsebanyak juta
(2020-2021)
ton beras. 
sebesar 8,2 juta ha itu terdiri atas: lahan existing
seluas 7,46 juta ha, PATB 300 ribu ha dan PIP
(Program Intensifikasi Pertanian) seluas 500
ribu ha.
Gambar 1. Upaya perluasan area baru untuk menggenjot
produksi padi
Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) di sela
pencanangan percepatan tanam Okmar (2020-
2021) di ruang AWR, “Ketika kita ingin
perang, maka kita perlu modal, dan ini adalah
Apa Kata modalnya, bahkan bisa sampai 2 tahun. Kalau
Media kekurangan baju, kita bisa tahan, kekurangan
Mengenai perabot bisa hutang. Tapi kalau beras kurang,
PATB Padi kita tidak bisa tunda. Ini yang harus kita
Dirjen Tanaman Pangan,
persiapkan,” imbuh SYL. Suwandi
menambahkan, untuk mencapai target luas
pertanaman selama periode Okmar 2020-
2021, Mentan sudah mengirim surat ke
gubernur dan bupati agar disosialisasikan
hingga tingkat kecamatan. 
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi,
menegaskan, “Makanya kita antisipasi lahan
Apa Kata yang bisa ditanam, kita bagi tim untuk
Media mendorong para petani untuk segera
Mengenai mengolah tanam agar bisa tanam sesuai
PATB Padi jadwal. Dan dengan Kostratani (Komando
Strategis Pembangunan Pertanian), dari
target tanam 11.000 ha malah tambah
menjadi 21.000. Kita kolaborasikan
Kostrada dan (Komando Strategis Daerah)
Kostratani untuk melakukan percepatan
Gambar 2. Upaya mengoptimalkan lahan kering untuk
cetak sawah baru
Laker (dryland, unirrigated land)” lahan yang
digunakan untuk budidaya tanaman dan tidak
pernah digenangi air atau tergenang air pada
sebagian besar
Laker seluas waktu
63,4 juta dalam setahun.
ha (33,7%) dari total luas
Indonesia terdiri atas: pekarangan,
Kondisi
tegalan/kebun/ladang/huma, padang rumput, lahan
Existing sementara tidak diusahakan, lahan untuk aneka
Laker kayu
NTT: dan perkebunan
3.216.173 (BLS,yang
ha (33,7%) 2010).
terdiri atas:
pekarangan (205.828 ha),
tegalan/kebun/ladang/huma (691.729 ha), padang
rumput (746.660 ha), lahan sementara tidak
diusahakan (857.266 ha), lahan untuk aneka kayu
(388.145 ha) dan perkebunan (326.545 ha) (BLS,
2010).
Pembangunan laker telah banyak dilakukan
namun hasilnya belum terlalu menggembirakan
akibat belum berkembangnya kemandirian
masyarakat dan pembinaan belum sinambung.
Dampak lanjutan, sistem usahatani laker
Tatangan semakin tertinggal:
& Potensi 1. Input usahatani konservasi terbatas sehingga
Laker memicu degradasi lahan dan menyebabkan
produktivitas rendah.
2. Pengelolaan yang belum dilandasi
pengetahuan tentang kesesuaian dan
kemampuan lahannya.
3. Jumlah penduduk yang terus meningkat
(1,3% per tahun) mendorong petani untuk
4. Terjadi perubahan pola konsumsi (non beras
ke beras).
5. Terjadi peningkatan konversi lahan sawah
irigasi untuk kepentingan non pertanian dan
Tatangan tingkat produktivitas padi mengalami
& Potensi pelandaian (levelling off).
Laker 6. Simulasi: periode 1981-1999 terjadi alih
fungsi lahan sawah seluas 1,6 juta ha dan
diasumsikan produktivitas sawah 5 ton/ha
gabah kering maka terjadi ‘kehilangan’
beras sebanyak 8 juta ton!
Artinya….86.114.101 orang/tahun yang tidak
dapat mengkonsumsi beras (data tahun 2020:
rerata konsumsi beras adalah 92,9 kg/kapita).
Daerah-daerah ‘laker’ yang masih
berpotensi untuk mendukung PATB Padi di
NTT:
1. Kab. Sumba Timur
Bagaimana 2. Kab. Kupang
3. Kab. TTS
dengan 4. Kab. TTU
NTT? 5. Kab. Alor
6. Kab. Flotim
7. Kab. Ende
8. Kab. Sumba Tengah
9. Kab. Maggarai Barat
10. Kab. Manggarai Timur
Luas Penggunaan Lahan Sawah dan Lahan Kering Menurut
Kabupaten/Kota di NTT (Hektar) Tahun 2019 (Sumber: Hasil
Olahan Sistem Informasi Manajemen Tanaman Pangan/SIMTP, 2019)
Lahan Sawah

Ditanami Padi Lahan Bukan Total %


No Kab./Kota Setahun Tidak Pertanian Lahan Lahan Lahan
Dapat Jumlah Non Sawah Pertanian Pertanian Sawah
2-3
1 kali Ditanami
kali

1 Rote Ndao 15,578 4,152 50 19,780 73,346 34,884 128,010 15,45


2 Sumba Barat 7,872 1,718 0 9,590 54,224 9,928 73,742 13,00
3 Malaka 5,373 3,171 1,594 10,138 77,719 28,207 116,063 8,73
4 Manggarai 3,301 10,500 65 13,866 116,330 31,301 161,497 8,59
5 Belu 6,082 1,060 408 7,550 87,485 33,459 128,494 5,88
6 SBD 5,308 2,027 1,139 8,474 118,277 17,781 144,532 5,86
Manggarai
7 6,576 8,382 259 15,217 215,528 33,548 264,293 5,76
Timur
Manggarai
8 5,196 11,679 0 16,875 209,750 68,125 294,750 5,73
Barat
9 TTU 6,962 2,529 4,778 14,269 180,427 72,270 266,966 5,34
Lahan Sawah

Ditanami
Lahan Bukan Total %
Padi Setahun Tidak
No Kab./Kota Pertanian Lahan Lahan Lahan
Dapat Jumlah Non Sawah Pertanian Pertanian Sawah
1 2-3 Ditanami
kali kali

10 Nagekeo 3,640 2,517 1,092 7,249 97,069 37,378 141,696 5,12


11 Ngada 3,372 4,564 0 7,936 80,133 74,023 162,092 4,90
12 Sabu Raijua 991 1,048 190 2,229 38,278 7,095 47,601 4,68
13 Ende 3,603 2,428 2,311 8,342 181,683 14,635 204,660 4,08
14 Sumba Tengah 6,353 1,248 0 7,601 160,611 18,706 186,918 4,07
18,82
15 Sumba Timur 3,985 2,340 25,149 546,405 128,496 700,050 3,59
4
16 TTS 5,224 3,300 2,287 10,811 324,071 59,818 394,700 2,74
17,28
17 Kupang 1,031 2,917 21,233 589,207 271,465 881,905 2,41
5
18 Kota Kupang 363 34 13 410 7,284 10,333 18,027 2,27
19 Sikka 1,076 1,595 25 2,696 149,357 21,138 173,191 1,56
20 Alor 709 187 2,555 3,451 265,141 24,296 292,888 1,18
21 Flores Timur 531 288 280 1,099 162,869 17,317 181,285 0,61
22 Lembata 20 36 13 69 117,532 9,037 126,638 0,05
124,2
23 NTT 67,479 22,316 214,034 3,852,726 1,023,240 5,089,998 4,20
39
Permasalahan pengurangan produksi
beras di atas dapat diatasi dengan usaha
peningkatan produktivitas lahan
Laker (intensifikasi) dan/atau perluasan areal
Solusi lahan baru (ekstensifikasi) untuk PADI
Ketahanan khususnya di wilayah lahan kering
Pangan bahkan yang beriklim kering sekalipun
(NTT dan NTB) dengan memperhatikan:
1. Sumber air misalnya dengan
memanfaatkan teknologi sumur bor
atau teknologi pemanenan dan
penyimpanan air hujan (rain water
2. Kemiringan lereng mengingat
wilayah laker umumnya berada pada
Laker daerah berlereng dengan kemiringan
Solusi
antara 3-15% bahkan bisa lebih
Ketahanan
terjal. Untuk itu dibutuhkan
Pangan
teknologi konservasi tanah berupa
pembuatan teras jika ingin ditanami
tanaman pangan untuk menekan laju
aliran air (erosi).
3. Sebagian besar lahan di laker telah
mengalami kerusakan atau degradasi
yang parah akibat penggunaan lahan
Laker yang tidak bijak (tidak sesuai
Solusi kemampuan dan kesesuaiannya)
Ketahanan sehingga dibutuhkan tindakan
Pangan
rehabilitasi lahan berupa kegiatan
reboisasi, penghijauan,  pemeliharaan,
pengayaan tanaman, atau penerapan
teknik konservasi tanah secara
vegetatif dan sipil teknis, pada lahan
kritis dan tidak produktif.
4. Ketersediaan pupuk yang tepat
waktu dan tepat jumlah karena
wilayah laker khususnya di luar
Laker pulau Jawa, sering mengalami
Solusi kelangkaan pupuk sehingga
Ketahanan
seringkali pemberian pupuk tidak
Pangan
tepat waktu-jumlah yang
mengakibatkan produksi padi
menurun bahkan bisa gagal panen.
Solusi lain bisa mengoptimalkan
penggunaan pupuk organik lokal
Gambar 3. Ekspektasi padi laker PATB
masa depan
Thanks!
It’s time to discuss and sharing!

You can find me at: proddialek@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai