KELOMPOK III
Anggota:
1) Abriyanni (19.01.0127/M)
2) Fitrahtul Akbar Syairil (21.01.0314/M)
3) Indah Khairatunnisa (19.01.0164/M)
4) Nurlinda (19.01.0013/M)
5) Ulfa Maharani (19.01.0207/M)
6) Yeni Rosa Damayanti (19.01.0008/M)
Pengertian PPN dan PPnBM
Berdasarkan undang-undang yang berlaku di
Indonesia, Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang
dikenakan pada barang yang tergolong mewah
yang dilakukan oleh produsen (pengusaha)
untuk menghasilkan atau mengimpor barang
tersebut dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
Subjek PPN dan PPnBM dan yang Dikecualikan
1.Pengusaha
Dalam pasal 1 angka 14 UU PPN :
“Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang melakukan
usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan
usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
4.Pengusaha Kecil
Pengusaha kecil adalah pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dengan jumlah peredaran bruto
dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah), sebagaimana diatur dalam PMK NOMOR 197/PMK.03/2013.
5.Joint Operation
Pasal 2 ayat 2 PP 143/2000 secara tersirat menetapkan bahwa bentuk usaha Joint
Operation setelah 1 Januari 1995, perlakuan terhadap konsorsium, joint operation, dan
joint venture ditegaskan dalam Surat Edaran nomor S-349/PJ.321/1990 dan nomor S-
263/PJ.42/1991 yang intinya bahwa pengusaha dengan bentuk usaha semacam itu
termasuk PKP.
Objek Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah (PPn BM) dan yang dikecualikan
1)Objek Pajak Pertambahan Nilai
PPN dikenakan atas:
Penyerahan BKP di dalam daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
Impor BKP
Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semual tidak untuk diperjualbelikan oleh
PKP, kecuali atas penyerahan aktiva yang pajak Masukanya tidak dapat dikreditkan.
2) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM)
Dengan pertimbangan bahwa:
a.Perlu keseimbangan pembebanan pajak antara
konsumen yang berpenghasilan rendah dan konsumen
yang berpenghasilan tinggi
b.Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKP yang
tergolong mewah
c.Perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau
tradisional
d.Perlu untuk mengamankan penerimaan negara
3). Jenis barang yang tidak dikenakan PPN adalah:
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung
dari sumbernya