Pembimbing:
dr. Christian Lopo, Sp.THT - KL
Nama : Tn. I
Umur : 60 Tahun
Agama : Hindu
Pekerjaan : Petani
Riwayat pengobatan :
Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya
Pemeriksaan fisik
Status Generalisata
Tanda Vital
Nadi : 83 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36.5 0C
Pemeriksaan Telinga
• Daun Telinga
Kanan Kiri
Bentuk Normotia Normotia
Ukuran Normal Normal
Sikatrix Tidak ada Tidak ada
Infeksi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
• Depan Telinga
Kanan Kiri
Abses/fistel Tidak ada Tidak ada
Sikatrix Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Telinga
• Belakang Telinga
Kanan Kiri
Abses/fistel Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak Ada Tidak Ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
Warna
Normal Normal
Kanan Kiri
Permukaan intak intak
Warna Keabuan Keabuan
Perforasi Tidak ada Tidak ada
cahaya Arah jam 5 Arah jam 7
Kanan Kiri
Mukosa Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Promontorium Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Sekret (sifat) Tidak dievaluasi Tidak dievaluasi
Pemeriksaan Hidung
• Bagian Luar Hidung
Kanan Kiri
Bentuk Normal Normal
Kelainan Kulit Tidak ada Tidak ada
Kolumella Normal Normal
Nares anterior Normal Normal
Fossa kanina Normal Normal
Dinding media Normal Normal
Kanan Kiri
Vestibulum Normal Normal
Dasar Rongga Hidung
Sekret Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak Ada Tidak ada
Pemeriksaan Hidung
• Dinding Lateral
Kanan Kiri
Meatus Nasi inferior
Polip Tidak ada Tidak Ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
Konka Inferior
Warna Merah muda Merah muda
Sekret (sifat) Tidak ada Tidak ada
Permukaan Licin Licin
Ukuran Eutrofi Eutrofi
Pemeriksaan Hidung
Kanan Kiri
Meatus Nasi Media
Edema Tidak ada Tidak ada
Sekret Tidak Ada Tidak ada
Polip Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
Konka Media
Permukaan licin licin
Warna Merah muda Merah Muda
Sekret Tidak Ada Tidak Ada
Ukuran Eutrofi Eutrofi
Pemeriksaan Hidung
Hasil
Warna Merah muda, hiperemis (-/-)
Permukaan (deviasi) Tidak ada
Edema (hipertrofi) Tidak ada
Ekskoriasis Tidak ada
Perforasi Tidak ada
Pemeriksaan Hidung
• Dinding Belakang (Rinoskopi Posterior)
Hasil
Koana Tidak dievaluasi
Palatum Molle Tidak dievaluasi
Ujung Post. Konka inferior Tidak dievaluasi
Ujung post. Konka media Tidak dievaluasi
Meatus nasi media Tidak dievaluasi
Ostium tubae Tidak dievaluasi
Torus tubarius Tidak dievaluasi
Fossa rosenmuler Tidak dievaluasi
Tonsil tubaria Tidak dievaluasi
Adenoid Tidak dievaluasi
Pemeriksaan Hidung
Nyeri Tekan - -
Gusi : Normal
• Pemeriksaan Mulut
Kanan Kiri
Dinding Lateral
Lateral Band Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
Deformitas Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
Pemeriksaan Gigi, Mulut, Kerongkongan,
Tenggorokan
• Pemeriksaan Kerongkongan
Kanan Kiri
Isthmus faucium Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
Arcus anterior Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
Arcus posterior Sulit dievaluasi Sulit dievaluasi
Hipofaring Hasil
Fossa piriformis Tidak dievaluasi
Vallekula Tidak dievaluasi
Radiks lingua Tidak dievaluasi
Hasil
Epiglotis Tidak dievaluasi
Aritenoid Tidak dievaluasi
Plika vicalis Tidak dievaluasi
Subglotis Tidak dievaluasi
Trakea Tidak dievaluasi
Kelainan motorik Tidak ditemukan
Pemeriksaan Gigi, Mulut, Kerongkongan,
Tenggorokan
• Potongan Coronal
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Ct-Scan Kepala dengan
Kontras, klinis tumor nasofaring
Hasil :
Tampak massa (+) di Nasopharyx, Palatum Molle, serta Tonsil berbatas tegas.
resume
Pasien laki-laki Usia 52 tahun masuk dengan keluhan dyspneu yang dialami sejak
1 hari SMRS, Pasien juga mengeluhkan disphagia, rasa penuh dileher, dan pasien
juga mengeluhakan merasa adanya sumbatan di leher sehingga pasien sulit untuk
berbicara dan makan (cair dan padat) keluhan dirasakan sejak 7 bulan SMRS
memberat 1 hari SMRS sehingga pasien tidak bisa berbaring dan tidur, pasien
juga sering batuk karena merasa adanya sekret di tenggorokan, disfonia (+),
nausea (+), vomiting (-), keluhan pada telinga, dirasakan tinnitus (+) pada
auricula sinistra.
Resume
Ct-Scan : Tampak massa (+) di Nasopharyx, Palatum Molle, serta Tonsil berbatas
tegas.
Diagnosis
BIOPSY
Non medikamentosa
Mengoptimalkan intake nutrisi secara optimal
Medikamentosa
Terapi simptomatik
Penatalaksanaan
Rencana Kemoradioterapi
Kemoradiasi (kombinasi kemoterapi dan radiasi)
Kemoradiasi diikuti kemoterapi adjuvant
• Cisplatin : 100 mg/m2/iv (hari ke 1, 22, dan 43)
• Cisplatin : 80 mg/m2/iv ( 3 minggu, hari 1-4)
• 5-fluorouracil : 1000 mg/m2/hari
Radioterapi dosis : 7000 cGy 200 cGy 1 fraksi 39x dalam 7
minggu 5x/minggu
Prognosis
KNF berada dalam kedudukan empat besar di antara keganasan lain bersama dengan kanker serviks,
kanker payudara dan kanker kulit. Kanker nasofaring dinilai memiliki karakteristik epidemiologis yang
unik, termasuk dalam hal area endemis, ras, dan agregasi familial. Insiden KNF relatif tinggi pada
penduduk lokal di area Cina Selatan, Asia Tenggara, bangsa Eskimo, serta penduduk Afrika Utara dan
Timur Tengah
Di Indonesia angka kejadian KNF hampir merata di setiap daerah. Prevalensi KNF di Indonesia
mencapai 4,7 per 100.000 penduduk pertahun dengan prevalensi tertinggi pada dekade 4-5 dengan rasio
Nose Sign
GEJALA
Neck Sign
Eye Sign
Intrakaranial Sign
Gejala DINI KNF
Gejala Nilai
Sakit kepala 5
Eksopthalmus 5
Limfadenopati leher 25
Usia < 10 tahun: -10, usia 15-25 tahun dengan frogface : -10,
Nilai >50 : suspek KNF
ANAMNESIS
Five sign +
Penurunan berat badan
Riwayat merokok, minum alkohol, konsumsi
diagnosis ikan asin/makanan yang diawetkan
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan status generalisa
Rinoskopi anterior dan posterior /
nasoendoskopi
Pemeriksaan kelenjar getah bening
Pemeriksaan nervus kranialis
stadium
T menggambarkan keadaan tumor primer, besar dan perluasannya
T1 : Tumor hanya terbatas pada nasofaring
T2 : Tumor meluas ke orofaring dan atau fossa nasal
T2a : Tanpa perluasan ke parafaring
T2b : Perluasan ke parafaring
T3 : Invasi ke struktur tulang dan atau sinus paranasal
T4 : Tumor meluas ke intrakranial dan atau mengenai syaraf
otak, fossa infratemporal, hipofaring atau orbita
stadium
Kelenjar Getah Bening Regional (N) Batasan
N3a
N3b
stadium
Hipertrofi adenoid
Nasofaringitis
Angiofibroma
Terapi
Stadium Penatalaksanaan
• Stadium I • Radioterapi
• Stadium II & III • Kemoradiasi
• Stadium IV dengan N <6 cm • Kemoradiasi
• Stadium IV dengan N >6 cm • Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan
dengan kemoradiasi
Pencegahan
1. Pemberian vaksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal di daerah
dengan risiko tinggi
2. Edukasi akan kebiasaan hidup yang salah, mengubah cara memasak
makanan untuk mencegah akibat yang timbul dari bahan yang berbahaya
3. Penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak sehat
4. Meningkatkan sosial-ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan dengan
kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab
5. Melakukan tes serologik IgA-anti VCA dan IgA anti EA secara massa untuk
masa akan datang
TERIMA KASIH