• Fase protes
• Fase putus asa
• Fase menyesuaikan diri
Pada tahap protes (menangis kuat-kuat, menjerit,
memanggil orang tuanya atau menggunakan
tingkah laku agresif agar orang lain tahu bahwa ia
tidak ingin ditinggalkan orang tuanya serta
menolak perhatian orang asing atau orang lain)
Tahap putus asa (perilaku anak yang cenderung
tampak tenang, tidak aktif, menarik diri, menangis
berkurang, kurang minat untuk bermain, tidak
nafsu makan, sedih, dan apatis.)
Tahap menyesuaikan diri (anak samar-samar
menerima perpisahan, membina hubungan dangkal
dengan orang lain serta terlihat menyukai
lingkungan.)
2. KEHILANGAN KENDALI
• BAYI: Yang paling penting terbentuknya “Trust”
• Toddler : Anak merasa gagal & kurang rasa
percaya diri
3. TRAUMA FISIK & NYERI
A. BAYI :
• Menangis kuat & mata tertutup
• Menarik diri
• Menyentak nyentak tangan
• menggeliat
TODLER
• Menangis
• Menutupkan mulut
• Membuka mata lebar-lebar
• Bertingkah laku agresif
PRA SEKOLAH
• Ekspresi Verbal
• Menangis kuat dan menjerit
• Menghindari stimulus eksternal sebelum sampai
kepada dirinya
• Memohon dukungan emosi pada orang tua
SEKOLAH
• Dimanifestasikan dalam bentuk yang sama pada
anak prasekolah tetapi lebih dapat mengembangkan
kemampuan kognitifnya
• Anak perempuan mengekspresikan rasa takut akan
nyeri berlebihan
REMAJA
• Sering bertanya tentang penyakitnya
• Menarik diri
• Menghindar dari orang lain
• Bertanya ttg tindakan medis & perawatannya
REAKSI & MEKANISME KOPING KELUARGA
(ORTU) DIPENGARUHI :
• Seriusnya penyakit
• Pengalaman sebelumnya
• Prosedur medik
• Adanya support sistem
• Kekuatan ego individu
• Kemampuan koping sebelumnya
• Adanya stres lain dalam keluarga
• Pola komunikasi dalam keluarga, agama,
kepercayaan &
Pengalaman dg penyakit/ hospitalisasi
Prosedur medis --> pengobatan dan
diagnosis
Sistem pendukung yg ada --> efek thd fungsi
Kekuatan pribadi
Stres tambahan pada keluarga
Keyakinan agama dan latar belakang budaya
Pola komunikasi diantara keluarga
Toddler :
• Meminta agar orang tua tetap disampingnya
• Memeluk orang tua
• tempertantrum
PRASEKOLAH
• MENOLAK MAKAN
• SUKAR TIDUR
• MERENGEK PADA ORTU
• MENARIK DIRI
• MENGEKSPRESIKAN MARAH SCR TDK LANGSUNG
SEKOLAH
• Mudah tersinggung/ marah walaupun ortu didekatnya
• Menarik diri
• Tidak mampu berhubungan dng teman sepermainan
• Menolak kehadiran saudara kandung
REMAJA
• Sulit berpisah dng ortu & suasana Rumah
• Takut kehilangan kontak dengan teman
Takut terkena penyakit
Usia yang lebih muda
Hubungan yang dekat
Lamanya tinggal di luar rumah
Penjelasan yang sedikit ttg saudara yang
sakit
Perubahan pada ortu --> sering marah
Rasa takut:
Dipindahkan dari rasa takut ortu
Menangis, iritabilitas
Menolak/menarik diri dr pengasuh pada bayi yg
lebih besar
Ansietas
Perpisahan: Protes, putus harapan, menjauh
Ansietas, sedih, marah ditunjukkan dengan
menangis, menjerit, mencari ortu, menolak org
asing, aktifitas fisik
Menarik diri, inaktif, tdk tertarik dg
lingkungan
Mudah teralih perhatian pada bayi lebih
muda
Membatasi fisik thd restrain & prosedur
pd bayi lebih tua
Tidak Berdaya
Lethargi dengan ketergantungan tinggi
Distres emosi krn imobilisasi
Menolak makan dan bermain
Sering menangis dan mengeluh
Tanpa ekspresi
Gangguan Citra Diri
Distressemosi b.d cedera pada tubuh, khususnya
kejadian perdarahan pada bayi yang lebih tua
Protes karena pengalaman nyeri berulang
Berikan asuhan yang konsisten
Menyanyi dan berbicara dg bayi
Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus
berinteraksi selama prosedur
Anjurkan interaksi dg ortu: rooming in, ortu
bicara ke anak dan ijin saat mau pergi
Biarkan mainan yg membuat rasa aman anak
Rasa Takut
memandang penyakit dan hospitalisasi --.
hukuman
Takut thd lingkungan dan orang tdk dikenal
Pemahaman yg tdk sempurna ttg penyakit
Pemikiran sederhana
Demonstrasikan: menangis, merengek,
mengangkat lengan, menghisap jempol,
menyentuh bagian tubuh yg sakit berulang-
ulang
Ansietas
Cemas ttg kejadian yg tdk dikenal
--> protes (menangis dan marah), merengek
--> putus harapan: komunikasi buruk, kehilangan
ketrampilan yg baru, tdk berminat
--> menyendiri thd lingk. RS
Tidak Berdaya
Merasa gagap krn hilangnya ketrampilan
Mimpi buruk dan takut kegelapan, orang asing,
orang berseragam dan yg memberi pengobatan/
perawatan.
Regresi --> toileting tergantung saat makan,
menghisap jempol
Protes dan ansietas krn restrain
Gangguan Citra Diri
Sedih dengan perubahan citra diri (perdarahan)
Takut thd prosedur invasif (nyeri)
Mungkin berpikir: bgn tubuh akan keluar kalau
selang dicabut
Anjurkan ortu berada disamping anak saat
prosedur invasif yang menyakitkan
Dekatkan mainan favorit anak
Pertahankan kontak maksimal dengan
beberapa perawat. Kenalkan perawat di
samping ortu, ijinkan anak bertemu perawat
sebelum prosedur dilakukan.
Bantu kunjungan saudara kandung.
Biarkan beberapa regresi dan jelaskan ke
orang tua.
Komunikasikan penerimaan regresi ke
anak.
Gunakan restrain minimal.
Biarkan anak bebas bergerak selama dan
setelah prosedur jika memungkinkan.
Fasilitas rooming in.
Bantu anak menyembunyikan perubahan
tubuh (kamuflase).
SEKOLAH
Rasa Takut:
- pahami penyebab penyakit ---- tertular orang
lain/tertelan bakteri
- ekspresi verbal dan non-verbal (senyum kecut,
menangis, merengek, marah, aktifitas >>).
Ansietas
Paham alasan dipisahkan tetapi masih butuh
keberadaan orang tua.
Lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan
teman-teman.
Tidak Berdaya
Marah dan frustasi
Lamanya imobilisasi dihubungkan dg menarik
diri, bosan, perasaan antipati
Peduli thd kehilangan kontrol emosi, malu
karena menangis yg berlebihan selama
pengobatan
Tergantung dan imobilisasi
Gangguan Citra Diri
Peduli thd perubahan tubuh, tdk berani melihat
insisi/alat-alat
Dapat mengatasi nyeri ringan dengan alih
perhatian
Takut thd pembedahan pd daerah genetalia
Peduli pada pengobatan/ kondisi yg membatasi
aktifitas/ bermain
Rasa Takut
Paham bahwa penyakit beragam
Menunjukkan sedikit rasa takut tapi bisa
ketakutan kalau pengalaman lalu menyakitkan
Ansietas
Pada ortu penting tetapi tidak harus
Peduli thd perpisahan dr guru dan teman
Cemas thd kehilangan PR sekolah dan perubahan
peran dalam kelompok
Tidak Berdaya
Berusaha Mandiri
Mencoba “berani” selama prosedur
Kasar pada ortu saat berusaha mandiri membuat
stres
Peduli terhadap cara mengekspresikan perasaan
dan malu terhadap perilaku berlebihan
Merasa tidak pasti tentang masa depan karena
penyakit dan hospitalisasi
Batasi aturan dan dorongan pada perilaku
Anjurkan ortu merencanakan kunjungan
dg anak
Rencanakan kontak dg guru dan teman
Rencanakan aktifitas bermain -->
bergerak
Ijinkan anak memilih dlm batasan yg
dapat diterima
Berikan cara-cara anak dpt membantu
pengobatan dan puji atas kerjasama anak
Monitor perilaku untuk menentukan
kebutuhan emosi terutama pada anak
yang menarik diri dan tidak berespon
Jelaskan prosedur rinci (jika anak
meminta)
Anjurkan kunjungan teman sebaya
Diskusikan respon thd pertanyaan ttg
penyakit dan perubahan tubuh
Berikan waktu diskusi
Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi,
Ikuti kenginan anak ttg keberadaan ortu
Identitas vs bingung peran
Anak mengembangkan cara baru berinteraksi
dengan keluarga dan teman sebaya, belajar
peran sesuai gender dan bekerja
mempertahankan peran sosial baru,
mengembangkan ketrampilan pemecahan
masalah, belajar fungsi mandiri
Rasa Takut:
Dpt berfikir hipotesis (sakit krn disfungsi
fisiologis dan emosional)
Banyak bertanya dan mengekspresikan rasa takut
scr verbal ttg konsekuensi penyakit
Ansietas
perpisahan dgn sekolah dan teman lebih
bermakna dp ortu
Menarik diri krn perub. Penampilan
Tidak Berdaya
Peduli thd kehilangan fungsi mandiri
Sulit mengijinkan bantuan scr fisik dan emosi
saat marah, frustasi, menarik diri
Gangguan Citra Diri
Peduli dg ancaman perubahan thd perkembangan
identitas seksual dan peran sesuai gender
Amat peduli thd perubahan citra diri, kuatir ttg
tanggapan orang lain, dikasihani
Sulit bekerja sama jika pengobatan berhubungan
dengan perubahan citra diri
Fasilitasi perencanaan aktifitas (peer)
Jelaskan ke ortu ttg kebutuhan mandiri
Monitor perilaku bahwa anak ingin bicara
Berikan permainan dan aktifitas lain yg
membantu diskusi
Berikan penyuluhan rinci ttg prosedur,
pengobatan, terapi yg menyangkut genital
Berikan privasi setiap prosedur
Rencana: Konseling program oleh perawat
Tahu prosedur medis, fasilitas untuk pasien,
petugas perawatan
Persiapan
Atur kamar berdasarkan tingkat usia, dx
penyakit, penyakit menular, perkiraan
lamanya dirawat
Siapkan teman sekamar (balita s/d remaja)
Siapkan kamar untuk anak dan ortu (formulir
dan alat yg dibutuhkan tersedia)
Kenalkan tim pada anak dan keluarga
Orientasi ruangan/ fasilitas
Kenalkan anak dan keluarga dg teman
sekamar
Berikan gelang identitas
Jelaskan peraturan RS dan jadualnya
Ukur VS, TB dan BB
Lakukan pemeriksaan lab
Dukung anak saat dilakukan pemeriksaan
fisik
Perpanjang prosedur persiapan masuk tidak
tepat dan tidak mungkin pada situasi darurat
Jika bukan mengancam kehidupan, ajak anak
bekerja sama
perkenalan, gunakan nama anak bukan
sayang, tentukan tingkat tukem, status kes
anak, keluhan utama anak dan ortu
Siapkan anak dan ortu untuk ICU elektif
(post op jantung)
Siapkan anak dan ortu untuk masuk yg
tak terduga
Siapkan ortu s.d penampilan anak dan
perilakunya, saat pertama mengunjungi
anak di ICU
Temani ortu disisi tempat tidur anak-->
support
Siapkan saudara kandung untuk kunjungan
dan monitor reaksi mereka
Untuk anak dan keluarga
Stresor fisik
nyeri dan rasa tidak nyaman
imobilisasi
kurang tidur
Tidak mampu makan minum
Perubahan kebiasaan eliminasi
Stresor Lingkungan
Lingk. asing
Bunyi yang asing
Orang asing
Bau asing dan tidak enak
Cahaya yg terus menerus
aktivitas ke pasien lain
kesiagaan petugas
Stresor Psikologis
kurangnya privacy
Tidak mampu berkomunikasi
Tidak cukup tahu dan paham tentang situasi
Penyakit yg berat
Perilaku ortu
Stresor Sosial
Hub. yg terputus
peduli thd sekolah atau pek
Gangguan/ kurang bermain