Anda di halaman 1dari 22

PERKEMBANGAN

KEAGAMAAN PADA
REMAJA
OLEH: YULI DARWATI,M.Si
Masa Remaja:

• Masa pubertas
• Masa juvenilitas
• Masa adolescantium
Tugas perkembangan
masa remaja:
• Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang
dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
• Mencapai peran sosial pria dan wanita.
• Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan
tubuhnya secara efektif.
• Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggung jawab.
• Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
dan orang-orang dewasa lainnya.
• Mempersiapkan karir ekonomi.
• Mempersiapkan perkawinan dan
keluarga.]memperoleh perangkat nilai dan sistem
etis.
Ciri-ciri Masa Remaja:
• Masa remaja adalah periode yang penting.
• Masa remaja sebagai periode peralihan.
• Masa remaja sebagai periode perubahan.
• Masa remaja sebagai usia bermasalah.
• Masa remaja sebagai masa mencari
identitas.
• Masa remaja sebagai masa yang tidak
realistis.
• Masa remaja sebagai ambang masa
dewasa
Perkembangan keagamaan
pada remaja:

• Mengikuti perkembangan
jasmani dan rohaninya.
Menurut Starbuck:

• Pertumbuhan pikiran dan


mental
• Perkembangan perasaan
• Pertimbangan moral
• Perkembangan moral
• Sikap dan minat
• Ibadah
Pertumbuhan pikiran
dan mental:
• Ide dasar dan keyakinan agama yang
diterima pada masa anak-anak
sudah tidak menarik lagi.
• Sikap kritis tentang agama mulai
muncul.
• Mereka juga tertarik pada masalah
kebudayaan, sosial, ekonomi dan
norma-norma kehidupan lainnya.
Penelitian Allport dan
Gillesphy:
• 85 % remaja Katolik Romawi
tetap taat menganut ajaran
agamanya.
• 40% remaja protestan tetap
taat terhadap ajaran agamanya.
Fakta:

• Agama konservatif : tetap


menjalankan ajaran agama.
• Agama liberal : banyak
meninggalkan agamanya.
Perkembangan
perasaan:
• Perasaan sosial, etis dan estetis
telah berkembang pada masa
remaja.
• Kehidupan religius mendorong
dirinya lebih dekat ke arah religius
pula.
• Akan tetapi pada remaja yang
kurang pendidikan agama akan
mudah didominasi dorongan seksual.
Pertimbangan sosial:

• Ditandai oleh pertimbangan moral.


• Kehidupan keagamaan mereka
timbul konflik antara pertimbangan
moral dan material.
• Karena kehidupan duniawi lebih
dipengaruhi kepentingan akan
materi, maka remaja lebih
cenderung bersikap materialistis.
Penelitian Ernest Harm pada
1.789 remaja Amerika antara usia
18-29 tahun:
• 70% pemikiran remaja ditujukan
bagi kepentingan keuangan,
kesejahteraan,
kebahagiaan,kehormatan diri,
dan kesenangan pribadi lainnya.
• Masalah keagamaan 3,6 %
• Masalah sosial 5,8%
Perkembangan moral:
Tipe moral remaja:
 Self directive: taat terhadap agama atau
moral berdasarkan pertimbangan pribadi.
 Adaptive: mengikuti situasi lingkungan
tanpa mengadakan kritik.
 Submissive: belum meyakini akan
kebenaran ajaran agama dan moral.
 Deviant: menolak dasar dan hukum
keagamaan serta tatanan moral
masyarakat.
Sikap dan Minat:

• Sangat kecil, tergantung dari


kebiasaan masa kecil dan
lingkungan agama yang
mempengaruhi mereka.
Penelitian Howard Bell
dan Ross:
• Remaja yang taat ke gereja secara
teratur 45%
• Remaja yang sesekali ke gereja 35%
• Minat terhadap ekonomi, keungan,
meteriil dan sukses pribadi 75%
• Minat terhadap masalah ideal,
keagamaan dan sosial 21%
Ibadah;
Penelitian Ross dab Oscar Kupky:
Dari 148 siswi dinyatakan bahwa 20
orang di antara meeka tidak
mempunyai pengalamaan
keagamaan, sedangkan sisanya 128
mempunyai pengalaman keagamaan
dan yang 68 dari yang mempunyai
pengalaman keagamaan diantarnya
secara alami atau tidak melalui
pengajaran resmi.
Pandangan terhadap
ibadah:
• 42% tak pernah mengerjakan ibadah sama sekali.
• 33% mengatakan mereka sembahyang karena
mereka yakin tuhan mendengar dan akan
mengabulkan doa mereka.
• 27% beranggapan bahwa sembahyang dapat
menolong mereka meredakan kesusahan yang
mereka derita.
• 18% mengatakan bahwa sembahyang
menyebabkan mereka senang setelah
menunaikanya.
• 11% mengatakan bahwa sembahyang
mengingatkan tanggung jawab dan tuntutan
sebagai anggota masyarakat.
• 4%mengatakan bahwa sembahyang merupakan
kebiasaan yang mengandung arti penting.
KONFLIK DAN
KERAGUAN
Penyebabnya (menurut Starbuck):
 Kepribadian yang menyangkut salah
tafsir dan jenis kelamin.
 Kesalahan organisasi keagamaan
dan pemuka agama.
 Pernyataan kebutuhan manusia
 Kebiasaan
 Pendidikan
 Percampuran agama dan mistik
Penyebab lain:

• Kepercayaan
• Tempat suci
• Alat perlengkapan keagamaan
• Fungsi dan tugas staf dalam
lembaga keagamaan.
• Pemuka agama
• Perbedaan aliran dalam
keagamaan.
Keraguan yang serius
menyebabkan konflik:
• Konflik antara percaya dan ragu
• Konflik yang terjadi antara
pemilihan satu diantara dua pilihan
agama atau ide keagamaan.
• Konflik yang terjadi oleh pemilihan
antara ketaatan beragama atau
sekularisme.
• Konflik yang terjadi antara
melepaskan kebiasaan masa lalu
dengan kehidupan keagamaan yang
didasarkan pada petunjuk ilahi.
Upaya mengatasi:

• Remaja mememerlukan
bimbingan dan pengarahan dari
tokoh pelindung yang mampu
diajak berdialog dan berbagi
rasa.
• Peran pemuka agama dan
pendidik agama penting.
• Perlu pendekatan psikologis.
Peran agama;

• Bukan lakon ritual saja


• Aspek-aspek lainnya; ilmu
pengetahuan, ekonomi, sosial
dsb

Anda mungkin juga menyukai