Anda di halaman 1dari 49

Metodologi penelitian

By : AFRIDON, S.Kp, M.Kep


HIPOTESA PENELITIAN

● Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu


jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
di dalam perencanaan penelitian. Jawaban sementar dari
suatu penelitian.

● Jadi, hipotesis di dalam suatu penelitian berarti jawaban


sementara penelitian, patokan dugaan, atau dalil
sementara, yang kebenaannya akan dibuktikan dalam
penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil
penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat
diterima atau ditolak
Syarat – syarat Hipotesa

1. Relevance : hipotesis harus relevan dengan fakta yang


akan diteliti
2.  Testability : memungkinkan untuk dilakukannya observasi
dan bias diukur.
3. Compatibility : hipotesis baru harus konsisten dengan
hipotesis dilapangan yang sama dan telah diuji
kebenarannya, sehingga setiap hipotesis akan membentuk
suatu system.
4.  Predictive : artinya hipotesis yang baik mengandung daya
ramal tentang apa yang akan terjadi atau apa yang akan
ditemukan.
5. Simplycity : harus dinyatakan secara sederhana, mudah
dipahami dan mudah dicapai.
Tujuan hipotesis

1. Untuk menghubungkan antara teori dan kenyataan, dalam


hal ini hipotesis menggabungkan dua domain.

2. Sebagai suatu alat yang ampuh untuk pengembangan ilmu


selama hipotesis bias menghasilkan suatu penemuan
(discovery).

3. Sebagai suatu petunjuk dalam mengidentifikasi dengan


menginterpretasi suatu hasil
Sumber hipotesis

Hipotesis didapatkan dari suatu fenomena atau masalah yang


nyata, analisis teori, dan mengulas literature :
a.    Pengalaman praktik
Diagnosis keperawatan bisa menjadi suatu dasar
pengembangan hipotesis, misalnya hubungan teoritis
yang diidentifikasi Orem’s (1985; b215), tentang teori
keperawatan diri dan kurangnya kebersihan dalam
melakukan keperawatan muka sehubungan dengan
adanya nyeri pada sendi dan keterbatasan pergerakan/
mobilitas.
Next

Pertama, kita dapat menguji tentang efektifitas dari


tindakan dalam mengurangi nyeri sendi dan
meningkatkan mobilitas dan dampak perawatan
individual. Contoh penulisan hipotesis meliputi : klien
atritis yang menggunakan pengobatan relaksasi akan
mengalami penurunan rasa nyeri dan membutuhkan
waktu yang relative lebih sedikit dalam pengobatannya
dibandingan dengan klien yang tidak mendapatkan terapi
relaksasi.
b.   Teori
Hubungan yang digunakan dalam suatu teori dapat menjadi
dasar dalam penyusunan hipotesis. Jika seorang peneliti
tertarik melakukan pengujian terhadap suatu pernyataan
dalam teori, akan membawa pengaruh yang besar dalam
perkembangan praktek keperawatan.
 
c.   Kajian literature
Pada kajian literature, peneliti menganalisis dan mensintesis
hasil dari berbagai penelitian. Hubungan yang diidentifikasi
dari sintesis dalam suatu penemuan sangat berguna untuk
penyusunan hipotesis. Meneliti fator yang mempengaruhi
beban perawatan keluarga. Hipotesis yang digunakan
berdasarkan pada sintesis dari hasil penelitian sebelumnya.
Bentuk Rumusan Hipotesis

Pada hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang


hubungan yang diharapkan antar dua variable atau lebih yang
dapat diuji secara empiris. Biasanya hipotesis terdiri dari
pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya hubungan
antara dua variable, yaitu variable bebas (independent
variable) dan variable terikat (dependent variable). Variable
bebas ini merupakan variable penyebabnya atau variable
pengaruh, sedang variable terikat merupakan variable akibat
atau variable terpengaruh.
Contoh : Merokok adalah penyebab penyakit kanker paru
paru. Di dalam contoh ini merokok adalah variable
independen (penyebabnya), sedangkan kanker paru
paru merupakan variable dependen atau akibatnya.

Hipotesis adalah suatu kesimpulan sementara atau jawaban


sementara dari suatu penelitian. Oleh sebab itu,
hipotesis harus mempunyai landasan teoritis bukan
hanya sekedar suatu dugaan yang tidak mempunyai
landasan ilmiah melainkan lebih dekat kepada suatu
kesimpulan.
Ciri – ciri suatu hipotesis

● Harus menyatakan hubungan


● Harus sesuai dengan fakta
● Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan
tumbuhnya ilmu pengetahuan
● Harus dapat diuji
● Harus sederhana
● Harus bisa menerangkan fakta
Macam-macam Hipotesa

Hipotesis dalam penelitian, yakni hipotesis deskriptif,


hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Masing-masing
dari hipotesis ini dapat digunakan sesuai dengan bentuk
variabel penelitian yang digunakan
.
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskripsif dapat didefinisikan sebagai dugaan
atau jawaban sementara terhadap masalah deskriptif
yang berhubungan dengan variabel tunggal/mandiri.

Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah bakso di
restoran Bakso Super mengandung boraks atau
tidak.
Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti
berikut : Apakah bakso di restoran Bakso Super mengandung
boraks?
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah
variabel tunggal yakni bakso di restoran Bakso Super, maka
hipotesis yang digunakan adalah hipotesis deskriptif. Ada
dua pilihan hipotesis yang dapat dibuat oleh peneliti sesuai
dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:
Ho : Bakso di restoran Bakso Idola Malang mengandung
boraks
Atau
H1 : Bakso di restoran Bakso Idola Malang tidak
mengandung boraks
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan
atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
mempertanyakan perbandingan (komparasi) antara dua
variabel penelitian.

Contoh:
Seorang peneliti hendak mengetahui bagaimana sikap loyal
antara pendukung club sepakbola Spanyol jika
dibandingkan dengan sikap loyal pendukung club
sepakbola Argentina. Apakah pendukung memiliki tingkat
loyalitas yang sama ataukah berbeda.
Next

Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti


berikut: Apakah pendukung club sepakbola spanyol dan
Argentina memiliki tingkat loyalitas yang sama?

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel


jamak. Variabel pertama adalah loyalitas club sepakbola
spanyol, sedangkan variabel kedua adalah loyalitas club
sepakbola Argentina. Karena rumusan masalah
mempertanyakan perihal perbandingan antara dua variabel,
maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis komparatif.
Ada dua pilihan hipotesis yang dapat dibuat oleh peneliti
sesuai dengan dasar teori yang ia gunakan, yakni:

Ho: Pendukung club Spanyol memiliki tingkat loyalitas


yang sama dengan pendukung club Argentina
Atau
H1: Pendukung club Spanyol memiliki tingkat loyalitas
yang tidak sama (berbeda) dengan pendukung club
Argentina
3. Hipotesis Asosisatif
Hipotesis asosiatif dapat didefinisikan sebagai
dugaan/jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua
variabel penelitian.

Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah sinetron
berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya remaja laki-
laki dalam mengendarai motor.

Maka peneliti dapat membuat rumusan masalah seperti


berikut: Apakah sinetron berjudul “Anak Jalanan”
memengaruhi gaya remaja laki-laki dalam mengendarai
motor?
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel
jamak. Variabel pertama adalah sinetron berjudul “Anak
Jalanan”, sedangkan variabel kedua adalah gaya remaja laki-
laki dalam mengendarai motor.

Karena rumusan masalah mempertanyakan perihal hubungan


antara dua variabel, maka hipotesis yang digunakan adalah
hipotesis asosiatif. Ada dua pilihan hipotesis yang dapat
dibuat oleh peneliti sesuai dengan dasar teori yang ia
gunakan, yakni:
Ho: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” memengaruhi gaya
remaja laki-laki dalam mengendarai motor.
Atau
H1: Sinetron berjudul “Anak Jalanan” tidak memengaruhi
gaya remaja laki-laki dalam mengendarai motor.
DESAIN PENELITIAN

 Desain Penelitian adalah macam atau jenis penelitian


tertentu yang terpilih untuk dilaksanakan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian.

 Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan


suatu rancangan yang dapat menuntun peneliti untuk
memperoleh jawaban terhadap petanyaan penelitian
Dalam pengertian yang lebih luas, design penelitian
mencakup proses-proses

a)  Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian


b)  Pemilihan kerangka konsepsual
c)  Memformulasikan masalah penelitian dan membuat
hipotesis
d)  Membangun penyelidikan atau percobaan
e)  Memilih serta member definisi terhadap pengukuran
variabel-variabel
f)   Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
g)   Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
h)   Membuat coding, serta
mengadakan editing dan prosesing data
i)    Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik
j)    Pelaporan hasil penelitian
Ruang Lingkup Design Penelitian

a)  Penentuan Judul Penelitian


Penentuan judul penelitian sangat penting karena dapat
mengetahui objek penelitian, subjek apa yang akan diteliti,
dimana lokasi penelitian, tujuan yang ingin di capai dan
sasarannya.

Ada beberapa petunjuk bagi seorang peneliti yang akan


melakukan penelitian dalam menentukan judul, yaitu :
·    Keterjangkauan
·    Ketersedian Data
·    Signifikansi Judul yang dipilih
Beberapa syarat yang diperlukan untuk memilih judul
penelitian, yaitu :
· Judul ditetapkan setelah peneliti mengetahui permasalahan
pokok objek yang akan diteliti
·   Judul penelitian mencerminkan keseluruhan isi penulisan
·   Judul harus mengemukakan kalimat singkat dan jelas.
b)   Penentuan masalah penelitian.
Masalah penelitian itu merupakan pedoman kegiatan
penelitian. Dalam penelitian, masalah berperan untuk
mengarahkan kegiatan penelitian. Tanpa rumusan
masalah, peneliti akan kesulitan dalam pelaksanaan dan
penulisan penelitiannya.

Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam perumusan


masalah yaitu:
·   Masih berhubungan dengan judul utama
·   Mendukumg tujuan penelitian
· Mengembangkan atau memperluas cara-cara pengujian
suatu teori
· Memberikan  sumbangan thd metodelogi penelitian
·   Menunjukan variable-variabel yang diteliti.
Next..

c)  Penentuan tujuan penelitian.


Tujuan penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk
mencapai sasaran dan target yang ingin dicapai.

Tujuan penelitian terdiri dari tujuan utam dan tujuan


sekunder. Tujuan utama sangat erat kaitannya dengan judul
dan masalah penelitian, sedangkan tujuan sekunder sangat
tergantung pada keinginan pribadi seorang peneliti,
dengan kata lain lebih bersifat subjektif bagi peneliti.
d)  Penentuan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
permasalahan namun perlu menguji kebenarannya.

Ada beberapa cara untuk merumuskan hipotesis anatara lain


yaitu sebagai berikut:
· Hipotesis yang baik harus searah dan mendukung Judul,
Masalah, dan Tujuan Penelitian
·   Hipotesis harus dapat diuji dengan data empiris
·   Hipotesis harus bersifat spesifik
Dalam statistik dikenal ada dua macam hipotesis yaitu:
· Hipotesis nol (H0): hipotesis yang menyatakan adanya
kesamaan dan tidak ada perbedaan atau tidak ada
pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang
lain.

· Hipotesis alternative (Ha): hipotesis yang menyatakan


adannya ketidaksamaan atau adanya perbedaan dan
saling mempengaruhi anatara variabel satu dengan
variable yang lain
e)   Penentuan populasi dan sampel penelitian.
    Yang harus diperhatikan dalam menentukan sampel
penelitian, adalah :
·   Tentukan populasi di daerah penelitian.
·   Tentukan jumlah sampel yang akan diteliti
·   Tentukan metode pengambilan sampel

 f)  Penentuan metode dan teknik pengumpulan data.


Metode pengumpulan data terdiri atas beberapa cara yaitu
·   Osevasi
·   Wawancara
·   Angket
·   Pengumpulan data skunder
·   Pengumpulan data melalui penginderaan jauh
.
g)      Penentuan cara mengolah dan menganalisis data.
Jenis-jenis Design Penelitian

Masing-masing ahli mengelompokkan jenis design penelitian


sesuai dengan kondisi ilmuwan itu sendiri.
1. McGrath (1970) mengelompokkan design penelitian
menjadi lima, yaitu :
·   Percobaan dengan control
·    Studi (belajar)
·    Survey (pengamatan)
·    Investigasi (meneliti)
·    Penelitian tindakan
2. Barnes (1964), design penelitian dibagi menjadi :
·   Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan kelompok control
·    Studi “ Sesudah Saja” dengan kelompok control
·    Studi “ Sebelum – Sesudah” dengan satu kelompok
·    Studi “ Sesudah Saja” tanpa control
·    Percobaan ex post facto

3. Shah (1972) mencoba membagi design penelitian menjadi


enam kenis, yaitu :
·   Design untuk penelitian yang ada control
·   Design untuk studi deskriptif dan analitis
·   Design untuk studi lapangan
·   Design untuk studi dengan dimensi waktu
·   Design untuk studi evaluatif - nonevaluatif
·   Design dengan menggunakan data primer atau data
sekunder
Design penelitian memiliki beragam jenis
dilihat dari berbagai perspektif

a)  Desain penelitian dilihat dari perumusan masalahnya ;


·  Penelitian eksploratif
·  Penelitian uji hipotesis
 
b)  Desain penelitian berdasarkan metode pengumpulan data
·   Penelitian pengamatan
·    Penelitian Survai

c)  Desain penelitian dilihat dari pengendalian variabel-


variabel oleh peneliti ;
·   Penelitian eksperimental
·   Penelitian ex post facto
d)  Desain penelitian menurut tujuannya ;
·  Penelitian deskriptif
·  Penelitian komparatif
·  Penelitian asosiatif
 
e)  Desain penelitian menurut dimensi waktunya ;
·   Penelitian Time Series
·   Penelitian Cross Section
 
f)  Desain Penelitian dilihat dari lingkungan studi dapat
dikelompokkan ;
·   Studi dan Eksperimen Lapangan
·   Ekspreimen Laboratorium
POPULASI & SAMPEL

● Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan


diselidiki karakteristik atau ciri-ciri.

● Populasi dapat dibedakan atas dua yaitu : populasi sampling


dan populasi sasaran.
◊ Misalnya apabila kita mengambil rumah tangga
sebagai sampel, sedangkan yang diselidiki adalah
kepala rumah tangga atau KK, maka semua rumah
tangga dalam wilayah penelitian disebut populasi
sampling, sedang seluruh kepala rumah tangga
disebut populasi sasaran (Palte, 1978: 12)
● Dalam penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya
dengan masalah yang ingin dipelajari. Misalnya dalam
penelitian tenaga kerja dipilih angkatan kerja sebagai
populasi sasaran, dalam penelitian transmigran sebagai
populasi sasaran, dan sebaginya.
● Sampel penelitian adalah sebagian dari unit-unit yang ada
dalam populasi yang ciri-ciri atau karakteristiknya benar-
benar diselidiki.

● Sebuah sampel haruslah dipilih sedemikian rupa sehingga


setiap satuan elementer mempunyai kesempatan atau
peluang yang sama untuk dipilih dan besarnya peluang
tersebut tidak boleh sama dengan 0 (nol).
Suatu metode pengambilan sampel yang ideal
mempunyai sifat-sifat

1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari


seluruh populasi.
2. Dapat menentukan presisi 1 dari hasil penelitian dengan
menentukan penyimpanan baku (standar) dari taksiran
yang diperoleh.
3. Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan.
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan
biaya serendah-rendahnya. (Teken, 1965 : 39)
Dalam menentukan metode sampel yang akan digunakan
dalam suatu penelitian, si peneliti harus memperhatikan
hubungan antara biaya, tenaga dan waktu di suatu pihak
serta tingkat presisi yang dikehendaki dilain pihak.

Rumus Sampel
Ukuran Sampel

Bebera peneliti menyatakan bahwa besar sampel tidak boleh


kurang dari 10 persen dan ada pula peneliti lain menyatakan
bahwa besarnya sampel minimal 5 persen dari jumlah satuan-
satuan elementer dari populasi.

Mengenai ukuran sampel atau besarnya sampel yang harus


diselidiki dalam suatu penelitian tergantung pada :
1) Keragaman karakteristik populasi.
2) Rencana Analisis
3) Tenaga, biaya, dan waktu
Berapa Metode Pengambilan Sampel

Pada dasarnya ada 2 macam metode pengmbilan sampel yaitu


pengambilan sampel secara random (probability sampling)
dan pengambilan sampel yang sifatnya tidak random yaitu
sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tertentu misalnya Purposif sampling.

Metode pengambilan sampel secara random yang meliputi :


1. Sampel random sederhana
Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga
setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi
mempunyai kesempatan atau peluang yg sama unt terpilih
jadi sampel.
● Misalnya jika banyaknya unit dalam populasi adalah N dan
ukuran sampel adalah n, maka besarnya peluang setiap unit
elementer untuk terpilih sebagai sampel adalah n/N. Ini
berarti bahwa setiap (semua) unit elementer dalam populasi
harus dapat diidentifikasi dan termuat dalam kerangka
sampling.

● Metode pengambilan sampel dengan random sederhana


dapat diempuh melalui cara undian, tabel bilangan random
atau dengan mengunakan komputer.

● Suatu hal yang perlu dicatat bahwa pengambilan sampel


secara random dapat digunakan apabila unit-unit elementer
dalam populasi mempunyai karakteristik yg homogen. Jika
unit-unit elemeter dalam populasi tdk homogen maka
pengambilan sampel dg random sederhana belum dapat
digunakan.
2. Sampel Random Sistematik
● Apabila banyaknya satuan elementer dalam populasi
cukup besar dan telah tersusun secara sistematik dalam
suatu daftar atau tersusun menurut pola atau aturan
tertentu, maka cara pengambilan sampel random
sederhana kurang tepat digunakan, yang sesuai adalah
sistematik random sampling.
● Sistematik random sampling adalah cara sistematik
random dapat dijelaskan, misalnya jumlah satuan-
satuan elemen dalam populasi adalah N dan ukuran
sampel yg dikehendaki adalah n, maka hasil bagi N/n
dinamakan interval sampel dan biasanya diberi simbol k.
● Unsur pertama dalam sampel dipilh secara random dari
satuan elementer bernomor urut 1 sampai dengan k
dari populasi.
Jika yang terpilih adalah satuan elementer bernomor urut
s, maka unsur-unsur selanjutnya dalam sampel ditentukan
sbb:
Unsur pertama : s
Unsur kedua :s+k
Unsur ketiga :s+2k
Unsur keempat : s + 3 k dan seterusnya.

Example :
Jumlah unit dalam populasi sebesar 200 unit dan besar
sampel yang dikehendaki misalnya 40 unit.
Berarti k = 200/40 = 5. Jika yg terpilih adalah dipilih secara
random dari nomor urut 3, unit-unit sampel berikutnya
adalah (3+5) = 8, (3+10) = 13, (3+15) = 18, (3+20) = 23 dan
seterusnya shg diperoleh unit sampel sebanyak 40
3. Sampel Random Distratifikasi
● Jika satuan-satuan elementer dalam populasi tidak
homogen, maka pengambilan sampel dengan cara
random tdk dapat digunakan. Oleh karena itu, pada
kasus dimana karakteristik populasi tidak homogen,
maka populasi dapat distratifikasi atau dibagi-bagi ke
dalam sub-sub populasi sedemikian, sehingga satuan-
satuan elementer dalam masing-masing sub populasi
menjadi homogen.

● Kemudian pengambilan sampel dg cara random dapat


dilakukan pada setiap sub populasi. Perlu dipahami
bahwa pengertian homogen dalam hal ini terkait
dengan variabel penelitian.
● Misal kita ingin meneliti gaya penuturan bahasa di Sulawesi
selatan. Populasinya adalah semua orang di Sulawasi
Selatan yang sudah lancar berbicara. Jelas bahwa populasi
tidak homogen, karena di Sulawesi Selatan terdapat lima
jenis bahasa dengan gaya penuturan yang berbeda-beda.

● Untuk itu, populasi bagi-bagi menjadi lima sub-populasi


yaitu : sub-Bugis, sub-populasi Makasar, sub-populasi
Mandar, sub-populasi Tator, dan sub-populasi Ujung
Pandang (campuran).

● Kemudian ditetapkan ukuran sampel untuk masing-masing


sub-populasi, boleh proporsional boleh juga tidak. Misalnya
dapat diambil 100 orang unt setiap sub-populasi, shg
diperoleh 500 orang yg akan menjadi sampel penelitian.
Pengambilan 100 orang dari setiap sub-populasi disebut
dilakukan secara random.
Ada tiga syarat yg harus dipenuhi untuk dapat menggunakan
metode pengambilan sampel random Distratifikasi, yaitu :
1) Ada kriteria yg jelas sebagai dasar untuk membuat
stratifikasi, misalnya gaya penuturan berbeda karena
berbeda bahasa (dalam contoh diatas).

2) Kriteria yang digunakan tersebut berdasarkan data


pendahuluan yang telah diperoleh atau dapat juga
berdasarkan pengetahuan teoretik.

3) Jika ukuran sampel proporsional, maka harus diketahui


dengan tepat jumlah satuan-satuan elementer yang ada di
setiap sub-populasi.
4. Sampel Random Gugus Sederhana
Pengambilan gugus yang akan menjadi sampel dilakukan
secara random dengan catatan bahwa gugus-gugus yang
ada dalam populasi mempunyai ciri yang homogen. Semua
unit analisis yang ada dalam gugus terpilih harus diselidiki.

Misalnya populasi penelitian kita adalah warga masyarakat di


kabupaten A, tetapi daftar dari warga masyarakat tersebut
sulit diperoleh. Dalam kasus ini, warga masyarakat di
Kabupaten A dikelompokkan ke dalam kelurahan, kemudian
dipilih secara random 3 kelurahan untuk menjadi sampel
penelitian, Jadi sampel yang diselidiki adalah semua warga
masyarakat yang berada pada tiga kelurahan sampel
tersebut.
5. Sampel Random Gugus Bertahap
Dalam praktek sering dijumpai populasi yang letaknya sangat
tersebar secara geografis, sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan kerangka sampling dari semua unsur-unsur
yang terdapat dalam populasi.

Untuk mengatasi hal ini, unit-unit analisis dikelompokkan ke


dalam gugus-gugus yang merupakan satuan-satuan dari
mana sampel akan diambil. Pengambilan sampel melalui
tahap-tahap tertentu.
 Satu populasi dapat dibagi kedalam gugus tingkat pertama,
gugus-gugus tingkat pertama dapat dibagi lagi kedalam
gugus-gugus tingkat kedua, gugus-gugus tingkat kedua
dapat dibagi ke gugus-gugus tingkat ketinga dan
seterusnya.

Example :
Jika kita mempunyai populasi warga masyarakat di Sulawesi
Selatan, populasi tersebut dapat dibagi kedalam
Kabupaten-kabupaten sebagai gugus-gugus tingkat
pertama, Kecamatan-kecamatan sebagai gugus-gugus
tingkat kedua dan desa-desa sebagai gugus tingkat ketiga.

Next
Cara pengambilan sampel untuk contoh tesebut adalah :
 Dipilih lima kabupaten secara random dari 23 Kabupaten
di Sulawesi selatan.
 Dari masing-masing Kabupaten terpilih, dipilih tiga
Kecamatan secara random, sehingga diperoleh 15
kecamatan sampel.
 Dari masing-masing Kecamatan sampel dipilih lagi secara
random dua desa, sehingga diperoleh 30 desa sampel.
 Semua warga masyarakat yang berada pada ke 30 desa
sampel tersebut akan diselidiki sebagai sampel penelitian.

Anda mungkin juga menyukai