Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

BETON RINGAN BER-AGREGAT LIMBAH


PLASTIK JENIS PET (Poly Ethylene
Terephthalate) DAN FLY ASH

Disusun Oleh:
QUROTUL ‘AINI
2009213001
1. Latar Belakang.

Beton didefinisikan sebagai bangunan yang terletak di atas tanah yang


menggunakan tulangan atau tidak menggunakan tulangan (ACI 318-
89,1990:1-1), struktur beton sangat dipengaruhi oleh komposisi dan
kualitas bahan-bahan pencampurnya, serta dibatasi oleh kemampuan daya
tekan beton seperti yang tercantum dalam perencanaannya. Dalam rangka
mendukung gerakan Green Concrete dan pembangunan yang berwawasan
lingkungan dimana penggunaan bahan alam yang merusak lingkungan
harus dibatasi, sehingga harus dilakukan pemanfaatan limbah secara
optimal sesuai PP-29/1986 tentang Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL) . Pada penelitian ini akan digunakan material limbah berupa
plastic sebagai agregat ringan buatan dan fly ash sebagai bahan pengikat
tambahan dalam campuran beton ringan yang merupakan penelitian
lanjutan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka


masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai
berikut;
• Apakah limbah plastic jenis PET dan fly ash dapat digunakan
sebagai agregat beton ringan?
• Bagaimanakah sifat mekanik beton yang dihasilkan dari
campuran limbah plastic jenis PET dan fly ash ini?
3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh


alternative campuran beton dengan memanfaatkan limbah plastic
dan fly ash pada beton ringan yang sesuai dengan criteria
konstruksi, sehingga dapat digunakan untuk konstruksi bangunan
aman gempa yang ramah lingkungan.

Tujuan dari penelitian ini adalah:


• Menentukan perbandingan campuran beton ringan yang terdiri
dari: semen, agregat kasar dari limbah plastic, agregat halus,
agregat pengisi dari fly ash, dan air.
• Menentukan sifat fisik dan sifat mekanik dari campuran beton
ringan ini sehingga dapat memenuhi aspek beton ringan yang
dapat digunakan sebagai beton nonstruktur dan sesuai dengan
SKSNI 03-2847-2002 dan SKSNI T-15-1991.
4. Batasan Masalah

Berdasarkan tujuan diatas, penelitian yang dilakukan akan


dibatasi pada, yaitu sebagai berikut:
• Agregat kasar buatan untuk campuran beton ringan berasal
dari limbah plastic jenis PET.
• Agregat pengisi digunakan fly ash dengan komposisi rencana
yaitu: 5% dan 10% dari jumlah semen.
• Beton yang akan diteliti adalah beton ringan dengan mutu
K175 dan kuat lentur rencana sebesar 100 kg/cm2.
5. KAJIAN TEORI

Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density)


lebih ringan daripada beton pada umumnya. Beton ringan bisa
disebut sebagai beton ringan (Aerated Lightweight Concrete/ALC)
atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC),
esensi agregat ringan yang digunakan adalah agregat yang
mempunyai berat jenis yang ringan dan porositas yang tinggi,
yang dihasilkan dari agregat alam maupun hasil pabrikasi
(Tri Mulyono: 2004).
Secara umum beton ringan dapat dibuat dengan beberapa cara
tetapi semua bergantung dengan adanya rongga udara pada sifat
agregat dan atau kandungan udara didalam beton.
6. Material Pembentuk Beton Ringan.

Berdasarkan karakteristiknya, pada pembuatan beton diperlukan suatu


perencanaan campuran yang bertujuan untuk menentukan proporsi semen,
agregat halus, agregat kasar, serta air yang memenuhi persyaratan berikut:
1) Kekuatan tekan yang tinggi (high strength concrete)
2) Kedap air (permeability)
3) Keawetan (durability)
4) Mudah dikerjakan (workability)
5) Tidak mengalami segregasi dan memiliki nilai susut yang dapat diterima.

Menurut Abrar dan Hendri (2006), prilaku beton dipengaruhi oleh bahan-
bahan pembentuknya terutama pasta semen (setelah mengeras), maka
beton yang telah mengeras mempunyai sifat yang getas yaitu kuat dalam
menahan tekanan dan lemah menahan tarik.
Plastic Jenis PET (poly ethylene terephthalate)
sebagai agregat buatan
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Pratikto: 2010),
dari hasil uji density; agregat buatan dari plastic jenis PET
diperoleh BJ SSD sebesar 1,338, penyerapan air rata-rata
sebesar 2,64%, dan berat isi lepas serta berat isi padat yang
diperoleh termasuk dalamjenis agregat ringan. Sedangkan nilai
voids rata-rata 47,295%. Nilai ini masih dalam batas teoritis
yaitu maksimum 50%.
Dari hasil uji analisa ayak pada agregat kasar buatan PET
diperoleh gradasi yang memenuhi syarat SKSNI No: 52 tahun
1980, dengan diameter maksimum sebesar 19,00mm.
Fly ash sebagai bahan tambahan beton (admixture).

Fly ash atau abu terbang digunakan sebagai bahan


tambahan adukan (mortar) beton semen untuk
mendapatkan kualitas beton yang tinggi dan ekonomis.
Penggunaan fly ash ini tidak bisa dikerjakan secara
sembarangan. Sebab jika penambahan fly ash terlalu
banyak maka mutu dari beton tersebut justru akan turun.
penambahan fly ash kedalam racikan beton yang
disesuaikan dengan kondisi bangunan yang diinginkan.
Pada penelitian jumlah fly ash yang akan digunakan
sekitar 5% dan 10% dari jumlah semen pada campuran
rencana (mix design).
7. Karakteristik Fisik Pada Perancangan Beton
Ringan.

Berdasarkan material penyusunnya, beton ringan


memiliki sifat karakteristik fisik yang dapat diamati
yaitu:
1) Porositas dan distribusi ukuran pori
2) Berat jenis (Density) yang ringan.
3) Kuat Tekan Beton.
4) Kuat Lentur Beton.
5) Kuat Tarik Belah beton
Sampel/Benda Uji

Menurut Pratikto (2010), untuk uji BJ pada agregat kasar


buatan jenis PET diperoleh BJ SSD sebesar 1,338, dan penyerapan
air rata-rata sebesar 2,84%.
Tabel 3.1. Rancangan Benda Uji Campuran Beton Agregat Ringan.
Benda uji per m3 (kg) Keterangan
Material Beton
I II III Mix I tidak menggunakan
Semen 263 263 280 fly ash
Pasir 420 420 840 Mix II menggunakan 5%
Plastic 530 559 585 flyash.
Mix III menggunakan 10%
Air 238 279 110
flyash.
Fly ash 0 13,15 28

Setiap komposisi mix tersebut akan dibuat 25 buah benda uji.


METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian beton ringan ini akan dilakukan sesuai alur penelitian rencana,
dengan tahapan awal seperti pada gambar 3.1. dan tahap pelaksanaan
pembuatan agregat dari plastic jenis PET seperti pada gambar 3.2. Yaitu,
sebagai berikut;
Start Persiapan Material

  Pengujian Material Tidak sesuai Standar

Sesuai Standar

Penyusunan rancangan benda uji

Pembuatan benda uji Tidak sesuai Standar

Pemeriksaaan benda uji Analisa Hasil uji

Pembahasan Sesuai standar

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1. Alur Tahapan Pelaksanaan Penelitian.


Pengumpulan Sampah Plastik

Pembersihan

Pemotongan plastik

Pencairan Plastik

Pencairan Ulang
Pendinginan

IYA TIDAK
Agregat kasar buatan untuk
beton ringan

Gambar 3.2. Skema pembuatan agregat kasar dari plastic.


Sumber; Pratikto, 2010.
Analisis hasil.
Dari hasil pemeriksaan benda uji maka dapat dianalisa hubungan antara
umur beton kuat tekan beton sesuai dengan rumus di bawah dan catat
hasilnya dengan ketelitian mendekati 0,007 Mpa. sebagai berikut:
 

Dimana;
τ, tau, adalah kuat tekan beton dalam satuan kg/cm2 atau N/mm2 (Mpa).
P max adalah beban maksimum dalam satuan kilogram atau newton.
tr, sigma adalah kuat tarik belah dalam satuan kg/cm2 atau N/mm2 (Mpa).
A adalah luas bidang tekan rata-rata dari benda uji dalam satuan mm 2.
(standar SNI 03-3421-1994).
Dengan nilai fr untuk beton normal, yaitu:
Bila digunakan beton dengan agregat ringan, maka harus dilakukan salah
satu modifikasi berikut:
• Bila fcr sudah ditentukan dan betonnya dirancang berdasarkan ketentuan
7.2, maka fr harus diubah dengan menggantikan 1,8fcr untuk , tapi nilai
1,8fcr tidak boleh melebihi .
• Bila fcr tidak ditentukan, maka fr harus dikalikan dengan 0,75 untuk
“beton ringan-total” dan dengan 0,85 untuk “beton ringan pasir”.
Interpolasi linear boleh digunakan bila dilakukan penggantian pasir secara
parsial.
(RSNI 03-xxxx-2002, 16 Desember2002).
TERIMA KASIH

WASSALAMU’ALAIKUM. WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai