Anda di halaman 1dari 23

Konsep Dasar

Pencegahan Infeksi
Pada Neonatus

Melda Amalia, M.Keb


Head Line
Pengertian pencegahan infeksi

Prinsip umum pencegahan infeksi

Jenis-jenis dan tindakan pencegahan infeksi pada neonatus

pencegahan infeksi pada neonates Neonatus dari ibu dg HIV/AIDS

pencegahan infeksi pada neonates Neonatus dari ibu dg Hepatitis


B
Pencegahan Infeksi
Latar Belakang

 Pengertian Infeksi adalah infeksi bakteri yang


biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan
menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir
terjadi pada masa neonatal, intranatal dan
postnatal
 Infeksi neonatus adalah penyakit pada bayi baru
lahir dengan umur kurang dari 1 bulan, bayi-bayi
yang terkena infeksi menunjukkan gejala dengan
kriteria – kriteria diagnosis
 Pencegahan Infeksi adalah penatalaksanaan
awal yang harus pada bayi karena bayi baru
lahir sangat rentan terhadap infeksi
 Pencegahan infeksi merupakan
penatalaksanaan awal yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir
sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat
penanganan bayi baru lahir, pastikan
penolong untuk melakukan tindakan
pencegahan infeksi.
Prinsip Umum Pencegahan
Infeksi

Secara Umum Cara pencegahan infeksi :


 Sblm konsepsi tjd  imunisasi seperti imunisasi Rubela&Tetanus
 Beri pengobatan adekuat pd ibu yg terinfeksi selama hamil
 Saat bersalin  batasi intervensi pada persalianan contoh penggunaan
vacum  alat vacum dapat menjadi penularan infeksi
 Stlh lahir:
 Lindungi& perkuat kemampuan pertahanan, cth ASI
 Batasi infeksi yg akan mengenai bayi
Prinsip-Prinsip Pencegahan Infeksi yang
Efektif Berdasarkan :
Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong
persalinan) harus dianggap dapat menularkan
penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat
asimptomatik (tanpa gejala).

Setiap orang harus dianggap beresiko terkena


infeksi.

Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan


benda-benda lain yang akan dan telah bersentuhan
dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau darah
harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah
selesai digunakan harus dilakukan proses
pencegahan infeksi secara benar.
Sambungan…

 Jika tidak diketahui apakah permukaan,


peralatan atau benda lainnya telah diproses
dengan benar, harus dianggap telah
terkontaminasi.
 Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara
total tetapi dapat dikurangi hingga sekecil
mungkin dengan menerapkan tindakan-
tindakan pencegahan infeksi yang benar dan
konsisten.
Pencegahan Infeksi pada Bayi Baru
Lahir

 Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir


 Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan staf) berpotensi
menularkan infeksi
 Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan
 Pakai –pakaian pelindung dan sarung tangan.
 Gunakan teknik aseptik.
 Pegang instrumen tajam dengan hati – hati dan bersihkan dan jika perlu
sterilkan atau desinfeksi instrumen dan peralatan.
 Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan buang
sampah.
 Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah infeksi nosokomial.
Defenisi Tindakan dalam
Pencegahan Infeksi :
1. Asepsis atau Teknik Aseptik
• Semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi
• Caranya adalah menghilangkan dan/atau menurunkan jumlah
mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hingga tingkat
aman.

2. Dekontaminasi
•  tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan
dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan medis, sarung
tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh
• Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap
benda-benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan
tubuh
Sambungan…
3. Antisepsis
 usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau
jaringan tubuh lainnya.

4. Mencuci dan Membilas


 tindakantindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua darah, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran)
dari kulit atau instrumen.

5. Disinfeksi
 tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir
semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda
mati atau instrumen.
Sambungan…
6. tindakan yang dilakukan untuk
Sterilisasi menghilangkan semua mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk
endospora bakteri pada benda-benda
mati atau instrumen

7. tindakan yang dilakukan untuk


Disinfeksi menghilangkan semua mikroorganisme
tingkat kecuali endospora bakteri, dengan cara
tinggi
merebus atau cara kimiawi.
(DTT)
Jenis-Jenis Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi pada Neonatus

Pencegahan infeksi pada tali pusat


• Upaya ini dilakukan dengan cara merawat talipusat yang berarti
menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing,
kotoran bayi atau tanah.

Pencegahan infeksi pada kulit


• meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan
bayi, sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu
yang cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibodi bayi
yang sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu ibu.
Sambungan …
Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir
• (1) mencuci tangan terlebih dahulu, (2) membersihkan kedua
mata bayi segera setelah lahir  kapas atau sapu tangan
halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat (3)
Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir  berikan salep/obat
tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum (Tetrasiklin
1%, Eritromisin 0.5% atau Nitrasn, Argensi 1%),

Imunisasi
• Pemberian Imunisasi pencegahan infeksi, cth Mencegah
tuberkolosis diberikan imunisasi BCG
Pencegahan Infeksi pada Neonates
dari ibu dg HIV/AIDS
Pencegahan Infeksi pada Neonates dari ibu dg HIV/AIDS
Kasus HIV anak di
Indonesia (2010-2016)

>90% penularan secara vertikal

HIV Human Immunodeficiency Virus

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome


Penularan
HIV pada Transmisi Vertikal (> 90%):
Anak intra uterine (5-10%), during
labour (10-20%) , post
partum (5-20%)

Transmisi Horisontal:
Transfusi darah, Jarum suntik
remaja pengguna narkoba ),
Hubungan seks sexual abuse
PREVENTION OF MOTHER-TO-CHILD
HIV TRANSMISSION (PMTCT)
WHO. 2010  Mencegah wanita usia reproduktif terinfeksi HIV
 Mencegah kehamilan tidak direncanakan pada
ibu(wanita) HIV positif
 Mencegah penularan secara vertical HIV dari ibu
kebayiintra uterine (5-10%) => Diagnostik dan ARV
Profilaksis, during labour (10-20%) =>ARV Profilaksis
dan Persalinan SC , post partum (5-20%) => ARV
profilaksis, Nutrisi,Imunisasi,Tumbuh kembang,
Diagnostik
 Dukungan psikososial bagi ibu HIV positif beserta bayi
dan keluarga
TATA LAKSANA BAYI BARU LAHIR
DARI IBU ODHA

 ARV (Anti Retro Viral) Profilaksis


 Pencegahan Infeksi Oportunistik
 Pemilihan Nutrisi
 Imunisasi
 Pemantauan Tumbuh Kembang
 Diagnosis Status Infeksi HIV Bayi
Penanganan Bayi Saat Persalinan
 Gunakan sarung tangan saat terpapar dengan darah atau
cairan tubuh
 Jepit dan potong tali pusat dengan hati-hati untuk
mengurangi kontaminasi percikan darah
 Keringkan dan bersihkan kulit bayi dengan kain hangat untuk
mengurangi kontaminasi darah atau cairan tubuh ibu
sebelum pindah keruang perawatan
 Hindari penggunaaan gastric tube yang tidak perlu untuk
mencegah trauma mukosa
 Berikan vitamin K dan vaksinasi
Pencegahan Infeksi Pada Neonates
Neonatus Dari Ibu Dg Hepatitis B
KemenKes RI Nomor
53 Tahun 2015 Penanganan bayi yang dilahirkan dari Ibu dengan
hepatitis B reaktif
• diberikan Hepatitis B Immunoglobulin (HBIg), vitamin K,
vaksinasi hepatitis B hari ke-0 (HB 0) diberikan sesegera mungkin
kurang dari 24 jam setelah kelahiran, diikuti vaksinasi hepatitis B
berikutnya sesuai jadwal program imunisasi nasional.
• Setelah bayi berusia di atas 9 bulan, perlu dilakukan
pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs pada bayi tersebut.

Penanganan bayi yang dilahirkan dari Ibu dengan


hepatitis B non-reaktif
• diberikan vitamin K dan HB 0 sesegera mungkin (dianjurkan agar
diberikan kurang dari 24 jam) setelah kelahiran, diikuti vaksinasi
hepatitis B berikutnya sesuai jadwal program imunisasi nasional.
JAZAKILLAH KHOIR…

Anda mungkin juga menyukai